• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Tinjauan Pustaka

Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan nilai moral sebagai berikut:

Andi (2016) dalam skripsinya yang berjudul “Pesan Moral dalam Novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja Karya Andi Zulfikar (Tinjauan Sosiologi Sastra)”. Fokus penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra untuk

menjelaskan pesan moral dalam novel Lelaki yang Setia Mencumbui Senja.

Penelitian ini membantu penulis dalam menganalisis tokoh utama melalui teori sosiologi sastra.

Fitrianingtyas (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Nilai Moral dalam Lirik Lagu Karya Katon Bagaskara (Sebuah Kajian Sosiologi Sastra)” yang bertujuan untuk mendeskripsikan struktur puisi, menentukan unsur musikalitas, dan menjelaskan aspek moralitas yang terdapat dalam lirik lagu karya Katon Bagaskara. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif.

Tahap pengumpulan data menggunakan studi pustaka. Teknik yang digunakan ialah teknik simak catat. Setelah melakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya ialah tahap analisis data. Data tersebut dikaji secara deskriptif.

Kemudian penyajian hasil analisis data disajikan berupa uraian kata-kata dengan memberikan penjelasan seputar lirik lagu karya Katon Bagaskara. Penelitian tersebut memberikan gambaran prosedur penelitian dan menambah wawasan penulis dalam memahami nilai moral. Adapun perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian ini adalah objek penelitian.

Herawati (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai-Nilai Moral pada Novel Jasmine Karya Riawani Elyta” yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk nilai-nilai moral yang ditampilkan pengarang melalui tokoh yang diceritakan pada novel Jasmine karya Riawani Elyta, serta mendeskripsikan faktor yang melatarbelakangi perbuatan moral tokoh. Untuk mendapatkan hasil tersebut, dipergunakan teori sosiologi sastra dan teori positivisme moral. Metode yang dipergunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan data yang telah diidentifikasi sebelumnya melalui

metode baca heuristic dan hermeneutik. Penelitian ini menambah wawasan penulis dalam menyusun kerangka penelitian. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian ini adalah objek penelitian.

Mariyana (2013) dalam jurnal skripsinya yang berjudul “Pesan Moral dalam Film Petualangan Sherina Karya Riri Riza Kajian Sosiologi Sastra” yang bertujuan untuk mengungkapkan kaitan antar unsur struktur dan mengungkapkan aspek moralitas dalam film Petualangan Sherina. Tahap analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh, setelah itu dianalisis dengan analisis naratif, sinematik, dan kajian moralitas. Moralitas adalah bagian dari kajian sosiologi sastra yang berhubungan dengan adat kebiasaan dan tingkah laku manusia dalam masyarakat. Penelitian ini menambah wawasan penulis dalam menyusun kerangka penelitian.

Rahmi (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Pesan Moral dan Motivasi dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara : Tinjauan Sosiologi Sastra”

yang bertujuan untuk mendeskripsikan pesan moral dan motivasi yang terkandung dalam novel Sepatu Dahlan. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti mempergunakan teori sosiologi sastra dalam menganalisis data. Masalah di dalam skripsi ini dibatasi menjadi pesan moral yang terbagi atas: kejujuran, ketaatan dalam beribadah, ketaatan pada orang tua, loyalitas dalam berteman, dan motivasi yang terbagi atas: pepatah yang memotivasi, motivasi dari teman, motivasi dari keluarga. Teknik pengumpulan data dilakuan dengan cara Library Research (penelitian kepustakaan). Teknik pengkajian untuk menganalisis data mempergunakan metode kualitatif. Penelitian ini sangat membantu penulis dalam memahami nilai moral. Selain itu, konsep dan pembahasan penelitian tersebut

memberikan gambaran prosedur penelitian dan menambah wawasan penulis dalam menyusun kerangka penelitian. Adapun perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian ini adalah objek penelitian dan metode penyajian hasil analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman.

