• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaringan jalan dalam kondisi baik

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 166-171)

Berikut adalah tabel yang menunjukkan panjang jalan di Kota Tebing Tinggi menurut kondisi dan status yang diambil dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Tebing Tinggi.

Tabel : 8.25

Panjang jalan di Kota Tebing Tinggi menurut Kondisi dan Status ( Km ) Tahun 2009

status permukaan jalan aspal di Kota Tebing Tinggi pada Tahun 2009 ada 192,78 km, kerikil 47,14 km sedangkan tanah 20,00 km. Dari tabel di atas diketahui bahwa Kondisi jalan saat ini sebenarnya relatif baik terutama di inti kota. Sedangkan pada daerah pinggiran kota, peningkatan jaringan jalan dan jembatan telah dilakukan secara bertahap, yang disesuaikan dengan kemampuan alokasi anggaran. Dari data yang ada sampai dengan tahun 2009 diketahui bahwa kondisi dan status jalan Negara, provinsi, dan kota untuk kategori status jalan : baik (212,96 km), sedang (25,09 km), rusak (21,36 km). Sedangkan khusus untuk panjang jalan kota di Kota Tebing Tinggi dengan kondisi baik sepanjang 195,64 Km, untuk kondisi sedang sepanjang 21,21 Km dan untuk kondisi dan status jalan rusak sepanjang 18,86 Km. Jadi total panjang jalan kota di Kota Tebing Tinggi untuk tahun 2009 sepanjang 235,72 Km. Sistem jaringan jalan sudah terlayani ke seluruh Kota Tebing Tinggi dan lancarnya aksesibilitas penduduk akibat ketersediaan prasarana jalan akan memudahkan penduduk Tebing Tinggi melaksanakan kegiatan sosial ekonominya.

b. Panjang jalan dilalui Roda 4

Pada dasarnya, jalan yang dilalui kendaraan roda 4 yaitu total panjang jalan di Kota Tebing Tinggi baik dalam kondisi baik, sedang dan rusak menurut kondisi dan status Jalan. Dari tabel Panjang Jalan di Kota Tebing Tinggi menurut Kondisi dan Status di atas diperoleh bahwa panjang jalan yang dapat dilalui kendaraan roda 4 yaitu sepanjang 259,42 km.

Adapun kondisi jaringan jalan di kota Tebing Tinggi berdasarkan data tahun 2009 dan tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a. Jalan kota kondisi mantap untuk tahun 2009 dan 2010 tidak ada. b. Jalan lingkungan/ setapak kondisi baik pada tahun 2009 sebesar 80%

mengalami penurunan sebesar 10% dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar 70%. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pembangunan jalan lingkungan setapak sudah mulai baik guna memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat pengguna jalan agar terhindar dari genangan air dan becek.

c. Panjang jalan yang dibangun ditingkatkan adalah untuk jalan negara tahun 2009 adalah 6,59 km dan tidak ada jalan yang dibangun di tahun 2010, untuk jalan propinsi tahun 2009 tidak ada dan tahun 2010 juga tidak ada, sedangkan jalan kota tahun 2009 adalah sepanjang 30,2 km dan tahun 2010 adalah sepanjang 12 km menurun sepanjang 18,20 km (60,26%).

d. Jumlah jembatan yang dibangun/ ditingkatkan pada tahun 2009 sebanyak 1 buah, sedangkan tahun 2010 tidak ada.

e. Panjang jalan untuk jalan negara tahun 2009 sepanjang 19,20 km sedangkan tahun 2010 sepanjang 19,19 km mengalami penurunan sepanjang 0,01 km atau sekitar 0,05%; untuk jalan propinsi baik tahun 2009 maupun tahun 2010 tidak ada peningkatan atau tetap yaitu sepanjang 5 km, sedangkan untuk jalan kota tahun 2009 sebesar 235,72 km dan tahun 2010 sepanjang 212,64 km mengalami penurunan sepanjang 23,08 km (9,79%).

- Untuk jalan negara, dalam kondisi baik tahun 2009 sepanjang 16,32 km sedangkan tahun 2010 sepanjang 19,19 km, hal ini mengalami peningkatan sepanjang 2,87 km (17,58%); sedangkan untuk kondisi sedang, pada tahun 2009 sepanjang 2,88 km sedangkan tahun 2010 tidak ada; dan kondisi rusak untuk tahun 2009 dan tahun 2010 tidak ada.

