• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPSIAGAAN

• Kaji mekanisme koordinasi yang sudah ada dan tentukan bagaimana intervensi perlindungan anak dapat dikoordinasikan sebaik mungkin, termasuk bersama masyarakat setempat;

• kembangkan tujuan dan kerangka acuan untuk mekanisme koordinasi nasional;

• kenali pemimpin untuk koordinasi perlindungan anak dalam situasi darurat; • identifikasi statistik terbaru mengenai perlindungan anak, dan jika

memungkinkan, sepakati prioritas masalah perlindungan anak (contohnya pengasuhan berbasis keluarga, kesejahteraan anak, bentuk-bentuk terburuk pekerjaan anak dan kekerasan) (lihat standar 4 dan 5);

• kembangkan rencana kesiapsiagaan atau kontijensi, mulai dari struktur yang sudah ada, termasuk juga pembelajaran dari berbagai situasi darurat, dan pastikan bahwa setiap tindakan kesiapsiagaan (seperti pelatihan pekerja perlindungan anak, penerjemahan berbagai instrumen, pengembangan Nota Kesepahaman dan penyediaan barang) diselesaikan dan diperbaharui; • kembangkan sistem monitoring dan evaluasi untuk menelusuri perkembangan

pencapaian tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis, dan sistem untuk memonitor kualitas intervensi dalam hubungannya dengan semua standar ini;

• pastikan Kaji Cepat Perlindungan Anak sudah diadaptasi ke konteks lokal (lihat Standar 5) dan dijadikan acuan;

• terjemahkan dan adaptasi perangkat utama antar-lembaga seperti perangkat WWWW (“Who does What, Where, When” - “Siapa melakukan Apa, Di mana, Kapan”), perangkat monitoring perlindungan anak, dan perangkat monitoring pencapaian lainnya;

• identifikasi dan persiapkan petugas yang dapat mengambil tanggung jawab nasional dan daerah dalam hal koordinasi dan pengelolaan informasi; • lobi untuk pengembangan kebijakan perlindungan anak oleh lembaga,

sekaligus kerja sama antar-lembaga untuk keselamatan anak;

• siapkan pesan-pesan perlindungan anak dalam situasi darurat (keterpisahan, kekerasan seksual, dukungan psikoseksual, cedera, dll) dan tetapkan strategi penyebarluasan pesan-pesan tersebut (lihat Standar 3);

• advokasi pentingnya mengkoordinasikan anggaran untuk perlindungan anak; • pastikan dilaksanakannya pelatihan antar-lembaga tentang perlindungan

anak dan koordinasi; • buat laman dan mailing list;

•identifikasi sumber-sumber informasi dan data mengenai berbagai isu perlindungan anak, dan jika mungkin, membuat data dasar untuk perlindungan anak; dan

RESPONS (LEMBAGA PENANGGUNGJAWAB)

•Bangun mekanisme koordinasi dengan memanfaatkan struktur koordinasi yang sudah ada, termasuk yang ada di dalam pemerintah dan masyarakat sipil;

•tunjuk seorang koordinator level nasional, koordinator daerah dan petugas manajemen informasi jika dibutuhkan;

•kaji kebutuhan untuk membangun mekanisme koordinasi lokal;

•libatkan masyarakat setempat dalam hal koordinasi (contohnya, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi berbasis masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk pemerintah dan pihak berwenang lokal) jika perlu; •tetapkan sampai sejauh mana seseorang memiliki mandat untuk mengambil

keputusan atas nama organisasi atau kelompok mereka.

•klarifikasi pembagian tanggung jawab dan cara koordinasi dengan kelompok-kelompok lain (misalnya, wilayah tanggung jawab dapat terdiri dari perlindungan, kekerasan berbasis-gender, intervensi psikososial, pendidikan, pemulihan ekonomi, dll.);

•inisiasi dan awasi penyusunan rencana respons strategis antar-lembaga untuk perlindungan anak yang sudah disepakati, yang dibangun berdasarkan struktur dan kapasitas yang sudah ada, dan sepakati indikator bersama untuk rencana ini;

•gunakan sistem monitoring dan evaluasi untuk menelusuri perkembangan pencapaian tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis, dan sistem untuk memonitor kualitas intervensi dalam hubungannya dengan semua standar ini;

•tetapkan perangkat bersama untuk komunikasi gabungan dan untuk mendukung koordinasi, seperti laman, format pelaporan dan seterusnya (lihat Standar 5);

•pastikan standar yang paling relevan dalam buku panduan ini tersedia bagi para anggota koordinasi dalam bahasa yang sesuai, dan pengarahan atau pelatihan mengenai semua standar ini tersedia secepatnya.

