• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil 1. Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk

Dalam dokumen GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 169-176)

Kartu Tanda Penduduk merupakan salah satu kartu identitas yang wajib dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI). KTP akan memudahkan pemerintah dalam melakukan pendataan dan juga dapat digunakan sebagai syarat untuk membuat surat-surat tertentu seperti SKCK, akte, NPWP, SIM, dan sebagainya. KTP wajib dimiliki oleh warga negara Indonesia yang berusia >17 tahun. Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk didapatkan dari rumus formula jumlah penduduk usia>17 tahun yang ber-KTP dibagi dengan jumlah penduduk usia >17 atau telah menikah. Data rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk di Provinsi Kalimantan Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 170 Tabel 2.3.2.F.1

Rasio Penduduk Ber-KTP per Satuan Penduduk Tahun 2010-2014 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Rasio Penduduk Ber-KTP

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bulungan Malinau 0,69 0,68 0,66 0,68 0,87 0,96 Nunukan 0,58 0,60 0,60 Tana Tidung 0,29 0,30 Tarakan 1,11 1,16 1,20 1,21 Kalimantan Utara 0,51 0,59 0,58 0,55 0,60 Sumber:

1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013

6) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2016

Kota Tarakan memiliki rasio penduduk ber-KTP yang tinggi, bahkan rasionya di atas angka 1 selama tahun 2010-2013. Rasio penduduk ber-KTP di kabupaten/kota lainnya, masih relatif rendah, seperti Kabupaten Malinau yang rasionya stagnan 0,66-0,96 selama 2010-2015. Kabupaten Tana Tidung memiliki rasio penduduk ber-KTP hanya 0,3 di tahun 2013. Pemerintah daerah yang masih memiliki rasio penduduk ber-KTP rendah di daerahnya diharapkan dapat segera menyelesaikan masalah ini. Karena data penduduk yang tidak valid akan menyulitkan pemerintah dalam melakukan perencanaan pembangunan, selain itu pula akan menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi kondisi masyarakat.

2. Rasio Bayi Berakte Kelahiran

Administrasi kependudukan sangat penting dimiliki agar setiap masyarakat mendapatkan haknya sebagai warga Negara. Begitupun dengan bayi yang baru lahir yang memiliki perlakukan yang sama. Kepemilikan akte lahir menunjukkan bahwa kelahirannya telah dicatat dalam data kependudukan. Kepemilikan akte kelahiran bagi bayi merupakan hal yang penting karena kelak akan berguna sampai masa depan. Akte kelahiran dijadikan salah satu syarat untuk masuk ke dalam dunia pendidikan atau pembuatan surat-surat penting lainnya, serta kemudahan dalam mengakses pelayanan publik yang bersifat formal. Akte kelahiran merupakan sumber data jumlah kelahiran di suatu daerah, dan data tersebut penting untuk proyeksi penduduk ke depan. Apabila rasio akte kelahiran bayi minim, maka akan menyulitkan pemerintah untuk memproyeksikan penduduk yang dapat berdampak pada tidak maksimalnya program pembangunan.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 171 Tabel 2.3.2.F.2

Rasio Bayi Berakte Kelahiran Tahun 2010-2014 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Rasio Bayi Berakte Kelahiran

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bulungan Malinau 0,54 0,69 0,67 0,67 0,62 0,67 Nunukan 0,58 0,58 Tana Tidung 0,70 0,68 Tarakan 0,69 0,72 1,00 1,03 Kalimantan Utara 0,69 0,72 0,77 0,79 0,58 Sumber:

1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013

6) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2016

Belum semua bayi di kabupaten/kota memiliki akte kelahiran. Diketahui bahwa Kota Tarakan selama tahun 2010-2013 mengalami peningkatan rasio bayi berakte, yaitu yang semula di tahun 2010 rasionya hanya 0,69, pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 1,03. Belum semua bayi Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung memiliki akte kalahiran, sedangkan di Kabupaten Bulungan kondisinya adalah belum tersedia data bayi berakte kelahiran. Rasio bayi berakte kelahiran di Kabupaten Malinau meningkat dengan range 0,54-0,67 untuk tahun 2010-2015. Berbeda dengan Kabupaten Nunukan di tahun 2012-2013 yang memiliki angka stagnan.

Berdasarkan SPM (Standar Pelayanan Minimal), diketahui bahwa standar untuk kepemilikan akte lahir adalah 100% atau memiliki rasio 1 (Permendagri No. 62 Tahun 2008), dan dalam hal ini dapat diidentifikasi bahwa hanya Kota Tarakan yang sudah memenuhi standar tersebut, dan untuk kabupaten/kota lainnya masih jauh di bawah standar, yaitu seperti Kabupaten Malinau yang rasionya hanya 0,67, Kabupaten Nunukan yang rasionya hanya 0,58, dan Kabupaten Tana Tidung yang rasionya hanya 0,68.

