• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prasarana jalan, yang meliputi jalan kolektor primer dan jalan lokal yang dilengkapi dengan trotoar, drainase dan pohon pelindung untuk penghijauan.

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 173-178)

Menurut rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tebing Tinggi Tahun 2008-2028, Wilayah Kota Tebing Tinggi dengan luas ± 3.843,8 hektar atau 38,438 km2 , direncanakan juga peruntukannya untuk Pembenahan Pusat Kota dan pembenahan PPK Utara, agar dapat memenuhi fungsi yang ditetapkan RTRW; Penambahan Kawasan Perdagangan; Pembenahan PPK Utara sebagai lokasi Pusat Perkantoran;Pembenahan prasarana dasar lokasi kawasan pergudangan di Jl. AMD; Pembenahan lokasi kawasan industri di PPK Tenggara; Pembenahan kawasan strategis kota yang diarahkan ke Berohol dan Bajenis. Dan dalam pelaksanaannya di lapangan perlu diadakan penertiban dan sanksi terhadap kegiatan/oknum yang melanggar Peraturan daerah apabila Perda Tata Ruang telah ditetapkan nantinya dengan melakukan Pengawasan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang;

Agenda Prioritas Infrastruktur

Purnawirawan ABRI;

(6) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; (7) Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong

Prasarana dan sarana perumahan dan permukiman

Seiring dengan meningkatnya kondisi perekonomian di Kota Tebing Tinggi, pembangunan perumahan dan permukiman pada saat ini berkembang pesat, terbukti banyaknya perumahan-perumahan/real estate yang dibangun oleh pihak swasta. Tetapi perumahan tersebut belum dapat dijangkau sepenuhnya oleh masyarakat menengah ke bawah, sehingga sebagian besar unit rumah terbangun hanya untuk masyarakat menengah ke atas yang mampu menjangkaunya sebab nilai jualnya relatif tinggi. Di bidang perumahan rakyat Pemerintah juga menyediakan perumahan Permukiman Perkotaan termasuk di dalamnya Rusunawa dan Rusunami, Perumahan KORPRI, dan RSH (Rumah Sangat Sederhana) bagi keluarga kurang mampu dan bagi masyarakat menengah ke bawah, tapi pembangunannya masih tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang masih memerlukan rumah yang layak huni. Selain itu tidak sebandingnya pembangunan perumahan dan permukiman dengan jumlah masyarakat yang masih memerlukan rumah yang layak huni mengakibatkan tumbuhnya kawasan kumuh yang tidak didukung sarana infrastruktur yang memadai sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai masalah kualitas lingkungan hidup kota sekaligus menimbulkan permasalahan sosial ekonomi.

Selain infrastruktur jalan, pembangunan dan pemeliharaan drainase seperti membuat, memperbaiki, memelihara saluran drainase kota Tebing Tinggi secara terintegrasi, mulai dari pemukiman penduduk sampai badan air terakhir (Sungai); Penambahan kapasitas (debit air); Penambahan normalisasi dan linning/talud sungai Padang (khusus kawasan perumahan Purnama Deli dan Purnawirawan ABRI); Pembangunan Bronjong, khusus daerah perumahan Purnama Deli dan Purnawirawan ABRI; demikian juga didaerah permukiman lainnya perlu mendapat perhatian pemerintah, demikian juga dengan pemenuhan pasokan energi listrik, gas dan sumber energi lainnya serta air bersih sesuai kebutuhan yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Pemenuhan prasarana dan sarana dasar kawasan permukiman perkotaan sesuai Standar Nasional Indonesia secara merata, di seluruh wilayah yang telah direncanakan dalam rencana tata ruang kota. Penyelenggaraan pos dan telekomunikasi serta sistem informasi yang terintegrasi secara efisien dan modern, guna terciptanya masyarakat yang menguasai informasi.

a. Rumah Tangga Pengguna Listrik

Fasilitas perumahan yang digunakan oleh rumah tangga adalah mencerminkan tingkat kesehatan dan lingkungannya. Dari data yang ada, dapat kita lihat bahwa di Kota Tebing Tinggi masih ada rumah tangga yang menggunakan penerangan bukan