Wahyuni (2018) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai Moral pada film KungFu Panda 2 dengan menggunakan Tinjauan Sosiologi Sastra”

bertujuan untuk mendeskripsikan karakter kedua tokoh utama Po dan Shen, dan menguraikan nilai moral yang terdapat pada film KungFu Panda 2. Data dalam penelitian ini adalah kutipan atau naskah percakapan tokoh utama. Pada penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan teori Wellek dan Warren. Penelitian ini membantu penulis dalam memahami nilai moral. Selain itu, konsep dan pembahasan penelitian tersebut memberikan gambaran prosedur penelitian dan menambah wawasan penulis dalam menyusun kerangka penelitian. Adapun perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian ini adalah metode penyajian hasil analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian diperlukan metode untuk mendukung langkah kerja hingga terbentuknya hasil tulisan yang baikdan tersusun secara sistematis.

Untuk mendukung kegiatan penulisan skripsi, penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

3.1 Data dan Sumber Data

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru (Hasan, 2002: 82). Data primer dalam penelitian ini adalah file video berupa film The Great Wall yang diperoleh dari situs internet dengan cara mengunduhnya. Film The Great Wall adalah film yang disutradarai oleh Zhang Yimou, film ini dirilis pada 31 Desember 2016. Pada film ini berisi data berupa teks percakapan serta adegan yang dapat mendeskripsikan nilai-nilai moral.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia (Hasan, 2002: 82). Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan kajian sosiologi sastra, nilai moral serta skripsi dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Tujuan dari langkah pengumpulan data ini adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan kebenarannya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan kajian pustaka terhadap penelitian sebelumnya. Menurut Koentjaraningrat teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data bermacam-macam material yang terdapat diruang kepustakaan, seperti koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian (Koentjaraningrat, 1983: 420). Hal tersebut dilakukan untuk menghindari adanya segala bentuk plagiat atau persamaan dalam bentuk penelitian.

2. Memperhatikan adegan dengan tekun dan mendengarkan dengan cermat dialog yang terdapat pada film The Great Wall.

3. Mencatat data-data yang ada hubungannya dengan nilai moral.

3.3 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Afrizal (2016: 13), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta

peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji nilai moral dalam film The Great Wall adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi fenomena, tidak berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan antar variabel (Aminuddin, 1990: 6).

3.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan diupayakan untuk memperdalam atau menginterpretasikan secara spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian. Metode yang digunakan dalam teknik analisis data adalah metode Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1992: 16-19) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data ada 3 tahap, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing).

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Mereduksi data pada film The Great Wall adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting mengenai film tersebut. Mencari tema dan pola penelitian dan membuang yang tidak perlu.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah penyajian data.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk: uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Pada film The The Great Wall untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan data penulis terlebih dahulu menguraikan dan membuat pola mengenai apa saja yang berhubungan dengan penelitiannya. Sehingga penelitian yang dilakukan menjadi baku dan tidak lagi berubah, penelitian tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan ini merupakan sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya terlebih dahulu. Pada penelitian film The Great Wall, penulis harus mampu menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Karena, masalah dan rumusan masalah dalam penelitian analisis kualitatif mengenai film The Great Wall mampu memberikan gambaran obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Film The Great Wall merupakan film action-fantasi ilmiah 3D Amerika-Tiongkok yang diangkat berdasarkan salah satu cerita mengenai berdirinya Tembok Cina. Film ini menceritakan tentang keterlibatan dua orang saudagar Eropa bersama pasukan elit Kekaisaran Cina melawan monster TaoTie. Pada film ini terdapat nilai-nilai positif yang dapat dijadikan pembelajaran dan diterapkan dalam kehidupan, yang salah satunya adalah nilai moral.

Setelah melakukan analisis, peneliti menemukan ada 3 nilai moral dari segi sosial yang terdapat pada film The Great Wall melalui teks dialog dan visual (gambar) film. 3 nilai moral tersebut yaitu kerja sama, suka menolong, dan kasih sayang. Nilai moral kerja sama ditemukan pada 5 penggalan scene. Nilai moral suka menolong ditemukan pada 6 penggalan scene. Sedangkan nilai moral kasih sayang ditemukan pada 3 penggalan scene.

