• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Penduduk 1.Jumlah Penduduk

Dalam dokumen GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 31-35)

Penduduk dalam suatu wilayah merupakan potensi sumberdaya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam proses pembangunan, disamping juga sebagai penerima manfaat pembangunan. Dalam konteks pengembangan wilayah, penduduk sebagai potensi sumberdaya manusia berperan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di wilayahnya secara bijaksana dan berkelanjutan. Penduduk berperan sebagai subyek dan obyek pembangunan. Selain itu, penduduk juga dapat menjadi potensi dan beban pembangunan. Jumlah penduduk akan menjadi potensi pembangunan apabila disertai dengan kualitas yang tinggi, sebaliknya apabila memiliki kualitas yang rendah maka penduduk menjadi beban pembangunan.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk sehingga akan diketahui pula kebutuhan dasar penduduk seperti fasilitas pelayanan publik dan sebagainya. Jika dilihat secara umum, jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara dari tahun 2010 sampai 2015 selalu mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbanyak di Kota Tarakan (235.565 jiwa tahun 2015), sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Tana Tidung (21.891 jiwa tahun 2015).

Tabel 2.1.2.A.1

Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010-2015 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bulungan 112.663 117.019 120.600 122.985 126.096 129.381 2,8 Malinau 59.555 62.580 66.845 71.501 74.469 77.492 5,3 Nunukan 141.927 148.822 155.680 162.711 170.042 177.607 4,5 Tana Tidung 15.202 16.356 17.079 18.985 20.400 21.891 7,3 Tarakan 194.800 202.600 210.700 218.800 227.200 235.565 3,8 Kalimantan Utara 524.147 547.377 570.904 594.982 618.207 641.936 4,1 Sumber :

1) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2013-2015 2) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2013-2015 4) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2015 5) Kota Tarakan Dalam Angka 2015

6) Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara 2015 7) Hasil Analisis, 2016

Pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Utara selama tahun 2010-2015 adalah sebesar 4,1% dengan pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 7,3%. Relatif tingginya rata-rata pertumbuhan penduduk di kabupaten ini jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya mungkin disebabkan karena kabupaten ini

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 32 merupakan daerah otonom baru, yang merupakan wilayah pemekaran dari 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Bulungan, yaitu Kecamatan Sesayap, Sesayap Hilir, dan Tanah Lia sejak tahun 2012, sehingga menyebabkan meningkatnya migrasi penduduk ke wilayah ini. Sedangkan pertumbuhan penduduk paling rendah adalah Kabupaten Bulungan yaitu sebesar 2,8% selama 5 (lima) tahun tersebut.

2. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar dalam suatu wilayah. Perkiraan mengenai kependudukan menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari pembangunan yang sangat penting bagi perencanaan pembangunan seperti permintaan akan barang atau jasa pelayanan serta kebutuhan akan lahan di masa yang akan datang.

Penduduk akan banyak dijumpai pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya sarana dan prasarana sosial, transportasi yang memadai, serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Daerah yang memiliki kepadatan tinggi merupakan daerah yang memiliki perkembangan ekonomi yang tinggi dan sebaliknya.

Tabel 2.1.2.A.2

Kepadatan Penduduk Tahun 2010-2014 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk

2010 2011 2012 2013 2014 Bulungan 13.181,92 9 9 9 12 12 Malinau 40.088,41 2 2 2 2 2 Nunukan 14.247,5 10 11 11 11 12 Tana Tidung 4.828,58 5 5 4 4 4 Tarakan 250,8 777 808 840 872 906 Kalimantan Utara 72.597,21 7 8 8 8 9 Sumber:

1) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2010-2015 2) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2011, 2013-2015 4) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2013, 2015 5) Kota Tarakan Dalam Angka 2012-2015

6) Hasil Analisis, 2016

Terdapat kesenjangan persebaran penduduk, terutama antar kabupaten dengan kota. Kepadatan penduduk di Kota Tarakan mencapai 906 jiwa/km2 (tahun 2014), akan tetapi berbeda dengan kabupaten/kota lainnya yang memiliki kepadatan hanya 1-12

jiwa/km2. Sedangkan kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah

Kabupaten Malinau, yakni 2 jiwa/km2.

Kota Tarakan merupakan salah satu pusat perkembangan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara, sarana prasarana perkotaan di daerah tersebut relatif lebih lengkap sehingga menjadi salah satu faktor penarik penduduk untuk lebih memilih tinggal di Kota Tarakan, sementara luas kota ini yang sangat sempit jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Faktor lain yang mempengaruhi keadaan tersebut salah satunya

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 33 adalah kondisi geografis. Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan yang mempunyai kondisi topografi bergunung dengan kemiringan lereng sebagian besar di atas 40%, cukup sulit untuk pengembangan permukiman. Hal ini sangat berbeda dengan Kota Tarakan yang memiliki topografi yang landai sehingga lebih mudah untuk pengembangan permukiman. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara harus segera melakukan tindakan untuk meratakan persebaran penduduk di seluruh wilayah agar dapat mengurangi tekanan penduduk di satu daerah.

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarkan distribusi penduduk sesuai kelompok umur. Penduduk dengan kelompok usia 5-9 dan 10-14 mempunyai jumlah paling tinggi, yang dapat dilihat dari piramida penduduk yang mengembang di bagian bawah, artinya penduduk usia muda cukup dominan di provinsi ini. Komposisi penduduk menurut umur ini memperlihatkan bahwa warga usia produktif harus menanggung warga yang sudah tidak/belum produktif. Semakin besar proporsi penduduk usia tidak produktif, maka semakin besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif.

Gambar 2.1.2.A.1

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 di Provinsi Kalimantan Utara Sumber: Hasil Olahan, 2016

4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan rasio yang membandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan di suatu daerah. Rasio jenis kelamin Provinsi Kalimantan Utara selama tahun 2010-2015 relatif tetap, karena selama enam tahun

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 34 terakhir memiliki jumlah rasio yang sama, yakni 113 yang mengartikan bahwa terdapat 113 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan.

Tabel 2.1.2.A.3

Rasio Jenis Kelamin Penduduk Tahun 2010-2015 di Provinsi Kalimantan Utara

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Rasio Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 2010 278.395 245.752 113 2011 290.839 256.538 113 2012 303.278 267.626 113 2013 316.057 278.925 113 2014 328.602 289.605 113 2015 340.811 301.125 113 Sumber:

1)Kabupaten Malinau Dalam Angka 2013-2015 2)Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 3)Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2013-2015 4)Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2015 5)Kota Tarakan Dalam Angka 2015

6)Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara 2015 7)Hasil Analisis, 2016

Rasio jenis kelamin paling tinggi terdapat di Kabupaten Tana Tidung, yaitu 124 artinya terdapat 124 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan. Sedangkan, Kota Tarakan memiliki rasio jenis kelamin terendah, yaitu 110 yang mengartikan bahwa terdapat 110 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan.

Tabel 2.1.2.A.4

Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa) Rasio Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Bulungan 69.095 60.286 115 Malinau 41.801 35.691 117 Nunukan 94.517 83.090 114 Tana Tidung 12.092 9.799 123 Tarakan 123.306 112.259 110 Kalimantan Utara 340.811 301.125 113 Sumber :

1) Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara 2015 2) Hasil Analisis, 2016

B. Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dalam waktu tertentu. Adanya migrasi ke suatu daerah salah satunya dapat disebabkan karena suatu daerah tersebut merupakan daerah baru di dalam era otonomi ini, sehingga mereka mengasumsikan jika daerah tersebut masih menjanjikan peluang kerja dan pendapatan yang lebih baik bagi mereka. Data migrasi dibutuhkan sebagai dasar perencanaan pembangunan wilayah asal dan wilayah migran. Selain itu dapat digunakan juga untuk membuat proyeksi penduduk berdasarkan asumsi perpindahan di masa mendatang.

RPJMD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2021 II - 35 Tabel 2.1.2.B.1

Persentase Penduduk Menurut Status Migrasi Tahun 2010 di Provinsi Kalimantan Utara

Kabupaten/Kota Status Migrasi (%)

Non Migran Kabupaten/Kota Migran Kabupaten/Kota

Bulungan 59,14 40,86 Malinau 73,28 26,72 Nunukan 54,98 45,02 Tana Tidung 57,81 42,19 Kota Tarakan 48,36 51,64 *Kalimantan Timur 55,32 44,68

Sumber : Sensus Penduduk 2010

Keterangan: * Angka Persentase Penduduk Menurut Status Migrasi untuk Provinsi Kalimantan Utara Belum Tersedia

Sebagian besar masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara merupakan penduduk asli. Migran kabupaten/kota menunjukkan banyaknya migrasi penduduk dari wilayah sekitar yang masuk ke daerah tersebut. Angka migrasi paling tinggi di Kota Tarakan yaitu 51%, hal ini mengingat Kota Tarakan merupakan daerah paling berkembang di provinsi ini. Masyarakat yang bermigrasi dengan alasan ekonomi tentu akan mendatangi pusat kegiatan ekonomi yang berada di Kota Tarakan sehingga angka migrasi menuju Kota Tarakan relatif tinggi.

Angka migrasi masuk ke kabupaten lainnya tidak terlalu tinggi karena potensi ekonomi belum setinggi Kota Tarakan. Kabupaten Malinau memiliki persentase migrasi masuk paling rendah yaitu 26%. Kabupaten Malinau dengan kondisi geografis wilayah bergunung dan didominasi hutan kurang memungkinkan memiliki daya tarik yang besar untuk migrasi, kecuali jika ada transmigran dengan penempatan di Kabupaten Malinau.

Dalam dokumen GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 31-35)