WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM
“
Strategi Pengembangan dan Peningkatan Pantai Pech Pulo Scbagai objek Wisata Unggulan di Kabupaten Blitar”
Disusun oleh : Kelompok 6
Muhammad Ali Usman ( D041211062 )
Muhammad Abizard Akhir ( D041211106)
Muh Abyan Fauzan Sadakatullah(D041211129)
Fajrin Ramadhan Ahdin(D041211041)
Restu Tri Nanda Putra ( D041211021 )
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Es a karena berkat rahmat, hidayah, serta karunianya maka kami dapat menyelesaika n Makalah “Strategi Pengembangan dan Peningkatan Pantai Pech Pulo Scbagai objek Wisata Unggulan di Kabupaten Blitar”pada mata kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim (WSBM). Shalawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Wa alaihi Wasallam yang telah membawa kita dar i zaman kegelapan menuju zaman yang terang menderang seperti sekarang ini da n telah menjadi inspirasi seluruh umat manusia.
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan makalah hingga penyusunan m akalah ini, banyak menghadapi hambatan dan tantangan, baik berupa waktu, tena ga, dan biaya serta kemampuan kami yang serba terbatas. Namun, berkat dorong an, dukungan, motivasi, serta bantuan dari berbagai pihak, segala hambatan dan t antangan yang dihadapi dapat teratasi, sehingga kami dapat menyelesaikan Makal ah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan dan m enerima segala saran, komentar, dan kritikan yang sifatnya membangun demi pen gembangan makalah ini. Semoga makalah ini dapat mengantarkan kita menjadi ge nerasi yang berwawasan sosial. Akhir kata kami berharap Tuhan Yang Maha Esa dapat membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga ma kalah ini dapat memberi manfaat bagi semua orang.
Gowa, 8 Juni 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
1.1 LATAR BELAKANG...4
1.2 RUMUSAN MASALAH...5
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN...6
BAB II...7
ISI DAN PEMBAHASAN...7
2.1 PENGERTIAN PARIWISATA...7
2.2 POTENSI WISATA...7
2.3 SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA...8
2.4 KONDISI KEPARIWISATAAN NASIONAL DI ERA OTONOMI DAERAH...9
2.5 PENGEMBANGAN PARIWISATA...10
2.6 PEMASARAN PARIWISATA...10
2.7 POTENSI PEH PULO SEBAGAI KAWASAN WISATA...11
2.8 PENDAPAT MASYARAKAT DAN PENGUNJUNG MENGENAI PANTAI PEH PU LO 14 2.9 FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PANTAI PEH PULO...15
2.10 STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA KAWASAN PECH PULO...16
2.11 ASPEK PROMOTIF YANG PERLU DILAKUKAN...19
BAB III...22
PENUTUP...23 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang diapit oleh dua benua dan dua samudra, yaitu Benua Asia dan Australia, serta Samudra Pasifik dan Hindia. Letak geografis Indonesia yang strategis menyebabkan Indonesia dianugerahi sejuta pesona alam memukau yang membentang dari Propinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Propinsi Papua. Setiap daerah di Indonesia memiliki keadaan dan potensi alam yang berbeda-beda, mulai dari dataran tinggi hingga dasar laut. Selain kekayaan alam, Indonesia juga memiliki berbagai macam kebudayaan daerah, suku bangsa, bahasa, kuliner khas daerah, bahkan banyak situs sejarah maupun pra sejarah yang dapat ditemukan di Indonesia. Hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi Negara Indonesia, dan diharapkan mampu menarik lebih banyak devisa negara, baik dari wisatawan manca negara maupun domestik.
Pariwisata merupakan salah satu tonggak utama untuk membantu menunjang perekonomian suatu negara. Indonesia yang telah dianugerahi pemandangan alam yang indah serta berbagai kekayaan bangsa lainnya memiliki banyak peluang untuk mengembangkan sektor wisata berdasarkan potensi yang dimiliki. Peran pemerintah sebagai fasilitator serta partisipasi masyarakat untuk melestarikan dan mengelola objek wisata sangat diperlukan untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas objek wisata di Indonesia.
