• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Nilai moral apa yang terdapat pada film The Great Wall ?

2. Bagaimana teknik penyampaian nilai moral pada film The Great Wall ? 1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada aspek nilai moral yang terdapat pada film The Great Wall, yaitu menganalisis nilai moral dari segi sosial yang mencakup pada kerja sama, suka menolong, kasih sayang, dan musyawarah.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulisan ini bertujuan :

1. Mendeskripsikan nilai moral yang terdapat pada film The Great Wall.

2. Mendeskripsikan bentuk penyampaian nilai moral pada film The Great Wall.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam kajian sosiologi sastra, khususnya mengenai nilai moral yang terdapat pada film The Great Wall.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau acuan untuk penelitian khususnya bagi mahasiswa/i Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat luas tentang nilai moral pada film The Great Wall.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah ide-ide khusus yang jelas, yang diturunkan dari suatu model tertentu (Emzir, 2014: 33), ide-ide yang diturunkan tersebut dibentuk oleh konseptualisasi data yang didasarkan pada sebuah teori (Moleong, 2005: 72). Oleh karena itu, adapun konsep penelitian ini adalah mengenai:

2.1.1 Nilai moral

Menurut Lilie dalam (Budiningsih, 2004: 24) kata moral berasal dari kata mores (bahasa latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan atau adat istiadat.

Dewey (dalam Budiningsih, 2004: 24) menyatakan bahwa moral sebagai hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai susila, sedangkan Baron, dkk (Budiningsih, 2004: 24) menyatakan bahwa moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang membicarakan salah atau benar. Adapun Suseno (Budiningsih, 2004: 24) mengemukakan bahwa kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia.

Menurut Nucci, L dan Marverez (2008: 47) mengatakan bahwa bentuk nilai moral terdiri atas dua, yaitu nilai moral individual dan nilai moral sosial.

2.1.1.1 Nilai Moral Individual

Nilai moral individual adalah nilai moral yang menyangkut hubungan manusia dengan kehidupan diri pribadi sendiri atau cara manusia memperlakukan diri pribadi.Nilai moral tersebut mendasari dan menjadi panduan hidup manusia yang merupakan arah dan aturan yang perlu dilakukan dalam kehidupan pribadinya.Adapun nilai moral individual,meliputi: 1) Kejujuran, 2) Keberanian, 3)

Kesabaran, 4) Kerja Keras dan Pantang Menyerah, 5) Rela Berkorban, 6) Kerendahan Hati, 7) Bertanggung Jawab, 8) Berbohong.

1. Kejujuran

Kejujuran adalah suatu prilaku yang mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan.Kejujuran menyampaikan suatu kebenaran bahkan ketika dengan mengakui kebenaran tertentu bisa membuat seseorang kecewa.Kejujuran adalah landasan dari kepercayaan yang akan menentukan hubungan seseorang dengan orang lain.Jujur berarti berkata benar yang bersesuaian antara lisan dan apa yang ada dalam hati.

2. Keberanian

Keberanian merupakan suatu perbuatan yang menunjukkan diri dalam tekad untuk tetap mempertahankan dan memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting serta mampu menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya kebenarannya. Keberanian adalah kesetiaan terhadap suara hati yang menyatakan diri dalam kesediaan untuk mengambil resiko konflik dengan berpihak pada yang lebih lemah melawan yang kuat untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan.

3. Kerendahan Hati

Kerendahan hati adalah kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan kenyataan. Renda hati merupakan kesadaran akan keterbatasan dari kemampuan diri, jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk kesombongan dan keangkuhan. Renda hati akan mendorong terbentuknya sikap realistis, ingin membuka diri untuk dapat terus belajar, menghargai dan mendengar pendapat dari orang lain. Memelihara dan menumbuh kembangkan sikap tenggang rasa, serta

menunjukkan sikap kesederhanaan, juga penuh dengan rasa syukur dan ikhlas dalam menjalani hidup.

4. Kerja keras

Arti kata kerja keras yaitu berusaha dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga untuk berupaya mendapatkan keinginan mencapai hasil yang baik dan maksimal pada umumnya. Kerja keras merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai suatu hal yang bersifat positif.

5. Rela Berkorban

Rela berkorban berarti bersedia dengan ikhlas, senang hati, dengan tidak mengharapkan imbalanapapun dan mau memberikan sebagian yang dimiliki, sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya.Makna yang terkandung dalam pengertian ini adalah bahwa untuk mencapai suatu kemajuan, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, dalam hidup bermasyarakat, diperlukan adanya kesediaan dengan ikhlas hati memberikan atau mengorbankan sesuatu yang kita miliki untuk keperluan orang lain atau masyarakat.

