• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agenda Prioritas Ketahanan Pangan , yang mencakup : (1) Revitalisasi pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan yang diarahkan untuk

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 115-120)

pengamanan ketahanan pangan dengan swasembada beras, diversifikasi, peningkatan produktivitas (dengan penjaminan input-output produksi), nilai tambah dan daya saing produk; (2) Pembangunan Balai Benih dan Pembibitan Tanaman sebagai upaya penangkaran benih untuk perikanan dan peternakan, serta pembibitan tanaman produktif; (3) Pelaksanaan perluasan lahan pertanian, dan perikanan sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan dan tata ruang; (4) Perbaikan dan pembangunan infrastruktur pertanian dan perikanan khususnya jaringan irigasi serta jalan usaha tani dan produksi di daerah sentra produksi; (5) Penyediaan benih/bibit unggul dan dukungan terhadap pengembangan industri hilir pertanian dan perikanan hasil inovasi penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian; (6) Pemantapan ketersediaan cadangan pangan pemerintah; (7) Percepatan dan Keamanan konsumsi pangan masyarakat; (8) Stabilisasi harga bahan pangan dalam negeri; (9) Jaminan ketersediaan pupuk dan pengembangan pupuk organik melalui perbaikan mekanisme subsidi pupuk; (10) Kebijakan pengembangan pertanian rakyat, perikanan, peternakan dan usaha mikro kecil dan menengah yang berdaya saing, melalui urusan pertanian yaitu pengembangan pertanian tanaman pangan yaitu ketersediaan bahan pangan

jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; (15) Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal; (16) Pengembangan penanganan pasca panen pertanian; (17) Pemantapan sistem penyuluhan pertanian; (18) Pengembangan sistem distribusi,. Akses Pangan dan stabilitas harga pangan; (19) Terbangunnya struktur perekonomian daerah yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif pada sektor pertanian dan sektor jasa yang dibarengi dengan kualitas pelayanan lebih bermutu dan mempunyai daya saing tinggi; (20) Penanganan Kerawanan Pangan

Kecukupan dan Mutu Pangan Ketersediaan Pangan

Kebutuhan beras penduduk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 adalah sebesar 20.202 ton sedangkan produksi beras di Kota Tebing Tinggi sebesar 3.275 ton hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kota Tebing Tinggi sebesar 16,21 %. Artinya untuk memenuhi kebutuhan beras dapat dipenuhi dari daerah hinterland seperti Kabupaten Simalungun, Pematang Siantar, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan daerah sentra produksi lainnya. Ketersediaan beras di Kota Tebing Tinggi pada tahun 2010 adalah sebesar 29.016 Ton.

Kerawanan Pangan

Kerawanan Pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami oleh daerah, masyarakat atau rumah tangga pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat.

Program Aksi Gema Pangan pada Tahun 2010 dilaksanakan di Kelurahan Pinang Mancung Penanganan KK Miskin di Kelurahan Gema Pangan dilaksanakan melalui pembinaan Kelompok Afinitas. Tahun 2010 telah terbentuk kelompok Afinitas di Kelurahan Gema Pangan sebanyak 3 Kelompok dengan jumlah anggota 40 orang

Guna menanggulangi kerawanan pangan pada masyarakat miskin, pada Tahun 2010 Pemerintah Kota Tebing Tinggi menyalurkan Beras Miskin (Raskin) sebanyak 759.900 kg untuk 4.470 KK miskin. Pembagian Raskin tersebut diberikan untuk masing-masing 1 (satu) KK sebanyak 15 kg – 20 kg setiap bulan. Jumlah Raskin yang disalurkan kepada rumah tangga miskin berdasarkan data dari Bagian Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Setdako Tebing Tinggi dilihat pada tabel berikut:

1 2006 5.262 KK 10 Kg/KK

2 2007 5.248 KK 10 Kg/KK

3 2008 5.250 KK 10 Kg - 15 Kg/KK

4 2009 5.016 KK 15 Kg/KK

5 2010 4.470 KK 15 Kg – 20 Kg/KK

Sumber: Bagian Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Setdako Tebing Tinggi

Konsumsi dan Mutu Pangan

Dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat Kota Tebing Tinggi sebagaimana Peraturan Presiden No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dan Peraturan Menteri Pertanian No. 43 tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam hal ini Kantor Ketahanan Pangan Kota Tebing Tinggi bersama sama dengan Dinas Pertanian telah melakukan beberapa upaya sebagai berikut :

- Melaksanakan sosialisasi pangan beragam, bergizi, seimbang bagi kelompok wanita di 5 kecamatan Kota Tebing Tinggi.