- Untuk jalan propinsi, dalam kondisi baik, pada tahun 2009 sepanjang 1 km sedangkan tahun 2010 sepanjang 1,2 km mengalami peningkatan sepanjang 0,2 km (20%); dalam kondisi sedang, mengalami peningkatan sepanjang 0,8 km (53,33%) dimana tahun 2009 sepanjang 1,50 km dan tahun 2010 sepanjang 2,3 km; dan kondisi rusak, mengalami penurunan sepanjang 1 km (40%) dimana tahun 2009 sepanjang 2,5 km dan tahun 2010 sepanjang 1,5 km. - Untuk jalan kota, dalam kondisi baik, mengalami penurunan sepanjang 46 km

(23,51%) dimana tahun 2009 sepanjang 195,64 km dan tahun 2010 sepanjang 149,64 km; dalam kondisi sedang, mengalami peningkatan sepanjang 26,79 km (126,3%) dimana tahun 2009 sepanjang 21,21 km dan tahun 2010 sepanjang 48 km; dan kondisi rusak, mengalami penurunan sepanjang 3,86 km (20,46%) dimana tahun 2009 sepang 18,86 km dan tahun 2010 sepanjang 15 km.

h. Keadaan Jalan:

- Untuk jalan negara, dalam kondisi baik, meningkat sebesar 15% dimana tahun 2009 sebesar 85% dan tahun 2010 sebesar 100%; sedangkan kondisi sedang, tahun 2009 sebesar 15% sedangkan tahun 2010 tidak ada; dan kondisi rusak tahun 2009 dan 2010 tidak ada.

- Untuk jalan propinsi, dalam kondisi baik, meningkat sebesar 20% dimana tahun 2009 sebesar 20% dan tahun 2010 sebesar 40%; sedangkan kondisi sedang, mengalami penurunan sebesar 10% dimana tahun 2009 sebesar 30% dan tahun 2010 sebesar 20%; dan kondisi rusak, mengalami penurunan sebesar 10% dimana tahun 2009 sebesar 50% dan tahun 2010 sebesar 40%. - Untuk jalan kota, dalam kondisi baik, mengalami peningkatan

sebesar 2,01% dimana tahun 2009 sebesar 68,36% dan tahun 2010 sebesar 70,37%; sedangkan kondisi sedang, mengalami peningkatan sebesar 9,44% dimana tahun 2009 sebesar 13,13% dan tahun 2010 sebesar 22,57%; dan kondisi rusak, mengalami penurunan sebesar 67,37% dimana tahun 2009 sebesar 74,43% dan tahun 2010 sebesar 7,06%.

Berdasarkan pengguna jalan khususnya transportasi darat maka Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi senantiasa tetap berupaya didalam penertiban lalu lintas terhadap armada yang ada. Dan dapat dijelaskan bahwa menurut data yang ada jumlah Jaringan trayek angkutan umum (Angkutan kota) di Kota Tebing Tinggi 8 perusahaan sebanyak 11 rute dengan 289 armada.

Umumnya, angkutan umum melayani pergerakan menuju jalan-jalan utama kota, yaitu dengan melayani pergerakan penduduk dari pusat-pusat permukiman menuju pusat kota dan kegiatan sosial ekonomi penduduk (pendidikan, tempat kerja, belanja, dan lain-lain). Angkutan pedesaan adalah berasal dari Kecamatan Sipispis

sedangkan becak bermotor pengangkut barang sebanyak 140 unit. Hal ini perlu diperhatikan dengan seksama agar di kemudian harinya tercipta lalu lintas yang teratur dan baik untuk kenyamanan bagi masyarakat.

Tabel : 8.26

Angkutan Kota Penumpang Jumlah Trayek dan Armada

Jenis Angkutan Perusahaan Jumlah Trayek Jumlah Armada

1. Angkutan Kota 2. Becak Bermotor Pengangkut Orang 3. Becak Bermotor Pengangkut Barang 4. Angkutan Barang 8 - - - 11 - - - 289 1.274 140 643

Sumber: Bahan LKPj Walikota Tebing Tinggi Tahun 2010 dari Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi

Dan berdasarkan kelayakan transportasi yang ada, khususnya transportasi darat maka Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi senantiasa tetap berupaya didalam penertiban lalu lintas terhadap armada yang ada. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase uji KIR Angkutan Umum di Kota Tebing Tinggi tahun 2008 dan 2009. Dari data tersebut sepeda motor memiliki jumlah terbesar di tahun 2009 yaitu 64.485.

