• Tidak ada hasil yang ditemukan

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "YAYASAN AKRAB PEKANBARU"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) REPRESENTASI GAYA KOMUNIKASI AGUS HARIMURTI

YUDHOYONO DALAM KOMIK STRIP: ANALISA SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE PADA FANPAGE KOMIKKITA

--- A. Rafiq, Titi Widaningsih, Rahtika Diana

Universitas Bina Sarana Informatika

(Naskah diterima: 1 Maret 2022, disetujui: 28 April 2022) Abstract

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), has been a politician and general chairman of the Democratic Party since being elected in March 2020. The beginning of AHY's political career was not easy, starting from stopping his military career, failing to become a candidate for governor of DKI Jakarta, until February 2021 was hit by conflict. internal party, namely the existence of a party coup due to the dissatisfaction of several internal members regarding the perpetuation of dynastic politics within the democratic party. Based on this phenomenon, a lot of social criticism has been directed from the public to the Democratic Party, one of which is in the form of digital comics in the style of satirical language. Therefore, this research wants to see how, representation of Agus Harimurti Yudhoyono's communication style in comics. This research is descriptive with a qualitative approach. The data is analyzed through the semiotics of Charles Sanders Peirce. The results of the study show that AHY's communication style described by the comic artist is a politician who is frustrated because of the internal conflict of the Democratic Party. This frustration is often depicted on the face of confusion, sadness, and even looks of anger. The comic maker gives an illustration that what happened to the body of the Democratic Party was enough to make AHY emotionally sensitive. AHY's communication style is more dominant in nonverbal communication style than verbal communication style. This causes AHY to become a passive individual in accepting any criticism from outsiders. AHY is described as having no opportunity to defend himself and explain his efforts to resolve his party's conflict.

Keywords: communication style, semiotics, political communication Abstrak

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), merupakan politikus sekaligus ketua umum Partai Demokrat semenjak terpilih pada Maret 2020. Awal mula perjalan karir politik AHY terbilang tidak mudah, mulai dari berhenti di karir militer, gagal menjadi calon gubernur DKI Jakarta, hingga pada Februari 2021 diterpa konflik internal partai yaitu adanya kudeta partai karena ketidakpuasan beberapa anggota internal terkait pelanggengan politik dinasti di tubuh partai demokrat. berdasarkan fenomena tersebut, banyak kritik sosial yang ditujukan dari masyarakat kepada Partai Demokrat, salah satunya berbentuk komik digital bergaya bahasa satir. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat bagaimana, representasi gaya komunikasi Agus Harimurti Yudhoyono dalam komikkita. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Data dianalisa melalui semiotika Charles Sanders Peirce. Hasil penelitian memeprlihatkan bahwa

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) gaya komunikasi AHY yang digambarkan oleh komikus adalah sosok politikus yang tengah frustasi karena konflik internal Partai Demokrat. Kefrustasian ini banyak digambarkan dari raut wajah yang bingung, sedih, bahkan terlihat marah. Pembuat komik memberikan gambaran bahwa apa yang terjadi pada tubuh Partai Demokrat cukup membuat emosional AHY menjadi sensitif. gaya komunikasi AHY lebih dominan pada gaya komunikasi nonverbal dibandingkan gaya komunikasi verbal. Sehingga menyebabkan AHY menjadi individu yang pasif dalam menerima segala kritikan dari pihak luar. AHY digambarkan tidak memiliki kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan upaya yang dilakukannya untuk menyelesaikan konflik partainya.

Kata kunci: gaya komunikasi, semiotika, komunikasi politik

I. PENDAHULUAN

aya komunikasi seseorang pada hakikatnya merupakan kumpulan perilaku antarpribadi yang dikhu- suskan dan digunakan pada situasi tertentu.

Kumpulan perilaku ini digunakan guna men- dapatkan tanggapan maupun respon dari la- wan bicaranya. Terdapat kesesuaian dari gaya komunikasi yang dipakai dan sangat dipenga- ruhi oleh maksud dari komunikator serta hara- pan dari komunikan. Di dalam dunia politik, proses komunikasi juga berlangsung antara satu individu dengan individu yang lain. Me- riam Budiharjo (1993) memberikan pemaha- man komunikasi politik sebagai fungsi dari partai politik, dalam hal ini merupakan cara untuk menyalurkan macam-macam pendapat serta aspirasi masyarakat dan mengaturnya agar menjadi kebijakan politik. Sehingga dapat diartikan bahwa komunikasi politik akan menggunakan politik untuk mengelola indivi- du secara kolektif dan mengatur perbuatan

G

individu-individu tersebut dalam suatu tatanan

sosial politik. Salah satu aspek yang menentu- kan keberhasilan komunikasi politik adalah adanya komunikator politik yang kuat yang dapat mempengaruhi orang lain untuk dapat terlibat didalam kegiatan politiknya.

Agus Harimurti Yudhoyono atau lebih populer disapa AHY, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), marak dibicara- kan publik karena pada tahun 2016 muncul didepan publik untuk memulai karir politik- nya. 22 September Partai Demokrat mengaju- kan AHY sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Pada saat itu Demokrat serta koalisinya (PPP, PKB & PAN) merasa kesulitan untuk mengu- sung figur yang kuat untuk menandingi Anies Baswedan dan Basuki Tjahaya Purnama. Se- menjak itu AHY meninggalkan karir milter- nya dan terjun ke dunia politik. Hingga pada akhirnya tanggal 15 Maret 2020 AHY terpilih menjadi ketua Umum Partai Demokrat pada

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) kongres ke 5 sebagai calon tunggal dan

mengantongi 604 suara.