- Melaksanakan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) bagi kelompok dasawisma, melalui pemberian bantuan peralatan tepungnisasi

- Melaksanakan pelatihan pengolahan aneka pangan beragam, bergizi seimbang kepada TPPKK Kota Tebing Tinggi.

Keamanan Pangan

Berdasarkan data di lapangan hampir semua sampel jenis jajanan anak sekolah yang favorit bagi anak-anak yang dijadikan sampel mengandung Mikrobiologi dan Bahan Tambahan Makanan (pewarna) yang sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Untuk itu perlu adanya upaya koordinasi dengan semua pihak dalam upaya pembinaan dan pengawasan guna pencegahan penggunaan bahan-bahan berbahaya terhadap pangan khususnya pada jajanan anak sekolah.

Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain :

- Uji laboratorium bekerja sama dengan Badan POM Provinsi Sumatera Utara - Sosialisasi dan pembinaan pangan segar yang aman di pasar-pasar tradisional. - Sosialisasi keamanan pangan pada kantin-kantin sekolah bagi Anak Sekolah

Dasar.

Sedangkan pencapaian sasasan yang telah dicapai pada Urusan Pilihan Pertanian pada tahun 2010 yaitu :

1. Meningkatnya Kesejahteraan Petani.

2. Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian. 3. Meningkatnya Pengolahan Hewan Ternak.

6. Pengembangan Budidaya Perikanan

Indikator yang menunjukkan keberhasilan dan kegagalan sasaran yaitu: meningkatnya kesejahteraan petani, meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian, meningkatnya pengolahan hewan ternak dan menurunnya penyakit pada hewan ternak. Target dan capaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel : 8.21

Indikator Keberhasilan Urusan Pilihan Pertanian Kota Tebing Tinggi

Tahun 2009 dan Tahun 2010 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi

Tahun 2009 Kondisi Tahun 2010 Target Realisasi Persentase Pencapaia n Target (%) Ket.

1. Petani yang telah mendapatkan pelatihan bidang pertanian Orang 110 80 80 100 Dinas Pertanian 2. Luas panen : a. Padi Ha 1.198 1.142 1.028 90 Dinas Pertanian b. Palawija Ha 376 453 341 75,27 Dinas Pertanian c. Sayuran Ha 129 136 189 138,9 Dinas Pertanian d. Buah-buahan Ha 75 - - - Dinas Pertanian 3. Produksi :

a. Padi Ton 7.068 6.738 6.065 95,33 Dinas

Pertanian

b. Ubi Kayu Ton 8.200 87.08 7.260 83,37 Dinas

Pertanian

c. Palawija Ton 8.451 8.571 7,562,5 88 Dinas

Pertanian

d. Sayuran Ton 317 607 596,7 98 Dinas

Pertanian

e. Buah-buahan Ton 2170,2 - - - Dinas

Pertanian

4. Produktivitas tanaman :

a. Padi sawah Kw/Ha 59,00 59,00 60,00 102 Dinas

Pertanian

b. Palawija Kw/Ha 417,25 417,25 449,43 108 Dinas

Pertanian

c. Sayuran Kw/Ha 296,24 296,24 364,87 123 Dinas

Pertanian

d. Buah-buahan Kw/Ha 30,00 - - - Dinas

Pertanian

5. Populasi ternak :

a. Sapi Ekor 525 578 609 105 Dinas

Pertanian

Pertanian

Sumber: Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Tahun 2010

Sasaran yang ingin dicapai pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010 adalah :

a. Berkembangnya Pembudidayaan Ikan Air Tawar.

Untuk menunjang keberhasilan pencapaian sasaran ini program utama yang dilaksanakan antara lain:

Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar.

