• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I - Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Hukum adat Batak Toba, khususnya perkawinan sangat memperhatikan prinsip dasar yaitu dalihan na tolu (artinya tungku nan tiga), yang merupakan suatu ungkapan yang menyatakan

Begitu juga dengan sanksi yang diberikan sebagai hukuman kepada si pelaku adalah seperti dikeluarkan dari komunitas adat mereka, membayar denda yang diwajibkan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan hula – hula dalam pelaksanaan perkawinan menurut adat Batak Toba di Desa Lumban Purba Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi sinamot dalam perkawinan menurut adat masyarakat Batak Toba dan untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan

Penelitian ini berjudul Subordinasi Perempuan dalam Adat Batak Toba (Studi Kasus Terhadap Perempuan sebagai Orangtua Tunggal dalam Filosofi Dalihan Na Tolu Pada Masyarakat

(ketua adat dari Perbato atau salah satu yang mewakili tokoh adat). Makanya sebelum kegiatan tersebut dilakukan sebaiknya harus ada Raja Parhata yang akan memberikan

Adapun pepatah atau ungkapan dalam masyarakat adat Batak Toba sebagai berikut “Na hancit ma antong naso markula dongan, suada dongan tu si martulo, na hancit

Dalam hal pewarisan, sesuai dengan adat batak yang diberikan harta warisan adalah anak laki-laki, perempuan tidak mendapat warisan meskipun ia kawin dengan pria suku