Kabupaten Blitar secara astronomis terletak diantara 111°40'112°10' BT dan 7 58-809'51" LS, sedangkan secara geografis Kabupaten Blitar terletak di Pulau Jawa bagian timur dan berada di pesisir Samudra Hindia. Secara administratif, Kabupaten Blitar terbagi dalam 22 kecamatan, terdiri dari 248 desa atau kelurahan, yaitu 28 kelurahan dan 220 desa. Pemekaran wilayah kecamatan ini dimulai pada tahun 1992, sedangkan sebelum tahun tersebut Kabupaten Blitar hanya terdiri atas 19 kecamatan (Pemerintah Kabupaten Blitar, 2013).
Pantai merupakan objek wisata andalan Indonesia dengan mengingat dua per tiga luas Indonesia adalah lautan. Blitar yang berada di Pulau Jawa bagian selatan tentunya memiliki banyak pesona pantai yang menawan. Beberapa pantai di antaranya adalah Pantai Serang, Jolosutro, Pangi, dan yang paling terkenal adalah Pantai Tambakrejo. Namun, dibalik pesona pantai-pantai tersebut masih ada Pantai Peh Pulo yang menyimpan sejuta keindahan dengan nuansa yang berbeda. Pemandangan yang disuguhkan sangat alami dan masih jarang terjamah kaki wisatawan. Bahkan Pantai Peh Pulo masih terdengar asing bagi warga Blitar. Kami mensurvei enam puluh penduduk dari sembilan kecamatan di Kabupaten Blitar dan 67% masih belum mengetahui tentang keberadaan Pantai Peh Pulo. Dari 33% penduduk hanya 20% yang pemnah berkunjung ke Peh Pulo. Ditinjau dari segi potensi Pantai Pech Pulo dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan serta pengembangan menjadi objek wisata yang berupa pantai, maka penyusun akan mengangkat potensi Pantai Pech Pulo scbagai destinasi tempat wisata di dacrah Blitar Selatan dengan sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Strategi Pengembangan dan Peningkatan Pantai Pech Pulo Scbagai objek Wisata Unggulan di Kabupaten Blitar”. Dengan adanya pembangunan objek wisata secara langsung dapat meningkatkan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat serta meningkatkan pendapatan dacrah. Bantuan pemerintah
sangat diperlukan untuk tercapainya kawasan wisata Pech Pulo yang dapat menjadi andalan wisata di Kabupaten Blitar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka dalam Makalah ini penyusun membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut.
1. Apa saja faktor pendukung atau potensi yang dapat dikembangkan di Pantai Peh Pulo?
2. Bagaimana pendapat masyarakat atau pengunjung mengenai Pantai Peh Pulo?
3. Apa saja kendala atau faktor penghambat perkembangan Pantai Peh Pulo sebagai objek wisata?
4. Bagaimana strategi pengembangan wisata yang sesuai di Pantai Peh Pulo?
5. Apa saja aspek promotif yang perlu dilakukan?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui potensi yang dimiliki Pantai Peh Pulo sebagai acuan untuk pengelolaan dan pengembangan menjadi objek wisata.
2. Mengetahui pendapat masyarakat atau pengunjung mengenai Pantai Pech Pulo.
3. Menganalisa faktor yang dapat menghambat perkembangan Pantai Peh Pulo sebagai objek wisata,
4. Merencanakan strategi untuk mengembangkan Pantai Peh Pulo.
5. Merencanakan aspek promotif yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARIWISATA
Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Kata pariwisata terdiri dari 2 bagian, yaitu “pari” dan “wisata”.
Kata “pari” memiliki pengertian bersama, atau berkeliling, sedangkan kata
“wisata™ memiliki pengertian perjalanan. Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke
tempat yang lain (Sansekerta).
2.2 POTENSI WISATA
Potensi wisata merupakan segala sesuatu dan keadaan yang baik yang nyata dan dapat diraba, maupun yang tidak teraba yang digarap dan diatur serta disedia kan sedemikian rupa schingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau diwujudk an scbagai kemampuan faktor dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi u saha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, bend a maupun layanan atau jasa-jasa. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, p
otensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; k ekuatan; kesanggupan; daya. Wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk me mperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya). Potensi di daerah tuj uan wisata dipengaruhi adanya 4 pendekatan yang lebih dikenal dengan istilah “e mpat A”, antara lain:
2.2.1 ATRAKSI
Atraksi yang merupakan daya tarik wisata dapat digolongkan menjadi:
a. Daya Tarik Alam b. Daya Tarik Budaya
c. Daya tarik buatan manusia 2.2.2 AKSESIBILITAS (KEMUDAHAN).
