• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PETANI PERPOLA 5.1. Strategi Petani Perpola

5.1.3. Startegi ikat sabuk lebih kencang

Menerapkan strategi alternalif subsisten dan strategi jaringan sosial masih belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga petani perpola.

Sehingga mereka melakukan strategi ikat sabuk lebih kencang, dengan cara mengurangi pengeluaran untuk pangan, sandang dan papan. Dimana mereka dalam memenuhi untuk makan mereka tidak yang terlalu setiap hari harus makan makanan yang menurut mereka mewah, seperti jagan terlalu sering makan ikan ayam, daging dan sebagainya.

Strategi mengikat sabuk lebih kencang adalah stategi bertahan hidup yang dilakukan oleh beberpa keluarga perpola dengan menerapkanhidup hamat. Sikap hemat memang sudah melekat dan menjadi budaya bagi masyarakat desa, khususnya desa agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari usaha

pertanian. sikap hemat yang dilakukan petani perpola adalah membiasakan seluruh keluarga untuk makan seadanya karena pendapatan perpola yang tergolong rendah dan tak menentu membuat mereka tidak bisa menyediakan makanan yang beragam sehingga mereka mereka membiasa diri untuk makan dengan lak seadanya. Hal tersebut terungkap dari beberapa informan peneliti:

“kalau untuk makan keluarga kami, ya makan seadanya tetapi tetap tiga kali sehari, tapi lauknya sederhana kadang hanya satu menu lauknya untuk makan. Kalau mau makan daging tunggu ada acara tentu dirumah. (nande Karo Lesman, 2019)

Sikap hemat juga diterapkan keluarga petani kecil dalam memenuhi kebutuhan sandang keluarga. hal ini diungkapkan dari pernyataan salah satu isteri petani perpola:

“kalau untuk membeli baju baru biasanya saya hanya membeli waktu ada acara keluarga inti saja. Itupun kongsi sama saudara yang lain. Misalnya beli bakal baju kami bagi-bagi biayanya. Kalau memang drescodenya merah misalnya. Dan saya memilikinya maka saya enggak jadi buat baju lagi, (isteri bapak samudera, 2019)

Alasan utama keluarga perpola mengurangi pengeluaran makan yakni karena ada lagi kebutuhan yang lebih penting lagi selain membeli baju, dan kebutuhan lain yang menggunakan biaya yang besar. Mereka akan menahan tidak dengan memakan daging sapi atau daging ayam dan tidak sering-sering membeli baju baru bahkan untuk prabotan yang ada dirumah pun mereka jarang membelinya seperti kursi untuk tamu duduk saja mereka tidak. Mereka akan meminimalisir pengeluaran untuk hal-hal yang seperti itu. Tetapi, berbeda dengan biaya biaya pendidikan anak-anak mereka akan melakukan apa saja bahkan ika

lagi sulit mereka akan berani untuk berutang ke koperasi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang dibutuhkan. Kenapa pendidikkan penting bagi mereka, karena perpola percaya bahwa dengan memiliki latar belakang pendidikan yang bagus akan mengubah kehidupan mereka. Supaya tidak menjadi petani lagi seperti orang tuanya. Meskipun strategi ini bukan dianggap sebagai strategi untuk memecahkan permasalahan, tetapi dari hasil penelitian strategi ini termasuk salah satu strategi yang bisa dikatakan berhasil.

Stategi yang dilakukan oleh perpola supanya terus dapat memproduksi gula aren adalah dilihat dari proses pemasakan, yang biasanya memasak dilakukan tiga kali sehari maka akan berubah mejadi seminggu sekali hal ini di kerenakan air nira yang biasanya satu hari dapat 35 liter berkurang menjadi 15 liter dalam sehari. Dan dapat mengurangi pemmakaian bahan bakar yang berlebihan, karena sulut mencari kayu sebagai bahan bakar. Jadi mereka melakukan starategi tersebut agar tetap biasa memasak gula aren. Bahkan ada salah satu informan peneliti melakukan, jika air aren terus-menerus menghasilkan nira yang sedikit dari biasanya maka air aren tersebut dibuat menjadi tuak.

Semua strategi yang perpola lakukan adalah semata-mata demi sebuah tujuan yang dilakukan oleh perpola yakni dengan melakukan beberapa cara agar dapat memenuhi setiap kebutuhan dalam rumah tangga mereka karena mereka percaya bahwa apapun usaha yang mereka lakukan maka Tuhan akan memberikan kemudahan dari setiap usahanya, dan setiap starategi yang mereka lakukan tidak lain hanya untuk menghidupi keluarga mereka.

BAB VI PENUTUP 6.1.Kesimpulan

Untuk tetap terus dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga, petani perpola yang ada di Desa Munte menerapkan tiga strategi untuk tetap terus survival dalam kehidupannya yakni: strategi alternative subsisten, strategi jaringan sosial dan strategi ikat sabuk lebih kencang.

Startegi yang dilakukan petani perpola stategi alternatif subsisten, adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan keluarga petani kecil seperti petani perpola yang ada di Desa Munte. Dimana dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki untuk menambah pendapatan mereka. Yang mana mereka akan mencari pekerjaan sampingan dengan melibatkan isteri mereka juga dalam memenuhi kebutuhan keluarga. para petani perpola akan melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, seperti bekerja sebagai aron di ladang warga yang sedang membutuhkan tenaga kerja.

strategi jaringan sosial adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal ketika dalam kesulitan. dimana keluarga perpola menggunakan jalinan hubungan sosial yang baik demi membatu usaha gula aren.

dan dari hasil menjalin hubungan sosial ini pula kadang jika ada tetangga membutuhkan tenga kerja maka tetangga tersebut akan langsung mengajak petani perpola untuk bekerja diladang mereka.

Strategi ikat sabuk lebih strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan menerapkan pola hemat, pendapatan yang kecil menuntut keluarga perpola untuk

menerapkan budaya hidup hemat seperti makan dengan lauk seadanya, dilakukan oleh petani perpola yakni dengan cara mengurangi pengeluaran untuk pangan, sandang dan papan. Dimana mereka dalam memenuhi untuk makan mereka tidak mewah, seperti tidak terlalu sering makan ikan ayam, daging dan sebagainya.

Stategi yang dilakukan oleh perpola supanya terus dapat memproduksi gula aren adalah dilihat dari proses pemasakan, agar dapat mengurangi menggunakan bahan bakar yang berlebihan mereka yang bisanya memasak dua hari sekali menjadi 4 hari sekali bahkan 5 hari sekali. Hal ini dilakukan agar penghematan bahan bakar dan pendapatan yang maksimal.

6.2.Saran

1. Bagi perpola di desa munte supaya dapat membentuk suatu kelompok atau usaha bersam, sehingga pemerintahan mau membatu dalam membudidayakan pohon aren di Desa Munte.

2. Diharapkan pemerintah daerah atau propinsi hendaknya membantu para petani perpola dalam mekanisme pembudidayaan poho aren, sehingga para petani perpola yang ada di Desa Munte masih terus bertahan dengan bekerja sebagai pembuat gula aren.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait