• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agenda Prioritas Penataan Ruang dan Penataan Lingkungan Hidup Perkotaan

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 161-166)

(1) Percepatan penyusunan perda tata ruang wilayah kota (RTRWK); (2) Penyusunan rencana detil tata ruang dan tata bangunan dan lingkungan; (3) Penguatan kelembagaan pemanfaatan dan pengendalian ruang;

(4) Penyusunan integrasi perijinan dengan tata ruang dan tata bangunan;

(5) Pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah dengan rencana tata ruang kota;

(6) Lanjutan Pembangunan TPA, penambahan TPS serta kontainer; (7) Pengadaan tanah untuk pembangunan IPAL Komunal;

(8) Pembangunan IPAL Komunal;

(9) Mengefektifkan gotong royong di lingkungan masyarakat secara berkala; (10) Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran;

(11) Pembangunan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); (12) Pengelolaan Areal Pemakaman

4. Agenda Prioritas Penataan

Transportasi, Lalu Lintas dan Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

(1) Penataan trayek dan rute angkutan umum; (2) Pengelolaan terminal;

(3) Penyediaan rambu – rambu lalu lintas pada daerah rawan kecelakaan;

(4) Meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian daerah dalam hal penanganan keamanan dan keselamatan berlalu-lintas;

Kondisi Umum

Dalam rangka mewujudkan misi kelima pelaksanan RPJMD Kota Tebing tinggi tahun 2011-2016 yaitu Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir

diperlukan ketersediaan infrastruktur yang handal yang mampu menggerakkan serta mendukung aktivitas kehidupan masyarakat kota di berbagai sektor pembangunan. Ketersediaannya secara terintegrasi dalam satu sistem dapat meningkatkan kemampuan tumbuh dan berkembangnya suatu wilayah. Untuk itu, di dalam RPJM Kota Kota Tebing Tinggi tahun 2011-2016, secara umum peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur serta utilitas kota lebih diutamakan pada 2 (dua) agenda ruang lingkup pokok kegiatan diatas yaitu: (1) Agenda Prioritas Infrastruktur dan (2) Agenda Prioritas Lingkungan Hidup dan Bencana.

transportasi dan penurunan tingkat kecelakaan transportasi; (4) Peningkatan kualitas jalan dan jembatan;

(5) Pembinaan Peningkatan Kapasitas Jalan dan Fasilitasi Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan

(6) Melakukan perbaikan sarana dan prasarana pemerintahan yang ada yang menunjang pertumbuhan perekonomian dan penciptaan lapangan kerja;

(7) Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan (8) Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan (9) Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

(10) Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kend. Bermotor

(11) Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Rencana Tata Ruang dan Bangunan Laju pertambahan penduduk dan jumlah arus lalu lintas yang tinggi membuat kebutuhan akan prasarana transportasi terus bertambah. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap tingkat pelayanan yang ada, sehingga jika tidak diimbangi dengan peningkatan prasarana transportasi yang memadai, maka dampak yang diakibatkan adalah timbulnya masalah-masalah pada lalu lintas, seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk di kota Tebing Tinggi dan juga pertumbuhan pusat-pusat perekonomian masyarakat yang terus berkembang, nampaknya juga berpengaruh terhadap tingkat kemacetan lalu lintas.