Namun sayangnya, diawal tahun 2021 Partai Demokrat mengalami konflik internal yang cukup menyita perhatian public. Senin 2 Februari 2021 publik dibuat gempar dengan konferensi pers Ketua Umum Partai Demokrta Agus Harimurti Yudhoyono yang menyatakan bahwa adanya gerakan politik illegal yang akan mencoba menjatuhkan kepemimpinan- nya dari Partai Demokrat. Yang elbih menge- jutkan public bahwa AHY (sapaan Agus Hari- murti Yudhoyono) menerka terdapat orang didalam internal istana yang juga mengin- ginkan tampuk kepemimpinannya. Penggerak gerakan illegal dari internal Demokrat terdiri dari kader fungsional, mantan kader, dan non kader (Hendra, 2021). Konflik internal Partai Demokrat ini sangat erat kaitannya denga cara AHY serta kemampuan komunikasinya dalam menghadapi suatu masalah. Kondisi ini jelas menimbulkan berbagai perspektif dalam be- nak masyarakat, baik itu perspektif positif, maupun sebaliknya perspektif negatif. Dan dari perbedaan perspektif ini akan menghasil- kan suatu pemikiran dibenak masyarakat dan pada akhirnya akan menghadirkan kritik sosial, baik yang dilakukan secara individu maupun secara kelompok. Dengan perkemba-

ngan era digitalisasi saat ini, maka wujud- wujud kritik sosial tersebut mulai bertransfor- masi melalui platform digital, dan salah satu yang popular adalah sosial media. Transfor- masi komunikasi secara virtual menyebabkan berkembangan media sosial yang ada saat ini seperti: Instagram, facebook, tik-tok dan lain sebagainya.

Era digital telah membentuk suatu peru- bahan siginifikan terhadap budaya masyara- kat, hal ini ditandai dengan terbentuknya se- buah habitus baru serta peradaban dengan terbukanya arus komunikasi digital. Netizen atau masyarakat digital telah membentuk sebuat tatanan dunia baru dimana perananan mereka memberi dampak kepada kehidupan sosial masyrakat di dalam dunia nyata, hal ini ditandai dengan bermunculan perubahan so- sial yang diprakarsai oleh percakapan komuni- kasi digital (Syahputra, 2017). Salah satu contohnya adalah munculnya komik strip pada platform Facabook yang menggunakan fasili- tas fanpage. Komikkita adalah komik strip yang banyak mengangkat isu-isu politik. Ada sejak April 2017 lewat website, dan kini menggunakan platform media sosial untuk menjangkau lebih banyak orang, salah satunya adalah fanpage di Facebook.

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) AHY selama bulan Februari – Maret

2021 cukup menjadi sorotan dan konten komikkita. Gaya komunikasi AHY banyak disorot dalam komik tersebut utamanya ketika AHY menghadapi konflik internal partainya.

Tema komik kudeta Partai Demokrat hampir semuanya memuat gaya gambar yang bersifat sindiran kepada AHY. Komikus terlihat men- coba menginterpretasikan tokoh didalamnya dalam persepektif masyarakat yang tengah melihat polemik Partai Demokrat Saat itu.

Gambaran tokoh lebih mempertanyakan kembali terkait sikap dan perilaku yang tidak seharusnya diperlihatkan sebagai pejabat dan petinggi partai. Karena sifat media sosial salah satunya adalah interaktif, maka setiap konten komik dapat dikomentari oleh pengikut fanpage tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin melihat lebih jauh repre- sentasi gaya komunikasi AHY dalam komik- kita dalam tema kudeta Partai Demokrat.

II. KAJIAN TEORI Komunikasi Politik

Komunikasi politik didefinisikan seba- gai suatu peranan yang akan selalu ada dalam sistem perpolitikkan "All of the functions per- formed in the political system, political socia- lisation and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule appli-

cation, and rule adjudication, are performed by means of communication (Nimmo, 1989)."

Nimmo menjelaskan komunikasi politik seba- gai kegiatan individu yang kolektif mengatur tingkah laku mereka di dalam suatu kondisi konflik sosial. Karena pada hakikatnya orang berbeda secara perilaku, inisiatif, cita-cita, ke- butuhan, jasmani, bakat, serta emosinya. Dan perbedaan ini yang pada akhirnya memberikan benih argumen, perselisihan, serta percekcok- kan. Dan ketika mereka menjadikan perselis- ihan itu serius, dan seluruh pemikiran serta aktivitasnya diarahkan kepada perselisihan tersebut, maka hal tersebut yang disebut seba- gai kegiatan politik. Lasswell mendefinisikan politik sebagai siapa yang memperoleh apa?

Kapan mendapatkannya, serta bagaimana cara mendapatkannya (who gets what, when, how?). dan politik juga dimengerti sebagai pembagian nilai oleh individu yang berwe- nang, dan memegang kendali kekuasaan (Ali, 1999)

Komunikator Politik

Berbicara tentang komunikator politik pada dasarnya tidak berbeda dengan komuni- kator pada umumnya. Terdapat individu yang berlaku sebagai sumber dari penyampaian pesan (informasi) kepada komunikan. Dalam perjalanannya komunikator politik dapat dika-

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) tegorikan menjadi dua, pertama individual

source atau berbentuk individu, dan kedua adalah collective source atau juga disebut ke- lompok, keduanya dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Tabel 2.2 Collective Source

Kolektif Individual

Birokrat (pemerintah) Birokrat (pejabat) Organisasi kemasyarakatan Pemimpin Opini

Partai politik Politisi

Kelompok kepentingan

ataupun kelompok penekan Aktivis

Media massa Jurnalis

Organisasi/badan/perusahaan

komunikasi/profesional Pemimpin/komunikator

Kelompok elit Lobbyist

Dalam upaya memahami dimensi dari komunikator maka diperlukan pendekatan- pendekatan psikologi sosial untuk menilai karakter maupu ciri dari komunikasi yang dibangun seseorang baik berupa pernyataan argumentatif, atau bahkan kegugupan dalam berkomunikasi. Karakter maupun ciri dari komunikasi ini menjadi landasan dari antisipa- si perilaku seseorang dalam suatu keadaan maupun situasi (John & Foss, 2009). Leonard W. Doob mengklasifikasikan komunikator po- litik atas beberapa jenis seperti: politikus, aktivis, dan professional. Kesemua komunika- tor politik tersebut adalah kombinasi dari beberapa unsur profesi dan latar belakang pendidikan, sosial, dan ekonomi yang berbe- da-beda. Pada akhirnya kita dapat melihat latar belakang komunikator politik tersebut

pada gaya kepemimpinan, orientasi kerja, ser- ta gaya komunikasinya (Syahreza, 2017).

Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi pada dasarnya meru- pakan cara individu berinteraksi baik secara verbal maupun non verbal guna memberikan tanda terkait arti sebenarnya yang harus dime- ngerti dan dipahami guna mendapatkan respon maupun tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Gaya komunikasi sendiri akan dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi. Kare- na setiap individu akan menggunakan gaya komunikasi yang berbeda-beda ketika mereka sedang marah, sedih, gembira, tertarik mau- pun sedang dilanda kebosanan. Cangara membagi gaya komunikasi individu berdasar- kan empat tipe dasar yang sangat mempenga- ruhi perilakunya, diantaranya (Cangara, 2008):

1. Komunikasi Pasif, individu dengan komu- nikasi ini jarang membela dirinya sendiri.

Seorang komunikator pasif akan menghin- dari untuk mengekspresikan perasaan, piki- ran, serta pendapatnya.

2. Komunikasi Agresif, individu dengan tipe ini akan mempertahankan diri sendiri de- ngan cara langsung tapi kadang juga memi- liki perilaku yang cenderung tidak pantas.

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) 3. Komunikasi Pasif Agresif, tipe ini biasanya

tidak akan berhubungan langsung dengan masalah, cenderung tidak ingin mencari perkara dengan orang lain, dilain sisi secara tidak langsung juga mengekspresikan ke frustasian dan kemarahan.

4. Komunikasi Tegas, merupaka tipe komuni- kator yang kuat. Dengan kekuatan dan ke- tegasannya ini maka ia akan sangat efektif untuk menyatakan perasaan dan pikirannya secara terhormat dan jelas.

Teori Traits

Teori ini pada dasarnya merupakan suatu landasan dan pendekatan komunikasi atas tradisi psikologi sosial. Teori traits me- ngemukakakn bahwa orang akan cenderung memperlihatkan gaya komunikasi tertentu ser- ta karakternya akan membuat orang tersebut akan berkomunikasi dengan cara tertentu. Ka- rakter dalam komunikasi ini dapat dikategori- kan berdasarkan beberapa jenis (Infante, 1993):

1. Keprihatinan atau ketakutan atas sesuatu yang kelak akan terjadi (Apprehension).

Jenis ini adalah hasil dari penelitian James C. Mc Croskey yang memfokuskan pada kecemasan yang terkait dengan komunikasi yang sifatnya oral. Sering disingkat “CA”

Communication Apprehension merupakan

refleksi atas orientasi kepribadian seseo- rang. Misalnya, orang cenderung takut ber- komunikasi karena membuat jadi stress dan bisa jadi akan mengakibatkan kritikan dari komunikannya. Dalam penggolongan-nya terdapat jenis orang yang takut ber-bicara secara one on one atau takut berbi-cara dengan orang banyak, maupun takut berbicara dalam suatu situasi tertentu.

Takut ini dalam pengimplementasiannya dapat berupa takut dalam menerima pesan, takut menulis pesan karena mengandung resiko tertentu.

2. Presentasi (Presentation), ini dapat digo- longkan sebagai communicator style atau gaya berbicara, dalam pengertian lain yaitu bagaimana suatu pesan dikomunikasikan.

Pendekatan ini diciptakan oleh Robert Norton. Sebagai gaya komunikator maka dapat dicermati dari kesan yang diciptakan secara menyeluruh serta citra komunikator.

Komunikasi ini terdiri dari 10 karakter dan seberapa individu memiliki ke 10 karakter- nya maka akan berpengaruh terhadap citra dirinya secara umum:

a. Kesan yang ditinggalkan, merupakan kecenderungan mencoba dan mencipta- kan kesan yang mendalam dibenak ko- munikan. Hal ini biasanya merupakan

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) sasaran yang disadari individu waktu

berbicara dengan individu lainnya.

b. Berdebat (contentious), merupakan kon- disi menantang individu lain waktu terjadi ketidaksepahaman, mengeluarkan argumen dengan orang lain (cenderung negative)

c. Keterbukaan (Oppeness), merupakan pe- rilaku yang bersedia untuk menyampai- kan pemikiran, perasaan, serta informasi yang sifatnya personal. Tipe individu ini biasanya suka dan bangga berbuat jujur.

d. Dramatis, cenderung memberikan kesan yang bersifat akting semata ketika se- dang berkomunikasi dengan orang lain.

Seringkali mensertakan lelucon dan ce- rita-cerita dalam komunikasinya. Indivi- du ini cenderung memberikan peneka- nan-penekanan secara berlebihan.

e. Dominan, sering berbicara, tampil de- ngan yakin dna kuat, ingin mengontrol situasi sosial, dan memiliki jiwa kepe- mimpinan yang kuat

f. Ketepatan, meliputi keinginan agar indi- vidu lain mendokumentasikan apa yang dikomunikasikannya. Individu tipe ini cenderung berupaya untuk menyeluruh dan akurat.

g. Rileks, berupaya tidak gugup dalam ber- komunikasi, membangun komunikasis secara santai, dan tidak berlebihan.

h. Perhatian, merupakan kecenderungan untuk mendengarkan secara baik dan menyeluruh (seksama). Individu ini da- pat mengulang apa yang dikatakan oleh komunikator. Dengan begitu orang lain akan menganggapnya sedang menyimak percakapan

i. Bersemangat, memakai mimic dan gestur untuk mengekspresikan maksud dan tujuan dari komunikasinya.