1. Listrik PLN 98,85 98,68

2. Aladin/Petromak 0,00 0,66

3. Pelita/Sentir/Obor 1,15 0,49

4. Lainnya 0,00 0,16

Sumber : Susenas, 2006 dan 2009

b. Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

Pada tahun 2010 jumlah pelanggan air bersih PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi mencapai 9.109 pelanggan mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2009 jumlah pelanggan air bersih PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi mencapai 8.957 pelanggan, atau mengalami peningkatan sebanyak 152 pelanggan (1,69%). Peningkatan jumlah pelanggan ini umumnya dari kelompok rumah, toko dan industri dan badan sosial dan rumah sakit.

Tahun 2010 air bersih yang disalurkan kepada konsumen sebanyak 2.525.697 m3 sedangkan tahun 2009 air bersih yang disalurkan kepada konsumen sebanyak 3.383.032 m3, turun sekitar 857.335 m3 (25,34%). Untuk tahun 2010 pengguna air bersih terbesar adalah kelompok konsumen perumahan sebanyak 7.736 pelanggan diikuti kelompok konsumen toko 1.055 pelanggan, badan sosial sebanyak 218 pelanggan, rumah sakit sebanyak 4 pelanggan dan instansi pemerintah sebanyak 100 pelanggan. Berdasarkan volume yang disalurkan pemakaian air bersih terbanyak adalah rumah tangga sebanyak 1.854.596 juta m3, sedangkan kelompok instansi pemerintah 170.725 juta m3, sementara itu toko menggunakan air bersih sebanyak 356.576 juta m3, dan badan sosial menggunakan air bersih sebanyak 143.800 juta m3. (Sumber PDAM

Kota Tebing Tinggi Tahun 2010).

Tabel : 8.32

Persentase Rumah Tangga di kota Tebing Tinggi Menurut Sumber Air Minum Tahun 2009

No. Sumber Air 2009

1. Ledeng / Air dalam kemasan 24,49

2. Pompa 59,39

3. Sumur Terlindung 13,98

4. Sumur Tak Terlindung 1,48

5. Mata Air Terlindung 0,16

6. Mata Air Tak Terlindung 0,33

7. Air Sungai 0,16

8. Air Hujan 0,00

Sumber : Susenas, 2009

Dari data Persentase Rumah Tangga di Kota Tebing Tinggi menurut Sumber Air Minum di atas terlihat bahwa penduduk di Kota Tebing Tinggi masih dominan menggunakan sumber air pompa yaitu sebesar 59,39 %.

d. Pos dan Telekomunikasi

Di Kota Tebing Tinggi terdapat 1 (satu) kantor pos yang terletak di Pusat Kota Jalan Dr. Sutomo Tebing Tinggi. Kantor pos ini melayani jasa layanan berupa pengiriman barang dan uang serta jasa pos lainnya. Fasilitas jasa pos telah mencakup seluruh kelurahan di Tebing Tinggi dengan kantor pelayanan berpusat di kecamatan. Pengembangan pelayanan jasa pos telah memanfaatkan teknologi maju seperti pelayanan surat elektronik, wesel elektronik, surat kilat, pemasangan internet dan lainnya.

Pengiriman surat-surat meliputi pengiriman surat biasa, surat kilat, surat kilat khusus dan surat tercatat. Pada tahun 2010 di Kota Tebing Tinggi jumlah pengiriman pos terbanyak adalah jenis surat biasa yang jumlahnya mencapai 3.024 pucuk surat. Jumlah pengiriman surat kilat adalah sebanyak 130 pucuk surat, pengiriman surat kilat khusus sebanyak 2.678 pucuk surat dan pengiriman surat tercatat sebanyak 114 pucuk surat.

