• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Nuansa Makna Verba “Mawaru” Dan “Meguru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihonggo Bunshou De No ‘Mawaru’ To “Meguru” No Nyuansa No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Nuansa Makna Verba “Mawaru” Dan “Meguru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihonggo Bunshou De No ‘Mawaru’ To “Meguru” No Nyuansa No Bunseki"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya, sedangkan yang dimaksudkan dengan homonim

Kata yang memiliki makna lebih dari satu dapat disebut dengan polisemi. dan

Penggunaan verba tetsudau dan tasukeru juga mengacu pada maksud yang sama, memiliki makna dan nuansa yang dapat berbeda jika digunakan dalam komunikasi bahasa

Pada kalimat (1) dan (2) verba okuru, pemakaian verba okuru sudah tepat karena mendeskripsikan nuansa makna memindahkan barang/orang dari satu tempat ke tempat yang lain,

Dengan dilatarbelakangi hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan verba (doushi) dalam sebuah penelitian yang berjudul : Analisis

Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama (mirip) dengan satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi

memberikan batasan tentang kedua istilah tersebut, yaitu polisemi (tagigo) adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu dan setia maknanya memiliki pertautan, sedangkan yang

Makna setiap kata merupakan salah satu objek kajian semantik, karena komunikasi dengan menggunakan suatu bahasa yang sama seperti bahasa Jepang, baru akan berjalan lancar jika