Berbagai program yang telah diselenggarakan oleh KKGPAI SD di Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dalam peningkatan kompetensi pedagogik yang tertuang dalam program bidang pendidikan dan pelatihan menunjukkan ciri-ciri sebagai guru profesional yaitu memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas; memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; adanya komitmen pada pekerjaannya; dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri. Peningkatan kualitas diri tersebut ditunjukkan pada peran aktif guru PAI SD melalui wadah KKGPAI SD terkait diskusi dan bekerja sama secara baik dalam penyusunan perangkat pembelajaran; guru menguasai secara mendalam bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik; guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya; dan dapat belajar dari pengalaman dirinya maupun orang lain; kemudian yang lebih penting lagi yaitu guru memahami potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik yang kemudian dikembangkan agar lebih optimal. 35
Penguatan KKGPAI sebagai organisasi menjadi sarana penguatan bagi guru PAI secara individu. Mengingat guru PAI merupakan anggota dari KKGPAI. Ketika KKGPAI sebagai organisasi mampu mandiri dan berdaya, maka fungsi layanannya kepada guru PAI semakin terasa. Sebab KKGPAI adalah organisasi yang langsung bersentuhan dengan guru PAI. Disinilah peran penting KKG, untuk membantu GPAI dalam menyelesaikan segala persoalan.
Agar peran KKG sebagai kelompok atau organisasi profesional maksimal maka harus diberdayakan pada segala bidang, seperti dari segi pengelolaan atau management, perencanaan program, pelaksanaan program, evaluasi program, pengembangan program, dan strategi pembinaan GPAI, sehingga sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama dalam Sosialisasi Kebijakan Pemerintah menjadi lebih bermakna. Melihat peran KKGPAI SD tingkat Kab/Kota sangat strategies dalam upaya pengembangan dan peningkatan kompetensi guru PAI SD, maka Direktorat Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Islam merasa perlu untuk memberi support kepada organisasi profesi tersebut agar lebih berdaya dan memberi pencerahan kepada KKGPAI SD agar lebih berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya, yaitu melalui Pemberian Dana Bantuan Pemberdayaan KKGPAI SD Tingkat Kabupaten/Kota.
Pada dataran operasional pelaksanaan analisis SWOT akan berkembang menghasilkan visi, misi, tujuan, dan program kerja peningkatan profesionalisme guru PAI melalui KKGPAI Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. Setelah pelatihan dan penyusunan program-program KKGPAI dan indikator-indikator keberhasilan program peningkatan mutu, dilanjutkan dengan verifikasi program-program yang ada. Verifikasi dilakukan dengan melihat alternatif-alternatif program yang telah disusun dan membandingkan dengan data hasil analisis SWOT yang telah dilakukan. Dengan mendiskusikan kedua data tersebut, didapat gambaran tentang program-program peningkatan mutu yang realistis untuk dicapai pada 1-2 tahun ke depan. Setelah tahapan pembacaan analisis SWOT, pelatihan, penyusunan program, penyusunan indikator keberhasilan dan verifikasi. Dilanjutkan dengan persetujuan dan penetapan program kerja KKGPAI Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora yang dijadikan arah kerja dan pengembangan mutu dan profesionalisme guru PAI 1 s/d 2 tahun. Namun demikian, program-program yang telah disusun, sewaktu-waktu dapat direvisi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. ”KKGPAI Kecamatan Randublatung dalam aplikasi programnya selalu berusaha menggunakan analisis SWOT melalui proses memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki serta mencoba mengeliminir kelemahan dan tantangan yang ada, sehingga setiap tujuan yang diharapkan dapat disusun dan diaplikasikan dapat tercapai secara maksimal dan profesionalisme dari setiap anggota dapat terwujudkan. Selanjutnya setelah program di susun kemudian di verifikasi dengan mmembandingkan analisis SWOT yang telah dilakukan sehingga program-program yang peningkatan mutu realistis dalam 1-2 tahun ke depan. Namun ketika terdapat berbagai hal yang mengharuskan program tersebut direvisi atau diperbaiki yan di revisi untuk menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan yang ada” 13