6. Kesabaran

Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau

seseorang. Kesabaran merupakan bukti kerendahan hati seseorang dalam menunggu, mencari, dan memperjuangkan sesuatu yang diinginkan.

7. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab merupakan perwujudan akan kewajiban menanggung dan memikul jawab.Tanggung jawab adalah kesadaran diri manusia terhadap tingkah laku dan perbuatan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga harus berasal dari dalam hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban yang harus di tanggung jawabkan.

8. Berbohong

Bohong adalah mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain atau tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seperti dusta dan palsu. Jadi apabila tidak berkata jujur kepada orang lain, maka orang itu dikatakan orang yang munafik.

9. Pantang Menyerah

Pantang menyerah adalah perjuangan yang tangguh penuh semangat, tidak mudah putus asa dan tidak lemah terhadap sesuatu yang terjadi menimpanya.

pantang menyerah merupakan kemampuan seseorang untuk dapat bangkit kembali dari situasi sulit dan berusaha tidak menjadi korban dari ketidakberdayaan.aspek dari komitmen tinggi, yakni sikap bertahan untuk tetap inginmencapai apa yang diinginkan walaupun mengalami kegagalan, mendapat hambatan danrintangan.

2.1.1.2. Nilai Moral Sosial

Nilai sosial yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat. Secara umum sosial berkenaan dengan masyarakat

yang suka memperhatikan kepentingan umum (1) kerja Sama, 2) Suka Menolong, 3) Kasih Sayang, 4) Musyawarah, dll).

1. Kerja Sama

Kerja sama adalah suatu perbuatan saling membantu yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan atau target yang sebelumnya telah direncanakan dan disepakati bersama dengan prinsip saling percaya,menghargai dan adanya norma yang berlaku.Kerja sama merupakan intraksi yang penting karena pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.

2. Suka Menolong

Suka menolong dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami sebagai prilaku yang memberi manfaat pada orang lain. Rasa kepedulian yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan untuk kebaikan orang lain. Suka menolong adalah tindakan sukarela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun.

3. Kasih Sayang

Kasih sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan mengasihi semua ciptaan Tuhan baik makhluk hidup maupun benda mati.Kasih sayang merupakan pemberian rasa cinta yang diberikan seseorang ke orang lainnya, atau kepada seluruh keluarganya, kasih sayang juga tercipta karna adanya rasa perhatian, penyayang, sehingga terciptalah rasa kasih sayang. Tidak hanya pasangan lawan jenis saja rasa kasih sayang dapat tercipta tetapi kepada sahabat, keluarga dan teman-teman. Kasih sayang juga dapat mempersatukan orang yang sedang berselisih, kasih sayang yang dilengkapi dengan tanggung jawab menciptakan

kedamaian antara sesama manusia.

4. Musyawarah

Musyawarah merupakan proses pembahasan suatu persoalan dengan maksut mencapai keputusan bersama. Keputusan adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan berdasarkan berbagai pertimbangan dan pemikiran untuk mencapai tujuan dari keputusan. Dan keputusan bersama merupakan segala sesuatu yang telah ditetapkan secara bersama-sama oleh sekelompok orang dengan berbagai pertimbangan, pemikiran untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.2 Film

Film pertama kali lahir di pertengahan kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar oleh percikan abu rokok sekalipun.

Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton.19 Film adalah serangkaian gambar diam yang bila ditampilkan pada layar, menciptakan ilusi gambar karena bergerak.

Film sendiri merupakan jenis dari komunikasi visual yang menggunakan gambar bergerak dan suara untuk bercerita atau memberikan informasi pada khalayak. Setiap orang di setiap belahan dunia melihat film salah satunya sebagai jenis hiburan, cara untuk bersenang-senang. Senang bagi sebagian orang dapat berarti tertawa, sementara yang lainnya dapat diartikan menangis. Kebanyakan film dibuat sehingga film tersebut dapat ditayangkan di bioskop. Setelah film diputar di layar lebar untuk beberapa waktu (mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan).

Pada perkembangannya, film dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun (Effendy, 2003: 210). Berikut adalah jenis-jenis film:

1. Film Cerita

Film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial artinya, dipertunjukkan dibioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar ditelevisi dengan dukungan sponsor produk tertentu. Misalnya, film horor drama, fiksi ilmiah komedi laga, musikal dan lain-lain.

2. Film Non Cerita

Film non cerita merupakan kategori film yang mengambil kisah nyata sebagai subjeknya atau merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan.