Sarana yang memberikan kemudahan mencapai daerah tujuan wisata.
Tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang diperlukan wisatawan mudah ditemukan, misalnya transportasi ke tempat tujuan, jalan yang akan dilewati aman dan nyaman. Hal itu harus dipertimbangkan dengan mendalam karena sangat membantu kemudahan wisata.
2.2.3 AMENITAS
Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti penginapan, restoran, tempat hiburan, transportasi lokal, alat-alat transportasi, fasilitas perbankan, fasilitas keschatan, dan lain-lain.
2.2.4 AKTIVITAS
Aktifitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan selama berada di objek wisata. Faktor ini mempengaruhi lama tinggal wisatawan dan menarik minat mereka
2.3 SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA
Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana atau prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan sebagainya serta prasarana jalan dan transportasi yang lancar dan terjangkau oleh
wisatawan Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.
Sarana wisata merupakan kelengkapan dacrah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
2.4 KONDISI KEPARIWISATAAN NASIONAL DI ERA OTONOMI DAERAH Pada masa lalu, pembangunan ekonomi lebih diorientasikan pada kawasan Indonesia bagian barat. Hal ini terlihat lebih berkembangnya pembangunan sarana dan prasarana di kawasan barat Indonesia bila dibandingkan dengan yang terdapat di kawasan timur Indonesia. Hal ini juga terlihat dari pembangunan di scktor pariwisata, dimana kawasan Jawa-Bali menjadi kawasan konsentrasi utama pembangunan kepariwisataan. Sementara dilihat dari kecenderungan perubahan pasar global, yang lebih mengutamakan sumber daya alami sebagai destinasi wisata, maka potensi sumber daya alam di kawasan timur Indonesia lebih besar dibandingkan kawasan barat. Kualitas sumber daya alam yang dapat dijadikan daya tarik wisata unggulan di kawasan timur Indonesia jauh lebih baik dan memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Namun demikian tidak secara otomatis kawasan timur Indonesia dapat dikembangkan menjadi kawasan unggulan, karena adanya beberapa masalah mendasar, seperti kelemahan infrastruktur, sumber daya manusia, dan sebagainya. Beberapa dampak yang ditimbulkan dari ketidakseimbangan pembangunan di sektor pariwisata adalah:
a. Pembangunan pariwisata yang tidak merata, khususnya di kawasan timur sehingga tingkat pertumbuhan ckonomi kawasan Indonesia timur dari sektor pariwisata masih rendah.
b. Indonesia hanya bertumpu pada satu pintu gerbang utama, yaitu Bali.
c. Lemahnya perencanaan pariwisata di kawasan timur Indonesia dan kurang termanfaatkannya potensi pariwisata di kawasan tersebut secara optimal.
d. Rendahnya fasilitas penunjang pariwisata yang terbangun.
e. Terbatasnya sarana transportasi, termasuk hubungan jalur transportasi yang terbatas
2.5 PENGEMBANGAN PARIWISATA
Pengembangan Pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki objek dan daya tarik wisata yang akan dan sedang dipasarkan. Pengembangan Pariwisata tersebut meliputi perbaikan objek dan fasilitas fasilitas yang ada kepada wisatawan semenjak berangkat dari tempat tinggalnya menuju tempat tujuan hingga kembali ke tempat semula.
Suatu objek wisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek wisata tersebut banyak diminati pengunjung, yaitu:
a. Something to see adalah obyck wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain, objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di objek tersebut.
b. Something to do adalah agar wisatawan yang berkunjung dapat melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut schingga mampu membuat wisatwan lebih betah untuk tinggal.
c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, schingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.
2.6 PEMASARAN PARIWISATA
Pemasaran Pariwisata adalah kegiatan yang maksudnya untuk mempengaruhi, menghimbau dan merayu wisatawan potensial sebagai konsumen agar mengambil keputusan untuk mengadakan perjalanan wisata. Pemasaran Pariwisata dapat dibatasi dengan upaya-upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan organisasi Pariwisata nasional atau badan usaha Pariwisata nasional dan lokal, guna memenuhi kepuasan wisatawan baik secara kelompok maupun pribadi masing-masing dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata yang ada.
