BAB VIII
INDIKASI PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota Tahun 2011-2016, kebutuhan pendanaan diperkirakan mencapai ± Rp. 3 Triliun. Rekapitulasi kebutuhan pendanaan untuk melaksanakan program-program pembangunan kota selama 5 tahun ke depan disajikan sebagai berikut.
8.1 INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN
PENDANAAN UNTUK MEWUJUDKAN MISI KESATU
Dalam upaya mewujudkan Misi Kesatu: Menyelenggarakan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka indikasi rencana program dan kebutuhan pendanaan untuk tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:
Agenda Prioritas pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(1) Pengadaan Mesjid Agung/Islamic Centre sebagai wadah dalam beribadah (2) Peningkatan suasana kehidupan yang harmonis, saling menghormati, aman
dan damai;
(3) Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan;
(4) Penguatan peran dan fungsi lembaga sosial dalam mewujudkan kerukunan hidup beragama;
(5) Menyelenggarakan pembinaan mental keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya secara rutin, dan terkoordinasi dengan baik di lingkungan sumber daya aparat maupun masyarakat dimulai dari keluarga, lingkungan dan perkotaan;
(6) Peningkatan peran serta para tokoh Masyarakat, Agama dan Pemuda dalam menanggulangi kerawanan Sosial;
(7) Peningkatan pembinaan kerukunan hidup intern dan antar umat beragama; (8) Pembinaan jaringan kerja antar umat beragama;
(9) Peningkatan pelatihan bagi penyuluh, pembimbing, dan bagi pemuka agama;
(10) Peningkatan pelatihan bagi tokoh pemuda lintas agama;
(11) Pembinaan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Pesparawi, dan kegiatan sejenis lainnya;
(12) Peningkatan Pembinaan dan kerjasama lintas sektor/masyarakat dalam pemberantasan pornografi, pornoaksi, perjudian, penyalahgunaan narkoba, prostitusi, dan berbagai jenis praktik asusila.
(13) Pelaksanaan kegiatan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama;
(14) Pembinaan mental, etika, moral dan karakter bagi guru dan siswa
(15) Peningkatkan peran sekolah dalam membina peserta didik supaya para siswa lebih bertaqwa dan memiliki budi pekerti
Pembangunan kota, pada masa 5 (lima) tahun yang akan datang, lebih banyak digerakkan oleh dukungan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan landasan moral pembangunan.
Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan Kota Tebing Tinggi yang Beriman, Bertaqwa, Maju, Sejahtera, Mandiri, Berkeadilan Dalam Kebhinekaan dalam keberagamannya melalui peningkatan fungsi kerukunan ummat beragama, fungsi kebudayaan, penyuluhan tentang pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan beriwibawa atau Good Governance yang pada akhirnya akan terwujud masyarakat yang beriman dan bertaqwa. Sehingga Pemerintah Kota Tebing Tinggi senantiasa berupaya untuk :
1. Mendorong upaya kerukunan antar ummat beragama;
2. Menciptakan suasana kondusif dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat;
3. Mendukung upaya kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Di Kota Tebing Tinggi komposisi penduduknya terdiri dari 6 agama besar (Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu serta Sikh). Kompleksitas tersebut juga dibarengi dengan komunitas masyarakat adat yang membentuk perkumpulan-perkumpulan etnis, dengan tujuan melestarikan nilai-nilai adat sekaligus menjaga hubungan kekerabatan. Di Kota Tebing Tinggi sendiri telah terbentuk Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dengan tujuan menjalin kerjasama, kesepahaman, serta toleransi antar umat beragama, yang sejauh ini memang sudah terjalain rukun dan damai. FKUB ini juga dibentuk agar kejadian-kejadian insidentil yang berpotensi menimbulkan sentiment negative antar umat beragama dapat diselesaikan secara musyawarah, karena pada dasarnya umat beragama merupakan sumberdaya insan dalam pembangunan. Kondisi pluralitas warga bukanlah merupakan hambatan dalam pembangunan untuk kemajuan bersama, tetapi justeru menjadi modal sosial dalam pembangunan
Menciptakan suasana kehidupan kota yang harmonis, saling menghormati, aman dan damai, Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; Penguatan peran dan fungsi lembaga sosial dalam mewujudkan kerukunan hidup beragama; Menyelenggarakan pembinaan mental keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya secara rutin, dan terkoordinasi dengan baik di lingkungan sumber daya aparat maupun masyarakat dimulai dari keluarga, lingkungan dan perkotaan; Peningkatan peran serta para tokoh Masyarakat, Agama dan Pemuda merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, adil, demokratis dan sejahtera.
harmonis harus terbebas dari bahaya, ancaman, dan gangguan baik secara lahiriah dan batiniah. Kualitas kehidupan harmonisasi bermasyarakat diindikasikan oleh rasa aman, nyaman, tentram oleh seluruh lapisan masyarakat. Rasa aman, nyaman dan tentram menjadikan seluruh komponen masyarakat terhindar dari rasa takut terhadap berbagai ancaman apapun, merasa dilindungi hak-hak warga negaranya, serta merasa memiliki suasana batiniah yang kuat untuk melaksanakan berbagai aktivitas sosial ekonominya, termasuk melaksanakan berbagai aktivitas keagamaan dan sosial budaya yang sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Hubungan sosial yang harmonis dan dinamis merupakan faktor yang penting untuk menciptakan rasa aman, nyaman dan tentram. Oleh karena itu, agar tercipta rasa aman dan nyaman serta suasana religius secara berkelanjutan, maka rasa saling percaya dan menghormati antara kelompok masyarakat harus terpelihara dan terbangun secara harmonis dan dinamis. Sebagai salah satu agenda pembangunan kota tahun 2011-2016, peningkatan suasana kehidupan yang harmonis, saling menghormati, aman dan damai, Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; Penguatan peran dan fungsi lembaga sosial dalam mewujudkan kerukunan hidup beragama; Menyelenggarakan pembinaan mental keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya secara rutin, dan terkoordinasi dengan baik di lingkungan sumber daya aparat maupun masyarakat dimulai dari keluarga, lingkungan dan perkotaan; Peningkatan peran serta para tokoh Masyarakat, Agama dan Pemuda dalam menanggulangi kerawanan Sosial harus didukung dan dipelihara oleh seluruh masyarakat secara baik. Isu SARA harus dieleminir agar tidak menjadi isu dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota yang berlangsung.
Kondisi yang harmonis dan tentram akan berdampak kepada semakin baiknya iklim sosial dan ekonomi di Kota Tebing Tinggi. Selama periode 2006-2010, harmonisasi kehidupan di Kota Tebing Tinggi dapat dikatakan cukup kondusif, dengan tingkat toleransi, kehidupan keberagaman dan saling menghormati yang relatif cukup baik, termasuk kasus-kasus kriminalitas tidak sampai mempengaruhi harmonisasi kehidupan masyarakat. Demikian juga halnya dengan kehidupan keagamaan dalam masyarakat, dimana selama periode 2006-2010 dapat dikatakan cukup kondusif dan baik, dengan tingkat toleransi, kehidupan keberagaman dan saling menghormati yang relatif cukup baik. Secara umum dapat dikatakan selama tahun 2006-2010, kualitas pelayanan dan pemahaman agama, serta kehidupan beragama, termasuk kerukunan intern dan antar umat beragama dapat terpelihara dan berjalan dengan baik.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri dengan berbagai alasan sosial ekonomi, harmonisasi kehidupanan masyarakat mendapat berbagai gangguan keamanan, dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Oleh karena itu, kunci pokok dalam meningkatkan rasa aman, nyaman dan tentram masyarakat adalah melalui partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, ada 4 (empat) ruang lingkup pokok Penyelenggaraan Peningkatan Suasana Kehidupan Yang Harmonis, Saling Menghormati, Aman dan Damai, yaitu (1) Jati diri sebagai kota religius; (2) Kerukunan hidup umat beragama; (3) Dialog intern dan antar umat beragama; serta (4) Internalisasi nilai-nilai universal agama, toleransi dan saling menghormati dalam kemajemukan.