3. Adaptasi (Adaptation), sangat berpengaruh terkait bagaimana individu beradaptasi ter- hadap teman bicaranya, dan inilah yang pada dasarnya akan menentukan keefekti- fan suatu proses komunikasi. Unsur utama adaptation traits ini adalah kemampuan komunikasi yang meliputi efektivitas serta kelayakan dan adanya interaksi. Dalam konteks kelayakan dimaksudkan bahwa baik komunikasi verbal maupun nonverbal tidak ada pihak yang harus kehilangan mu- ka. Sedangkan efektivitas dimaksudkan bahwa komunikator mencapai tujuannya dalam berkomunikasi. Dan interaksi yang terjalin merupakan sejauh mana orang ber- partisipasi dengan orang lain dalam proses

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) komunikasi (Denis, 2000) Pada adapta-

tions trait ini individu yang terlibat akan memiliki kecenderungan untuk memperha- tikan diri sendiri, orang lain, topik, dan situasi dimana komunikasi terjadi. Kedua- nya dapat menyatukan perasaan, pemikiran, serta pengalamannya dalam membangun interaksi.

4. Keagresifan (Aggresion), adalah kombinasi antara beberapa karakter seperti asserti- veness (ketegasan), argumentativeness (su- ka berdebat), hostility (bermusuhan) serta aggressiveness (agresif).

III. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menguna- kan metode semiotika analitik. Hal ini dijelas- kan lebih lanjut oleh Peirce bahwa semiotika adalah bahan kajian yang berobjekkan tanda serta menganalisisnya menjadi ide, objek dan makna. Ide merupakan lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam dalam lambang yang mengacu pada suatu ob- jek tertentu. Terkait dengan jenis penelitian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian perpustakaan (library re- search) karena peneliti akan lebih banyak un- tuk melakukan studi pembanding antar pusta- ka (Nawiroh, 2014). Pendekatan dalam peneli- tian ini lebih mengarah kepada strukturalisme

semiotik yang merupakan suatu konstruksi atas unsur tanda-tanda serta keterkaitan dalam struktur itu memberi makna yang tepat.

Metode ini dipilih karena diharapkan mampu menginterpretasikan dengan dua (Rachmat, 2010): yaitu secara heuristik (dengan menela- ah kata kata dan tanda gambar yang ada di dalam komik) serta hermeneutik (totalitas dari seluruh gambar komik tersebut) tentang komik strip (komikkita) dengan tema Kudeta Partai Demokrat.

Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah 12 kartun strip dari Fanpage Komikkita di Face- book. 12 strip komik yang dipilih merupakan komik dengan tema “Kudeta Partai Demokrat”

dengan waktu unggah di rentang tanggal 2 Februari 2021 hingga 12 Maret 2021.

Unit Analisis

Peneliti di dalam penelitian ini memakai analisis semiotika Tanda Peirce serta Unit analisis 12 materi komikkita dengan tema kudeta Partai Demokrat. Beberapa langkah yang akan dilakukan di antaranya (Rachmat, 2010):

1.Sign/Ground dengan komponen: Sign adalah bentuk yang diterima oleh tanda atau dapat pula sebagai tanda itu sendiri.

Dalam perkembangan selanjutnya sign ini

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis yakni : (Patriansyah, 2015)

a. Qualisign (suatu tanda berdasarkan sifat alamiahnya)

b. Sinsign (tanda yang berperan sebagai tanda atas dasar perwujudannya pada suatu metafora atau kenyataan, yang di- kerjakan meski hanya satu kali, misal- nya mata melotot dapat di artikan seba- gai tanda kemarahan, kekagetan, mau- pun ancaman) serta

c. Legisign (tanda yang jadi bagian dari tanda atas dasar peraturan yang umum berlaku dalam suatu masyarakat dan semua tanda bahasa dapat dikategorikan sebagai kode, misalnya mengajukan jari jempol tanda persetujuan).

2.Objek, Acuan tanda atau dikenal sebagai object.

a. Icon: hal yang menjalankan fungsi seba- gai petanda yang mirip atas bentuk ob- jeknya (contohnya sebuah lukisan atau patung),

b. Indeks: Sesuatu yang menjalankan fung- sinya atas petanda yang mengisyaratkan petandanya.

c. Simbol: sesuatu yang menjalankan fung- si sebagai petanda yang kaidahnya

secara konvensi telah biasa dipakai oleh masyarakat.

3.Interpretant, bukanlah penafsir tanda tetapi merujuk kepada makna tanda. Dapat dibagi menjadi beberapa jenis yakni

a. Rheme or seme: menanda yang bertalian atas mungkon, terpahaminya objek pe- nanda tanda bagi penafsir,

b. Dicent or decisign or pheme: penanda yang menunjukkan berita terkait petan- danya,

c. argument: penanda yang petandanya akhir bukan suatu benda tetapi menjadi kaidah.

Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang dikum- pulkan akan terbagi menjadi dua macam sum- ber data yaitu:

1. Data primer yang merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek pene-litian dilapangan berdasarkan hasil obser-vasi, yaitu 15 komik strip dari Fanpage Komikkita dengan tema Kudeta Partai Demokrat

2. Data sekunder, merupakan data yang dida-pat secara tidak langsung dari objek pene-litian berupa data dokumentasi serta publi-kasi yang masih relevan dengan pokok pembahasan penelitian.

(10)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) Analisa Data

Menurut miles & Huberman analisis data kualitatif meliputi 3 grup analisis teknis analisis :

1. Reduksi Data, dalam proses pencarian data berupa pengklasifikasian materi komik kita berdasarkan tema yang diangkat ‘Kudeta Parta Demokrat”.

2. Penyajian Data, Hasil pada teknik pengum- pulan data yang telah disusun dan direduksi dijadikan bahan untuk mencari makna tanda dari komikstrip bertemakan Kudeta Partai Demokrat.

3. Verivikasi data, atau biasa disebut dengan penarikan kesimpulan.

Keabsahan Data

Penulis menggunakan triangulasi data untuk menjaga keabsahan data. Teknik ini

digunakan untuk mengecek kebenaran data serta memperkaya data. Dengan teknik ini dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data karena bersifat reflektif (Cooper, 2005). Dengan teknik ini, jawaban di cross cek kebenaranya dengan dokumen yang ada dan juga kepada informan yang kompeten. Dengan teknik ini , penulis bukan saja mengumpulkan data, tetapi juga menguji kredibiltas data (Sugiono, 2017).