menanggulangi problematika dalam kegiatan supervisi PAI, supaya kegiatan supervisi dapat berjalan secara efektif untuk memantau perkembangan guru, menjangkau keseluruhan sekolah, memberikan pembinaan dan bimbingan, serta layanan professional guru PAI. Hasil wawancara dijelaskan bahwa Penerapan teknik supervisi PAI berbasis kelompok di lingkungan KKGPAI Kecamatan Ngawen dan KKGPAI Kecamatan Banjarejo dilakukan dengan melalui Forum KKGPAI Yang didasarkan pada pembagian Dabin (daerah binaan) baik di lingkungan KKGPAI Kecamatan Ngawen maupun Kecamatan Banjarejo. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan sekali. Dalam forum ini Pengawas PAI mendapat waktu khusus untuk memberikan pembinaan, pembimbingan dan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan profesi guru secara profesional. Pengawas PAI menggunakan forum KKG untuk mengevaluasi guru, namun yang paling esensi adalah memotivasi guru untuk selalu berubah secara terus-menerus supaya mencapai kemajuan dan peningkatan diri, baik dalam layanan belajar kepada peserta didik, disiplin yang tinggi, maupun peningkatan integritas diri guru PAI, misalnya: melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru PAI dan atau Kepala Sekolah dalam Penelitian Tindakan, pembimbingan guru PAI supaya aktif dalam KKGPAI dan forum pengembangan kompetensi profesional guru PAI, serta pemeriksaan perangkat pembelajaran guru PAI.
4) Sebagai pusat kegiatan praktek pembuatan alat peraga, penggunaan perpustakaan serta perolehan berbagai keterampilan mengajar maupun pengembangan administrasi kelas. Perbedaan materi ajar mengakibatkan adanya perbedaan alat peraga yang digunakan. Guru harus jeli menggunakan setiap alat peraga yang akan digunakan dalam PBM, sebab kalau tidak alat peraga bukanlah menambah efektivitas pembelajaran akan tetapi berpeluang menjadi sumber gangguan dalam pembelajaran. Disisi lain guru mungkin saja masih banyak yang tidak menggunakan alat peraga sebagai alat bantu belajar adalah hal itu sangat penting. Untuk itulah melalui KKGPAI beberapa keterampilan dalam membuat alat peraga atau keterampilan lainnya dapat dipelajari. Mengenai hal ini Nadriansyah mengatakan: Melalui kelompok kerja yang dimaksud banyak kreativitas yang dapat dikembangkan, seperti merancang pengajaran, merancang alat peraga, merumuskan mekanisme KBM dan membuat rumusan tata cara menindak lanjuti hasil karya guru dan peserta didik.
Ketika berada di lapangan, peneliti kualitatif kebanyakan berurusan dengan fenomena. Fenomena itu perlu didekati oleh peneliti dengan terlibat langsung pada situasi riel. 3 Pendekatan fenomenologi bukan hendak berfikir spekulatif, melainkan hendak mendudukkan tinggi pada kemampuan manusia untuk berfikir reflektif dan lebih jauh lagi untuk menggunakan logika reflektif disamping logika induktif dan deduktif, serta logika materiil, dan logika probabilistik. 4 Melalui pendekatan ini peneliti mencoba memahami dan menggambarkan keadaan subyek yang diteliti dengan detail dan mendalam terutama terkait dengan manajemen mutu KKGPAI dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SD melalui KKGPAI di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora.
Selama ini, Kementerian Agama telah menempatkan KKG, khususnya KKGPAI SD Kab. Minahasa sebagai mitra stategis karenanya dukungan dana berupa ketersediaan Dana Batuan Operasional dari Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara sangat kami harapkan untuk melaksanakan kegiatan peningkatan kompotensi Guru melalui KKGPAI SD. Adapun fokus kegiatan ini adalah peningkatan kompotensi guru PAI SD, seperti kompotensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial serta kemampuan.
k. Pelatihan seni macapat islami dan rebana. Program ini menempati urutan nomor enam berdasarkan dari pemetaan kebutuhan peningkatan kompetensi guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo. Program ini dibutuhkan oleh satu KKGPAI SD yakni KKGPAI SD Kecamatan Tawangsari. Dalam operasionalnya KKGPAI SD Kecamatan Tawangsari yang membutuhkan pelatihan ini mengirimkan delegasiya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian diharapkan delegasi tersebut akan menularkan atau mensosialisasikan kepada temen-temen guru PAI yang ada di daerahnya yang tergabung dalam KKGPAI SD. Jumlah delegasi yang dikirim disesuaikan kesepakatan antara Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta dengan pihak pengurus KKGPAI SD yang membutuhkan pelatihan ini. l. Pelatihan pembuatan Prota, Promes, Silabus, RPP, dan
Cara yang dilakukan pengawas dalam melakukan pembinaan dengan menemui Guru PAI di sekolah, mengadakan pembinaan mengenai kesulitan dalam menerapkan Standar Kompetensi Lulusan, Satndar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian, melakukan observasi pembelajaran, mendiskusikan hasil observasi pembelajaran, memberikan masukan danarahan. Menyampaikan kelebihan dan kekurangan saat mengajar untuk diperbaiki, memeberikan pengarahan saran yang lebih manfaat untuk hari- hari berikutnya. Pengawas memberikan motivasi kepada guru PAI dengan katakata seperti “semua yang dilakukan itu diniati dengan ikhlas”, “bekerja sebaik-baiknya”, “guru adalah teladan”, “guru PAI merupakan contoh guru teledan bagi guru-guru yang lain”, “ikutilah petunjuk dan pengarahan dari bapak kepala sekolah”, “pandi-pandailah bekerja sama dengan guru lain di sekolah”, “untuk meningkatkan prestasi selalu belajarlah dengan ilmu pengetahuan yang berkembang”. Cara yang dilakukan untuk melakukan supervisi akademik dan administrasi adalah melakukan pertemuan rutin melalui KKGPAI, mengadakan rapat dengan guru, membicarakan proses pembelajaran dan upaya cara meningkatkan profesi guru, saling memberi masukan mengenai topic tertentu misalnya mengenai kurikulum 2013 dan pelaksanaan PTK. Para Guru PAI saling tukar pikiran mengenai permasalahan yang terjadi di sekolah masing- masing. Para Guru saling memberikan masukan terhadap permasalahan yang ada. Pengawas juga memberikan masukan atau saran terhadap masalah yang ada. Sebelum melakukan observasi pembelajaran, pengawas melakukan percakapan dengan Guru PAI mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah melaksanakan proses pembelajaran, pengawas juga melakukan percakapan kembali dengan Guru PAI untuk membahas tentang keluhan atau kekurangan ketika mengajar, pengawas mengatakan kelebihan dan kekurangan Guru. Pengawas memberikan saran agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang agar diperbaiki. Guru juga diminta untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran.
mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi ketika di dalam kelas. Adanya KKGPAI yang anggotanya semua guru mata pelajaran dimaksudkan bertujuan untuk membantu para guru dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Pada dasarnya kegiatan KKG terbagi atas tiga program, yaitu program rutinitas, program pengembangan dan program penunjang. Secara umum pada pertemuan KKG yang dilaksanakan setiap bulannya tidak hanya membahas tentang program rutinitas, karena program pengembangan juga perlu dilaksanakan, agar guru lebih menambah wawasan dan meningkatakan kompetensi profesionalnya. Program pengmbangan yang biasanya dihadirkan yaitu kegiaan diklat KKG, kegitan diklat KKG ini akan membntu guru dalam mengatasi permasalahanya terkait dengan masalah dalam proses belajar mengajar, dengan mengacu pada program rutinitas. KKG memiliki tugas sebagai program dan organisasi sebagai wadah profesionalisme guru. (wawancara dengan pengewas KKGPAI Kecamatan Kasihan tanggal 7 Desember 2016)
Dari data di atas untuk memenuhi syarat kualifikasi akademik perlu adanya peningkatan lulusan peserta KKG menjadi S1. Untuk meningkatkan kompetensi guru pemberdayaan KKG Gugus IV Blanakan Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, melalui program BERMUTU (Better Education Through Reformed Management Universal Teacher Upgrading) yang menggariskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan secara PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
KKG atau MGMP diharapkan dapat diperhitungkan ekuivalensinya dengan satuan kredit semester (sks) bagi guru yang akan melanjutkan ke jenjang S1 atau pemberian angka kredit bagi guru untuk mengajukan kenaikan kepangkatan. Berdasarkan hal tersebut, penyelenggaraan KKG atau MGMP perlu direvitalisasi agar pelaksanaan kegiatan lebih terstruktur. Berkenaan dengan hal tersebut Ditjen PMPTK melalui Direktorat Profesi Pendidik mengembangkan panduan penyelenggaraan KKG atau MGMP sebagai berikut: (1) Rambu‐rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, (2) Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP, dan (3) Prosedur Operasional Standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di KKG dan MGMP. Diharapkan panduan ini dijadikan pegangan bagi KKG atau MGMP agar aktivitas yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat dijadikan wahana bagi pengembangan profesionalisme guru yang bermutu, mandiri, dan berkelanjutan.
Peran Pengawas Sekolah terhadap keberhasilan KKG sangat besar. Beberapa tugas pengawas antara lain: memberikan arahan kepada guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya agar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya lebih terarah dan mencapai tujuan yang ditentukan; memberikan bimbingan dengan maksud agar guru dan tenaga kependidikan di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya mengetahui secara lebih rinci mengenai kegiatan yang harus dilaksanakan dan cara terbaik untuk melaksanakannya; memberikan saran /rekomendasi dengan maksud agar proses pendidikan di sekolah lebih baik daripada hasil yang dicapai sebelumnya (Pidarta: 2004:19).
Demikian buku panduan ini dibuat untuk memberikan gambaran umum dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) melalui Dana Bantuan Langsung (DBL) Program Bermutu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dengan harapan agar kegiatan KKG Gugus Teuku Umar Kecamatan Purwantoro dapat berjalan dengan lancar dan buku panduan ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang terkait dalam kegiatan tersebut di atas. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas arahan, dukungan, dan kerjasamanya, semoga Alloh SWT meridhoi niat dan usaha kita dengan harapan bermanfaat bagi pencerahan masa depan anak bangsa. Amin.
panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kebutuhan guru setempat. Dengan demikian KKG/MGMP kehilangan kemandirian, motivasi dan insiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan profesionalisme guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan nasional.
a. Standar kinerja yang digunakan KKG Gugus Imam Bonjol adalah program KKG tahun sebelumnya, program kerja KKKS, dan kalender pendidikan, sedangkan standar kinerja pengembangan KKG yang berasal dari Direktorat belum digunakan karena ketidaktahuan dari pengurus, Kepala Sekolah dan UPT. Berdasarkan ketiga hal di atas, KKG Gugus Imam Bonjol membuat perencanaan sederhana yang digunakan sebagai standar dalam melaksanakan program.
Yg anggotanya t g anggotanya tdd dd guru-guru SD guru-guru SD untuk KKG dan Guru Matematika utk MGMP untuk KKG dan Guru Matematika utk MGMP matematika, Guru Bahasa Indonesia utk MGMP Bahasa Indonesia, Guru Bahasa matematika, Guru Bahasa Indonesia utk MGMP Bahasa Indonesia, Guru Bahasa Inggris utk MGMP Bahasa Inggris dan Guru IPA utk MGMP Matematika
3. Beban kerja dan kelompok kerja secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru SD Negeri pada Gugus KKG Kartini Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Artinya apabila beban kerja dan kelompok kerja semakin tinggi maka kinerja guru SD Negeri pada Gugus KKG Kartini Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang akan semakin meningkat, dan sebaliknya semakin rendah beban kerja dan kelompok kerja, akan berdampak pada penurunan kinerja guru SD Negeri pada Gugus KKG Kartini Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Hal ini dibuktikan dari temuan data hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 35.585 >
Para pelaku proses kegiatan KKG atau MGMP, harus memiliki komitmen yang tinggi untuk senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu KKG atau MGMP yang diselenggarakannya. Tanpa komitmen dari setiap anggota KKG atau MGMP, pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG atau MGMP tersebut akan mengalami kendala, bahkan mungkin tidak akan berhasil. Berbagai cara dapat dipilih untuk menggalang komitmen dari semua guru tergantung dari klasifikasi, struktur, sumber daya, visi dan misi, dan manajemen di KKG atau MGMP.