Berdasarkan kondisi umum dan agenda prioritas yang ditentukan maka tentu saja mempunyai hambatan dan kendala untuk dapat melakukan tugasnya secara profesional. Adapun permasalahan tersebut antara lain :
1. Secara sosial, salah satu tantangan terberat dalam pembangunan kota 5 (lima) tahun ke depan adalah terjadinya perubahan sosial dan perubahan-perubahan budaya yang nampak pada kecenderungan sikap dan perilaku konsumtif, primordialisme, sektarianisme, dan masalah-masalah sosial lainnya yang meningkat, sejalan dengan perkembangan Kota Tebing Tinggi yang maju dan arus globalisasi.
2. Dalam jangka menengah 5 (lima) tahun ke depan, komunikasi antar umat beragama perlu intensif dilakukan, mengingat iklim demokrasi sebagai pilihan perubahan ternyata juga membawa dampak perilaku individu yang kurang beretika sehingga dapat berpotensi memicu konflik.
Upaya Pemecahan Peermasalahan :
Tiga komponen utama modal sosial, yakni rasa saling percaya (trust), jaringan sinergis antara warga (network) dan nilai-nilai keberagaman (values) perlu ditumbuh kembangkan di kalangan umat beragama. Konsep Trilogi Kerukunan Umat Beragama, yakni (1) kerukunan intern umat beragama, (2) kerukunan antar umat beragama, dan (3) kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah, masih relevan untuk diimplementasikan. Pemerintah sebagai implementator program dan fasilitator kehidipaan bergama ke depan dituntut proaktif menjaga kondisi harmonisasi melalui berbagai program yang tepat sasaran serta kebijakan izin pendirian rumah ibadah penting dilakukan setelah melakukan proses dialog dengan pemuka-pemuka agama.
3) Sasaran
Dalam rangka mewujudkan agenda prioritas pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk menunjang pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang dikaitkan dengan kondisi dan permasalahan yang ada, maka terdapat beberapa sasaran yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Meningkatkan kualitas mental spriritual masyarakat dan sumber daya aparatur dan terwujudnya masyarakat madani, yang bertaqwa dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan akhirnya terwujudnya kota yang aman, nyaman, ramah, tertib, beretika dan bermartabat;
2. Menciptakan kehidupan masyarakat dan aparatur yang harmoni dalam keberagaman.
3. Peningkatan apresiasi masyarakat dan aparatur terhadap budaya dan kearifan lokal.
4) Strategi dan Arah Kebijakan
Dalam rangka mewujudkan sasaran agenda prioritas tersebut, maka terdapat beberapa strategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
1. Kebijakan pada bidang mental spiritual
1. Menyelenggarakan pembinaan mental keagamaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya secara rutin, dan terkoordinasi dengan baik di lingkungan sumber daya aparat maupun masyarakat dimulai dari keluarga, lingkungan dan perkotaan;
2. Meningkatkan peran sekolah dalam membina peserta didik supaya para siswa lebih bertaqwa dan memiliki budi pekerti;
3. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan;
2. Pengembangan kerukunan intern dan antar umat beragama
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kesatu,, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kesatu, sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas kehidupan beragama melalui peningkatan pemahaman dan pengembangan nilai-nilai keagamaan, dan juga peningkatan kerukunan umat beragama;
3. Penguatan kelembagaan dan pembinaan antar kelompok umat
beragama
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kesatu,, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kesatu, sebagai berikut :
1. Perlindungan dan dukungan terhadap kegiatan keagamaan dan lembaga keagamaan melalui pengembangan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan serta penelitian dan pengembangan agama;
2. Penguatan lembaga-lembaga sosial, organisasi kemasyarakatan maupun keagamaan melalui pembinaan kekuatan rakyat dan perlindungan masyarakat;
4. Pembinaan hubungan antar kelompok masyarakat dan
peningkatan rasa persatuan bangsa dalam NKRI yang didukung iklim kehidupan beragama yang kondusif
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kesatu, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kesatu, sebagai berikut :
1. Berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk memberikan penyuluhan agar masyarakat sadar akan bahaya narkoba, minuman keras, judi dan penyakit masyarakat lainnya;
5. Mendorong dinamika kehidupan etnik, seni, budaya dan agama,
serta dilandasi nilai-nilai hukum. menjembatani keharmonisan yang berlandaskan semangat persatuan dan kesatuan.
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kesatu, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kesatu, sebagai berikut :
1. Meningkatkan aktifitas yang bernuansa apresiasi seni dan budaya.
Secara operasional implementasi pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan agenda prioritas yang telah ditentukan dalam mewujudkan misi pertama untuk tahun 2011-2016 dijabarkan ke dalam berbagai program pokok, antara lain:
(1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Program ini dimaksudkan untuk :
a) peningkatan Pembinaan mental, etika, moral dan karakter bagi guru dan siswa.
b) peningkatkan peran sekolah dalam membina peserta didik supaya para siswa lebih bertaqwa dan memiliki budi pekerti serta kegiatan lain yang termasuk kedalam program ini.
(2) Program Pendidikan Menengah
Program ini dimaksudkan untuk :
a) peningkatan Pembinaan mental, etika, moral dan karakter bagi guru dan siswa.
b) peningkatkan peran sekolah dalam membina peserta didik supaya para siswa lebih bertaqwa dan memiliki budi pekerti serta kegiatan lain yang termasuk kedalam program ini.
(3) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan
Program ini dimaksudkan untuk peningkatan mutu pendidik dan kependidikan.
(4) Program Sarana dan Prasarana Gedung
Program ini dimaksudkan untuk peningkatan sarana dan prasarana ibadah guna meningkatkan keimanan kepada TYME, dimana salah satu kegiatannya adalah pembangunan rumah ibadah Mesjid Agung/Islamic Centre dan sarana prasarana lainnya serta kegiatan yang termasuk dalam program ini.
(5) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran warga Kota Tebing Tinggi terhadap ajaran agama yang dianutnya serta mendekatkan hubungan emosional antara Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan warganya dan memberdayakan lembaga Kesejahteraan Sosial terutama pada hari-hari besar keagamaan serta kegiatan lain yang termasuk dalam program ini.
(6) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
(5) Program Pemeliharaan Kantrantibnas dan pencegahan tindak kriminal
Program ini dimaksudkan untuk menjaga ketentraman beribadah serta menjaga tindak kriminal dimana tempat dan juga di lingkungan rumah ibadah dan tempat tinggal.
(6) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Program ini dimaksudkan untuk pembinaan keagamaan antar dan intern umat beragama serta penyediaan sarana pendukung pembinaan keagamaan serta kegiatan lain yang termasuk dalam program ini.
(7) Peningkatan kualitas dan mutu personil
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan mutu personil satpol PP untuk menunjang kinerja.
