• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Fisikokimia dan Kadar Pati Resisten Tapioka Hasil Modifikasi Heat Moisture Treatment (HMT) Menggunakan Oven

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakter Fisikokimia dan Kadar Pati Resisten Tapioka Hasil Modifikasi Heat Moisture Treatment (HMT) Menggunakan Oven"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan tapioka HMT (Modifikasi Murdiati
Gambar 2. Grafik perubahan kadar air proses HMT suhu 140 ºC
Gambar 3. Perbandingan bentuk granula pati, N: Alami, A: HMT 120 ºC-16 jam,
Gambar 5. Kadar  amilosa dari tapioka alami dan HMT
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan suhu proses HMT dilakukan dengan pertimbangan bahwa suhu proses tidak menyebabkan perubahan sifat birefringence granula pati dan mampu menghasilkan pati dengan

Pati sagu termodifikasi HMT suhu pati 90 o C dengan lama pemanasan 4 jam memiliki karakteristik pati viskositas puncak rendah, memiliki kekuatan gel yang tinggi dan tanpa

Uji lanjut dengan uji Duncan pada program yang sama menunjukkan bahwa formula bakso dengan penambahan pati sagu HMT dan STPP yang lebih tinggi memiliki perbedaan nyata dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suhu pemanasan dan kadar air pada proses modifikasi pati talasa dengan Teknik HMT terhadap karakteristik produk, dan

Untuk meningkatkan kadar amilosa pada tepung daluga diduga memerlukan suhu atau waktu pemanasan autoklaf yang lebih tinggi dibandingkan dengan patinya.. Modifikasi pati dapat

Heat moisture treatment (HMT) adalah proses pemanasan pati pada suhu tinggi di atas suhu gelatinisasi dalam kondisi semi kering, yaitu tingkat kadar air.. yang lebih rendah

Naiknya nilai derajat putih pada pati sagu HMT perlakuan pemanasan 90 o C diduga dipengaruhi oleh rendahnya nilai pH, pati sagu dengan perlakuan pemanasan 90 o

Naiknya nilai derajat putih pada pati sagu HMT perlakuan pemanasan 90oC diduga dipengaruhi oleh rendahnya nilai pH, pati sagu dengan perlakuan pemanasan 90oC memiliki pati yang bersifat