2.7 POTENSI PEH PULO SEBAGAI KAWASAN WISATA A. Gambaran Umum.
Potensi wisata merupakan segala sesuatu dan keadaan yang baik yang nyata dan dapat diraba maupun yang tidak teraba yang digarap dan diatur serta disediaan sedemikian rupa schingga dapat bermanfaat atau dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan faktor dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa-jasa.
Berada di Jawa Timur, yang cukup berkontribusi dalam sector pariwisata Indonesia, Blitar tentu ingin berpartisipasi besar dalam pengembangan wisata di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Memiliki potensi wisata yang tidak kalah jauh dari daerah lainnya. Blitar menawarkan objek wisata yang sangat beragam, mulai dari wisata rohani, budaya, kuliner, situs sejarah, hingga wisata alam. Kabupaten Blitar yang meliputi wilayah pegunungan hingga wilayah pantai, merupakan surga wisata yang masih asri keberadaannya dan sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Pantai Peh Pulo adalah salah satu pantai dengan panorama indah yang dapat ditemukan di Kabupaten Blitar (Gambar 4.1 dan Gambar 4.2), Dusun Pech Pulo terdiri dari RT. 1, 2, 3, 4, 5 RW.3 yang terletak di Desa Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo. Ditemukan sejak tahun 1918, Pantai Peh Pulo baru di-launching pada tahun 2010 lalu. Asal mula nama Peh Pulo berasal dari gugusan pulau yang berada di seberang pantai. Terdapat empat belas pulau dengan luas sekitar lima hektar, salah satunya bernama Pulau Peh. Nama itu dikarenakan terdapatnya ikan pe (ikan pari) di Pulau tersebut.
B. ANALISIS SWOT
Dalam upaya pengembangan Objek Wisata Pantai Pech Pulo, penyusun melakukan kegiatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats) sebagai dasar untuk mengembangkan wisata Pantai Peh Pulo sesuai dengan yang diinginkan, Berikut beberapa hasil penelitian terhadap Pantai Peh Pulo ditinjau dari analisis SWOT.
1. Kekuatan
Kekuatan adalah sumber daya, potensi atau keunggulan-keunggulan lain yang berada di kawasan Objek Wisata Pantai Peh Pulo terhadap pesaing dan kebutuhan yang ingin dilayani oleh suatu industri jasa Pariwisata. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi suatu sistem dalam industri Pariwisata. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya lingkungan, citra, kepemimpinan, informasi, hubungan dengan
stakeholder dan faktor-faktor lain Adapun faktor-faktor kekuatan di objek wisata Pantai Peh Pulo tersebut sebagai berikut:
a. Kawasan Pch Pulo terdiri dari Pantai Pech Pulo, Pantai Pasir Putih Wedhi Ombo, Pantai Rawa Gebang dan Pantai Segara Alas. Pantai-pantai ini memiliki air jemnih dengan karang-karang di sepanjang pantai, serta gugusan pulau di tengah laut dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda dari masing-masing pantai.
b. Beragam ckosistem pantai dan biota laut, seperti rumput laut, ikan pari, dan penyu. Bahkan salah satu pulau yang berada di Peh Pulo dinamakan Pantai Penyu. Selain karena bentuknya yang
mirip penyu, di sana memang terdapat penyu-penyu yang berkembangbiak.
c. Jika wisatawan mendaki semenanjung-semenanjung yang terdapat di Pantai Peh Pulo seperti pada Gambar 4.3, maka akan tampak lautan luas dengan gugusan pulau – pilau yang terhampar luas dan karang – karang yang terlihat di selatan Semenanjung.
d. Pantai Ngleles yang juga berada di Desa Sumbersih, meskipun berbeda Dusun. Terletak di Dusun Sumber Pucung, meskipun sulit untuk sampai tempat tujuan tersebut, namun semua tidak akan sia-sia setelah menikmati pemandangan yang tersaji. Bukan hanya pantai, disini terdapat goa yang diberi nama Goa Codot.
2. Kelemahan.
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kapabilitas yang secara serius dapat menghambat kinerja efektif suatu sistem dalam industri Pariwisata. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut yang berada di Objek Wisata Pantai Peh Pulo sebagai berikut:
a. Akses jalan yang sulit menuju kawasan pantai.
b. Tidak terdapatnya fasilitas umum seperti kamar mandi umum, dan tempat ibadah,
c. Belum ada atraksi wisata yang diadakan tiap bulan ataupun tiap tahunnya.
d. Belum maksimalnya pemanfaatan kawasan Objek Wisata Pantai Peh Pulo.