(8) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)
Program ini dimaksudkan untuk pembinaan kepada penjaja sex komersial serta kegiatan lain yang termasuk dalam program ini.
(9) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.
Program ini dimaksudkan untuk membina hubungan baik antara DPRD, Pemerintah dan Masyarakat dengan melakukan beberapa kegiatan seperti pelaksanaan hearing/dialog dan koordinasi dengan pejabat daerah dan tokoh masyarakat/tokoh agama didalam membina keamanan dan kenyamanan kerukunan umat intern dan antar umat beragama guna menciptakan iklim yang kondusif dan harmonis.
6) Matriks Rencana Kerja dan Pendanaan Tahun 2011-2016.
Untuk mencapai prioritas peningkatan hubungan antar tingkatan pemerintahan dan antar lembaga pemerintahan, dapat dicapai dengan dukungan beberapa SKPD, yaitu :
1) Dinas Pendidikan 2) Dinas Pekerjaan Umum 3) Badan Kesbang dan Linmas
4) Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat
5) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata 6) Sekretariat DPRD
7) Satpol PP
8) Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Tabel 8.1
Indikator Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 URUSAN
WAJIB
1 1 Pendidikan
1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kgt - 141,74 - 183,29 - 410 - 320 - 330 - 240 Dinas Pendidikan
Terintegrasinya pendidikan karakter pada mata pelajaran disekolah
% 0 - 0 - 50 200 75 100 100 100 100 0 Dinas Pendidikan
Terlaksananya Pembelajaran
IMTAQ disekolah % - 82,54 100 90 100 90 100 90 100 90 100 90
Dinas Pendidikan
Terlaksananya sertifikasi IMTAQ bagi siswa kelas akhir
% 100 59,2 100 60 100 70 100 80 100 90 100 100 Dinas Pendidikan
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Pendidikan
Menengah Pendidikan
Terintegrasinya pendidikan karakter pada mata pelajaran di sekolah
% - - - Dinas Pendidikan
Terlaksananya Pembelajaran IMTAQ di sekolah
% - - - Dinas Pendidikan
Terlaksananya sertifikasi IMTAQ bagi siswa kelas akhir
% - - - Dinas Pendidikan
1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Kependidikan
Terlaksananya sosialisasi pendidikan karakter bagi guru (PAUD, SD, SMP,SMA,dan SMK)
Kgt 0 - 2 33,95 2 - 2 - 2 - 2 - Dinas Pendidikan
1 19 Pekerjaan
Umum 1 19 Program
Sarana dan Prasarana
Terbangunnya sarana dan prasarana gedung
% - - - - 50 3.000 50 3.000 - - 100 6.000 Dinas
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Gedung ibadah
1 19 Kesatuan
Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1 19 15 Program
Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Terlaksananya Pembangunan
pos jaga/ronda unit 5 45 - - 5 47 5 48 5 49 5 49
Badan Kesbang dan Linmas
Terlaksananya operasi pengawasan terhadap kepercayaan kepada TYME
kali 4 17,96 4 20 4 20 4 20 4 20 4 20 Badan Kesbang dan
Linmas
Jumlah insiden yang disebabkan oleh perbedaan agama
% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Badan Kesbang dan
Linmas
Jumlah Lembaga keagamaan yang diberikan pembinaan
lembaga 21 100 21 80 23 600 24 600 25 600 25 600
Badan Kesbang dan Linmas
Jumlah tempat
ibadah unit 264 0 264 0 264 0 264 0 264 0 264 0 Badan Kesbang dan
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 19 15 Program Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
Melakukan sosialisasi terhadap berbagai peraturan daerah
kali - - - - 2 13,7 4 29,2 6 45,3 6 45,3 Kantor Satpol PP
Melakukan survey pengumpulan data base seluruh pemilik perizinan (IMB,SIUP,HO)
% - - - - 55 13,2 70 23,5 85 38,7 90 45,3 Kantor Satpol PP
1 19 Peningkatan kualitas dan mutu personil
Memberikan jaminan sosial berupa jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan sosial lainna kepada personil tenaga kontrak Satpol PP
Org - - - - 10 8,3 15 9,5 25 13,2 30 18,6 Kantor Satpol PP
1 19 15 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Memberikan diklat tentang prosedur tetap pengendalian operasional kepada personil
Kode
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 19 16 Program Pemeliharaan dan pencegahan tindak kriminal
kali 10 360 5 100 10 360 10 360 10 360 10 360
Badan Kesbang dan Linmas
1 19 17 Program Pengembangan Negara serta rasa solidaritas berbangsa dan bernegara 1 19 20 Program
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan
dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Terlaksananya pembinaan penjaja sex
komersial kali - - 2 15 6 100 6 110 6 120 6 125
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Terlaksananya pembinaan kepada
gelandangan dan pengemis
kali - - 2 35 6 90 6 100 6 120 6 125
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
1 20 17 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Penyediaan sarana pendukung pembinaan keagamaan
unit 100 340 100 400 100 400 100 500 100 500 100 600 Bag.Adm. Kesra
1 20 Urusan Wajib
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Kode
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGUNG
JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2012-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Peningkatan Kapasitas dan koordinasi dengan pejabat daerah dan tokoh masyarakat/ kegiatan Hari
Besar keagamaan kali 100 541 100 641 100 650 100 650 100 670 100 675
Bagian Rohani bagi PNS
%
besar keagamaan % 100
540.957 .200 100
640.997
.200 100 650 100 655 100 700 100 700
Bagian
39 kali 100
437.758
.600 100 550 100 600 100 650 100 700 100 800
Bagian
jama’ah haji % 100
103.238
.600 100 141,205 100 150 100 150 100 155 100 155
8.2 INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN UNTUK MEWUJUDKAN MISI KEDUA
Dalam upaya mewujudkan Misi Kedua: Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, secara terpadu, merata, terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan, maka indikasi rencana program dan kebutuhan pendanaan untuk tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :
Agenda Prioritas Pendidikan
(1) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
(2) Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD/MI; (3) Peningkatan mutu pada pendidikan dasar dan menengah; (4) Menyelenggarakan SD/SMP Terpadu
(5) Penyediaan Subsidi Pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi
(6) Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)/Politeknik dan sarana prasarana (7) Pembangunan Balai Latihan Kerja/BLK;
(8) Penyediaan Sekolah Menengah Kejuruan/SMK Teknik Perkebunan dan Pertanian (9) Penyediaan Sistem Pembelajaran, Penyempurnaan Kurikulum Pendidikan Dasar
dan Menengah;
(10) Penyediaan Tenaga Kependidikan Formal untuk seluruh Jenjang Pendidikan; (11) Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
(12) Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dalam rangka menciptakan masyarakat yang cerdas, sehat dan mandiri.