Selain itu, peneliti menemukan bahwa penyampaian nilai moral pada film The Great wall disampaikan secara langsung melalui tokoh yang berupa tindakan tokoh.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Nilai Moral Yang Terdapat Pada Film The Great Wall

Setelah peneliti melakukan analisis pada film The Great Wall, peneliti menemukan ada 3 nilai moral yang terdapat pada film The Great Wall berdasarkan segi sosial, yaitu kerjasama, suka menolong dan kasih sayang.

4.2.1.1 Kerjasama

Salah satu bentuk nilai moral yang terdapat pada Film The Great Wall adalah kerja sama. Kerja sama merupakan perbuatan saling membantu yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah direncanakan dan disepakati bersama dengan prinsip saling percaya.

Wujud nilai moral kerjasama ditemukan pada penggalan scene berikut ini:

1. Scene 00.11.47 - 00.24.28

Gambar 1 Seluruh Pasukan Elit Kekaisaran Cina Bersiaga di Tembok Cina

Gambar 2 Pasukan “Pemanah” Bersiap Membidik Musuh

Gambar 3 Pasukan “Berani Mati” Melawan Monster TaoTie

Gambar 4 Pasukan “Bertempur Jarak Dekat” membentuk Formasi Melawan Musuh

Gambar 5 Monster TaoTie Meninggalkan Tembok Cina

Teks Dialog Pada Scene 00.11.47 – 00.24.28

Prajurit Penjaga : 报!启禀殿帅大人,烽火台狼烟四起有敌人来犯![Bào!

Qǐ bǐng diàn shuài dàrén, fēnghuǒ tái lángyānsìqǐ yǒu dírén lái fàn]‘lapor... Lapor Jendral, ada tanda bahaya, musuh datang menyerang!‟

Jendral Shao : 先将俘虏押至北楼。传令全体将士,准备迎敌![Xiān

jiāng fúlǔ yā zhì běi lóu. Chuánlìng quántǐ jiàngshì, zhǔnbèi yíng dí!] „pertama masukkan tahanan ke kurungan. Kemudian perintahkan seluruh prajurit untuk bersiap melawan musuh.‟

Prajurit Penjaga : 是 , 准 备 迎 敌 ! [Shì, zhǔnbèi yíng dí!] „baik, bersiap melawan musuh!‟

(所有士兵都移到了岗位上[Suǒyǒu shìbīng dōu yí dàole gǎngwèi shàng]

‘seluruh prajurit bergerak ke pos jaga masing-masing’)

Penasehat Wang : 殿帅。终于来了。[Diàn shuài. Zhōngyú láile] „Jendral..

akhirnya hal ini terjadi juga.‟

Jendral Shao : 是啊。这一仗等了 60 年。[Shì a. Zhè yī zhàng děngle 60 nián] „Ya. 60 tahun menunggu untuk mempersiapkan ini.‟

(饕餮怪物部队来犯 [Tāotiè guàiwù bùduì lái fàn] ‘pasukan monster TaoTie datang menyerang’)

Jendral Shao : 远攻[Yuǎn gōng] „Serangan jarak jauh‟

Prajurit Lain : 是!战鼓队传令,远攻![Shì! Zhàngǔ duì chuánlìng, yuǎn gōng!] „Siap! Bunyikan tanda serangan jarak jauh!