Ada dua tipe film non cerita antara lain :

1. Film faktual : menampilkan fakta, kamera hanya sekedar merekam peristiwa. Biasanya dalam bentuk sebagai film cerita dan film dokumentasi.

2. Film dukumenter : sarana yang tepat untuk mengungkapkan realitas, menstimuli perubahan, dengan kata lain menunjukkan realitas kepada masyarakat secara normal.

Ada dua tambahan jenis film yaitu film eksperimental dan film animasi.

Penjelasan sebagai berikut :

1. Film eksperimental tidak dibuat dengan kaidah kaidah pembuatan film yang lazim. Tujuannya untuk mengadakan ekaperimentasi dan mencari cara-cara pengucapan baru lewat film.

2. Film Animasi (kartun) adalah film yang memanfaatkan gambaran atau lukisan maupun benda-benda mati lainnya seperti boneka, kursi meja dan lain-lainnya yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi.

2.1.2.1 Fungsi Film

Film sebagai media massa memiliki beberapa fungsi diantaranya : 1.Hiburan

Menurut Marseli Sumarno (1996;96-98), film sebaagai media komunikasi lebih mudah menyajikan suatu hiburan dari pada bentuk komunikasi lainnya. Hal ini dapat dilihat sifatnya yang ringan menitik beratkan pada estetika dan etika.

Nilai hiburan pada film sangat penting, apabila subuah film tidak mengikat perhatian penonton dari awal hingga akhir tentulah film tersebut tidak diminati penonton.

2.Pendidikan

Dengan media film kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan diri secara efektif dalam masyarakat serta mempelajari nilai tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyrakat.

3.Penerangan

Sebagai media penyampai pesan kepada khalayak luas, film selalu memiliki penjelasan tentang sesuatu hal yang belum diketahui sebagian orang. Biasanya film jenis ini dikategorikan film dokumenter. Bayak sekali instansi-instansi yang menggunakan film dokumentar sebagai media untuk memperkenalkan program atau produk mereka kepada masyarakat luas ataupun golongan tertentu.

4.Artistik

Nilai artistik terwujud karakteristikannya ditemukan pada seluruh unsurnya.

Sebuah film memang sebaiknya dinilai secara artistik bukan secara rasional.

Sebab dilihat secara rasional sebuah film artistik boleh menjadi tidak berharga, karena tidak memiliki maksud atau makna yang tegas, padahal keindahan itu sendiri memiliki maksud dan makna.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Film (Genre Film)

Beberapa jenis film menurut M. Bayu Widadgo, antara lain sebagai berikut : 1.Action –laga

Film dengan tema ini mengetengahkan tentang perjuangan hidup dengan bumbu utama keahlian setiap tokoh untuk bertahan pertarungan hingga akhir cerita.

2.Comedi-humor

Film bertema humor ini mengandalkan kelucuan sebagai penyajian utama.

Film dengan tema ini termasuk yang paling sulit menyajikanya, karena apabila kurang waspada maka komedi yang disuguhkan akan terjebak sleptick, atau terkesan memaksa penonton dengan kelucuan yang dibuat-buat.

3.roman-drama

Film dengan tema ini merupak genre yang paling populer dikalangan masyarakat. Genre ini menawarkan faktor perasaan dan kehidupan nyata, yang mengarah pada simpati dan empati penonton terhadap apa yang diceritakan dan apa yang disuguhkan. Kunci utama pada film bergenre ini adalah tema-tema klasik dalam permasalahan hidup manusia yang tidak pernah puas terjawab.

4.Misteri-horor

Genre ini memiliki bahasan yang sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu saja(monoton), namun genre ini mendapat perhatian yang lebih dari penonton. Hal ini disebabkan karena keingin tahuan manusia yang sangat besar terhadap dunia lain tersebut.

Sedangkan menurut Heru Efendy jenis-jenis film dapat dibagi menjadi 7 jenis antara lain sebagai berikut :

1.Film Dokumenter (Dokumentary film)

Film dokumter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Film jenis ini tidak lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda seseorang atau kelompok tertentu.

2.Film Cerita Pendek (Short film)

Film cerita pendek ini berdurasi kurang dari 60 menit. Sebagian besar produser film menjadikan film ini sebagai sebuah batu loncatan untuk kemudian memproduksi film cerita panjang.

3.Film Cerita Panjang (Feature-Length Film)

Film cerita panjang adalah film dengan durasi lebih dari 60 menit, atau lazimnya film ini berdurasi antara 60-100 menit. Terkadang film jenis ini doproduksi di atas durasi 180 menit, seperti halnya film hasil produksi Bollywood (India) dan Hollywood (Amerika).