Tabel : 8.27

Uji KIR Kendaraan Umum di Kota Tebing Tinggi Tahun 2008 dan 2009

Tahun Mobil Penumpang Bus Mobil Truk Sepeda Motor Jumlah 2009 3615 397 3901 64485 72398 2008 3790 50 2944 44999 51783

Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi, 2009

b. Kepemilikan KIR Angkutan Umum

Tabel : 8.28

Kepemilikan KIR Angkutan Umum di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009

IKK Rumus Capaian

Kinerja Keterangan

1. Jumlah angkutan umum yang

tidak memiliki KIR = 0 unit 3600 100% 0 x unit unit 0 % Balai Pengujian Kendaraan Bermotor ( PKB )

kinerja masih 0 % dan telah diusulkan untuk pembangunan balai tersebut di tahun 2012.

c. Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum ( KIR )

Pengujian kelayakan angkutan umum berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2009 memiliki lama pengujian 1 jam.

Tabel : 8.29

Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum ( KIR )

IKK Rumus Capaian

Kinerja Keterangan

Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum ( KIR )

Jangka waktu proses

pengujian angkutan umum 1 jam PKB

Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi,2011

d. Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum

Data Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi di bawah ini menunjukkan bahwa biaya pengujian kelayakan angkutan umum dengan tarif Rp. 11.500,- untuk yang berdomisili di Tebing Tinggi dan Rp. 21.500,- untuk diluar Kota Tebing Tinggi.

Tabel : 8.30

Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum

IKK Rumus Capaian Kinerja Keterangan

Biaya Pengujian

Kelayakan Angkutan

Umum

-

1. Rp. 11.500,- untuk alamat domisili Tebing Tinggi

2. Rp. 21.500,- untuk alamat luar Tebing Tinggi ( numpang uji )

PKB

Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi,2011

e. Rasio Ijin Trayek

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi tahun 2009 angkutan kota yang beroperasi sebanyak 289 unit yang melayani 11 ( sebelas ) jaringan trayek. Sedangkan becak bermotor pengangkut orang ( BBPO ) sebanyak 1274 unit.

f. Pemasangan Rambu- Rambu

Pemasangan rambu-rambu lalu lintas untuk tahun 2009 sebanyak 8 unit dengan nilai total biaya yang digunakan sebesar Rp. 6.027.000,- dan lokasinya berada di POLRES Tebing Tinggi dan Simpang Jl. Dr. Sutomo ( Simpang Semangat ). Pada tahun 2010, pemasangan rambu-rambu lalu lintas sebanyak 3 unit dengan total biaya Rp. 49.670.000,- yang berlokasi di Simpang Beo.

Agenda Prioritas Infrastruktur

(1) Melakukan daya dan upaya untuk perluasan daerah kota Tebing Tinggi;

(9) Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang;

(10) Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilyah Daerah termasuk melakukan koordinasi dan fasilitasi proses penetapan dokumen-dokumen yang dihasilkan Tanah dan Tata Ruang : Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan umum secara menyeluruh dan pengelolaan tata ruang secara terpadu;

Dengan keterbatasan luas wilayah kota Tebing Tinggi, maka 5 (lima) tahun kedepan pemerintah kota Tebing Tinggi melalui pelaksanaan RPJMD Kota Tebing Tinggi, maka salah satu arah kebijakan yang akan dilaksanakan dengan agenda prioritas adalah memohon kepada pihak PTPN III Kebun Rambutan melalui Kementerian BUMN di Jakarta untuk memberi akses kepada pemerintah kota Tebing Tinggi untuk perluasan daerah kota Tebing Tinggi. Salah satu rencana kedepan yang diupayakan adalah melakukan pembebasan lahan PTPN III kebun Rambutan sebagai pendukung fasilitas lokasi/lahan untuk sarana/prasarana.

Adapun peruntukan yang akan direncanakan nantinya adalah :

1. Kawasan Perkantoran, diposisikan berada pada lingkungan (berdekatan) dengan

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 166-171)