Pengembangan potensi Kota Tebing Tinggi kedepan khususnya dalam membangun, merehabilitasi dan meningkatkan kualitas jalan dengan status jalan kota maupun jalan lingkungan yang diharapkan dapat mempermudah akses bagi masyarakat didalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah : Optimalisasi prasarana dan sarana perkotaan Tebing Tinggi seperti perbaikan infrastruktur jalan yang dimulai dengan ganti rugi pembebasan lahan yang akan dibangun jaringan jalan, pengerasan jalan, dan pemberian nama jalan atau peningkatan status jalan, kemudian pengendalian jaringan jalan dengan pembuatan rambu lalu lintas untuk lebih meningkatkan kelancaran arus lalu lintas demi menghindari kemacetan, dan rawan kecelakaan. Didalam meningkatkan pemerataan pembangunan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Tebing Tinggi, maka pemerintah kota akan berupaya untuk menata infrastruktur kota dengan pembangunan sarana infrastruktur khususnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, misalnya juga dengan merencanakan 5 (lima) tahun kedepan penambahan jaringan jalan lingkar baru yang menghubungkan wilayah Kecamatan Padang Hilir dengan Kecamatan Padang Hulu, Pengembangan kawasan jasa pergudangan diarahkan pada lokasi-lokasi peningkatan fungsi jalan AMD menjadi jalan arteri primer dan Jalan Baja (Kolektor Sekunder). Berdasarkan Letak Kota Tebing Tinggi yang berada di jalur utama jalan lintas Sumatera yang merupakan titik pertemuan dan perpisahan jalur lintas tengah dan lintas timur merupakan suatu implikasi bahwa kota ini merupakan tempat transit orang maupun barang, dan adanya rencana pemindahan bandara terbesar di Provinsi Sumatera Utara dari Kota Medan ke Kuala Namu diharapkan mampu menjadi peluang bagi Kota Tebing Tinggi. Hal tersebut didukung dengan adanya rencana Pemerintah untuk

menjadi lahan pemukiman terutama yang terdapat di Kecamatan Rambutan dan Kecamatan Bajenis.

• Peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat dilakukan melalui usulan kepada Pemerintah untuk pembangunan cluster rest-area pada gerbang tol di wilayah Kota Tebing Tinggi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti penjualan hasil industri kecil/rumah tangga, sarana SPBU, rumah makan/restaurant, perbengkelan, dan lain-lain.

Pembangunan transportasi jalan merupakan bagian yang amat penting dalam pembangunan Kota Tebing Tinggi karena mobilitas manusia, barang dan jasa masih didominasi angkutan transportasi jalan yang tentunya sangat tergantung prasarana jalan. Hal ini dimaksudkan akan dapat meningkatnya daya dukung kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana jalan terutama pada Kawasan Andalan yang cepat berkembang, meningkatnya aksebilitas wilayah perkotaan dengan memiliki akses sentra produksi, yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai dengan perkembangan kebutuhan prasarana jalan. Untuk itu perlu diadakan penataan infrastruktur baik pembangunan, rehab/pemeliharaan jalan guna meningkatkan akses masyarakat didalam beraktivitas sehari-hari.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan dikatakan bahwa Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Sedangkan Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu-lintas umum dan Ruas Jalan adalah sepenggal jalan umum yang diawali dari kilometer tertentu dan diakhiri di kilometer tertentu, memiliki nomor ruas sebagai identitasnya yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan; dan Jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas-ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarki. Sedangkan Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum. Dan Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya; Bangunan pelengkap adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan konstruksi jalan yang meliputi jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated road), lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong- gorong, tembok penahan, dan saluran tepi jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis; Perlengkapan jalan adalah sarana yang dimaksudkan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu-lintas serta kemudahan bagi pengguna jalan dalam berlalu-lintas yang meliputi marka jalan, rambu lalu-lintas, alat pemberi isyarat lalu-lintas, lampu penerangan jalan, rel pengaman (guardrail), dan penghalang lalu-

jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat- pusat kegiatan sebagai berikut :

 menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan

 menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.

Sedangkan Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.Dan Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Serta Jalan lokal

merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Kemudian Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata- rata rendah.

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan

dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang berwenang.

Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh- tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.