3. Peluang
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan sistem industri Pariwisata, kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang, perubahan kebijakan, persaingan dan teknologi merupakan beberapa peluang. Adapun peluang yang ada di kawasan Objek Wisata Pantai Peh Pulo sebagai berikut :
a. Objek wisata ini memiliki potensi sebagai tempat pariwisata yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
b. Kawasan Peh Pulo ini memiliki potensi ekonomi besar sebagai objek wisata andalan di Kabupaten Blitar yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar ataupun devisa bagi Indonesia.
c. Kawasan Pch Pulo ini berpotensi memperluas lapangan kerja industri wisata sebagai pembangun ekonomi masyarakat setempat.
4. Ancaman.
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dan terjadi dalam lingkungan ckosisitem wilayah Objek Wisata Pantai Peh Pulo.
Ancaman tersebut menjadi penggangu utama bagi lingkungan wilayah Objek Wisata Pantai Peh Pulo baik sekarang maupun yang akan datang Beberapa situasi yang merupakan ancaman bagi wilayah objek wisata ini antara lain:
a. Ancaman berbagai aktifitas yang berpotensi merusak lingkungan.
b. Ancaman bencana alam seperti tsunami.
Analisis yang penyusun gambarkan adalah hasil observasi secara langsung dan wawancara narasumber yang terpercaya. Diharapkan kedepannya dapat digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pengembangan potensi wisata di kawasan Peh pulo.
2.8 PENDAPAT MASYARAKAT DAN PENGUNJUNG MENGENAI PANTAI PEH PULO
Dari survey yang kami lakukan terhadap masyarakat dan pengunjung Pantai P eh Pulo, seluruhnya menyatakan Pantai Pech Pulo memiliki pemandangan yang in dah, asri dan alami. Beberapa pengunjung mengeluhkan masih terdapat sampah y ang berserakan di pinggir pantai dan menyarankan agar keindahan dan kearifan P antai Peh Pulo terjaga, perlunya peran baik dari masyarakat lokal, pengunjung ma upun pemerintah setempat.
Pendapat pengunjung, akses jalan menuju Pantai Peh Pulo masih belum terjamah tangan pemerintah, parah dan sult dilalui oleh kendaraan. Akses jalan yang ada berasal dari upaya gotong royong masyarakat. Jalan yang Jalan yang seadanya dibangun sebagai jalan menuju wisata dan jalur untuk mengangkut hasil pertanian. Jalan yang sering dilalui truk ini memang belum layak dan licin bila setelah hujan, Sehingga menyulitkan pengunjung yang hendak menuju pantai.
Namun, ada pendapat yang menyarankan agar jalan tetap off road. Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapatmemberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sarana dan prasarana yang ada di Pantai Peh Pulo hanya sebuah gazebo kecil untuk tempat istirahat sejenak dan sebuah bangku kayu.
Tidak ada tempat ibadah, kamar mandi umum, penginapan, maupun tempat makan (hanya scoring pedagang bakso yang sering berjualan disana). Saran yang diberikan adalah perbaikan dan pembangunan sarana prasarana yang nyaman dan baik schingga pengunjung akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan nantinya.
2.9 FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PANTAI PEH PULO
Salah satu faktor penghambat pengembangan potensi Pantai Peh Pulo adalah infrastruktur jalan yang belum memadai. Kondisi jalan saat ini yang masih disemen
merupakan hasil swadaya masyarakat setempat. Jalan yang berkelok- kelok mele wati perbukitan dan wilayah hutan Panggungrejo masih disemen sebelah kanan da n kiri saja seperti jalur truk, sedangkan bagian tengahnya masih berupa tanah yan g sedikit tinggi schingga menyulitkan kendaraan mobil yang hendak kesana. Sekita r 5 km menuju pantai, jalan benar-benar menantang (jika tidak ingin dikatakan rusak). Jalan yang cukup sempit mempersulit kendaraan roda empat yang berpapasan di jalan.
Kurangnya bantuan atau dana untuk mengembangkan potensi wisata di Pantai Peh Pulo adalah kendala utama. Dibutuhkan dana yang besar dalam membangun sebuah objek wisata sebagai tujuan pariwisata yang menarik. Desa yang belum mampu tidak bisa ikut andil besar dalam proses pembangunan sehingga bantuan dari pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata Pantai Peh Pulo.