Dalam konteks penelitian ini penggunaan triangulasi berupa data-data yang berasal dari komik strip komikkita kita cek Kembali keab- sahannya kepada komikus komik kita, serta kepada editor media oline yang biasa menulis berita politik.

IV. HASIL PENELITIAN

(11)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257)

(12)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) Pada hakikatnya gaya komunikasi orang

berbeda dengan orang lainnya, dan perbedaan ini akan disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya. (Hall 1997) Melihat gaya komunikasi sangat dipengaruhi oleh konteks dimana komunikasi itu berlangsung, yaitu high context culture atau disebut juga kultur kebudayaan berkonteks tinggi, dan low context culture, atau biasa juga disebut kebu- dayaan berkonteks rendah. Contoh high con- text culture adalah pesan-pesan yang sifatnya puitis, implisit, tidak berterus terang, dan juga tidak langsung. Hal ini biasa terjadi pada pesan nonverbal yang biasanya tersembunyi seperti: gerakan tubuh, intonasi suara, gerakan tangan, tatapan mata, ekspresi wajah, maupun dalam balutan tampilan fisik. Dalam high context culture biasanya akan cenderung di- mengerti oleh orang-orang di dalam satu kelompok saja. Hal ini karena komunikasi verbal ini digunakan dan terpelihara dalam rentang waktu tertentu dalam suatu kelompok, dalam pendekatan lain jenis komunikasi ini merupakan representasi dari budaya closed system. Berbeda dengan high context culture, low context culture lebih dicirikan dengan komunikasi yang langsung, eksplisit dan li- nier, terperinci dan eksplanatif. Gaya bicara pada orang jenis ini adalah lugas dan senang

berterus terang, berbicara secara langsung, dan memiliki kencerungan aneh dan tidak sopan.

Golongan dalam konteks ini lebih disebut sebagai budaya open system.

Dalam konteks gaya komunikasi politik yang melibatkan aktor politik Edward T Hall juga membaginya dalam 2 konteks budaya yaitu high context culture yang identik dianut masyarakat-masyarakat timur. Kedua low context culture yang cenderung identik dengan budaya barat. Kedua perbedaan ini tentunya akan mempengaruhi gaya komunikasi dimana ia berasal. High context culture biasanya menggunakan bahasa yang rumit dan cende- rung berputar-putar tidak langsung fokus pada sasaran informasi yang ingin dituju. Dilain sisi low context culture bahasa yang digunakan cenderung vulgar, dengan mudah dipahami, tidak berbasa-basi serta langsung menuju sasa- ran dari tujuan komunikasi itu sendiri, gaya komunikasi ini cenderung tidak menggunakan istilah maupun terminologi yang rumit yang sulit dipahami oleh lawan bicara. Ada indikasi membangun canda tawa pada jenis budaya ini untuk mencairkan suasana.

Jika kita berusaha untuk menganalisa lebih jauh, sebenarnya gaya komunikasi ini dapat digunakan untuk menilai seorang pe- mimpin politik memiliki kecenderungan ke-

(13)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) mana, dekat dengan rakyat atau dekat dengan

elit. Dalam politik, sejatinya bahasa komuni- kasi juga akan merepresentasikan suatu ideo- logi politik yang dianut oleh seseorang mau- pun partai politiknya. Sehingga para politikus akan berusaha menciptakan bahasa yang digu- nakan untuk mengartikan sebuah realitas yang ada. Dalam konteks gaya komunikasi pemim- pin partai politik maka yang dibutuhkan ada- lah cara agar ia dapat berkomunikasi dengan bahasa rakyatnya. Dengan menyesuaikan ke-

mampuan dengan bahasa rakyat atau public- nya, maka orang-orang akan memiliki kecen- derungan untuk memihaknya karena merasa ada kesamaan pemikiran serta visi terhadap suatu hal. Oleh karena itu, gaya berkomuni- kasi politikus benar-benar harus dirancang dan diciptakan agar dapat memenuhi standar ko- munikasi publik, sehingga komunikasi inter- personal dan persuasi dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya hambatan komunikasi.

Tabel 4.13 Matrix Unit Analisis Semiotika Peirce

No Judul Sign Objek Interpretasi

1 Halusinasi Kudeta Qualisign:

-

Icon:

- Orang teriak

- Orang memakai

masker

2 orang berbicara

Rhematic Laki-laki kesal

Sinsign:

teriak Indeks

- Jas biru

Balon dialog

Dicent

Gwe mau di kudeta legisign:

tangan mengepal keatas Symbol:

- Argument

Raut malu karena di kritik 2 Ide untuk menciptakan

lagu Qualisign:

- Icon:

- Orang memberi gitar

- Orang kebingungan gitar

Rhematic

- Laki-laki bingung Laki-laki menawarkan gitar

Sinsign:

tertawa

Indeks:

- Kemeja biru

Balon dialog

Dicent

“silahkan”

Legisign:

-

Symbol:

Logo bintang merah putih

Argument -

3 Orang yang baperan Qualisign: Icon:

- Orang sedang melirik

- 2 orang sedang membahas sesuatu handphone

Rhematic - Laki-laki penasaran

2 laki-laki melihat hal yang sama

Sinsign:

- Menarik kelopak mata

- Bibir

membentuk pola bulat

Indeks:

- Jas biru

Balon dialog

Dicent

- Baperan

Prihatin

(14)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257)

Legisign:

Mendekatkan kedua HP untuk dilihat bersama

Symbol:

-

Argument -

4 Pokoknya Kudeta Qualisign:

- Icon:

- Laki-laki mengepal terlihat kesal

- Laki-laki mengepal terlihat gembira

Rhematic

- Laki-laki kesal - Laki-laki senang

Sinsign:

Mulut terbuka Indeks:

- Balon dialog

- Tanda tanya

Kemeja biru

Dicent

Ketua umum demokrat tetap aku!

