• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 4 Abstrak Bab

Abstrak

Pengembangan kapabilitas petani dan kelembagaan kelompok tani diperlukan untuk meningkatkan daya saing petani dalam pengembangan sistem agribisnis di Indonesia. Upaya ini semakin diperlukan dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas. Kapabilitas petani dapat meningkat sejalan dengan partisipasi mereka dalam kelembagaan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipe petani yang mendukung penguatan peran kelembagaan kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik internal yang mendukung penguatan peran kelembagaan petani yaitu usia produktif, pengalaman usahatani, partisipasi aktif, motivasi dan tingkat pendidikan. Karakteristik yang mendukung penguatan peran kelembagaan petani adalah kepemilikan sarana Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), keterampilan akses informasi dan tingkat kekosmopolitan. Prilaku yang mendukung dalam meningkatkan kapabilitas petani mengelola inovasi adalah prilaku penyesuaian terhadap inovasi, perilaku menyaring inovasi, perilaku pengelolaan inovasi, perilaku komitmen terhadap inovasi dan perilaku melaksanakan inovasi.

Kata kunci: karakteristik petani, prilaku inovasi, teknologi informasi dan komunikasi

Abstract

The development of innovation capabilities and institutional farmers group needed to improve the competitiveness of farmers in the development of agribusiness system in Indonesia. These efforts increasingly needed in the globalization and free trade area. Farmers capability can be increased in line with their participation in farmers institution. This study aimed to describe the type of farmer support in the strengthening of the institutional farmers group role. The results showed that internal characteristics (productive age, farming experience, active participation, motivation and level of education) support the strengthening of the institutional role of farmers. Characteristics that support is the ownership of infrastructure, skills, access to information and cosmopolite level. Behavioral support in enhancing innovation capabilities is the behavior of the adjustment towards innovation, innovation filter, management of innovation, commitment to innovation and implementing innovations.

Keywords: farmer characteristics, behavioral innovations, information communication technology

Lampiran 5 Abstrak Bab 6

Abstrak

Keterbukaan informasi global dalam dunia internetworking dapat berperan dalam membantu petani memilih informasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Membaiknya sarana prasarana penunjang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), massifnya penggunaan TIK seperti handphone dan internet, masyarakat pedesaan kini lebih berkesempatan dalam memilih dan menilai informasi guna meningkatkan kapabilitas mengelola inovasinya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran persepsi petani terhadap kualitas informasi dan melihat pengaruhnya terhadap kapabilitas petani mengelola inovasi di Jawa Barat. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 243 petani menunjukan bahwa tingkat kapabilitas petani mengelola inovasi masih rendah dan persepsi terhadap kualitas informasi dinyatakan sedang. Karakteristik kualitas informasi relevan, kepahaman, akurasi, kehandalan, keaktualan, kelengkapan dan ketepatwaktuan, secara serempak berpengaruh terhadap kapabilitas petani mengelola inovasi.

Kata kunci: kualitas informasi, kapabilitas petani mengelola inovasi, persepsi

Abstract

Disclosure of information in the global internetworking world's can plays role in helping farmers to choose the information that is appropriate to the situation and conditions in the field. Improvement in supporting infrastructure of Information Communication Technology (ICT) and the massive use of ICTs such as mobile phones and internet give rural communities more opportunities in selecting and assessing the information in order to improve the behavior of innovation. This study aims to provide an overview of farmers' perceptions of the information quality and see the effects on innovation behavior of vegetable farmers in West Java. Results of a study of 243 farmers showed that the rate of innovation capabilities of farmers is still weak and the perception of the quality of information is moderate. The quality characteristics of the relevant information, understanding, accuracy, reliability, contemporary, completeness and timeliness, simultaneously influence the behavior of individual farmers' innovations.

