Sistem klasifikasi tanah digunakan untuk mengelompokkan tanah-tanah sesuai dengan perilaku umum dari tanah pada kondisi fisis tertentu. Tujuan dari pengklasifikasian tanah ini adalah untuk memungkinkan memperkirakan sifat fisis tanah dengan mengelompokkan tanah dengan kelas yang sama yang sifat fisisnya diketahui dan menyediakan sebuah metode yang akurat mengenai deskripsi tanah bagi para ahli. Tanah-tanah yang dikelompokkan dalam urutan berdasar satu kondisi-kondisi fisis tertentu bisa saja mempunyai urutan yang tidak sama jika didasarkan kondisi-kondisi fisis tertentu lainnya. Untuk memperoleh hasil klasifikasi yang lebih objektif, biasanya sampel tanah akan diuji di laboratorium dengan serangkaian uji laboratorium yang dapat menghasilkan klasifikasi tanah.
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia – Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “KajianEfektifitasPenggunaanSemenPortland Dan LimbahKarbit Terhadap StabilitasTanahLempungDitinjau Dari NilaiCbr”.Penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
Tanahlempung merupakan salah satu jenis tanah yang sering dilakukan proses stabilisasi. Hal ini disebabkan tanahlempung sangat keras dalam kondisi kering dan bersifat plastis pada kadar air sedang, namun ketika kadar air tinggi, tanahlempung akan bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak., sehingga menyebabkan perubahan volume yang besar karena pengaruh air dan menyebabkan tanah mengembang dan menyusut dalam jangka waktu yang relatif cepat. Sifat inilah yang menjadi alasan perlunya dilakukan proses stabilisasi agar sifat tersebut diperbaiki sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah tersebut. Umumnya sebagian besar wilayahIndonesia terdiri oleh tanahlempung dengan pengembangan yang cukup besar(plastisitas tinggi).
Kuat Geser Dan Kuat Tarik Belah Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Limbah Karbit Dan Abu Sekam Padi.. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tenik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.[r]
Batas susut (shrinkage limit) adalah kadar air tanah pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air di mana pengurangan kadar air selanjutnya mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi oleh pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna yang kemudian dikeringkan dalam oven. Volume ditentukan dengan mencelupkannya dalam air raksa. Batas susut dapat dinyatakan dalam Persamaan 2.12 seperti yang ditunjukkan pada rumusan dibawah ini.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan 2% semenpada tanah memiliki nilaicbr sebesar 5,76%, dan penambahan 2% semen dan 9% limbahkarbit dengan waktu pemeraman 14 hari memiliki nilaicbr terbesar yaitu 9,95%. Hasil perlakuan terhadap nilaiCBR pada kondisi tidak terendam (unsoaked) menunjukkan kenaikan nilaiCBR hingga kadar campuran limbahkarbit 9% dan mengalami penurunan pada kadar campuran limbahkarbit 10% dan 11%.
Sari, I. N. 2016. KajianEfektifitasPenggunaanSemenPortland Dan LimbahKarbit Terhadap StabilitasTanahLempungDitinjau Dari NilaiCBR. Program Studi Teknik Sipil Unversitas Sumatera Utara, Medan. Yesika, Faraditha. 2016. KajianEfektifitasPenggunaanSemen Dan Limbah
Kajian Efektifitas Penggunaan Semen Portland dan Limbah Karbit Terhadap Stabilitas Tanah Lempung Ditinjai Dari Nilai CBR Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan...[r]
Holtz dan Kovacs (1981) mengutip dari Mitchell (1976) mengatakan tarikan permukaan tanahlempung terhadap air sangat kuat didekat permukaan dan akan berkurang seiring dengan bertambahnya jarak dari permukaan partikel. Pengujian menunjukkan bahwa sifat termodinamis dan elektrik air pada permukaan lempung berbeda dari free water. Perbandingan hydrogen bonds, gaya Van der walls dan sifat-sifat kimia dengan jarak molekul dengan partikel lempung dapat dilihat pada Gambar.2.20.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan bahan tersebut benar mempengaruhi index properties dan kuat tekan tanah. Tanah asli yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai kuat tekan bebas sebesar 1,43 kg/cm 2 . Setelah tanah distabilisasi dengan berbagai variasi kadar limbahkarbit diperoleh nilai kuat tekan bebas terbesar terjadi pada kadar penambahan 2% semen + 9% limbahkarbit yaitu sebesar 2,56 kg/cm 2 . Semakin banyak kadar limbahkarbit yang digunakan, daya dukung akan terus mengalami penurunan tetapi tetap di atas nilai kuat tekan tanah asli.
Tanah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai media pondasi untuk menyebarkan beban bangunan kedalamnya.Kondisi tanah di setiap tempat sangatlah berbeda karena tanah secara ilmiah merupakan material yang rumit dan sangat bervariasi.Apabila suatu tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat lunak sehingga tidak sesuai untuk pembangunan, maka tanah tersebut sebaiknya distabilisasi.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan bahan tersebut benar mempengaruhi index properties dan kuat tekan tanah. Tanah asli yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai kuat tekan bebas sebesar 1,43 kg/cm 2 . Setelah tanah distabilisasi dengan berbagai variasi kadar limbahkarbit diperoleh nilai kuat tekan bebas terbesar terjadi pada kadar penambahan 2% semen + 9% limbahkarbit yaitu sebesar 2,56 kg/cm 2 . Semakin banyak kadar limbahkarbit yang digunakan, daya dukung akan terus mengalami penurunan tetapi tetap di atas nilai kuat tekan tanah asli.
Air biasanya tidak banyak mempengaruhi kekuatan tanah kohesif. Sebagai contoh, kuat geser tanah pasir mendekati sama pada kondisi kering maupun jenuh air. Tetapi, jika air berada pada lapisan pasir yang tidak padat, beban dinamis seperti gempa bumi dan getaran lainnya sangat mempengaruhi kuat gesernya. Sebaliknya, tanah butiran halus khususnya tanahlempung akan banyak dipengaruhi oleh air. Karena pada tanah berbutir halus, luas permukaan spesifik menjadi lebih besar, variasi kadar air akan mempengaruhi plastisitas tanahnya.
Silaban, F. A. 2013. KajianEfektifitasSemen dan Fly Ash dalam StabilitasTanahLempung dengan Uji Triaxial Cu dan Aplikasi pada Stabilisasi Lereng. Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan. Rezky, A. 2014. Kuat Tekan Bebas pada TanahLempung yang Distabilisasi
Variasi campuran yaitu dengan 75% tanah asli, abu vulkanik 2,5% - 25% dan abu sekam padi 2,5% - 25% dari berat kering sampel tanah dengan masa pemeraman 14 hari.Hasil penelitian menunjukan bahan stabilisasi abu vulkanik dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanis tanahlempung. Untuk nilai Batas-batas Atterberg mengalamipenurunan setelah distabilisasi. Indeks Plastisitas tanah menurun dari 26,33% menjadi 5,31% pada penambahan 2,5 % abu vulkanik + 22,5% abu sekam padi. Sementara pada sifat mekanis tanah, diperoleh nilaiCBR yang optimal pada pencampuran tanah 75% + 25% abu gunung vulkanik adalah 15,48%, dan penambahan 25 % abu vulkanik menyebabkan kuat tekan tanah meningkat dari 1,38 kg/cm 2 menjadi 2,23 kg/cm 2 . Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan abu sekam padi tidak begitu dianjurkan.
Tanahlempung merupakan salah satu jenis tanah yang sering digunakan dalam proses stabilisasi. Hal ini disebabkan tanahlempung sangat keras dalam kondisi kering dan bersifat plastis pada kadar air sedang, namun ketika kadar air tinggi, tanahlempung akan bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak., sehingga menyebabkan perubahan volume yang besar karena pengaruh air dan menyebabkan tanah mengembang dan menyusut dalam jangka waktu yang relatif cepat. Sifat inilah yang menjadi alasan perlunya dilakukan proses stabilisasi agar sifat tersebut diperbaiki sehingga dapat meningkatkan daya dukung tanah tersebut. (Hardiyatmo, 2002)
Variasi campuran yaitu dengan 75% tanah asli, abu vulkanik 2,5% - 25% dan abu sekam padi 2,5% - 25% dari berat kering sampel tanah dengan masa pemeraman 14 hari.Hasil penelitian menunjukan bahan stabilisasi abu vulkanik dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanis tanahlempung. Untuk nilai Batas-batas Atterberg mengalamipenurunan setelah distabilisasi. Indeks Plastisitas tanah menurun dari 26,33% menjadi 5,31% pada penambahan 2,5 % abu vulkanik + 22,5% abu sekam padi. Sementara pada sifat mekanis tanah, diperoleh nilaiCBR yang optimal pada pencampuran tanah 75% + 25% abu gunung vulkanik adalah 15,48%, dan penambahan 25 % abu vulkanik menyebabkan kuat tekan tanah meningkat dari 1,38 kg/cm 2 menjadi 2,23 kg/cm 2 . Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan abu sekam padi tidak begitu dianjurkan.
2013.Kuat Geser Dan Kuat Tarik Belah Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Limbah Karbit Dan Abu Sekam Padi.Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tenik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta[r]
Besar butiran tanah biasanya digambarkan dalam grafik yaitu merupakan grafik lengkung (Grading Curve) atau grafik lengkung pembagi butir (Partial Size Distribution Cueve). Suatu tanah yang mempunyai kurva distribusi ukuran butir yang hampir vertikal (semua partikel dengan ukuran yang hampir sama) disebut tanah yang uniform (Uniformly Graded). Apabila kurva membentang pada daerah yang agak besar, tanah disebut bergradasi baik.Berikut ini adalah gambar alat yang digunakan untuk pengujian analisa saringan (Sieve Analysis).
Stabilisasi merupakan salah satu usaha dalam memperbaiki kondisi tanah yang memiliki indeks propertis yang kurang baik. Salah satu contoh stabilisasi adalah dengan menambahkan bahan kimia pada tanah. Bahan kimia yang biasa digunakan berupa semen, kapur, aspal. Dalam penelitian ini digunakan penambahan semen dan bottom ash yang merupakan bahan limbah hasil pembakaran batubara yang tidak terpakai dan berbahaya bagi lingkungan jika dibuang secara sembarang.