2.10 STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA KAWASAN PECH PULO
Berikut ini adalah rencana strategis yang dapat dilakukan Pemerindah Daerah dan masyarakat lokal guna mengembangkan potensi wisata di Kawasan Peh Pulo menjadi kawasan yang memenuhi kriteria sebagai objek wisata yang banyak diminati.
A. Zona Inti.
1. Pembenahan Akses Jalan
Akses jalan menjadi pertimbangan penting dalam melakukan wisata.
Pembenahan akses jalan sangat diperlukan untuk mempermudah wisatawan yang ingin berkunjung. Kondisi jalan yang belum memadai dan tempat wisata yang terpencil bisa menjadi alasan mengapa Peh Pulo belum terlalu ramai pengunjung. Perlunya perbaikan jalan menuju tempat wisata lain yang berdekatan seperti Pantai Ngleles, Pemancingan, dan kawasan Pantai Peh Pulo yang lain tentu dapat meningkatkan atensi para wisatawan schingga tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata Peh Pulo yang lain.
Adanya retribusi tentu akan meningkatkan pendapatan daerah yang merupakan tujuan utama bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan sebuah objek wisata. Penambahan tempat parkir, selain dapat menertibkan kendaraan, uga dapat menambah pendapatan lain bagi daerah.
2. Retribusi dan Parkir.
Adanya retribusi tentu akan meningkatkan pendapatan daerah yang merupakan tujuan utama bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan sebuah objek wisata. Penambahan tempat parkir, selain dapat menertibkan kendaraan, uga dapat menambah pendapatan lain bagi daerah.
3. Sarana dan prasarana seperti kamar mandi umum dapat dibilang sederhana, tapi akan sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik untuk menambah untung lebih besar dari pengunjung yang berekreasi ke pantai. Setelah beraktivitas. di pantai, sebagian besar pengunjung akan mencari kamar mandi untuk membersihkan badan, atau sekedar buang air kecil atau besar.
Agar dapat mendapatkan keuntungan lebih besar, perlu dibangun kamar mandi yang nyaman dan strategis untuk menunjang pariwisata yang lebih menarik sebagai upaya memberikan pelayanan maksimal kepada pengunjung. Lokasi yang sedikit jauh dari pemukiman mengakibatkan minimnya sarana seperti tempat ibadah schingga tempat ibadah juga perlu dibangun dengan letak yang strategis dan tidak terlalu jauh dari tempat wisata. Hal ini akan memudahkan para pengunjung untuk melakukan ibadah.
Tersedianya tempat-tempat peristirahatan (rest area) dapat menunjang kebutuhan wisatawan untuk beristirahat. Tempat istirahat sederhana seperti gazebo dapat digunakan untuk bersantai sambil menikmati panorama.
B. Zona Pendukung 1. Camping.
Meningkatnya kebutuhan akan rekreasi dan makin banyak keluarga yang mencoba untuk berlibur di alam terbuka, city tour yang sudah sering dilakukan
menjadi salah satu alasan menjanjikannya bisnis camping yang dapat dilakukan di Pantai Peh Pulo ini. Lahan luas disekitar pantai juga mendukung didirikannya area camping, kegiatan ini memungkinkan orang tua untuk mengajak anak-anak mereka beraktivitas fisik, menghirup udara segar, dan juga mengenal keragaman alam.
2. Sewa Sepeda
Penyewaan sepeda cukup diminati saat ini. Para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam dan berkunjung ke pantai-pantai lain di sekitar Pantai Peh Pulo, tempat pemancingan, dan destinasi yang lain tidak perlu repot memindahkan kendaraan mereka atau berjalan kaki. Menghirup udara segar serta bersepeda mengelilingi Peh Pulo bisa jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
3. Sewa Perahu
Gugusan pulau di seberang pantai akan sangat menarik jika dikunjungi.
Penyewaan perahu mengelilingi pulau-pulau indah serta menawarkan ekosistem laut di Peh Pulo menjadi pilihan kegiatan yang akan banyak diminati. Tour keliling kawasan Pantai Peh Pulo akan menjadi sebuah travel experience yang manyajikan pulau-pulau alami, lautan, dan biota laut yang menawan.
