Sayuran merupakan produk hortikultura yang mengalami tingkat fluktuasi harga yang tinggi karena sifatnya yang perishable. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara volume pasokan dan kebutuhan konsumen lebih sering terjadi pada komoditas sayuran dimana transmisi hargasayuran relatif rendah dibanding buah dan komoditas pangan lain (Irawan, 2007). Khusus untuk pasar kentang yang terintegrasi akan membantu produsen dan konsumen, karena rantai pasokan yang ada dapat mentransmisikan sinyal harga secara benar. Sebagai konsekuensi dari kondisi ini, konsumen di pasar tertentu tidak perlu membayar lebih mahal dan produsen dapat melakukan spesialisasi berdasarkan keunggulan komparatifnya (Adiyoga, et al. 2006). Dilihat dari usahatani komoditas kentang dan kubis yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, akan lebih menguntungkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dibandingkan impor. Meskipun usahatani kentang dan kubis di lokasi penelitian memiliki keunggulan komparatif, tetapi apabila tidak dilakukan beberapa langkah pembenahan maka tidak akan dapat mewujud dalam keunggulan kompetitif, terutama orientasi untuk pasar ekspor. Untuk orientasi substitusi impor, kondisinya rawan karena petani mengalami disinsentif dalam berusahatani kentang dan kubis (Saptana, et al. 2002). Di dalam usahtani kubis, faktor produksi ditingkat petani penggunaan pupuk ZA dan KCl belum efisien sehingga perlu ditingkatkan penggunannya (Nurmalina dan Ameriana, 1995). Menurut Karmina dan Aisyah (2008) luas lahan yang diusahakan responden untuk usahatani tomat dan mentimun masih rendah dibandingkan dengan luas lahan optimal yang dapat di capai oleh responden dengan tenaga kerja yang tersedia. Luas lahan optimal tersebut dapat dicapai responden jika melakukan peningkatan luas lahan (ekstensifikasi pertanian).
Penelitian tentang risiko hargasayuran di Indonesia mencakup komoditi kentang, kubis, cabe merah besar, bawang merah dan tomat, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Pasar Induk Kramat Jati. Pasar Induk Kramat Jati merupakan salah satu pusat perdagangan sayuran terbesar di Indonesia yang biasanya digunakan sebagai acuan dalam pembentukan harga di pasar-pasar lainnya serta sebagai sumber informasi bagi Kementrian Pertanian terkait dengan hargasayuran. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Oktober 2011 yang meliputi kegiatan pengumpulan data sampai penyusunan laporan.
Sayuran merupakan komoditas yang sangat berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Rendahnya hasil produksi sayuran dalam negeri menyebabkan tidak tercukupinya kebutuhan konsumsi sayuran dalam negeri. Hal ini juga menyebabkan distribusi sayuran tidak merata. Karena tidak semua wilayah di Indonesia dapat menghasilkan sayuran yang sering digunakan untuk konsumsi. Distribusi yang tidak merata ini menyebabkan hargasayuran berfluktuasi. Fluktuasi hargasayuran dapat disebabkan oleh besarnya jumlah penawaran dan besarnya jumlah permintaan. Semakin tinggi jumlah penawaran maka harga akan rendah, sebaliknya jika jumlah penawaran semakin sedikit maka harga akan semakin meningkat (cateris paribus). Fluktuasi hargasayuran yang terjadi menyebabkan Badan Ketahanan Pangan mengalami kesulitan dalam mengawasi perubahan harga tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu analisis tingkat volatilitas harga komoditas sayuran agar fluktuasi harga dapat segera diatasi. Pengukuran volatilitas perlu dilakukan untuk memetakan ketidakpastian tersebut. Volatilitas yang ada pada hargasayuran di Pasar Induk Kramat Jati dapat memberikan gambaran sayuran mana yang mempunyai fluktuasi harga paling tinggi.
Brokoli dan Tomat memiliki harga yang lebih stabil dibandingkan komoditas lainnya. Hal ini seiring dengan nilai R/C ratio yang dihasilkan, yaitu lebih besar dari satu. Sebaliknya, komoditas Wortel dan Bawang Daun mempunyai kestabilan harga yang lebih rendah sehingga memiliki nilai R/C ratio yang lebih rendah pula bila dibandingkan dengan komoditas lainnya. Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa kestabilan harga mempengaruhi penerimaan usahatani dan R/C ratio, di mana kedua hal tersebut berkaitan langsung dengan keberlanjutan suatu usahatani. Menurut Irawan (2007), fluktuasi hargasayuran pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan antara kuantitas pasokan dan kuantitas permintaan. Jika terjadi kelebihan pasokan maka harga komoditas akan turun, dan sebaliknya. Fenomena tersebut terjadi di Kebun Citra Sehat Organik, di mana jika terjadi over-supply, maka hargasayuran dijual dengan harga yang lebih murah kepada pemilik.
Fluktuasi hargasayuran umumnya relatif tinggi dibanding buah, padi dan komoditas palawija. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara volume pasokan dan kebutuhan konsumen lebih sering terjadi pada komoditas sayuran. Kondisi demikian dapat terjadi karena tiga faktor yaitu : (1) daerah produsen sayuran cenderung terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu sehingga jika terjadi anomali produksi (gagal panen atau lonjakan produksi) di salah satu daerah produsen maka pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar relatif besar, (2) sinkronisasi produksi antara daerah produsen sayuran relatif lemah sehingga produksi sayuran cenderung terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu, dan (3) konsumen umumnya menginginkan sayuran segar, sedangkan sarana penyimpanan yang mampu mempertahankan kesegaran sayuran secara efisien sangat terbatas sehingga kegiatan penyimpanan dengan tujuan mengatur pasokan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen tidak mudah dilakukan. Secara lintas komoditas fluktuasi harga tersebut cenderung berhubungan negatif dengan transmisi harga dan harga yang diterima petani, dengan kata lain semakin tinggi fluktuasi harga komoditas maka semakin rendah transmisi harga konsumen kepada petani dan semakin rendah pula harga yang diterima petani.
Komoditas sayuran segar adalah banyak diketemukan penjualannya pada pasar tradisional di Indonesia. Sayuran segar terjual dari pasar tradisional akan didistribusikan ke pengecer dan wholesaler. Studi ini mempelajari rantai pasok sayuran segar dari Koto Baru, Agam ke retail dan wholeslaer di Pekanbaru. Permasalahannya adalah pemenuhan permintaan baik dari segi kuantitas dan mutu sayuran segar. Tujuan studi adalah membangun rantai pasok agile yang memberikan manfaat bagi para pelaku dalam rantai pasokan, yaitu petani dan pengumpul. Model ini diformulasikan dengan menggunakan program linier dengan situasi deterministik statis. Fungsi Tujuan model ini adalah maksimisasi pendapatan dari aktor dalam sistem rantai pasokan, yaitu petani dan pengumpul. Variabel dalam model ini adalah hargasayuran pada petani dan pengumpul. rantai pasokan tangkas dapat dicapai dengan merancang skenario. Ada tiga skenario, yaitu skenario pertama adalah penambahan kegiatan pada petani, skenario kedua adalah penambahan kegiatan pada kolektor, dan skenario ketiga adalah penambahan kegiatan pada petani dan pengumpul. Analisis dilakukan dengan membandingkan ketiga skenario. Skenario yang terbaik adalah skenario ketiga, yaitu penambahan kegiatan pada petani dan pengumpul.
Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis efisiensi dengan metode stochastic frontier dengan metode pendugaan Maximum Likelihood (MLE), analisis Law of Diminishing Returns (LDR),analisis regresi linier berganda, dan analisis Compare Means One Sample T-Test. Metode stochastic frontier digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi secara teknis. Perbandingan nilai produksi marginal (NPM) Cobb-Douglas untuk menganalisis efisiensi harga. Analisis regresi linear berganda Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pupuk (hargasayuran, harga pupuk dan pengalaman petani) oleh petani sayuran.Analisis The Law of Diminishing Returns (LDR) digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan pupuk pada tanaman sayuran di daerah penelitian, dan analisis Compare Means One Sample T-Test digunakan untuk menganalisis perbedaan penggunaan pupuk yang seharusnya berdasarkan teori efisiensi dengan penggunaan pupuk oleh petani di daerah penelitian. Penggolongan jumlah dan persentase petani berdasarkan informasi yang diperolehnya mengenai cara pemupukan sayuran untuk mengetahui dari mana petani sebenarnya memperoleh informasi pemupukan sayuran.
Gunung Sinabung yang meletus pada tahun 2010 dan terus berlanjut hingga tahun 2013 berdampak terhadap kehidupan manusia. Dampaknya bergantung terhadap besarnya kekuatan letusan gunung api tersebut namun secara umum dampak yang mungkin terjadi terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat khususnya sekitar lokasi gunung berapi tersebut. Letusan gunung juga menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi daerah tersebut, harga-hargasayuran dan produksi pertanian, sedangkan masyarakat di sekitar gunung sendiri tidak memperoleh pendapatan selama kondisi bencana (Tindaon, 2013).
Gunung Sinabung yang meletus pada tahun 2010 dan terus berlanjut hingga tahun 2013 berdampak terhadap kehidupan manusia. Dampaknya bergantung terhadap besarnya kekuatan letusan gunung api tersebut namun secara umum dampak yang mungkin terjadi terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat khususnya sekitar lokasi gunung berapi tersebut. Letusan gunung juga menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi daerah tersebut, harga-hargasayuran dan produksi pertanian, sedangkan masyarakat di sekitar gunung sendiri tidak memperoleh pendapatan selama kondisi bencana (Tindaon, 2013).
Kota Mataram merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat, disamping menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian Kota Mataram juga telah mampu mengembangkan industri hotel dalam hal usaha akomodasi hotel berbintang. Hotel yang tidak saja sebagai tempat penginapan namun menyuguhkan tempat bersantap yang nyaman dengan pemandangan yang indah dan juga menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh wisatawan, penyediaan makanan ini tentu saja yang berperan yaitu sektor pertanian sebagai sektor penyedia bahan baku makanan yang akan di sajikan. Salah satu bahan baku yang sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan dan banyak digunakan hotel yaitu sayuran yang terdiri dari wortel, kentang dan kol, yang kita ketahui sangat penting bagi kesehatan manusia.
Pasar Sambas Medan adalah pasar tradisional yang menjual kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian,alat kosmetik serta produk pertanian. Produk pertanian yang ditawarkan dipasar ini berupa sayur dan buah, impor maupun lokal, organik maupun sayuran anorganik. Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan, dapat diketahui berbagai keadaan yang terjadi bahwa beralihnya minat beli ini dikarenakan kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi serta berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh sayuran organik, seperti kualitas,daya tahan, serta manfaat yang diberikan dibandingkan dengan sayuran biasa atau anorganik, selain itu persepsi masyarakat terhadap sayuran organik bahwa sayuran organik jauh lebih sehat dibandingkan jenis sayuran biasa atau anorganik yang menimbulkan minat beli diantara konsumen. Selanjutnya, dari observasi tersebut terdapat hal yang paling menonjol yaitu harga yang dimiliki oleh sayuran organik jauh lebih tinggi dibandingkan jenis sayuran biasa.
Walaupun berisiko tinggi, perputaran modal usaha sayuran dan buahan cukup cepat. Hal ini berkaitan dengan umur tanaman untuk produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah bernehti karena setiap hari orang membutuhkan sayuran dan buahan
Kepada yang terhormat Bapak/Ibu/Saudara pemilik atau pengelola rumah makan/katering/warung makan. Nama kami Andi Saputra dan Laurina Dian Amilia sebagai mahasiswa tingkat akhir jurusan Teknologi Pangan Unika Soegijapranata dengan ini ingin melakukan survey/pengambilan data awal yang bertujuan untuk mengetahui sebaran pelaku pengolahan sayuran di Semarang. Dengan ini meminta bantuan bapak/ibu/saudara pemilik/pengelola bersedia untuk membantu memenuhi tugas kami tersebut. Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama Bapak/Ibu/Saudara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap produksi dan harga buah dan sayuran di Kabupaten Karo dengan menganalisis data sebelum erupsi Gunung Sinabung (2005-2009) dan sesudah erupsi Gunung Sinabung (2010-2014) dianalisis dengan menggunakan uji t berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95%.
1987 – Desember 2001 ...............................................................19 Gambar 4.2 Plot Nilai ACF Data IHK Sayuran ............................................ 20 Gambar 4.3 Plot Nilai PACF Data IHK Sayuran ............................................20 Gambar 4.4 Plot Data IHK Sayuran Setelah Diferensiasi 1
BELLA PEBRIYANI PANJAITAN (120304038) dengan judul skripsi “Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produksi dan Harga Buah dan Sayuran di Kabupaten Karo”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indera Kusuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
LAMPIRAN Proses penyimpanan pada saat kegiatan pemanenan Kegiatan pencucian sayuran organik Bak pencucian sayuran organik.?. Proses Penimbangan sayuran organik Pengemasan sayuran [r]
Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Mayur yang Ditawarkan Kentang, Bunga Kol, Sawi di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.. Universitas Sumatera Utara.[r]