Lampiran 6 Abstrak Bab 7

Abstrak

Kelembagaan petani dituntut agar antisipatif terhadap peluang, tantangan dan dampak dari globalisasi informasi melalui perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Ketidakjelasan tujuan kelompok, struktur kelompok, tidak jelasnya fungsi tugas masing-masing anggota, kurangnya pembinaan kelompok, lemahnya kekompakan, dan tidak kondusif suasana kelompok menjadi salah satu penyebab utama dari lemahnya dinamika organisasi kelompok tani. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan kondisi kelompok dan dinamika kelompok di era teknologi informasi. Hasil menunjukkan bahwa dinamika kelompok di kedua lokasi adalah 81.5 persen dapat dikategorikan memiliki dinamika kelompok yang tinggi. Unsur-unsur pembentuk dinamika kelompok yaitu tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pengembangan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok dan keefektifan kelompok memiliki nilai tinggi, sedangkan unsur tekanan kelompok memiliki nilai sedang. Pembinaan pada kelompok sayuran perlu memberikan penekanan pada aspek pengelolaan informasi. Aspek persaingan untuk maju harus terus dimotivasi, penghargaan untuk anggota perlu diberikan dan ditingkatkan, begitu pula dengan adanya sanksi dan hukuman yang tegas dan jelas wajib diberlakukan sehingga kelompok dapat berjalan dengan baik.

Kata kunci: dinamika, kelompok, petani sayuran, TIK

Abstract

Institutional farmers are required to anticipate the opportunities, challenges and impact of globalization of information through the development of Information Communication Technology (ICT). Vagueness of the group's goals, structure of the groups, no clear function of each member of the task, the lack of coaching group, the weak compactness, and not conducive to the atmosphere of the group became one of the main causes of the weakness of farmers group organizational dynamics. The study aims to describe the condition of groups and group dynamics in the era of information technology. Results showed that the group dynamics at both locations was 81.5 percent can be categorized as having high group dynamics. Forming elements of group dynamics that is the purpose of the group, the group structure, function assignments, group development, group cohesiveness, group atmosphere and the effectiveness of the group has a high value, whereas the pressure elements of the group have moderate value. Guidance on the vegetable group should give emphasis on the aspect of

information management. Competition aspects have to continue to be motivated to go forward, the award should be given and improved to members, as well as sanctions and penalties that shall be applied firmly and clearly so that the group can work well.

Keywords: dynamics, group, vegetable farmers, ICT

Lampiran 7 Abstrak Bab 8

Abstrak

Keberhasilan sistem penyuluhan dapat berjalan dengan baik, juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan penyuluhan memiliki konteks yang sangat luas, maka untuk lebih memudahkan kita dalam memahami apa itu lingkungan penyuluhan dan segala aspek yang mempengaruhi dalam sistem penyuluhan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan beberapa komponen kelembagaan sistem penyuluhan yang mempengaruhi kinerja kelembagaan petani di dataran tinggi Jawa Barat. Kelembagaan petani sebagai bagian dari sistem penyuluhan mempunyai keterhubungan dengan kelembagaan ekternal lainnya. Lingkungan eksternal kelembagaan dalam penelitian ini merujuk pada faktor lingkungan yang diduga berpengaruh pada penguatan peran kelembagaan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap lembaga penyuluhan tergolong sedang. Persepsi petani terhadap lembaga penelitian tergolong rendah. Terdapat 55.8 persen responden menginginkan pelatihan dalam bidang teknologi informasi utamnya pemanfaatan internetworking sebagai media informasi/ penyuluhan. Pengetahuan petani terhadap berbagai kebijakan yang ada hanya 52.6 persen. Di atas 90 persen petani sayuran dataran tinggi Jawa Barat telah memiliki sarana komunikasi Telepon Seluler. 63.2 persen petani menyatakan biasa berbagi informasi melalui internet. Kontribusi lembaga input output sebesar 60 persen bandar besar/suplier, 30 persen pedagang pengumpul lokal dan 10 persen beberapa petani yang tergabung dalam asosiasi. Keberadaan kelembagaan eksternal dalam lingkungan penyuluhan, langsung atau tidak langsung berkontribusi dalam penguatan peran kelembagaan petani.