(13) Peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah dan daya saing pendidikan tinggi;
(14) Pengembangan Laboratorium terpadu (15) Membangun Balai Pelatihan Guru. (16) Melaksanakan wajib belajar 12 tahun;
(17) Memberikan beasiswa kepada para siswa kurang mampu; (18) Memberikan beasiswa kepada para siswa yang berprestasi
(19) Memberikan beasiswa kepada tenaga pendidik yang berprestasi untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;
(20) Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berprestasi dalam negeri maupun luar negeri;
(21) Melanjutkan program sekolah bertaraf internasional, pengembangan dan membangun sekolah-sekolah dengan berbasis kepada Teknologi Informatika;
(22) Membangun sekolah-sekolah kejuruan yang berbasis kepada pertanian dan perkebunan maupun tekhnis;
(23) Mengefektifkan dan mengoptimalkan lembaga-lembaga pendidikan Informal yang bersifat kekhasan melalui Pendidikan Luar Sekolah Menengah (PLSM);
(24) Peningkatan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; (25) Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan pendidik;
(26) Peningkatan kualitas pemuda dan olah raga;
(27) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan;
(28) Melestarikan budaya lokal, kearifan lokal (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa;
(29) Membangkitkan semangat berolah raga bagi para pelajar dan masyarakat melalui kegiatan olah raga yang popular di lingkungan masyarakat dan menciptakan atlet-atlet yang berprestasi baik tingkat provinsi maupun nasional;
(31) Pengembangan Kota Layak Anak; (32) Peningkatan Tumbuh Kembang Anak;
(33) Peningkatan Efektivitas Lembaga Perlindungan Anak
(34) Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan Dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak
(35) Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualias Anak Dan Perempuan (36) Peningkatan pengamanan lalu lintas bagi anak sekolah
(37) Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah
a. Kondisi Umum
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan SDM yang berkualitas. Pendidikan dimaksud diwujudkan dalam bentuk persekolahan. Di dalam Pendidikan sistem sekolah perlu diwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif, sehingga peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan aspek dan dimensi urusan pendidikan tersebut maka tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan dibagi atas dasar jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan berdasarkan jalur terbagi menjadi pendidikan formal, non formal, dan informal. Selanjutnya menurut jenjang ada pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Menurut jenisnya, pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Keseluruhan jalur, jenjang dan jenis pendidikan diselenggarkan atas dasar saling melengkapi dan memperkaya, yang diselenggarakan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Sesuai dengan kewenangan urusan pemerintahan daerah yang diselenggarakan maka tugas dan kewenangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam penyelenggaraan urusan wajib pendidikan adalah memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu tanpa diskriminasi. Di samping itu, dari sisi anggaran, Pemerintah Kota Tebing Tinggi juga wajib mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBD setiap tahun, guna terselenggaranya pendidikan bagi anak usia sekolah, khususnya yang berumur dari tujuh sampai dengan lima belas tahun atau wajar Pendidikan dasar universal dan rintisan wajar tingkat sekolah menengah. Secara umum, ada 3 (tiga) ruang lingkup pokok penyelenggaraan pendidikan yaitu
Peningkatan Akses dan Pemerataan Pelayanan pendidikan.
Untuk sekolah dasar, maupun menengah meningkat secara berarti dengan jangkauan yang semakin merata. Hal tersebut diindikasikan dari beberapa indikator utama yang menunjukan keberhasilan atau kegagalan dari sasaran dalam Urusan Wajib Pendidikan seperti keadaan data tabel Tahun 2009-2010 di bawah ini :
Upaya pembangunan dan pengembangan pendidikan pada umumnya di arahkan pada usaha memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan peningkatan kuwalitas pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menyediakan sarana wajib belajar 6 tahun yang dicanangkan pada tahun 1948 menjadi wajib belajar 9 tahun yang dimulai tahun 1994, namun sampai saat ini hasilnya belum maksimal karena hal ini memerlukan partisipasi masyarakat dalam mensukseskan program yang telah dicanangkan tersebut.
Pencapaian tingkat kualitas dari sumber daya manusia bisa digambarkan dari beberapa indikator, seperti : Angka Partisipasi Sekolah (APS), Pendidikan tertinggi yang ditamatkan, Angka Melek Huruf.
1. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah adalah proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah. APS di pengaruhi oleh sebab mendasar diantaranya adalah kebijakan pemerintah mengenai wajib belajar, ketersediaan sarana sekolah, kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya dan pandangan sosial budaya di masyarakat mengenai arti pendidikan.
Tabel : 8.2
Angka Partisipasi Sekolah di Kota Tebing Tinggi menurut Kelompok Usia Tahun 2004, 2006 dan 2009
Kelompok usia 2004 2006 2009
7 – 12 98,13 92,35 100,00
13 – 15 91,56 74,68 93,52
16 – 18 74,07 70,70 62,17
19 – 24 8,55 7,75 9,42
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tebing Tinggi, 2010 (Susenas 2004, 2006 dan 2009)
APS kelompok usia SD dan SLTP untuk Kota Tebing Tinggi pada tahun 2009 sudah cukup tinggi yaitu untuk SD 100,00% dan SLTP 93,52%, mencerminkan bahwa di kota ini semakin banyak anak-anak yang mempunyai peluang untuk menikmati pendidikan selanjutnya dan juga menggambarkan semakin banyak keluarga yang sadar dan mampu menyekolahkan anaknya minimal sampai tingkat pendidikan dasar yaitu lulus SD dan SLTP sesuai dengan program wajib belajar 9 (sembilan)
Tabel : 8.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas di Kota Tebing Tinggi menurut Pendidikan Tahun 2004, 2006 dan 2009.
Status Pendidikan 2004 2006 2009
Tidak/ belum pernah sekolah 1,30 1,38 1,82
SD 6,58 7,93 4,55
SLTP 6,67 7,03 5,36
SLTA 7,78 6,84 5,97
Diploma/ Sarjana 0,96 1,24 1,11
Tidak bersekolah lagi 76,72 75,58 81,19
Terlihat bahwa persentase penduduk yang berumur 10 tahun ke atas di Kota Tebing Tinggi yang masih sekolah di tingkat Diploma/ Sarjana dari tahun ke tahun sedikit mengalami peningkatan, menunjukkan bahwa masyarakat mulai menyadari akan arti pentingnya pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi.
2. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Kualitas sumber daya manusia dapat digambarkan dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka bisa dikatakan semakin tinggi juga kualitas SDM tersebut. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, kemungkinannya untuk memperoleh pekerjaan semakin besar sehingga tingkat kesejahteraannya diharapkan semakin meningkat dan secara tidak langsung semakin meningkatnya pola pikir masyarakat terutama dalam menerima perubahan dan kemajuan zaman.
Tabel : 8.4
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas di Kota Tebing Tinggi menurut Pendidikan Tahun 2004, 2006 dan 2009.
Status Pendidikan 2004 2006 2009
Tidak/ belum pernah sekolah 1,30 1,51 1,08
Tidak/ belum tamat SD 11,42 12,36 10,16
SD 25,78 27,65 26,32
SLTP 25,40 25,13 24,22
SLTA 30,78 28,94 32,27
Diploma I, II, III 2,49 1,99 1,95
Diploma IV/ S1 2,83 2,42 4,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tebing Tinggi 2010 (Susenas 2004, 2006 dan 2009).
Pendidikan penduduk Kota Tebing Tinggi bisa dikatakan sudah terjadi peningkatan terutama untuk penduduk yang tamat SLTA keatas. Pada tahun 2009 penduduk yang SLTA dari 28,94% naik menjadi 32,27%. Terlihat juga bahwa kesadaran penududuk untuk melanjutkan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi juga semakin meningkat hal ini di gambarkan dari penduduk yang tamat Diploma dengan sarjana, kalau pada tahun 2006 hanya sekitar 4,41% pada tahun 2009 meningkat menjadi 5,95%.