Komandan Wu : 扶好!点火![Fú hǎo! Diǎnhuǒ!] „Ambil! Nyalakan!‟

Komandan Chen :对准腋下之目![Duì zhǔn yè xià zhī mù!] „bidik bagian matanya‟

Prajurit Pemanah : 对准腋下之目![Duì zhǔn yè xià zhī mù!] ‘bidik bagian matanya‟

Jendral Shao : 飞索攻击![Fēi suǒ gōngjí!] „Serangan berani mati!‟

Penasehat Wang : 殿 帅 。 那 应 该 是 兽 王 , 它 在 指 挥 。 [Diàn shuài. Nà yīnggāi

shì shòuwáng, tā zài zhǐhuī.] „Jendral.. itu Ratunya, dia yang memberi perintah‟

Jendral Shao : 攻击兽王![Gōngjí shòuwáng!] „serang Ratunya‟

Prajurit Lain : 是!攻击兽王![Shì! Gōngjí shòuwáng!] „Siap! Serang Ratunya‟

Pada scene ini, yaitu pada scene 00.11.47 – 00.24.28 diceritakan bahwa ketika Jendral Shao bersama seluruh komandan menginterogasi William dan

Tovar terkait kedatangan mereka ke Tembok Cina, tiba-tiba salah seorang prajurit penjaga datang membawa kabar tanda bahaya, tentang gerakan monster TaoTie ke arah Tembok Cina. Berdasarkan dialog di atas, diketahui bahwa ketika seluruh pasukan elit kekaisaran Cina mendengar kabar tersebut, atas perintah Jendral Shao seluruh prajurit diperintahkan untuk segera berkumpul dan bersiap-siap di pos jaga masing-masing. Berdasarkan gambar 1, diketahui bahwa seluruh pasukan elit kekaisaran Cina melaksanakan perintah Jendral Shao, yaitu berkumpul dan berjaga di pos mereka masing-masing untuk melawan musuh.

Selain itu, berdasarkan kutipan dialog berikut :

Jendral Shao : 远攻[Yuǎn gōng] „Serangan jarak jauh‟

Prajurit Lain : 是!战鼓队传令,远攻![Shì! Zhàngǔ duì chuánlìng, yuǎn gōng!] „Siap! Bunyikan tanda serangan jarak jauh!

Komandan Wu : 扶好!点火![Fú hǎo! Diǎnhuǒ!] „Ambil! Nyalakan!‟ yīnggāi shì shòuwáng, tā zài zhǐhuī.] „Jendral.. itu Ratunya, dia yang memberi perintah‟

Jendral Shao :攻击兽王![Gōngjí shòuwáng!] „serang Ratunya‟

Prajurit Lain : 是!攻击兽王![Shì! Gōngjí shòuwáng!] „Siap! Serang Ratunya‟”

beserta gambar 2, 3, dan 4, menunjukkan gambaran seluruh pasukan elit Kekaisaran Cina yang dalam satu komando melakukan tugas mereka masing-masing berdasarkan kategori pasukan, yang saling berkaitan untuk membunuh monster TaoTie. Ketika melawan monster TaoTie sikap saling bersatu, saling membantu, tidak egois, dilakukan oleh seluruh pasukan. Tugas yang mereka lakukan berdasarkan kategori pasukan, merupakan sebagai serangan dan pertahanan melawan monster TaoTie. Berkat persiapan yang matang dan juga

kerja sama yang baik, pasukan elit Kekaisaran Cina berhasil memukul mundur pasukan monster TaoTie. Melalui gambar 5, kita dapat melihat bagaimana pasukan monster TaoTie pergi meninggalkan Tembok Cina.

Sikap saling bersatu, saling membantu, tidak egois, yang dilakukan oleh seluruh pasukan elit kekaisaran Cina dengan tujuan melawan monster TaoTie merupakan wujud dari definisi nilai moral kerjasama. Kerjasama merupakan perbuatan saling membantu yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah direncanakan dan disepakati bersama dengan prinsip saling percaya.