Kata kunci: kelembagaan petani, lingkungan, sistem penyuluhan

Abstract

The success of the extension system to work well, is also influenced by the environment. Environmental education has a very broad context, then it's easier for us to understand what it is environmental education and all aspects that affect the education system. This study aims to describe some of the institutional component extension system affecting the institutional performance of farmers in the highlands of West Java. Institutional farmers as part of the extension system has connectivity with other external institutions. External institutional environment in this study refers to the environmental factors are thought to influence the institutional strengthening of the role of farmers. The results showed that the perception of farmers to extension services was moderate. Perception of farmers on research institutes is low. There are 55.8 percent of respondents want training in the field of information technology utilization especially

internetworking as a medium of information/counseling. Knowledge of farmers on the various policies that exist only 52.6 percent. Above 90 percent vegetable farmers highlands of West Java has had a mobile telephone communication facilities. 63.2 percent of the farmers declared regular sharing of information through the internet. Contributions agency input output by 60 percent large city/suppliers, 30 percent of local traders and 10 percent some farmers who are members of the association. The existence of external institutions in the education environment, directly or indirectly contribute to the strengthening of the institutional of farmers role.

Keywords: environment, education system, institutional farmers

Lampiran 8 Abstrak Bab 9

Abstrak

Penguatan peran kelembagaan petani berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dibangun guna menunjang kapabilitas petani mengelola inovasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kelembagaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta menyusun strategi penguatan peran kelembagaan dalam peningkatan kapabilitas petani mengelola inovasi. Objek penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani sayuran di dataran tinggi Jawa Barat. Dalam penelitian ini Structural Equation Modeling/SEM digunakan untuk menganalisis dan membangun model penguatan peran kelembagaan petani dalam peningkatan kapabilitas petani mengelola inovasi. Hasil analisis memperlihatkan bahwa penguatan peran kelembagaan petani dicapai melalui peran mengelola informasi, mediasi informasi, edukasi insan informasi, wahana kerjasama dan unit usaha. Hampir 80 persen varian dari peran kelembagaan petani dipengaruhi 25 persen oleh karakteristik individu, 4.2 persen oleh kualitas informasi, 65 persen oleh kedinamisan kelompok dan 9.5 persen oleh dukungan kelembagaan eksternal, sisanya 23 persen dipengaruhi faktor lain. Peningkatan kapabilitas petani mengelola inovasi dapat dilakukan; pertama, perbaikan terhadap peran kelembagaan petani; kedua, perbaikan karakteristik kapabilitas petani mengelola inovasi; ketiga, perbaikan kualitas informasi dan keempat, peningkatan dukungan kelembagaan eksternal.

Kata kunci: kapabilitas petani inovasi, peran kelembagaan petani

Abstract

Strengthening role of farmer institutional was intended to address the complexity of the opportunities and challenges of agricultural development in the future, advances in information technology, the convergence of communications, future innovation, access to markets, access to productive resources, counseling cafeterias, and farmers institutional competitiveness. This study aimed to describe role of farmer institutional, factors which influenced and strategies to strengthening role of institutions in enhanching farmer innovation capabilities. The object of this study is the 243 farmers who are members of the vegetable farmer institutional in the highlands of West Java. Structural Equation Modeling/SEM was used to analyze and develop strategies. The results show that strengthening role of farmer institutional was achieved through the role of managing information, mediation of information, education of user, rides of cooperation and business units. Almost 80 percent of variance farmers institutional role

affected by group dynamic (65 percent), individual characteristics (25 percent), external institutional support (9,5 percent) and quality of information (4,2 percent), and others factors (20 percent). Innovation strategy to increasing the farmers capability can be done through strengthening of farmer institutional role, innovative behavior characteristic, quality of information and external institutional support.

Keywords: farmer innovation capabilities, farmers institutional role