3. Angka Buta Huruf
Angka buta huruf orang dewasa adalah persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak dapat membaca dan menulis. Sebab-sebab langsung yang mempengaruhi angka melek huruf dan buta huruf orang dewasa adalah ketersediaan sarana belajar di masyarakat antara lain tersedianya sekolah, koran/ buku, televisi dan media masa lainnya serta kelompok belajar yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar bagi masyarakat. Sedangkan sebab tidak langsungnya adalah status sosial ekonomi yang rendah dan kurangnya kesadaran masyarakat akan arti dan makna melek huruf serta kebijakan politis, dan masyarakat.
Hampir semua penduduk di Kota Tebing Tinggi mampu dan mengerti baca tulis, dimana penduduk yang masih buta huruf pada tahun 2009 menjadi 1,23% dari total penduduk. Namun demikian masih perlu adanya perhatian dari pihak pemerintah untuk mengupayakan supaya nantinya di kota ini tidak ada lagi penduduk yang buta huruf.
dimaklumi mengingat kesempatan kaum laki-laki untuk memperoleh pendidikan lebih tinggi dari kaum perempuan. Namun untuk tahun-tahun kedepan kemungkinan perbedaan ini tidak akan terlihat lagi, karena seiring dengan berjalannya waktu maka kesempatan kaum laki-laki dan perempuan dalam pendidikan akan sama.
Tabel : 8.5
Persentase Penduduk 10 tahun keatas yang Buta Huruf menurut Kelompok, Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2004, 2006 dan 2009
Kota 2004 2006 2009
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Tebing Tinggi 0,69 2,35 1,54 0,09 2,79 1,43 0,52 1,93 1,23
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tebing Tinggi, 2010 (Susenas 2004, 2006 dan 2009).
Melestarikan budaya local, kearifan local (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa;
Ruang lingkup peningkatan kualitas budaya dan pengembangan inovasi daerah terdiri atas : 1) Memelihara dan mengembangkan warisan budaya lokal, 2) Mengembangkan kelembagaan terpadu pengelolaan cagar budaya dan kawasan bersejarah, 3) Meningkatkan sarana pengembangan, pendalaman, dan pagelaran seni budaya, 4) Meningkatkan minat dan budaya gemar membaca masyarakat, 5) Meningkatkan jati diri masyarakat berbasis keragaman budaya, dan 6) Meningkatkan dialog budaya. Ruang lingkup peningkatan kualitas budaya dan pengembangan inovasi daerah tersebut dapat dijabarkan dalam uraian berikut :
1) Memelihara dan mengembangkan warisan budaya local
Penduduk Kota Tebing Tinggi yang dihuni oleh berbagai etnis budaya, suku dan agama yang beraneka ragam maka Fungsi tersebut menyebabkan Kota Tebing Tinggi menjadi tempat berkumpulnya beragam suku (etnis) dan agama.
Keberagaman etnis dan agama masyarakat yang sangat pluralis tersebut tentunya berdampak terhadap berkembangnya keberagaman nilai-nilai budaya. Hal tersebut sangat menguntungkan, sebab tidak satupun kebudayaan yang ada berciri menghambat kemajuan (moderenisasi). Sebaliknya, dengan tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan pembangunan kepariwisataan yang muncul dalam tarian daerah, alat musik, adat istiadat, kelezatan kuliner, bangunan fisik dan sebagainya. Segenap kekayaan budaya tersebut tentunya sangat penting untuk dilestarikan dan dikembangkan, karena daya saing suatu daerah sangat ditentukan oleh keberadaan khazanah budaya yang ada.
2) Meningkatkan sarana pengembangan, pendalaman, dan pagelaran seni budaya
3) Meningkatkan minat dan budaya gemar membaca masyarakat.
Berdasarkan hasil local21 Unesco, minat baca masyarakat Indonesia paling rendah di Asean. Sementara, menurut local21 yang dilakukan terhadap 39 negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-38. Hal tersebut dibuktikan juga dengan tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan daerah yang hanya 0,83%. Oleh karenanya permasalahan utama dalam penyelenggaraan urusan perpustakaan dalam 5 tahun ke depan adalah terkait dengan peningkatan minat baca masyarakat. Minat baca sangat menentukan inovasi dan kreatifitas masyarakat khususnya anak-anak sekolah dan mahasiswa sehingga memudahkan mereka untuk memiliki wawasan pengetahuan yang lebih luas dan cinta budaya daerah. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan guna merangsang minat baca masyarakat, antara lain dengan menyelenggarakan Lomba Bercerita Cerita Rakyat, Lomba Penulisan Artikel, dan lain sebagainya serta dilengkapinya koleksi perpustakaan dengan buku-buku yang up to date sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Untuk mengukur tingkat capaian kinerja pada local21tor jumlah pengunjung perpustakaan di Kota Tebing Tinggi digunakan rasio antara jumlah kunjungan ke perpustakaan selama 1 tahun dengan jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani. Pada tahun 2010 dari target jumlah pengunjung ke perpustakaan daerah di Kota Tebing Tinggi sebanyak 80.000 orang dalam 1 (satu) tahun yang terealisasi sebanyak 58.818 orang atau 52 persen. Dan jumlah pengunjung pada tahun 2011 ditargetkan sebanyak 80.000 orang dalam setahun. Sedangkan jumlah rumah baca yang ada di kelurahan rata-rata hanya dikunjungi masyarakat pada tahun 2010 sebesar 40 persen saja.
Dengan demikian, tingkat capaian kinerja untuk local21tor jumlah pengunjung perpustakaan di Kota Tebing Tinggi masih sangat minim, yaitu sekitar 52 persen. Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Tebing Tinggi masih belum menyadari sepenuhnya akan pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan umum dan masih rendahnya minat baca di kalangan siswa sekolah. Untuk mengatasi fenomena tersebut, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah kegiatan supervisi pembinaan dan stimulasi perpustakaan di 35 kelurahan, melakukan penyuluhan minat dan kebiasaan membaca pada siswa/i SLTP dan SLTA di 17 sekolah di Kota Tebing Tinggi, melakukan publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca melalui layanan perpustakaan keliling bagi masyarakat dan sekolah dan melakukan layanan fasilitasi internet.
4) Meningkatkan dialog budaya,
Dialog budaya merupakan forum yang diharapkan dapat mengungkapkan berbagai potensi dan problematika kebudayaan di suatu wilayah, serta membahas kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan bersama atau kerjasama sinergis antar seniman maupun kelompok etnis di wilayah tersebut.
Sampai saat ini pelaksanaan kegiatan dialog budaya masih belum maksimal dan perlu terus digalakkan pada masa yang akan datang. Dialog budaya ini perlu dilaksanakan secara rutin di Kota Tebing Tinggi, guna menghindari pluralisme SARA (suku, agama ras antar golongan). Berdasarkan keamanan beragama, berbudaya dan bersuku bangsa belum pernah terjadi adanya konflik SARA yang terjadi, akan tetapi pada masa yang akan dating perlu diwaspadai keamanan didalam menghindari kemungkinan adanya konflik SARA terkait dengan banyaknya suku pendatang yang mengadu nasib di Kota Tebing Tinggi didalam mencari nafkah. Dengan dialog budaya diharapkan dapat mengeleminasi konflik terbuka di masyarakat yang kerap berujung pada kekerasan, akibat adanya perbedaan latar belakang etnik dan agama.
ditemukan kebenaran bersama. Dengan melakukan dialog budaya selain akan membangun kesadaran bersama di antara etnik yang nantinya dapat mengeleminasi konflik akibat berbedaan tradisi, juga dapat menciptakan kehidupan yang harmonis antar pendukung budaya yang berbeda.