2. Scene 00.22.14 – 00.25.52

Gambar 6 William dan Tovar Saling Membantu Untuk Melawan Monster TaoTie

Gambar 7 William dan Tovar Sedang Membicarakan Strategi Melawan Monster TaoTie

Gambar 8 Salah Satu Monster TaoTie yang Mati Dibunuh Oleh William dan Tovar

Teks Dialog Pada Scene 00.22.14 – 00.25.52

William : 帮我解开![Bāng wǒ jiě kāi!] „ tolong lepaskan aku!‟

Tovar : 打或逃?[Dǎ huò táo?] „bertarung atau kabur?‟

William : 逃去哪里?对准眼睛![Táo qù nǎlǐ? Duì zhǔn yǎnjīng!] „lari kemana? Bidik matanya!‟

Tovar : 好啊![Hǎo a!] „baiklah‟

William : 快点起来! [Kuài diǎn qǐlái!] „ayo bangkit!‟

Tovar : 威廉!抓住![Wēilián! Zhuā zhù!] „William! Tangkap!‟

( 别 的 饕 餮 来 犯 [Bié de tāotiè lái fàn] ‘monster TaoTie lain datang menyerang’)

Tovar : 嘿。畜生![Hēi. Chùshēng!] „hei.. Monster!‟

(另一个饕餮来攻击 [Lìng yīgè tāotiè lái gōngjí] ‘satu monster TaoTie lainnya datang menyerang)

Tovar : 威廉[Wēilián] „William‟

William : 我要换个位置[Wǒ yào huàngè wèizhì] „aku butuh bidikan‟

( 整 个 饕 餮 怪 物 都 从 长 城 跑 了 出 去 [Zhěnggè tāotiè guàiwù dōu cóng chángchéng pǎole chūqù] ’Seluruh monster TaoTie pergi meninggalkan tembok Cina)

Tovar : 我们会被处死吗?[Wǒmen huì bèi chǔsǐ ma?] „apakah kita akan dibunuh?‟

William : 那我正好可以休息。[Nà wǒ zhènghǎo kěyǐ xiūxí.] „bila demikian, aku bisa beristirahat.‟

Jendral Shao : 听说今天打得不错。带他们回营房!给他们准备一个房间。

[Tīng shuō jīntiān dǎ dé bùcuò. Dài tāmen huí yíngfáng! Gěi tāmen zhǔnbèi yīgè fángjiān.] „kalian bertarung dengan hebat.

Bawa mereka ke barak! Mereka butuh istirahat‟

Pengawal Peng : 是。[Shì.] „baik‟

Pada scene sebelumnya, yaitu pada scene 00.11.47, diceritakan bahwa William dan Tovar merupakan tahanan pasukan elit Keaisaran Cina. Namun ketika monster TaoTie dikabarkan datang menyerang, mereka dibawa ke Tembok Cina. Pada scene ini, berdasarkan kutipan dialog antara William dan Tovar

diketahui bahwa ketika William dan Tovar dilepaskan, mereka memutuskan untuk ikut terlibat bertarung bersama pasukan elit Kekaisaran Cina melawan monster TaoTie. Selanjutnya, berdasarkan kutipan dialog berikutnya :

William : 对准眼睛![Duì zhǔn yǎnjīng!] „Bidik matanya!‟

Tovar : 好啊![Hǎo a!] „baiklah‟

Tovar : 威廉!抓住![Wēilián! Zhuā zhù!] „William! Tangkap!‟

William : 我要换个位置[Wǒ yào huàngè wèizhì] „aku butuh bidikan‟.”

diketahui bahwa dalam upaya melawan monster TaoTie, Wiliam dan Tovar saling berkoordinasi untuk melawan monster TaoTie. Mereka saling membantu untuk bertahan dari serangan monster TaoTie dan menyerang monster TaoTie. Hal itu juga digambarkan melalui gambar 6 dan 7. Gambar 6 dan 7 menggambarkan perjuangan Wiliiam dan Tovar yang bersama-sama berjuang melawan monster TaoTie.

Tindakan saling membantu yang dilakukan William dan Tovar, dengan tujuan melawan monster TaoTie, merupakan wujud dari defenisi nilai moral kerjasama. Nilai moral kerja sama merupakan tindakan saling membantu yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati.

