• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETANI PERPOLA DI DESA MUNTE 3.1. Petani perpola

3.3. Aktifitas dan pembagian Kerja Petani Perpola

Aktifitas para petani mulai dari penyadapan pohon aren, memasak hingga proses menjualkan hasilnya.

3.3.1. Waktu Kerja

Sebelum seseorang melakukan penyadapan pada pohon aren, biasanya mereka terlebih dulu melakukan pembersihan dan pembal-balan terhadap pohon aren yang akan di sadap. Proses persiapan penyadapan aren yang dilakukan oleh petani dengan mebersihkan batang aren dari ijuk dan kotoran lain serta pembukaan pelapahnya. Selain membersikan batang aren, petani juga memasang tangga yang terbuat dari mambu sebagai alat untuk memanjat pohon aren sewaktu penyadapan aren.

22Hastuti, Joenita. 2000. Etnobotani Aren pada Masyarakat Baduy di Banten. Kutipan Jurnal Benny Rachmad. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70, Bogor 16161.2019

Setelah pohon aren disadap, petani perpola melakukan pembal-balan terhadap tandan bunga jantan yang siap untuk disadap arennya. Pembal-balan tandan Bungan jantan dilakukan menggunakan kayu dengan arah yang memutar mulai dari ujung ke arah pangkal, kemudian sebaliknya sebanyak 3-6 kali putaran yang dilakukan secara perlahan dan hati-hati serta menggoyang-goyangkan tandan bunga jantan secara perlahan. Proses tersebut bertujuan untuk memperbesar pori-pori dan melunakkan tandan buga jantan, sehingga nira mudah keluar. Proses membal-bali ini biasanya dilakukan selama sebulan. Setelah pemukulan tandan bunga jantan, petani memotong ujung tandan bunga jantan dengan menggunakan pisau. Sebelumnya, dirijen atau bumbung digantungkan dekat tandan tersebut sehingga air nira yang keluar tertampung didalam bumbung atau dirijen tersebut.

Petani akan mengaitkan katrol dirijen atau bambu sehingga setelah bumbung atau dirijen tersebut penuh maka petani akan menurunkan menggunakan katrol tersebut.

Penyadapan aren dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pagi dan sore hari, dari satu tandan bunga bisa dihasilkan sebanyak 4-5 liter nira tergantung dari tingkat kesuburan pohon aren tersebut. Nira yang sudah ditampung sejak sore hari, kemudian diambil pada pagi hari berikutnya, dan nira yang ditampung sejak pagi hari, niranya diambil pada sore hari. Setiap mengganti derigen, tandan tempat keluarnya nira harus diiris tipis agar saluran atau pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar secara lancar. Setiap tandan bunga jantan dapat disadap selama 3-4 bulan, yaitu sampai tandannya habis atau mengering.

Foto 1. Tangga yang digunakan saat memanjat pohon aren.

Sumber: Dokumen Pribadi

3.3.2. Tenaga Kerja Yang Di Libatkan

Salah satu komponen penggerak ekonomi yang paling penting pada suatu keluarga adalah tenaga kerja. Tenaga kerja ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses produksi suatu barang dan jasa untuk menggerakkan perekonomian. Tetapi tidak semua keluaga melibatkan istri dan anak mereka ikut membantu pekerjaan sang suami . Seperti petani perpola dimana yang peneliti lihat adalah istri mereka sudah memiliki porsinya sendiri dalam membantu perekonomian keluarga, jadi jarang sekali mereka membantu suami mereka dalam proses memasak gula. Seperti informan peneliti Bapak Antonius Silalahi mengatakan:

“saya tidak pernah menyuruh istri saya untuk membantu saya dalam membuat gula atau pun yang lain, karena istri saya pasti capek seharian sudah bekerja sebagai aron diladang orang.

Jadi selagi saya masih mampu mengerjakannya saya akan mengerjakannya”.

3.3.3. Pembagian Kerja

Pada umumnya masyarakat pedesaan masih banyak yang bermatapencaharian sebagai petani. Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di pedesaan digolongka dalam lahan sempit. Hal ini yang sering menjadi masalah bagi petani karena seringkali produksi yang didapatkan petani tidak bisa mencakupi kebutuhan pangan petani beserta keluarganya. Seiring dengan kebutuhan rumah tangga tani yang semakin bertambah, anggota rumah tangga dituntut untuk meningkatkan kegiatan usahataninya.

Kegiatan usah tani adalah seluruh proses atau usaha manusia guna meninggakkan produksi pertanian, cara yang diarahkan untuk meningkatkan ppendapatan dan produktivitas pertanian dengan meningkatkan modal, tenaga kerja dan keterampilan (Yuniasti, 2010). Kegiatan usahatani di dalam rumah tangga akan melibatkan peran anggota rumah tangga dalam menjalankan usaha tannya. Dalam sebuah keluarga yang meliputi seorang ayah, ibu dan anak mempunyai peran dalam kegiatan usahatani. Kerja sama antara anggota rumah tangga terseebut berfungsi untuk mengoptimalkan hasil usaha tani serta memenuhi kebutuhan rumah tangga. Seorang ayah dan ibu memiliki peran yang kuat di dalam rumah tangga, mereka sebagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan rumah tangga.

Pembagian kerja terbagi menjadi dua yaitu pembagian kerja rendah dan pembagian kerja tinggi. Pembagian rendah artinya pembagian kerja yang tidak benar-benar terstruktur dengan baik. Pembagian kerja ini biasanya hanya mengandalkan keluarga (suami, istri, anak dan anggota keluarga yang lain) untuk membantu usahanya. Sedangkan pembagan kerja tinggi artinya pembagian kerja

berstruktur dengan admistrasi yang baik. Hal ini dilakukan dengan cara memperkerjakan orang lain (karyawan) yang bukan keluarga untuk membantu kegiatan ekonomi. Mereka diberi upah sebagai hasil kerjanya. Petani perpola menggunakan pembagia kerja rendah. Namun, jarang sekali perpola mengikut sertakan istri ataupun anak mereka dalam pekerjaan pembuatan gula.

Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan didasarkan pada norma yang berlaku di masyarakat. Di dalam rumah tangga, perempuan di haruskan mengerjakan tugas-tugas kerumah tangga seperti mengurus anak dan suami serta kegiatan domistik lainnya misalnya memasak, mencuci, membersihkan rumah, mendidik dan mengerjakan kepada anak-anak mengenai norma dan peraturan yang berlaku di dalam masyarakat dan sebagainya. Seseorang laki-laki mempunya tugas pokok rumah tangga yaitu sebagai tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga serta melindungi anggota keluarganya.

Seperti yang dilakukan oleh petani perpola dimana, mereka membagi kerja dimana sang suami bekerja mulai dari menyadap hingga proses pemasakan sedangkan dalam penjual mereka menyuruh istrinya menjual ke pasar atau menjajakannya ke tetangga-tetangga.

Seperti bulang Lesman “karo du yang dirumah jarang kali ikut memasak gula di ladang cuman kalau gula udah jadi dan bisa dibawa pulang barulah karo du yang pergi jualan. Biasanya dijual sama tetangga-tetangga kalau enggak habi baru dijual ke tiga kraben”

Dokumen terkait