4. Olahraga Air
Olah raga air yang didukung oleh peralatan modem seperti speedboat, diving, snorkling, berselancar dan lain-lain tentu meningkatkan minat wisatawan.
Akan tetapi kegiatan seperti bersclancar harus disesuaikan dengan keadaan pantai pada saat itu. Peh Pulo merupakan pantai selatan yang memiliki ombak cukup besar, kegiatan ini tentu perlu pengawasan dari orang yang sudah professional.
5. Penangkaran Penyu
Penyu-penyu yang terdapat di Pech Pulo dapat dilestarikan dengan dibangunnya penangkaran penyu. Sclain dapat melestarikan penyu-penyu tersebut, hal ini pun dapat menarik wisatawan asing maupun lokal. Para pengunjung dapat mempelajari bagaimana mengembangbiakkan penyu, memberi makan penyu, dan berinteraksi langsung dengan penyu-penyu tersebut.
Pelepasan penyu akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan sehingga wisatawan akan penasaran untuk menyaksikan dan melakukan sendiri untuk kegiatan pelepasan penyu tersebut.
6. Penginapan.
Untuk ke depannya dapat dibangun penginapan yang strategis dan menguntungkan. Fasilitas akan menjadi acuan wisatawan dalam memilih penginapan. Namun, penginapan dengan harga terjangkau dan fasilitas sederhana justru lebih banyak diminati.
7. Kuliner Khas Setempat
Usaha kuliner selalu mempunyai peluang yang lebih , baik itu di Kawasan industri, pertambangan, bandara maupun di pemukiman kumuh. Jika di tempat- tempat demikian mempunyai peluang, tentu di daerah wisata akan lebih berpeluang. Masyarakat lokal dapat menjual ancka jajanan, akan lebih baik jika usaha kuliner yang dibangun menyediakan berbagai makanan khas setempat ataupun makanan yang bertemakan olahan hasil laut segar. Namun, hal tersebut menjadi relatif, apa yang diperkirakan berpotensi laku. Bisnis kuliner seperti makanan ringan khas daerah setempat juga lumayan diminati.
8. Cinderamata
Berwisata ke suatu tempat akan sangat percuma jika tidak membeli sesuatu yang menjadi ciri khas dacrah yang dikunjungi. Untuk itulah bisnis penjualan oleh-oleh menjadi sangat lazim ditemui di daerah dekat tempat wisata.
Beberapa oleh-oleh yang cukup laris adalah souvenir, kerajinan khas daerah setempat, kaos atau busana yang bercorak atau bergambar tempat wisata setempat. Dengan adanya industri kreatif di pantai seperti Peh Pulo dapat meningkatkan ckonomi dan tenaga kerja yang terpakai.
2.11 ASPEK PROMOTIF YANG PERLU DILAKUKAN
Pantai Peh Pulo, namanya memang masih terdengar asing bagi masayarakat Blitar sekalipun. Kami mensurvei enam puluh penduduk dari
sembilan kecamatan di Kabupaten Blitar mengenai pengetahuan terhadap Pantai Peh Pulo. Hasil survei yang kami lakukan adalah sebagai berikut.
Dari hasil tersebut, empat puluh dari enam puluh orang atau 67% masih belum tahu tentang keberadaan Pantai Peh Pulo.