3. Rasio Pasangan Berakte Nikah

Akte nikah merupakan bukti pernikahan suami istri yang diakui sah oleh negara dan agama. Kepemilikan akte nikah juga dapat memudahkan dalam administrasi dan identifikasi kependudukan. Indikator ini dihitung denga rumus formula jumlah pasangan nikah berakte nikah dibagi dengan jumlah keseluruhan pasangan nikah. Data rasio pasangan berakte nikah di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 172 Tabel 2.3.2.F.3

Rasio Pasangan Berakte Nikah Tahun 2010-2014 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Rasio Pasangan Berakte Nikah

2010 2011 2012 2013 2014 Bulungan 0,36 0,38 1,41 0,38 0,35 Malinau 0,97 1,00 1,00 1,00 0,22 Nunukan Tana Tidung 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Tarakan 0,13 23,28 20,50 24,22 0,13 Kalimantan Utara 0,48 14,02 13,15 15,11 0,28 Sumber:

1) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2012-2015 2) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2012-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2010, 2011, 2015 4) Kabupaten Tana Tidung 2012-2015

5) Kota Tarakan Dalam Angka 2012-2015 6) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2016

Kepemilikan akte nikah yang dimiliki oleh pasangan suami istri masih sangat minim. Dari data yang ada diketahui bahwa hanya Kota Tarakan yang memiliki rasio kepemilikan akte nikah paling baik, yaitu pada tahun 2011-2013 memiliki angka rasio antara 20,50-24,22. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat di Kota Tarakan banyak yang sudah memiliki akte nikah dan hal ini menunjukkan bahwa bukti pernikahan tersebut sangat penting untuk dimiliki karena berkaitan pula dengan legalitas pernikahan yang mereka lakukan, khususnya bagi seorang wanita/istri. Sama halnya dengan Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara sendiri memiliki rasio kepemilikan akte nikah paling baik hanya pada tahun 2011-2013 yaitu mencapai angka rasio 13,15-15,11, dan kondisinya menurun pada tahun 2014 menjadi 0,28.

Untuk Kabupaten Bulungan, rasio kepemilikan akte nikah paling baik berada pada tahun 2012 karena memiliki rasio >1, dan tahun lainnya masih di bawah 1. Kabupaten Malinau memiliki rasio kepemilikan akte nikah paling baik mulai tahun 2011-2013 karena memiliki rasio 1, dan menurun menjadi 0,22 pada tahun 2014 dan meningkat kembali menjadi 0,73 pada tahun 2015. Rasio kepemilikan akte nikah di Kabupaten Nunukan paling minim, begitupun dengan Kabupaten Tana Tidung yang tidak tersedia datanya, dan hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pasangan suami istri untuk mencatatkan pernikahannya secara resmi masih sangat kurang.

4. Kepemilikan KTP

KTP merupakan identitas wajib Warga Negara Indonesia (WNI). Kepemilikan KTP juga dapat menunjukkan seseorang telah terdaftar dalam database kependudukan. KTP mempunyai beberapa manfaat seperti dapat mengakses program pemerintah, seperti Jamkesmas, BOS, ataupun bantuan lainnya. KTP juga merupakan syarat utama dalam beberapa pembuatan surat seperti SKCK, kartu kuning, dan lain-lain.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 173 Tabel 2.3.2.F.4

Kepemilikan KTP Tahun 2010-2014 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Kepemilikan KTP 2010 2011 2012 2013 2014 Bulungan 56,18 72,18 79,06 63,91 Malinau 90,71 72,08 Nunukan 90,00 67,03 60,04 59,98 Tana Tidung 40,52 39,74 28,91 29,98 Tarakan 49,15 57,34 91,95 75,97 Kalimantan Utara 62,25 65,58 75,06 65,71 113,65 Sumber:

1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013

6) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2015

Masih ada penduduk masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara yang belum mempunyai KTP. Hal itu dapat dilihat secara umum dari tidak adanya angka kepemilikan KTP yang mencapai angka 1 atau 100%. Kabupaten dengan kepemilikan KTP terbanyak berada di Kota Tarakan yang mencapai angka 92% pada tahun 2012. Disusul dengan Kabupaten Malinau yang sempat mencapai angka 91% pada tahun 2011 dan kemudian menurun pada tahun 2012-2015. Secara umum, dapat dikatakan bahwa kepemilikan KTP masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara sangat fluktuatif. Kabupaten dengan kepemilikan KTP terendah ditempati oleh Kabupaten Tana Tidung yang sampai tahun 2013 hanya mencapai angka 30%. Untuk Provinsi Kalimantan Utara sendiri, kepemilikan KTP terbanyak berada pada tahun 2014 yang mencapai angka 113,65 dan mengartikan bahwa kepemilikan KTP pada tahun ini sudah sangat banyak dan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Dalam hal ini, pemerintah daerah harus segera menyelesaikan permasalahan ini agar masyarakat secara keseluruhan dapat terdaftar dalam database kependudukan dan dapat menikmati apa yang menjadi haknya sebagai warga negara, karena sangat banyak program yang dibuat dengan syarat salah satunya adalah dengan memiliki KTP ini.

5. Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk

Kepemilikan akte kelahiran tidak hanya penting bagi bayi yang baru lahir, akan tetapi juga bagi orang dewasa. Kepemilikan akte lahir menunjukkan bahwa kelahirannya telah dicatat dalam data kependudukan. Manfaat memiliki akte kelahiran diantaranya adalah kemudahan dalam mengakses pelayanan publik yang bersifat formal dan dapat juga menjadi syarat untuk pembuatan surat-surat penting lainnya. Indikator ini dihitung dengan menggunakan rumus formula jumlah penduduk yang memiliki akta kelahiran dibagi dengan jumlah penduduk dan dikalikan 100%.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 174 Tabel 2.3.2.F.5

Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk Tahun 2010-2013 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk

2010 2011 2012 2013 Bulungan 98,69 67,58 54,97 58,16 Malinau 10,97 71,57 71,19 67,71 Nunukan 79,32 0,00 31,01 36,94 Tana Tidung 73,22 75,17 74,38 98,08 Tarakan 64,55 36,78 40,28 41,71 Kalimantan Utara 70,05 38,49 45,50 48,73 Sumber:

1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013

6) Kabupeten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 7) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2013-2015 8) Kabupaten Nunukan Dalam Angla 2013-2015 9) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2015 10)Kota Tarakan Dalam Angka 2015

11)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2016 12)Hasil Analisis, 2016

Penduduk masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara masih banyak yang belum mempunyai akte kelahiran karena kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk masih di bawah 100%. Dari tabel tersebut, diidentifikasi hanya Kabupaten Bulungan yang penduduknya sudah banyak yang memiliki akta kelahiran, yaitu tahun 2010 yang sudah mencapai angka 98,69%. Selain Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung menjadi kabupaten dengan kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk terbanyak pada tahun 2013, yakni mencapai angka 98,09% atau dikatakan hanya 2% penduduk yang belum memiliki akta kelahiran atau tidak mencatatkan kependudukannya. Sementara, kabupaten dengan kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk paling rendah adalah Kabupaten Nunukan karena sampai tahun 2015 hanya mencapai angka 365,34, walaupun sempat mencapai angka 79,32% pada tahun 2010.

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk di Provinsi Kalimantan Utara sangat fluktuatif dari tahun 2010-2013 ini. Persentase kepemilikan akta kelahiran pada tahun 2010 dengan angka mencapai 70,05%. Penurunan persentase kepemilikan akta kelahiran untuk tahun selanjutnya dikatakan sangat kecil yakni tidak mencapai angka 50% sampai tahun 2013. Hal ini dikarenakan tidak meningkatnya data jumlah penduduk yang memiliki akta kelahiran sehingga berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya semakin meningkat.

6. Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi

Database merupakan salah satu hal penting dalam suatu kegiatan pemerintahan. Ketersediaan database akan memudahkan stakeholder untuk mengambil, mencari atau menganalisis data kependudukan. Selama ini banyak pemerintah daerah belum mempunyai

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 175 database kependudukan yang baik sehingga mengalami kesulitan apabila ingin melakukan

analisis.

Tabel 2.3.2.F.6

Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi Tahun 2010-2015 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Bulungan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Malinau Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Nunukan Ada Ada

Tana Tidung Ada Ada

Tarakan Ada Ada Ada Ada

Kalimantan Utara Sumber:

1)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 2)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 3)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 4)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 5)Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013

Kabupaten Malinau dan Bulungan tidak/belum memiliki database kependudukan selama tahun 2010-2015, sementara Kota Tarakan sudah tersedia. Dalam hal ini, penyusunan database kependudukan ini harus segera dibuat atau dirancang karena sangat penting perannya dan data kependudukan merupakan data utama yang sering digunakan berkaitan dengan data-data lainnya.

7. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK

Aturan pemerintah pusat mulai menyeragamkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah mengacu pada penerapan KTP berbasis NIK sesuai dengan pasal 6 Perpres No. 26 Tahun 2009. Aturan ini pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan mengidentifikasi dan menghindari pemalsuan data maupun data ganda. Kartu Tanda Penduduk berbasis NIK adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana. Semua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara diketahui telah menerapkan KTP Nasional berbasis NIK, sehingga hal ini diharapkan akan memudahkan dalam proses administrasi kependudukan secara nasional.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 176 Tabel 2.3.2.F.7

Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Tahun 2008-2015 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Bulungan Sudah Sudah Sudah Sudah

Malinau Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah

Nunukan Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah

Tana Tidung Sudah Sudah Sudah Sudah

Tarakan Sudah Sudah Sudah Sudah

Kalimantan Utara Sudah Sudah Sudah Sudah

Sumber:

1) LPPD Kabupaten Malinau 2008-2013 2) LPPD Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) LPPD Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) LPPD Kabupaten Tana Tidung 2010-2012 5) LPPD Kota Tarakan 2008-2013

Dalam dokumen GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 169-176)