Selain Urusan wajib Pendidikan maka untuk menunjang keberhasilan pencapaian sasaran ”Meningkatnya kualitas organisasi kepemudaan dan meningkatnya prestasi olah raga”, pada Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga program yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Peran serta Kepemudaan.
2. Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda.
3. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. 4. Pembinaan dan Permasyarakatan Olah Raga. 5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga.
Indikator yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan atas pencapaian sasaran. ”Meningkatnya Kualitas Organisasi Kepemudaan dan Meningkatnya Prestasi Olah Raga”, berikut target dan capaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel : 8.6
Indikator yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan
Urusan Wajib Pemuda dan Olah Raga Tahun 2009 dan 2010
N0. Indikator Sasaran Satuan Tahun 2009Realisasi
Kondisi Tahun 2010
Target Realisasi
Persentase Pencapaian
Target (%) Ket.
1. Organisasi pemuda yang terdaftar dan aktif menjalankan kegiatan organisasi.
% 63 63 69,23 109,83 Badan
Kesbang Linmas
2. Partisipasi pemuda dan organisasi kepemudaan dalam kegiatan pemerintah daerah.
% 100 100 60 60 Badan
Kesbang Linmas/ Disporabudpar
3. Jumlah anggota pramuka. Orang 2.050 2.050 2.050 100 Disporabud par 4. Anggota kepemudaan. Orang 1.050 1.150 1.150 100 Disporabud
par 5. Cabang olah raga yang
berprestasi ditingkat Propinsi/Nasional (juara I atau II, atau III).
Cabang Olah raga
8 8 8 100 Disporabud
par
6. Atlet olah raga yang berprestasi di tingkat propinsi/ Nasional (Juara I atau II atau III).
Orang - 62 - - Dinas
Pendidikan
Dari local diatas dapat dilihat bahwa local22tor yang menujukan keberhasilan atau kegagalan atas pencapaian sasaran antara lain :
1. Organisasi pemuda terdaftar dan aktif menjalankan kegiatan organisasi. Pada tahun 2009 organisasi pemuda terdaftar dan aktif menjalankan kegiatan adalah sebesar 63%, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 69,23%, naik sekitar 6,23% jika dibandingkan dengan tahun 2009.
2. Partisipasi pemuda dan organisasi kepemudaan dalam kegiatan pemerintah daerah. Pada tahun 2009 sebesar 100% sedangkan pada tahun 2010 tetap 100%, tidak terjadi peningkatan.
Pada tahun 2009 jumlah anggota pramuka sebanyak 2.050 orang, tahun 2010 juga tetap sebanyak 2.050 orang, maka tidak terjadi peningkatan.
4. Anggota kepemudaan.
Anggota kepemudaan pada tahun 2009 sebanyak 1.050, sedangkan tahun 2010 menjadi sebanyak 1.150 orang, terjadi peningkatan 100 orang (9,52%) jika dibandingkan dengan tahun 2009.
5. Cabang olah raga yang berprestasi di tingkat propinsi/ nasional (juara I,atau II atau III), tahun 2009 cabang sebanyak 8 cabang olah raga sedangkan tahun 2010 tetap 8 cabang olah raga tidak ada peningkatan.
6. Atlet olah raga yang berprestasi ditingkat propinsi nasional ( juara I, atau II atau III) tidak terealisasi.
Dengan melihat berbagai hasil indikator pencapaian sasaran, meningkatnya kualitas organisasi kepemudaan dan meningkatnya prestasi olah raga dapat disimpulkan hasil pencapaian sasaran ini cukup baik namun belum menampilkan kinerja seperti yang diharapkan karena ada beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain :
1. Sulitnya membina kemitraan, mendata dan melakukan koordinasi program pemerintah bidang pemuda dengan Okp dalam pengembangan dan pemberdayaan pemuda Kota Tebing Tinggi.
2. Sulitnya mencari data-data yang putus sekolah dan pengangguran untuk diberikan pelatihan keterampilan sebagai modal usaha.
3. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan kepemudaan di tiap kelurahan.
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu kiranya :
1. Mempertegas keberadaan sekretariat organisasi sehingga mempermudah hubungan baik dalam penyampaian dan kerja sama dengan program kepemudaan.
2. Kerja sama dengan kantor kelurahan dan para kepala lingkungan dalam mendata para pemuda yang belum memiliki pekerjaan tetap dan aktifitas pemuda di kelurahan. 3. Perlunya pengadaan gedung pemuda sebagai pusat aktifitas pemuda Kota Tebing
Tinggi untuk menghindari kenakalan pemuda.
b. Permasalahan
Berdasarkan kondisi umum dan agenda prioritas permasalahan yang dihadapi adalah: 1. Kurangnya tenaga pendidik PAUD Non Formal yang memiliki sertifikat pendidik
PAUD;
2. Kurangnya sarana bermain dan Alat Permainan Edukatif (APE);
3. Belum meratanya pendistribusian tenaga pendidik pada setiap jenjang pendidikan; 4. Belum adanya tenaga kependidikan/TU di tingkat SD;
5. Masih kurangnya penjaga sekolah pada setiap jenjang pendidikan;
6. Masih banyaknya sekolah yang belum memiliki perpustakaan pada setiap jenjang pendidikan
7. Belum memadainya sarana alat praktek
Berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan upaya Melestarikan budaya lokal, kearifan lokal (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa adalah :
1) Memelihara dan mengembangkan warisan budaya local
lokal. Terjadinya akulturasi budaya ini disayangkan lebih cenderung menghilangkan budaya lokal.
Minimnya ketertarikan generasi muda dan terbatasnya upaya pengenalan budaya kepada generasi muda, sehingga dikhawatirkan mengancam keberlanjutan kebudayaan lokal.
Belum adanya kampanye yang efektif untuk mengembangkan kecintaan terhadap budaya lokal
2) Mengembangkan kelembagaan terpadu pengelolaan cagar budaya dan kawasan
bersejarah.
Kota Tebing Tinggi belum memiliki lembaga terpadu dalam pengelolaan cagar budaya dan kawasan bersejarah.
Banyak situs cagar budaya maupun kawasan bersejarah yang tidak terawat dan sengaja dihancurkan kemudian dibangun menjadi gedung/ kawasan baru.
Belum ada peraturan daerah yang melindungi cagar budaya dan kawasan bersejarah
Belum adanya insentif bagi pengelola situs cagar budaya dan kawasan bersejarah sehingga perawatan tidak maksimal terlaksana.
3) Meningkatkan sarana pengembangan, pendalaman, dan pagelaran seni budaya
Permasalahan yang ada adalah hingga kini Kota Tebing Tinggi belum memiliki sarana pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya yang layak dan sesuai kebutuhan. Untuk itu ke depan perlu disediakan fasilitas seperti Taman Budaya atau seni yang representatif bagi Kota Tebing Tinggi.
4) Meningkatkan minat dan budaya gemar membaca masyarakat.
Persoalan yang terjadi adalah masih sangat minimnya minat dan budaya gemar baca di kalangan masyarakat terutama generasi muda.
5) Meningkatkan dialog budaya,
Penyelenggaraan dialog budaya di Kota Tebing Tinggi belum menjadi agenda rutin dan pelaksanaannya perlu digagas dan terus ditingkatkan pada masa yang datang. Dengan melihat berbagai hasil indikator pencapaian sasaran, meningkatnya kualitas organisasi kepemudaan dan meningkatnya prestasi olah raga dapat disimpulkan hasil pencapaian sasaran ini cukup baik namun belum menampilkan kinerja seperti yang diharapkan karena ada beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain :
1. Sulitnya membina kemitraan, mendata, dan melakukan koordinasi program pemerintah bidang pemuda dengan Okp dalam pengembangan dan pemberdayaan pemuda Kota Tebing Tinggi.
2. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan kepemudaan di tiap kelurahan.
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu kiranya :
1. Mempertegas keberadaan sekretariat organisasi sehingga mempermudah hubungan baik dalam penyampaian dan kerja sama dengan program kepemudaan.
2. Kerja sama dengan kantor kelurahan dan para kepala lingkungan dalam mendata para pemuda yang belum memiliki pekerjaan tetap dan aktifitas pemuda di kelurahan. 3. Perlunya pengadaan gedung pemuda sebagai pusat aktifitas pemuda Kota Tebing
c. Sasaran
1. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya baca dalam rangka menciptakan masyarakat yang cerdas, sehat dan mandiri.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan budaya yang berwawasan kebangsaan melalui wajib belajar 12 Tahun, yang dimulai dari tenaga kependidikan, pendidik, peserta didik yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari usia dini sampai Perguruan Tinggi dapat terjangkau dan merata;
3. Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak; 4. Menurunnya angka putus sekolah
5. Meningkatnya angka melanjutkan;
6. Meningkatnya proporsi pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik dan standar kompetensi;
7. Meningkatnya rasio guru/murid;
8. Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas;
9. Meningkatnya prestasi pelajar dan masyarakat di bidang olah raga guna menciptakan atlet-atlet yang berprestasi baik di tingkat provinsi maupun nasional;
10. 10.Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah.
11. Meningkatkan akses masyarakat ke pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau
12. Meningkatnya lembaga pendidikan kejuruan untuk menciptakan tenaga yang siap pakai
13. Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antar wilayah, gender dan sosial ekonomi serta antar satuan pendidikan;
14. Meningkatnya kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan perguruan tinggi negeri dan swasta yang berprestasi baik dalam maupun luar negeri;
15. Tersedianya bantuan bagi pendidikan.
16. Meningkatnya rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah 17. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan;
18. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sekolah bertaraf Internasional melalui pengembangan dan pembangunan sekolah-sekolah berbasis Teknologi Informatika;
19. Melestarikan budaya lokal, kearifan local (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa;
20. Meningkatkan peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan budaya
21. Peningkatan derajat kesejahteraan sosial masyarakat
22. Meningkatnya pemberian bantuan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu 23. Meningkatnya pemberian beasiswa kepada tenaga pendidik guna meningkatkan
kualitas SDM tenaga pendidik yang berprestasi kejenjang pendidikan yang lebih tinggi
24. Mewujudkan masyarakat Kota yang cerdas dan bermartabat
1) Kebijakan di bidang pendidikan;
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kedua, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kedua, sebagai berikut :
1. Membangun Balai Pelatihan Guru untuk mempermudah akses bagi para pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikannya;
2. Memberikan beasiswa kepada siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK yang kurang mampu
3. Memberikan beasiswa kepada para siswa-siswa dan tenaga pendidik yang berprestasi dibidang akademik untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;
4. Peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan pendidik;
5. Membangun sekolah-sekolah kejuruan yang berbasis kepada pertanian dan perkebunan maupun teknik;
6. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pendidikan. 2) Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (strategy basic need)
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kedua, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kedua, sebagai berikut :
1. Kebijakan peningkatan dan pemerataan akses pendidikan yang berkualitas melalui urusan pendidikan yang mencakup pendidikan anak usia dini (PAUD), wajib belajar pendidikan 12 tahun, pendidikan tinggi, pendidikan non formal, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan; (diganti kata melanjutkan)
2. Meningkatkan kualitas pendidikan, perluasan kesempatan belajar serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dan peserta didik
3. Optimalisasi dan perluasan pelayanan pendidikan non formal
3) Meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan dan angka partisipasi sekolah;
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kedua, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kedua, sebagai berikut :
1. Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan;
3. Melestarikan budaya lokal, kearifan lokal (Local Wisdom) dan budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa;
4) Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kedua, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kedua, sebagai berikut :
1. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan perguruan tinggi-perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berprestasi dalam negeri maupun luar negeri;
3. Membangkitkan semangat berolah raga bagi para pelajar dan masyarakat melalui kegiatan olah raga yang popular di lingkungan masyarakat dan menciptakan atlet-atlet yang berprestasi baik tingkat provinsi maupun nasional;
4. Peningkatan peran pemuda dan prestasi olah raga
5) Meningkatkan manajemen pelayanan pendidikan yang berkualitas
Strategi pembangunan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 pada misi kedua, akan mengefektifkan arah kebijakan yang ditetapkan pada misi kedua, sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas wajib belajar 12 tahun;
2. Melanjutkan program sekolah bertaraf internasional, pengembangan dan membangun sekolah-sekolah dengan berbasis kepada Teknologi Informatikal; 3. Pelaksanaan sistem pendidikan nasional;
4. Peningkatan kualitas pendidikan non-formal;
5. Peningkatan efisiensi dan effektivitas pelayanan pendidikan; 6. Peningkatan akses terhadap pelayanan yang berkualitas.
7. Peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan, dan upaya menciptakan lingkungan yang ramah anak dalam mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak;
8. Peningkatan perlindungan anak dari kekerasan dan diskriminasi; 9. Peningkatan efektivitas kelembagaan perlindungan anak.
e. Program
Secara operasional implementasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pendidikan tahun 2011-2016 dijabarkan ke dalam berbagai program pokok, antara lain :
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini.
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan akses anak usia sekolah (4-6) tahun mengeyam pendidikan formal, baik di tingkat play group dan taman kanak-kanak.
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Keberhasilan Program Wajar Dikdas Sembilan Tahun dapat dilihat dari beberapa 27ocal27tor capaian, indicator utamanya adalah pencapaian APK SD/MI dan SMP/MTs. Beberapa indicator pendidikan dasar digunakan untuk menggambarkan kondisi dan tingkat pencapaian pembangunan Pendidikan Dasar yang dilakukan pemerintah bersama orang tua dan masyarakat yang berkaitan dengan aspek perluasan dan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, relevansi, efisiensi dan efektivitas pengelolaan. Beberapa 27ocal27tor tersebut adalah : (1) Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM); (2) Angka Putus Sekolah (APS); (3) Angka Melanjutkan lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTs; (4) Rasio siswa per sekolah pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs; (5) Rasio siswa per guru; (6) Rasio kelas per ruang kelas; (7) Tingkat kelayakan guru; (8) Mutu guru; (9) Tingkat Pelayanan Sekolah; (10) Tingkat Kesulitan Sekolah.
3. Program Pendidikan Menengah
Program ini dimaksud untuk meningkatkan akses Pendidikan menengah yang bermutu secara bertahap dan berkelanjutan.
Program ini dimaksud untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan non formal dan informal oleh berbagai lembaga institusi pendidikan luar sekolah, yang mencakup kegiatan seperti penyelenggaraan paket C setara SMA/MA; penyelenggaraan program paket A,B,C untuk narapidana di Lapas, dan lain-lain yang mencakup program ini.
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan angka kelayakan guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan, serta digunakan untuk menyelenggarakan sertifikasi tenaga pendidik (PNS dan non PNS), dan lain-lain yang mencakup program ini serta Pendidikan Dosen ke S2 dan S3.
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program ini dimaksudkan untuk mendukung operasional pendidikan, misalnya salah satu kegiatannya pemberian beasiswa ke salah satu Universitas Negeri untuk siswa yang berprestasi lulusan SMA/MA/SMK yang berasal dari keluarga kurang mampu; pemberian beasiswa bagi siswa SD/MI/MTs; penyusunan profil pendidikan dan lain-lain yang mencakup program ini.
7. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Program ini dimaksudkan untuk membantu siswa dari keluarga miskin misalnya salah satu kegiatannya pemberian pakaian seragam siswa.
8. Program Sarana dan Prasarana Gedung
Program ini dimaksudkan untuk pembangunan sarana dan prasarana gedung yang mendukung kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar, misalnya pembangunan gedung sekolah, pembangunan ruang kelas, dan lain lain yang mencakup kedalam program ini, dan Pembangunan gedung Laboratorium Akbid.
9. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
Program ini dimaksudkan untuk Pembuatan rambu-rambu lalu lintas di area sekolah seperti zebra cross, zona sekolah serta dapat berupa kegiatan sosialisasi tentang tertib lalu lintas bagi anak sekolah, dan kegiatan lain yang termasuk kedalam program ini.
10. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
Program ini dimaksudkan untuk pengolahan dan penataan arsip.
11. Program Penyediaan Jasa Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Program ini dimaksudkan untuk penyediaan buku-buku perpustakaan dan rumah baca, meubiler, dan lain-lain yang mencakup program ini.
12. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
Program ini dimaksudkan untuk pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca untuk mewujudkan masyarakat pembelajaran, dan berbagai kegiatan-kegiatan berupa sosialisasi, lomba, penilaian perpustakaan, dan lain-lain yang mencakup program ini.
13. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
14. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamanan Gender & Anak
Program ini dimaksudkan akan dilakanakan pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN), Peringatan Hari Ibu, Peringatan Hari Kartini, dan kegiatan lain yang mencakup program ini dalam rangka pengarusutamaan Gender dan Anak.
15. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan Perempuan dan anak, dimana salah satu kegiatannya Operasiona; Kota Layak Anak.
16. Program Pengembangan Nilai Budaya
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelestarian nilai budaya, pagelaran seni di tingkat daerah dan propinsi, serta pelaksanaan pengiriman Duta Wisata, serta pagelaran-pagelaran seni lainnya yang mendukung terlaksananya pengembangan nilai budaya dan kepariwisataan. Dan juga prinsipnya melestarikan budaya local, kearifan local (Local Wisdom) serta budaya bangsa melalui pertunjukan seni dan budaya bangsa
17. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta pemuda untuk berpartisipasi di dalam organisasi kepemudaan dan kegiatan kepemudaan sebagai salah satu wujud perilaku yang positif dan bermanfaat.
18. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan membina kebijakan dan manajemen dalam mengatur organisasi olahraga sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari organisasi olahraga tersebut agar jalannya organisasi olahraga ini berkesinambungan,
19. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Program ini dimaksudkan untuk untuk meningkatkan pembinaan cabang olahraga berprestasi di tingkat daerah guna menunjang peningkatan prestasi olahraga, pembinaan dan memasyarakatkan olahraga kepada para pelajar, mahasiswa dan masyarakat serta meningkatkan ajang kompetisi dalam bidang olahraga se Kota Tebing Tinggi.
20. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Program ini dimaksudkan mendorong pengembangan sarana dan prasarana olah raga guna menunjang peningkatan prestasi olahraga akan dipergunakan dalam mendukung semangat berolah raga bagi para pelajar dan masyarakat melalui kegiatan olah raga yang popular di lingkungan masyarakat dan menciptakan atlet-atlet yang berprestasi baik tingkat provinsi maupun nasional
21. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur dengan mengikuti Diklat, Pelatihan, Sekolah ke jenjang S2-S3 dan lain-lain sehingga meningkatkan kinerja.
22. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
f. Matriks Rencana Kerja dan Pendanaan Tahun 2011-2016.
Untuk mencapai prioritas peningkatan hubungan antar tingkatan pemerintahan dan antar lembaga pemerintahan, dapat dicapai dengan dukungan beberapa SKPD, yaitu : 1) Dinas Pendidikan
2) Akademi Kebidanan 3) Dinas Pekerjaan Umum
4) Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 5) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB 6) BPMPK
7) Bappeda
8) Dinas Pemuda,Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata 9) Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan 10) Dinas Perhubungan
11) Bagian Administrasi Keuangan
Tabel 8.7
Indikator Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
Satuan
Kondisi Awal RPJMD
(2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGU
NG JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2011-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta) Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 URUSAN WAJIB
1 1 Pendidikan
1 01 1 5
Program Pendidikan
Anak Usia dini Kgt
-824,92
05
-784,45
55 - 4.800 - 4.325 - 4.350 - 4.375
APK PAUD % 9,79 - 9,94 - 10,19 - 10,34 - 10,53 - 10,72 - Dinas
Pendidikan
Persentase TK
akreditasi % 100 - 100 - 100 - 100 - 100 - 100
-Dinas Pendidikan
Proporsi anak usia dini yang mendapatkan PAUD
% 17,5 - 20 - 23 - 25 - 27 - 30
-Dinas Pendidikan
Jumlah kelompok PAUD
Kel 62 - 70 - 105 - 110 - 115 - 120
-Dinas Pendidikan
Jumlah tenaga pendidikan pengelola PAUD yang telah mengikuti diklat pembelajaran
% 20 - 35 - 50 - 65 - 80 - 100
-Dinas Pendidikan
Ketersediaan % 30 - 45 - 60 - 75 - 90 - 100 - Dinas
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD
(2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGU
NG JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2011-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta) Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
sarana dan prasarana PAUD Termasuk dana Pembangunan TKN Pembina Bajenis) Terlaksananya Pembinaan Mutu layanan Asuhan Anak Usia Dini Kepada Kelompok Penyelenggar a
klpk 55 - 60 - 65 - 70 - 77 - 77
-Dinas Pendidikan
Terlaksanya Lomba Kreativitas Siswa TK/RA
kgt 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2
-Dinas Pendidikan
Tersedianya Biaya Operasional
TK, RA
Swasta
kgt - - - - 1 - 1 - 1 - 1
-Dinas Pendidikan
Ketersediaan Biaya Operasional TKN Pembina
unit 3 304,954 3 218,100 3 - 4 - 4 - 4
Kode
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGU
NG JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2011-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta) Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 01 1
6 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun memiliki lab. MIPA
% 80 - 82 - 85 - 90 - 95 - 100
-Dinas Pendidikan
Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja
Program Satuan
Kondisi Awal RPJMD
(2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendaaan
SKPD PENANGGU
NG JAWAB
2012 2013 2014 2015 2016
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD (2011-2016)
Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta) Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target (Juta)Rp Target Rp (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
diakreditasi Pendidikan
Persentase SD yang mengembang kan kurikulum dengan pembelajaran aktif yan menghasilkan lulusan yang kreatif, memiliki jiwa kewirausahaa n dan karakter bangsa
% 20 - 40 - 60 - 80 - 100 - 100
-Dinas Pendidikan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana SMPN dan Pembangunan USB
unit 10 - 10 - 10 - 11 - 11 - 12
-Dinas Pendidikan
Terlaksananya Operasional Pelayanan Pembelajaran Untuk Peserta Didik SD-SMP Terpadu
unit 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1