•inisiasi kaji cepat antar-lembaga sesuai kebutuhan (dan lakukan analisa situasi dan konteks pada fase selanjutnya) dan ciptakan sistem bersama monitoring perlindungan anak yang berkesinambungan;

•lobi para pengambil keputusan di pemerintahan dan sistem kemanusiaan untuk memastikan bahwa prioritas perlindungan anak masuk ke dalam rencana strategis dan proses pengumpulan dana;

ST

AND

ST

AND

AR 1

• advokasi isu-isu penting yang muncul, seperti akses terhadap anak-anak yang terdampak, atau kebijakan pemerintah mengenai pengasuhan, pengangkatan anak, atau prioritas lainnya;

• gunakan informasi dari perangkat WWWW, kaji-cepat, analisa situasi atau konteks dan monitoring perlindungan anak yang berkesinambungan untuk memprioritaskan intervensi, mengidentifikasi kesenjangan di dalam respons, dan memastikan semua kesenjangan ditangani; dan

• identifikasi kesenjangan kapasitas pekerja kemanusiaan dalam menangani isu-isu perlindungan anak, mengorganisasikan pertemuan, pelatihan dan bantuan teknis secara kolektif sesuai kebutuhan.

RESPONS (ANGGOTA MEKANISME KOORDINASI)

• Ambil bagian secara aktif dalam perencanaan respons dan sesegera mungkin menandatangani rencana bersama;

• ambil bagian dalam kaji cepat bersama, dan gunakan temuan untuk memandu pengembangan program;

• sampaikan informasi mengenai rencana program dan program yang sedang berjalan, termasuk pencapaian dan tantangannya;

• sampaikan informasi mengenai sumber daya pendanaan saat ini untuk program perlindungan anak kepada pemimpin Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan dan pastikan semua pendanaan yang diterima didokumentasikan;

• sepakati rencana bersama tentang perlindungan anak, termasuk identifikasi kebutuhan prioritas, pembagian kerja, indikator yang disepakati, dan sebuah sistem pemantauan pencapaian bersama untuk menelusuri perkembangan dalam rangka mencapai tujuan;

• sepakati prosedur untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan/tantangan/ ancaman/gangguan dalam pencapaian tujuan yang teridentifikasi melalui sistem pemantauan;

• pastikan pekerja lembaga, mitra, dan aktor relevan lainnya memiliki akses ke semua standar ini dalam bahasa yang mereka pahami, dan memiliki akses ke pelatihan dan bantuan teknis yang mereka butuhkan untuk menerapkan semua standar di dalam program mereka;

• sepakati sebuah prosedur berbagi informasi (lihat Standar 5);

• adaptasi, uji dan sebarkan pesan-pesan perlindungan anak (lihat Standar 3); • susun kesepakatan dengan aktor-aktor perlindungan anak lainnya untuk

rujukan atau advokasi bersama;

• sepakati bersama tarif pembayaran atau insentif untuk para pekerja perlindungan anak;

• pegang kebijakan yang disepakati dalam hubungannya dengan media (lihat Standar 3);

• gunakan mekanisme koordinasi untuk berbagi sumber-sumber daya berbagai lembaga;

• tingkatkan perhatian persoalan perlindungan anak di sektor perlindungan atau sektor lainnya; dan

• bangun sebuah strategi yang terkoordinasi untuk mengembangkan kapasitas pekerja perlindungan anak.

INDIKATOR HASIL (OUTCOME) TARGET OUTCOME

1. Adanya dokumen rencana bersama tentang perlindungan anak yang telah disepakati oleh pihak pemerintah, lembaga

kemanusiaan dan masyarakat terkait, Ya 2. Implementasi rencana bersama sektor perlindungan anak

dimonitor secara berkala

Minimum satu kali/kwartal, atau ditengah dan akhir masa

implementasi kurang dari 3 bulan

AKSI KUNCI TARGET AKSI

3. Ada Kerangka acuan dengan tanggung jawab yang jelas untuk

sub-klaster perlindungan anak di tingkat nasional Ya 4. Pelatihan perlindungan anak dan koordinasi diselenggarakan

sebelum terjadinya sebuah situasi darurat Ya 5. Seorang koordinator khusus ditunjuk tidak lebih dari satu

minggu setelah terjadinya situasi darurat Ya 6. Persentase anggota mekanisme koordinasi yang secara berkala

mengirimkan informasi WWWW 90%

Pengukuran

ST

AND

AR 1

1. Tanggung jawab untuk koordinasi:

• Pemerintah bertanggung jawab untuk mengkoordinasi aktivitas perlindungan anak, termasuk memimpin mekanisme koordinasi.

• di dalam sistem klaster internasional untuk kemanusiaan, UNICEF bertanggung jawab untuk Perlindungan Anak termasuk dalam persiapan dan menyediakan tenaga mekanisme koordinasi, atau memastikan organisasi lain melakukannya. • mekanisme koordinasi perlindungan anak di tingkat nasional biasanya

membentuk mekanisme koordinasi perlindungan yang lebih luas.

• dalam konteks ketika sistem klaster diaktifkan, tanggung jawab untuk perlindungan anak ditempatkan di dalam sub-klaster perlindungan dan koordinatornya harus bekerja sama dengan koordinator sub-klaster perlindungan dan kelompok koordinasi kemanusiaan lainnya untuk memastikan respons perlindungan anak dikoordinasikan dengan baik di dalam respons perlindungan