Indikator yang menunjukkan keberhasilan dan kegagalan sasaran berkembangnya pembudidayaan ikan air tawar, target dan capaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel : 8.22

Indikator Keberhasilan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Kota Tebing Tinggi

Tahun 2009 dan Tahun 2010

No. Indikator Sasaran Satuan

Realisasi Tahun 2009 Kondisi Tahun 2010 Target Realisasi Persentase Pencapaian Target (%) Ket.

1. Populasi bibit ikan unggul

a. Mas Ekor 15.000 35.000 20.000 57,14 Dinas

Pertanian

b. Gurame Ekor 500 18.000 1.000 5,5 Dinas

Pertanian

c. Nila Ekor 50.000 250.000 30.000 12 Dinas

Pertanian

d. Lele Ekor 29.500 300.000 35.000 11,66 Dinas

Pertanian

2. Luas lahan budidaya ikan air tawar

a. Kolam Ha 50 25 25 100 Dinas

Pertanian

b. Kerambah Buah 150 150 100 100 Dinas

Pertanian

3. Produksi Ikan

a. Mas Ton 25,5 10 11,9 119 Dinas

Pertanian

b. Gurame Ton - 5 4,8 96 Dinas

Pertanian

c. Nila Ton 180,5 75 73 143,13 Dinas

Pertanian

d. Lele Ton 155 80 82,5 211,5 Dinas

Pertanian

Pertanian

Sumber: Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Tahun 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa indikator yang menunjukkan keberhasilan dan kegagalan pencapaian indikator sasaran yaitu :

1. Berkembangnya Pembudidayaan Ikan Air Tawar:

a. Populasi bibit ikan unggul yaitu ikan mas pada tahun 2009 sebanyak : 15.000 ekor terjadi peningkatan pada tahun 2010 sebanyak : 20.000 ekor (25%), sedangkan ikan gurami tahun 2009 adalah : 500 ekor naik menjadi : 1000 ekor (50%) di tahun 2010, kemudian ikan nila tahun 2009 adalah : 50.000 ekor mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi : 30.000 ekor (40%) sedangkan ikan lele tahun 2009 sebanyak 29.500 ekor naik menjadi : 35.000 ekor (16%) di tahun 2010.

b. Luas lahan budi daya ikan air tawar kolam tetap sesuai dengan target tahun 2010 yang ditetapkan yaitu sebesar 25 ha menurun dibanding tahun 2009 yaitu sebesar 53 ha, sedangkan luas lahan budidaya ikan air tawar kerambah tahun 2009 sebanyak : 150 buah menurun menjadi : 100 buah (33%) di tahun 2010.

c. Produksi ikan mas tahun 2010 terjadi peningkatan dari target yang ditetapkan, dan produksi ikan/kerambah yaitu ikan mas terjadi penurunan dari tahun 2009 yang lalu, yaitu 25,5 ton menjadi 11,9 ton (53%) tahun 2010, sedang ikan gurami dari yang ditargetkan 5 ton hanya terealisasi 4,8 ton (96%) tahun 2010, tahun 2009 produksi ikan gurami tidak ada. Produksi ikan nila tahun 2010 sebanyak 73 ton dari tahun 2009 yang lalu sebesar 180,5 ton, mengalami penurunan sebesar 107,5 ton (59,56%), dan untuk ikan lele pada tahun 2009 sebanyak 155 ton sedangkan tahun 2010 sebanyak 80 ton, hal ini mengalami penurunan sebanyak 75 ton (48,39%). Populasi ikan air tawar pada ikan mas tahun 2010 sebanyak 47.750 ekor sedangkan tahun 2009 sebanyak 75.000, hal ini mengalami penurunan sebanyak 27.250 ekor (36,33%); untuk ikan nila tawar tahun 2010 sebayak 367.000 ekor dan tahun 2009 sebanyak 1.050.000 ekor mengalami penurunan sebanyak 683.000 ekor (65,04%); untuk ikan lele dumbo tahun 2010 sebanyak 661.500 ekor sedangkan tahun 2009 sebanyak 1.240.000 ekor, jal ini menagalmi penurunan sebanyak 578.500 ekor (46,65).

Dalam dokumen BAB VIII UPGRADE 1450830 wib dispenda (Halaman 115-120)