4.Film-film Jenis Lain (Corporate Profile)

Jenis film ini biasanya diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan „Jendela Usaha’ di TV ONE. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi

5.Iklan Televisi

Film jenis ini biasanya diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk, maupun layanan masyarakat (public services announcement).

Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara „ekolisit‟, artinya ada stimulus yang jelas tentang produk tersebut. sedangkan jenis iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian suatu produsen terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut.

6.Program Televisi (Tv Program)

program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu cerita dan non cerita. Jenis cerita terbagi kedalam dua kelompok yaitu fiksi dan non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (tv series), film televisi/ FTV (populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok non fiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu.

Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, tv kuis, talkshow dan liputan berita.

7.Video Klip (music video)

Video klip adalah sarana bagi produser musik untuk membesarkan produk mereka melalui media televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV, tahun 1981. Di Indonesia, Video klip ini sendiri berkembang menjadi

bisnis seirimg dengan perkembangan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core bisnis) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun nya.

2.1.2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Film

Film merupakan hasil karya bersama atau hasil kerja kolektif. Dengan kata lain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah unsur atau profesi.

Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan film antaralain: produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera (kameramen), penata artistik, penata musik, editor, pengisi dan penata suara, aktor-aktris (bintang film). Berikut ini adalah unsur-unsur dalam sebuah film:

1. Produser

Unsur paling utama (tertinggi) dalam suatu tim kerja produksi atau pembuatan film adalah produser. Karena produserlah yang menyandang atau mempersiapkan dana yang dipergunakan untuk pembiayaan produksi film.

Produser merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang diperlukan dalam proses pembuatan film. Selain dana, ide atau gagasan, produser juga harus menyediakan naskah yang akan difilmkan, serta sejumlah hal lainnya yang diperlukan dalam kaitan proses produksi film.

2. Sutradara

Sutradara merupakan pihak atau orang yang paling bertanggungjawab terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan dana dan properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati posisi sebagai “orang penting kedua” di dalam suatu tim kerja produksi film. Di dalam proses

pembuatan film, sutradara bertugas mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau informasi dari naskah skenario ke dalam aktivitas produksi.

3. Penulis Skenario

Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario atau naskah cerita film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas pengungkapannya. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film.

4. Penata Kamera (Kameramen)

Penata kamera atau popular juga dengan sebutan kameramen adalah seseorang yang bertanggungjawab dalam proses perekaman (pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. Karena itu, seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mampu menghadirkan cerita yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim kerja produksi film, penata kemera memimpin departemen kamera.

5. Penata Artistik

Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk menampilkan cita rasa artistik pada sebuah film yang diproduksi. Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistik setelah terlebih dulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk membuat gambaran kasar adegan demi

adegan di dalam sketsa, baik secara hitam putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik di antaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian, tata rias, tata pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan para pemeran film dan lainnya.

6. Penata Musik

Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. Seorang penata musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik, tetapi juga harus memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan yang disampaikan oleh film.

7. Editor

Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan ditentukan pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar demi gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab dalam proses pengeditan gambar.

8. Pengisi dan Penata Suara

Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah seseorang atau pihak yang bertanggungjawab dalam menentukan baik atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam tim kerja produksi film, penata suara bertanggungjawab memimpin departemen suara.

9. Bintang Film (Pemeran)

Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario (cerita film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokoh-tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran utama (tokoh utama) dan pemeran pembantu (figuran).

2.1.3 Bentuk Penyampaian Nilai Moral

Pengarang dalam menyampaikan pesan nilai moral memiliki beberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nurgiyantoro (2012: 335 – 340) mengatakan bahwa bentuk penyampaian nilai moral dalam karya fiksi bisa bersifat langsung maupun tidak langsung.

2.1.3.1 Bentuk Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian pesan nilai moral langsung boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian, telling, atau penjelasan.

Artinya bahwa nilai moral yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton dilakukan secara langsung dan eksplisit. Sehingga melalui cara ini, penonton dapat dengan mudah menangkap dan mengetahui pesan nilai moral yang disampaikan.

2.1.3.2 Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Bentuk penyampaian secara tidak langsung bersifat tersirat. Artinya bahwa pengarang secara tersirat menyampaikan pesan nilai moral yang ada dalam cerita.

Biasanya cara ini tersirat dan digambarkan dalam sebuah peristiwa, konflik, dan sebagainya. Oleh karena itu, penonton bisa salah dalam menafsirkan pesan nilai moral yang disampaikan.

2.2 Landasan Teori

Adapun landasan teori yang dipakai oleh penulis adalah teori sosiologi sastra. Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan

Adapun landasan teori yang dipakai oleh penulis adalah teori sosiologi sastra. Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan). Perkembangan

Dokumen terkait