Sementara itu, untuk pengiriman wesel pos ada sebanyak 2.655 lembar dan paket pos sebanyak 1.539 kilo. Jasa telekomunikasi di Kota Tebing Tinggi telah mencakup 5 (lima) kecamatan dan dikelola oleh PT. Telkom Kandatel Tebing Tinggi. Banyaknya sambungan telepon yang lama dan yang baru di Tebing Tinggi pada tahun 2009 jumlah sambungan lama dan baru sebesar 2.038 sst, sedangkan tahun 2010 jumlah sambungan lama dan baru sebesar 10.923 sst, hal ini mengalami peningkatan sebesar 8.885 sst.

e. Rumah Tangga Bersanitasi

Tabel : 8.33

Persentase Rumah Tangga di Kota Tebing Tinggi

Menurut Kepemilikan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun 2009

Sumber :

Susenas 2009

Menurut Susenas 2009, kepemilikan fasilitas tempat buang air besar terbanyak adalah sendiri, sebesar 84,36%. Kemudian yang bersama sebanyak 11,36 %, sementara yang umum dan lainnya ada 4,28 %. Dari data tersebut, hampir keseluruhan rumah tangga di Kota Tebing Tinggi telah memiliki fasilitas sendiri.

f. Lingkungan Pemukiman Kumuh

No. Kepemilikan Kloset Tahun 2009

1. Sendiri 84,36

2. Bersama 11,36

3. Umum 1,15

1. Padang Hulu 2. Persiakan 0,90 5589 1310 2. Tebing TinggiKota 1. Mandailing2. Bandar Utama 0,240,98 32105617 1368874

3. Rambutan 1.Sri Padang

2.Tg. Marulak Hilir 0,61 0,65 4416 3615 1083 989

4. Bajenis 1. Bandar Sakti 0,78 5005 1191

Sumber : SK Walikota No. 460/036 Tahun 2010

Data di atas menunjukkan bahwa dari 5 kecamatan yang ada di Kota Tebing Tinggi hanya 1 Kecamatan yang tidak termasuk dalam Kawasan Kumuh yaitu Kecamatan Padang Hilir.

g. Perumahan

Luas lantai,jenis lantai, jenis dinding dan atap rumah dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat karena merupakan aspek yang dapat menggambarkan keadaan suatu tempat tinggal. Berikut adalah tabel yang menunjukkan persentase rumah tangga menurut luas lantai, jenis lantai, jenis dinding dan atap rumah di Kota Tebing Tinggi berdasarkan data Susenas tahun 2009.

Tabel : 8.35

Persentase Rumah Tangga menurut luas lantai di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009

No Luas Lantai (m2) Tahun 2009

1 < 20 1,15

2 20 - 49 23,20

3 50 - 99 53,46

4 100 - 149 15,94

5 > 150 6,25

Sumber data : Susenas tahun 2009

Dari data diatas jumlah yang paling dominan adalah rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai antara 50 – 99 m2 yaitu sebesar 53,46 %. Sedangkan untuk luas lantai antara 100 – 149 m2 persentasenya sebesar 15,94 %.

Tabel : 8.36

Persentase Rumah Tangga menurut jenis lantai di Kota Tebing Tinggi Tahun 2009

No Jenis Lantai Tahun 2009

1 Bukan Tanah 98,52

2 Tanah 1,48

Sumber data : Susenas tahun 2009

Dari data diatas persentase rumah penduduk yang memiliki lantai bukan tanah sudah lebih tinggi dari data rumah penduduk yang menggunakan lantai tanah yaitu

2 Bukan Tembok 31,26 Sumber data : Susenas tahun 2009

Dari data diatas persentase rumah penduduk yang menggunakan tembok lebih tinggi dari rumah yang tidak menggunakan tembok yaitu sebesar 68,74 %.

Tabel : 8.38

Persentase Rumah Tangga menurut jenis Atap rumahdi Kota Tebing Tinggi Tahun 2009

No Jenis Atap Tahun 2009 (%)

1 Beton 3,79 2 Genteng 0,33 3 Sirap 0,16 4 Seng 92,10 5 Asbes 1,32 6 Ijuk/ daun 2,30

Sumber data : Susenas tahun 2009

Dari data diatas persentase rumah penduduk yang paling banyak menggunakan atap seng yaitu sebesar 92,10 %.

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 173-178)