Legisign:

Tangan mengepal Symbol:

- Argument

kudeta

5 Mortal demokrat Qualisign:

Koreografi tubuh Icon:

2 laki-laki bertanding Bangunan pagar batu

Rhematic 2 orang bertarung Sinsign:

Raut kesal

Indeks:

- Judul “mortal demokrat

Ikat kepala biru

Dicent Player

Legisign:

Ikat kepala Symbol:

Logo bintang merah putih Argument Mortal demokrat 6 Partai not for sale Qualisign:

- Icon:

- Laki-laki tua Laki-laki muda

Rhematic

Laki-laki tua raut sedih Laki-laki muda raut penasaran

Sinsign:

Raut sedih mata sayu Mulut membentuk huruf - u

Indeks:

- Balon dialog Kemeja dan jas biru

Dicent Not for sale

Legisign:

Tangan dirapatkan dan didekatkan ke mulut

Symbol:

-

Argument Bisa diwariskan

7 Seperti drama Qualisign:

Bangku panjang Icon:

- Laki-laki tua - Laki-laki muda Bangku panjang

Rhematic

2 laki-laki berbicara

Sinsign:

- Wajah memelas

menangis

Indeks:

- Balon dialog Jas biru

Dicent

Bolehkah saya berbicara Legisign:

- Jari-jari tangan saling dihubungkan

- memeluk

Symbol:

- Argument

Jangan sedih

8 Ambyar Qualisign:

- Icon:

- Laki-laki teriak menggenggam tangan ke atas - Laki-laki tua merapatkan tangan didepan mulut

Rhematic

- Laki-laki teriak - Laki-laki raut muka sedih

- Laki-laki raut muka bingung

Sinsign:

Mulut teriak Indkes:

Balon dialog Dicent

- Legisign:

Tangan dirapatkan dan didekatkan ke mulut

Symbol:

-

Argument perihatin

(15)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257)

9 Ide nama partai Qualisign:

Papan tulis gitar

Icon:

- Laki-laki muda dengan raut heran - Laki-laki tua memainkan gitar - Laki-laki muda menawarkan sesuatu

- Gitar

- Papan tulis

Rhematic

- Laki-laki tua bermain gitar

- Laki-laki muda heran

- Laki-laki menawarkan konsep

Sinsign:

- Raut heran

- Raut sedih

- Raut optimis

Indeks:

- Balon dialog - Tulisan di papan tulis

Dicent -

Legisign:

Kedua tangan mengarahkan

Symbol:

Logo bintang merah putih

Argument

Ide nama partai seandainya mau bikin partai baru

10 Kumenangis Qualisign:

TV

Icon:

- Laki-laki menangis

- TV

Perempuan di dalam TV

Rhematic - Laki-laki menangis

Tayangan TV dengan artis perempuan

Sinsign:

Air mata Indeks:

Balon dialog Dicent

Kumenangis Legisign:

- Symbol:

Logo bintang merah putih Argument -

11 Arti kudeta Qualisign:

tanaman

Icon:

- Laki-laki tua mengajukan jari telunjuk ke atas

- Laki-laku muda degan raut heran

- Tanaman

Jam tangan

Rhematic

Laki-laki menasehati Laki-laki mendengarkan nasehat

Sinsign:

Wajah heran

Indeks:

Kemeja biru

Dicent - Legisign:

Jari telunjuk diarahkan keatas

Symbol:

Bendera merah putih (badge) Argument

Kuatkan dirimu engkau tetap agus anakku

12 Pantun ibas Qualisign:

kertas

Icon:

- Laki-laki raut heran - Laki-laki raut serius - Kertas putih

Rhematic Laki-laki bingung

Laki-laki sedang berpantun Sinsign:

Raut bingung Indeks:

Kemeja biru Dicent

- Legisign:

Tangan mengajukan benda keatas

Symbol:

Logo bintang merah putih Argument

Ada ghosting kaesang, berita kudeta AHY tenggelam

Terkait gaya komunikasi politk AHY, dari penggambaran 12 gambar yang merepre- sentasikan gaya komunikasi AHY, terlihat ada

beberapa hal yang bisa kita Analisa. Pertama ada ke-frustasian dalam komunikasinya, uta- manya terkait dengan kondisi Partai Demokrat

(16)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) saat itu yaitu adanya konflik parta berupa

kudeta. Ke frustasian ini banyak digambarkan dari raut wajah yang bingung, sedih, bahkan terlihat marah. Komikus ingin menggambar- kan bahwa apa yang terjadi pada tubuh Partai Demokrat cukup membuat emosional AHY menjadi sensitif. Digambarkan juga dalam komik tersebut AHY mendapatkan banyak pergunjingan dari orang-orang terkait sikap politiknya dalam menghadapi isu kkonlik in- ternal tersebut. Didalam komik tersebut AHY digambarkan tidak satupun melakukan pembe- laan diri dan melakukan klarifikasi serta state- mentnya sebagai ketua partai dalam hal me- nanggapi masalah yang terjadi. Komikus seakan melakukan penggambaran AHY hanya dari aspek besarnya masalah yang tengah di- hadapi AHY dan Partai Demokrat saat itu, tanpa menyajikan sosok AHY sebagai pemim- pin partai yang juga memiliki pandangan terkait konflik tersebut. AHY di dalam komik tersebut digambarkan seakan tidak memiliki ruang untuk membela diri dan menjelasklan langkah-langkah yang telah ia lakukan dengan tim dalam mengatasi konflik partai tersebut.

Gaya komunikasi AHY dalam komik- kita juga digambarkan dipengaruhi oleh gaya komunikasi ayahnya SBY. Hal ini terlihat dari 5 gambar yang menyertakan SBY didalam ja-

lan ceritanya. Komikus menggambarkan bah- wa AHY adalah sosok yang dibayang-bayangi nama besar SBY, setiap komunikasinya terli- hat mirip dengan gaya komunikasi ayahnya.

Banyak hal dimana AHY selalu meminta pertimbangan SBY, bahkan persoalan nasib- nya juga meminta pertimbangan dari SBY.

Dengan hal tersebut AHY digambarkan sebagai sosok pemimpin yang tidak dewasa dan belum mampu berdiri diatas kakinya sendiri dalam upaya memimpin partai. Karena SBY dalam 5 komik tersebut di gambarkan dalam raut wajah sedih melihat Partai Demo- krat saat ini, maka hal tersebut yang juga mempengaruhi AHY dalam berkomunikasi, dan semuanya adalah wujud dari kekecewaan.

AHY dalam komik tersebut seakan menyesal kepada SBY karena telah membuat Partai Demokrat berada pada konflik internal terhe- bat selama perjalanan Partai Demokrat ini.

Sesekali SBY memberikan support kepada AHY dengan kata-kata kiasan dan singkatan, dan juga interaksi langsung seperti memeluk.

Dengan penggambaran ini AHY seakan nya- man dengan kondisi tersebut bahwa ada orang lain yang membela dan mensupportnya dite- ngah masalah yang tengah ia hadapi.

Berdasarkan gaya tipe gaya komunikasi yang dikemukakan oleh Cangara, AHY dida-

(17)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) lam komik tersebut lebih condong pada jenis

komunikasi pasif agresif. Digambarkan bahwa terdapat ke frustasian dalam komunikasi AHY dengan ditandai oleh raut muka kesal, ber- teriak, raut muka marah, dan raut muka sedih.

Terdapat penolakan dalam komunikasi AHY yang tergambarkan dalam komik tersebut.

AHY sebagian besar juga tidak terlihat melakukan konfrontasi langsung terhadap lawan politiknya, dan hal ini yang semakin menegaskan bahwa AHY didalam komik tersebut tergolong dalam tipe pasif agresif.

Walaupun ada 1 gambar yang memperlihatkan konfrontasi langsung dengan lawan politiknya, dan itu dalam bentuk penyerangan. Jadi agre- sifitas AHY juga diperlihatkan dalam satu frame komik tersebut. Namun selain itu, komikus terlihat hanya fokus untuk membuat gambaran satir dari sosok AHY didalam komik tersebut. Meskipun begitu, komik terse- but tidak menggambarkan adanya manipulasi dalam komunikasi yang dibangun oleh AHY dan juga tidak ada gambaran bahwa AHY membicarakan orang dibelakang yang identik dari gaya komunikasi pasif agresif. Secara ke- seluruhan penggambaran AHY di dalam ko- mik tersebut adalah sosok pemimpin yang frustasi dalam menghadapi konflik partai,

tanpa diimbangi adanya pembelaan secara per- sonal dari sisi AHY.

Berdasarkan karakter komunikasi pada teori traits, AHY digambarkan memenuhi be- berapa karakter. Karakter yang paling domi- nan adalah keprihatinan maupun ketakutan atau disebut juga apprehension. Dari komik tersebut AHY banyak digambarkan berada dalam suatu kondisi kecemasan atas ancaman yang sedang menimpanya dan juga partainya.

AHY digambarkan sangat minim dalam ko- munikasi verbal, dan lebih banyak Digambar- kan dalam komunikasi non verbal. Kepasifan verbal ini menggambarkan bahwa AHY takut berbicara pada publik ataupun konstituennya, dan lebih banyak meluapkannya pada aspek emosionalnya. AHY digambarkan takut dalam menyampaikan pesan karena adanya faktor luar yang menekan posisinya sebagai ketua umum. Dalam beberapa hal orang dalam karakter ini cenderung takut berkomunikasi karena akan membuat ia menjadi stress dan dapat mengakibatkan kritikan dari komuni- kannya. Disini sangat terlihat bahwa minim- nya komunikasi verbal AHY disebabkan ia diposisikan sebagai pihak yang menyebabkan konflik ini terjadi, sehingga minimnya komu- nikasi verbal adalah sebuah upaya untuk tidak semakin banyak serangan kepada dirinya.

(18)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) Dari aspek presentasi atau communi-

cator style, kesan yang dihasilkan atas citra AHY sebagai ketua umum partai yang tengah ditimpa konflik internal partai adalah citra pemimpin yang tidak tegas dalam menghadapi masalah. Citra ini ditambah dengan kehadiran SBY yang menyebabkan AHY mendapatkan citra anak manja yang tidak dapat lepas dari bayang-bayang orang tuanya. Secara keseluru- han komikus ingin memperlihatkan sisi kele- mahan AHY sebagai pemimpin yang tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi partainya. Sehingga ketidak tegasan dan anak manja adalah kesan yang ditinggalkan oleh komikus terhadap gaya komunikasi AHY, tidak tergambarkan AHY adalah sosok yang mampu mengeluarkan argumen dan berdebat terhadap suatu hal. Tidak juga digambarkan keterbukaan komunikasi yang dilakukan oleh AHY. Sebaliknya, cenderung digambarkan AHY memberikan kesan yang sifatnya acting semata (dramatis) dalam berkomunikasi de- ngan pihak lainnya. Tidak ada komunikasi yang mendominasi yang digambarkan dalam komik tersebut. Tidak ada aspek semangat dalam komunikasi yang dibangun malah seba- liknya kekesalan dan emosional yang meng- gambarkan komunikasi AHY dalam komik tersebut.

Terkait dengan karakter adaptasi dimana individu pada dasarnya akan berusaha menye- suaikan diri terhadap lawan bicaranya untuk menghasilkan keefektifan dalam berkomuni- kasi. Dimana unsur yang paling menentukan dalam adaptasi ini adalah efektivitas dan kelayakan serta adanya interaksi. Dalam konteks ini berarti antara komunikator dan komunikan tidak ada yang perlu kehilangan muka dalam berkomunikasi, serta proses inte- raksi yang terjalin adalah ketika semua orang berpartisipasi dengan orang lain didalam berlangsungnya proses komunikasi tersebut.

Terkait AHY yang digambarkan oleh komi- kus, adaptasi terlihat dari kartakter AHY yang mengadaptasi karakter SBY, digambarkan bahwa gaya komunikasi AHY dibuat sama dan mirip dengan gaya komunikasi SBY dida- lam komik ini. AHY terlihat banyak meminta saran dan dukungan kepada SBY didalam komik ini yang menunjukkan adanya interaksi yang intensif di antara keduanya. Terakhir dari karakter keagresifan, beberapa karakter agresif yang muncul dalam komik tersebut adalah ketika AHY merasa kesal dan yakin bahwa dia dikudeta. Karakter tersebut di ekspresikan dengan kemarahan. Selain itu juga agresif ditunjukkan dalam gambar Mortal Demokrat dimana baik AHY maupun Moeldoko terlibat

(19)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) pertarungan dalam memperebutkan Partai

Demokrat.

V. KESIMPULAN

Dari 12 frame komik tersebut, AHY digamabarkan sebagai aktor politik yang te- ngah frustasi menghadapi masalah yang ter- jadi di internal partainya. Ke frustasian ini banyak digambarkan dari raut wajah yang bingung, sedih, bahkan terlihat marah. Pem- buat komik memberikan gambaran bahwa apa yang terjadi pada tubuh Partai Demokrat cukup membuat emosional AHY menjadi sen- sitif. Digambarkan juga dalam komik tersebut AHY mendapatkan banyak pergunjingan dari orang-orang terkait sikap politiknya dalam menghadapi isu konlik internal tersebut. Da- lam komik tersebut gaya komunikasi AHY lebih dominan pada gaya komunikasi non verbal dibandingkan gaya komunikasi verbal.

Sehingga menyebabkan AHY menjadi indivi- du yang pasif dalam menerima segala kritikan dari pihak luar. AHY digambarkan tidak me- miliki kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan upaya yang dilakukannya untuk menyelesaikan konflik partainya.

Yang juga dominan dalam komik terse- but adalah, adanya sosok SBY di beberapa frame dan menggambarkan bahwa AHY men- dapatkan dukungan penuh dari SBY dalam

menyelesaikan masalah ini, hal ini tercermin dalam upaya AHY dalam meminta pertimba- ngan dari SBY. Beberapa gaya komunikasi SBY juga digunakan oleh komikus untuk me- representasikan bahwa gaya komunikasi AHY identik dengan gaya komunikasi SBY. Berda- sarkan tipe gaya komunikasi AHY Digambar- kan dalam komik tersebut kedalam komunika- si pasif agresif dengan ditandai oleh raut muka kesal, berteriak, raut muka marah, dan raut muka sedih. Terdapat penolakan dalam komu- nikasi AHY yang tergambarkan dalam komik tersebut. AHY sebagian besar juga tidak terli- hat melakukan konfrontasi langsung terhadap lawan politiknya. Berdasarkan karakter komu- nikasi pada teori Traits AHY terlihat memiliki tipe komunikasi apprehension yaitu terdapat ketakutan dan keprihatinan yang diperlihatkan oleh AHY digambarkan berada dalam suatu kondisi kecemasan atas ancaman yang sedang menimpanya dan juga partainya.

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, Miriam. 1993. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cangara, Hafid. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(20)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (238-257) Cooper, E. D. 2005. Pengukuran Reilabilitas

dan Validitas Instrumen. Pradnya Paramitha.

Hendra. 2021. Awal Kabar Kudeta Partai Demokrat, AHY Sebut Orang Dekat Presiden Moeldoko: Jadi Itu Urusan Saya. Bangka: www.bangkapos.com Infante, Rancer dan Womack. 1993. Building

Communication Theory. Waveland Press Inc.

LittleJohn, W Stephen. Foss, A. K. 2009.

Teori Komunikasi. Salemba Humanika.

McQuail’s, Denis. 2000. Mass Communication Theory 4th edition.

SAGE Publications. London. Thousand Oaks. New Delhi

Nawiroh Vera. 2014. Semiotika dalam riset komunikasi. Bogor: Galia Indonesia.

Nimmo, Dan. 1989. Komunikasi Politik, Khalayak dan Efek. Bandung: Remaja Karya.

Novel, Ali. 1999. Peradaban komunikasi politik. Bandung: remaja rosdakarya.

Patriansyah, M. 2015. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni JURNAL EKSPRESI SENI Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni. Ekpresi Seni. Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 17(1), 20–40.

Rachmat Kriyantono. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Alfabeta.

Syahputra, Iswandi. 2007. Demokrasi Virtual dan Perang Siber di Media Sosial:

Perspektif Netizen Indonesia. Jurnal Aspikom. Vol. 3 No.3

Syahreza, Mirza. 2017. Komunikator Politik berdasarkan Teori Generasi. Jurnal of Communication Vol 1 No 1.

Referensi

Dokumen terkait

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 233-244 OBSESSIVE LOVE DISORDER AND PSYCHOPATHIC BEHAVIOUR OF THE MAIN CHARACTER IN GONE GIRL MOVIE

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 180-194 Class conflict on Parasite film points a clear portrayal of class discrimination between the

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 131-142 Table 1 Variables and Indicators Variable Activity Indicator Recruitment Guidelines Management

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 53-64 60 Gambar 9: Class Diagram Sistem Informasi akuntansi Arus Kas Klinik Citama 3.1.4 Squence

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 4 Edisi November 2022 342-348 344 games dengan bijak dengan waktuu melakukan kegiatan yang lain Game online merupakan suatu

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 264-281 Berpijak dari gambaran jaring-pancing di atas, maka dapat disimpulkan; a Diskursus Komunikasi

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 258-270 Berdasarkan tabel 4.5.di atas dapat dijelaskan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 1 Edisi Februari 2022 1-11 Motivasi Kerja Y1 terhadap Variabel Dependent Kinerja KaryawanY2 Sobel Test Sobel test digunakan