Dari enam puluh orang tersebut, hanya enam orang yang pernah berkunjung ke Pantai Peh Pulo atau hanya 10% dari keseluruhan. Masyarakat Blitar yang tahu tentang Pantai Peh Pulo scbanyak 37%, hanya 30% dari itu yang pernah berkunjung ke Pantai Peh Pulo. Keindahan Pantai Peh Pulo yang dapat membangun ekonomi ini, boleh jadi tidak ada artinya tanpa ada aspek promotif baik dari masyarakat lokal maupun pemerintah dacrah setempat. Pentingnya promosi, perlu dilakukan dengan baik guna tercapainya kawasan wisata Pech Pulo yang ramai wisatawan. Peran media digital tentu amat besar, iklan dapat menjadi salah satu contoh upaya menarik wisatawan untuk berkunjung. Dewasa ini, media sosial juga telah menjadi sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai promosi pariwisata, mengingat rekreasi sudah dianggap sebagai kebutuhan pada jaman serba berkembang ini. Promosi yang optimal tentu berdampak terhadap meningkatnya Jumlah pengunjung. Penunjuk jalan dapat dikatakan sederhana, namun sangat membantu dalam meningkatkan kondisi kunjungan discbuah objek wisata. Ketidaktahuan wisatawan terhadap lokasi tepatnya wisata tersebut berada dapat dihindari dengan memasang penunjuk jalan menuju objek wisata. Adanya penunjuk jalan yang jelas, dan terletak di tempat-tempat strategis tentunya mampu menarik perhatian wisatawan, schingga wisatawan yang penasaran akan mencoba berkunjung.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Potensi Pantai Pech Pulo yang menjadi faktor pendukung untuk dikembangkan menjadi objek wisata pantai. Potensi tersebut antara lain adalah kondisi alam yang masih alami, pantai-pantai lain yang berada di Kawasan Peh Pulo, semenanjung yang terdapat dikanan-kiri pantai, biota laut yang beragam, Pantai Ngleles yang juga berada di Desa sumbersih dan Gua Codot Dari survei yang kami lakukan terhadap masyarakat dan pengunjung Pantai Peh Pulo, seluruhnya menyatakan Pantai Peh Pulo memiliki pemandangan yang indah, asri dan alami. Akses jalan menuju Pantai Peh Pulo masih belum terjamah tangan pemerintah, parah dan sulit dilalui oleh kendaraan. Sarana dan prasarana yang ada di Pantai Pch Pulo hanya sebuah gazebo kecil untuk tempat istirahat sejenak dan sebuah bangku kayu.
Salah satu faktor penghambat pengembangan potensi Pantai Peh Pulo adalah infrastruktur jalan yang belum memadai. Kondisi jalan saat ini yang masih disemen merupakan hasil swadaya masyarakat setempat. Kurangnya bantuan atau dana untuk mengembangkan potensi wisata di Pantai Peh Pulo adalah kendala utama schingga bantuan dari pemerintah setempat sangat dibutuhkan dalam pengembangan objek wisata Pantai Peh Pulo.
Rencana strategis yang dapat dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat lokal guna mengembangkan potensi wisata di kawasan Peh Pulo yang memenuhi kriteria sebagai objek wisata yang banyak diminati meliputi zona inti dan zona pendukung. Zona Inti terdiri dari pembenahan akses jalan, retribusi dan parkir, dan fasilitas umum. Zona pendukung terdiri dari camping, sewa perahu, olahraga air, penangkaran penyu, penginapan, kuliner khas sctempat, dan cinderamata.
3.2 SARAN
Berdasarkan penjelasan di atas, penyusun berharap para pembaca mampu memahami dengan baik Potensi Dari Wisata Pantai Peh Pulo Sebagai Salah satu cara Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir pantai Peh pulo Blitar.
DAFTAR PUSTAKA
Aneka tempat wisata.com.2014.Penertian Wisata Secara Umum
(http://anekatempatwisata.com/pengertian-wisata-secaraumum/.)
Anggoro, Dimas Tri.2011.Potensi dan Pengembangan Pantai Drini Sebagai objek wisata Andalan di Kabupaten Gunung Kidul.Surakarta:Universitas Sebelas Maret.
Nirwandar, S.2006.Pembangunan Sektor Pariwisata Di Era Otonomi Daerah.
(http://www.Parekraf.go.id/userfiles/file/440_1257- PEMBANGUNANSEKTORPARIWISATA.pdf.)
Pantai Peh Pulo, Pantai Indah Tersembunyi dan Miniatur Raja Ampat dari Blitar (https://www.nativeindonesia.com/pantai-peh-pulo-pantai-indah-
tersembunyi-dan-miniatur-raja-ampat-dari-blitar/).
Pemerintah Kabupaten Blitar.2013.Kabupaten Blitar.
(http://bappeda.jatimprov.go.id/bappeda/wp-contoent/uploads/potensi-kab- kota-2013/kab-blitar-2013.pdf).
Saputro, Eko.2008.Potensi dan Pengembangan Objek Wisata kampung Nelayan Pantai Drini di Kabupaten Gunung Kidul.Surakarta:Universitas Sebelas Maret.
Tim Peneliti PMB-LIPI, 2006:339. Sarana dan Prasarana Pariwisata.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/19721024200 1121BAGJA_WALUYA/GOGRAFI_PARIWISATA/Kriteria_Prasarana_dan _Sarana_Pariwisata.pdf).