Didalam mewujudkan 8 (delapan) misi yang telah ditetapkan dan akan dilaksanakan untuk 5 (lima) tahun kedepan maka khusus untuk misi ke 4 (empat) akan direncanakan dan dilaksanakan kawasan pergudangan dan kawasan industri yang berada dekat dengan akses jalan tol; Menata kembali Terminal-terminal pembantu dan pengumpan serta melakukan penataan terhadap izin-izin trayek maupuun kondisi sarana angkutan; Merealisasikan pembangunan terminal peti kemas dalam mengantisipasi terwujudnya jalan Tol Medan – Kuala Namu – Tebing Tinggi; Untuk mendukung arah kebijakan pada misi ke 4 (empat) dimaksud dibutuhkan adanya pembangunan infrastruktur yang baik, dimana salah satunya adalah jalan. Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ.

Peningkatan kualitas jalan melalui pembangunan dan pemeliharaan/rehab jalan guna meningkatkan kualitas dan status jalan kota serta jalan lingkungan diharapkan dapat mempermudah akses bagi masyarakat yang diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan terbangun dan terpeliharanya jalan diharapkan dapat meningkatkan akses ekonomi berupa kegiatan perdagangan, sebagai

sebagai kelas jalan, yang dalam nomenklatur tata ruang disebut sebagai jalan arteri, kolektor dan lokal. Sedangkan hirarki moda transportasi publik darat berhubungan dengan kapasitas penumpang seperti kereta api, bus, angkot, becak, sepeda dan pejalan kaki. Hirarki moda transport darat juga sering dibagi berdasarkan rute seperti Antar Kota Antar Propinsi, Antar Kota Dalam Propinsi, dan Angkutan Kota. Kedua hiraki jalan dan dan hirarki moda transportasi publik harus saling berhubungan dengan pengaturan dan aturan yang jelas, sehingga transportasi yang terintegrasi dapat tercapai. Pengertian integrasi dalam hal ini adalah integrasi moda transport dan fungsi atau guna lahan. Sebagai contoh, selama ini pengertian Terminal Terpadu adalah hanya keterpaduan antara perpindahan transportasi Angkutan Antar Kota Antar Propinsi, Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi dan Angkutan Kota. Hal ini seringkali menjadi permasalahan terminal yaitu, sedikitnya minat penumpang menggunakan terminal karena steril dari kegiatan dan moda transportasi lain. Seharusnya pengertian Terminal Terpadu dikaitkan dengan keterpaduan beberapa moda transport dan beberapa fungsi atau guna lahan. Seharusnya dalam satu atap atau satu kompleks, terdapat stasiun kereta api, terminal bus atau angkot, pasar, pertokoan dan ruang terbuka publik. Hal ini diharapkan dapat memecahkan masalah kemacetan dan kepadatan jalan di pusat kota Tebing Tinggi dalam perkiraan 5 (lima) tahun kedepan, dikarenakan akan semakin meningkatnya jumlah armada yang berkembang, hanya saja perlu penataan agar lebih tertib dan lancar, karena pelayanan jalan dan transport serta pusat-pusat kegiatan kota sudah tersebar ke seluruh bagian kota berdasarkan hirarkinya, tidak lagi bertumpu ke pusat kota semata Akan, tetapi karena keterbatasan wilayah, penataan ini sebenarnya sudah terlaksana, hanya saja dibedakan rentang jarak saja karena posisi terminal dengan inti kota tidak begitu terlalu jauh dan masih dapat dijangkau oleh pengguna transportasi. Akan tetapi pemerintah kota Tebing Tinggi harus dapat memperkirakan perkembangan kota untuk kurun 5 (lima) tahun kedepan yang mana diharapkan akan semakin bertumbuh, baik dari segi volume armada dan pengguna jalan transportasi. Hal ini juga dapat menjawab dimana diperkirakan daerah yang dulu belum berkembang, diharapkan akan berkembang dengan akan dibukanya berbagai akses jalan, yang salah satunya adalah akses jalan lingkar (ring roads).

Berdasarkan kondisi jaringan jalan maka menurut data yang ada dapat dijelaskan bahwa :

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 161-166)