Kerjasama yang baik yang dilakukan William bersama Tovar membuahkan hasil yang baik. Mereka mampu membunuh 3 monster TaoTie seperti yang digambarkan pada gambar 8. Selain itu, keberhasilan William dan Tovar membunuh 3 monster TaoTie, membuat pasukan elit Kekaisaran Cina memperlakukan mereka dengan baik. Hal itu ditunjukkan melalui kalimat Jendral Shao yang mengatakan “听说今天打得不错。带他们回营房!给他们准备一个 房 间 。[Tīng shuō jīntiān dǎ dé bùcuò. Dài tāmen huí yíngfáng! Gěi tāmen zhǔnbèi yīgè fángjiān.] „kalian bertarung dengan hebat. Bawa mereka ke barak!

Mereka butuh istirahat‟.”

3. Scene 00.30.41 – 00.31.32

Gambar 9 William dan Tovar Sedang Membicarakan Hal yang Akan Dilakukan

Gambar 10 William Membidik Objek yang Akan Dipanah

Gambar 11 Kedua Anak Panah William Berhasil Tertancap di Bawah Mangkuk

Teks Dialog Pada Scene 00.30.42 – 00.31.13

William : 其中一个杯子[Qízhōng yīgè bēizi] „ambil sebuah mangkuk‟

Tovar : 现在?[Xiànzài?] „sekarang?‟

William : 其中一个杯子[Qízhōng yīgè bēizi] „ambil sebuah mangkuk‟

Tovar : 我想吃东西[Wǒ xiǎng chī dōngxī] „tapi aku ingin makan‟

William : 还记得怎么做吧?[Hái jìdé zěnme zuò ba?] „masih ingat bagaimana melakukannya?‟

Tovar :上次不太顺利耶[Shàng cì bù tài shùnlì yé] „terakhir kali kita tidak begitu bagus melakukan ini‟

William : 因为我们喝醉了[Yīnwèi wǒmen hē zuìle] „itu karena kita sedang mabuk‟

Tovar : 丢多高?[Diū duō gāo?] „seberapa tinggi?‟

William : 10 码高,右边 6 掌[10 Mǎ gāo, yòubiān 6 zhǎng] „di ketinggian 10 inci, 6 jengkal ke kanan‟

Tovar : 转过来[Zhuǎn guòlái] „berbaliklah‟

William : 不,我要从这边。听我的。一,二,三,丢![bù, wǒ yào cóng zhè biān. Tīng wǒ de.yī...er...sān... Diū!] „tidak, akan ku lakukan begini.

Sesuai intruksi ku, satu..dua..tiga.. lempar!‟

Pada scene sebelumnya, yaitu pada scene 00.30.16, Jendral Shao dan beberapa komandan pasukan elit Kekaisaran Cina menantang william untuk menunjukkan kemampuannya dalam memanah. Dalam upaya memenuhi tantangan tersebut, William meminta Tovar untuk membantunya menunjukkan kemampuan memanahnya.

Berdasarkan dialog William dan Tovar di atas, diketahui bahwa pada awalnya Tovar tidak ingin membantu William. Hal itu ditunjukkan melalui kalimat Tovar yang mengatakan “现在?我想吃东西[Xiànzài? Wǒ xiǎng chī dōngxī] „sekarang? tapi aku ingin makan‟”. Namun dengan sedikit paksaan, William berhasil membuat Tovar membantunya. Kalimat paksaan William ditunjukkan melalui pengulang kalimat Wiliam yang mengatakan “其中一个杯子!

其 中 一 个 杯 子 ![Qízhōng yīgè bēizi! Qízhōng yīgè bēizi!] „ambil sebuah mangkuk! ambil sebuah mangkuk!‟

Pada gambar 9, digambarkan bahwa sebelum William melakukan aksinya, dia berbicara sebentar dengan Tovar tentang apa yang harus dilakukan. Isi pembicaraan mereka terdapat pada kutipan dialog sebagai berikut:

“Tovar : 丢多高?[Diū duō gāo?] „seberapa tinggi?‟

“Tovar : 丢多高?[Diū duō gāo?] „seberapa tinggi?‟

Dokumen terkait