• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PETANI PERPOLA 5.1. Strategi Petani Perpola

5.1.1. Strategi alternatif subsisten

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat banyak menggunakan strategi yang salah satunya adalah strategi alternative subsisten diaman strategi ini dilakukan untuk bertahan hidup dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki seperti melakukan aktifitas sendiri, menggunakan waktu luang untuk mencari pekerjaan lain, dan melakukana apa pun menambah penghasilan keluarga.

Strateg alternatifi subsisten, yaitu swadaya yang mencakup kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas, atau melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. Cara ini dapat melibatkan seluruh sumber daya yang ada di dalam rumah tangga miskin, terutama istri sebagai pecari nafkah tambahan bagi suami.

Dimana mereka menggunakan segala kemampuan dan potensi keluarga.

Agar bisa bertahan sebagai suatu unit, maka keluarga itu pertama-tama harus memenuhi kebutuhannya sebagai konsumen subsisten yang boleh dikatakan tak dapat dikurangi lagi dan tergantung kepada besar kecilnya keluarga itu. Keluarga-keluarga petani yang harus hidup dari hasil lahan-lahan yang kecil di daerah-daerah yang teralalu padat penduduknya akan bekerja keras dan lama secara tak terbayangkan (apabila tidak pilihan lain) untuk memperoleh tambahan yang bagaimanapun kecilnya dalam produksi mereka.

Oleh karena tenaga kerja seringkali merupakan satu-satunya faktor produksi yang dimiliki petani secara relatif melimpah, maka ia akan terpaksa melakukan dengan hasil yang sangat kecil. Atau menfaatkan waktu senggang dengan bekerja menjadi tukang, ataupun berjualan dipasar atau menjadi buruh diladang orang. Keharusan memenuhi kebutuhan keluarga yang mengatasi kebutuhan seringkali membuat mereka akan mengerjakan apa saja demi memenuhi kebutuhan keluarga. hal inilah yang dilakukan perpola yakni memafaatkan waktu luang, yakni dengan cara mereka akan bekerja sebagai buruh lepas yakni sebagai aron di ladang warga yang sedang membutuhkan tenaga kerja untuk memanen jagunngnya. Itu dipilih oleh perpola karena sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, akhirnya memilih menjadi seorang aron. Meskipun pendapatannya tidak terlalu besar bekerja sebagai aron diladang jagung di upah yang tidak besar.

“saya menggunkan waktu luang dengan bekerja diladang milik warga yang sedanng panen jagung sebagai pembabat (mesin memotong jagung) dan kebetulan saya juga memiliki mesin pemotong jagung jadi saya memanfaatkan. Saya menjadi aron setelah pekerjaan perpola saya siap. Kenapa saya memilik aron sebagai sampingan saya karena kebutuhan rumah tangga terus meningkat apa lagi saat ini saya membutuhkan biaya besar untuk sekolah anak saya jadinya semampu saya akan mengerjakan apa saja demi memuhi kebutuhan keluarga saya” (Bapak M. Tarigan, 2019)

Selain menjadi buruh aron, ada beberapa petani perpola lebih memilih melakukan pekerjaan sampingan diluar sektor pertanian yaitu beternak, meskipun

ternak bebeknya belum banyak tetapi merka tetap melakoninya yang diungkapkan salah satu informan penelliti yakni

“usaha yang saya lakukan untuk menambah penghasilan, ya saya mencoba beternak bebek, meskipun baru satu tahun saya kerjakan dan itupun hasilnya belum seberapa karena saya masih memiliki 15 ekor bebek. Telurnya saya jual ke warung-warung terus kalau ada yang mau mebeli bebek baru saya jual. (bapak Antonius, 2019)

Usaha menambah pendapatan dengan melakukan pekerjaan samingan ternyata hanya memberikan sedikit tambahan bagi pendapatan petani, hal ini dikarenakan pekerjaan yang dilakukan perpola hanya sebagai pekerja kasar.

Sehingga upah yang diterima masih tergolong kecil membuat anggota keluarga seperti istri dan anak juga ikut bekerja untuk menambah pengasilan. Seperti yang dijelakan oleh salah satu informan peneliti:

“istri saya juga bekerja sebagai aron mengumpulkan jagung kedalam goni, satu goni itu dibayar dengan upah Rp.9.000 ribu.

Dalam sehari dia bisa mendapat 20 goni jadi dalam sehari dia menghasilkan uang Rp. 180.000,-”(bapak Antonius 2019 )

“istri bersawah, dimana sawah kami tanami padi, jadi nanti hasilnya pas panen kami jual setengahnya, satu kilo dibayar Rp.5000, itulah pendapatan yang lain kami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (bulang Lesman, 2019).

Menurut Andriyanti (dalam Kusnadi, 2000:192) salah satu strategi yang digunakan oleh keluarga Petani perpola untuk mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong para isteri untuk ikut mencari nafkah. Bagi masyarakat yang tergolong miskin mencari nafkah bukan hanya menjadi tanggung jawab suami semata tetapi menjadi tanggung jawab semua anggota keluarga sehingga pada keluarga yang tergolong memiliki pendapatan yang rendah sang isteri juga

ikut bekerja membantu menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan keluarganya.

Berdasarkan fakta dilapangan, ditemukan bahwa sebagaian besar isteri petani perpola ikut bekerja untuk memenuhi membantu kebutuhan keluarga. hal ini terungkap dari pernyataan salah satu isteri yakni nande Karo isteri dari bapak Antonius “saya memang sudah sering bekerja sebagaai buruh Aron, ini saya lakukan ya semata-mata untuk membantu suami aja, karena anak sekolah jadi kebutuhan semakin bertambah jadi saya juga membatulah meskipun pendapatannya enggak seberapa besar, tapi seenggaknya tiap hari saya mememiliki penghasilan sendiri”.

Dari penjelasan diatas bahwa dukungan keluarga sangat penting terutama istri dalam membatu memenuhi kebutuhan keluarga. Dan sebagai petani dengan pendapatan yang kecil memang megharuskan mereka untuk mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, di desa Munte aron setiap hari ada saja yang membutuhkan jasa aron apalagi ketika musim tanam dan musim panen. Hal ini dianggap sebagai peluang yang besar bagi perpola untuk mencari pekerjaan tambahan karena hanya bekerja sebagai aron yang mereka kuasai.

Meskipun pendapatan yang di dapat dari bekerja sebagai aron tidak seberapa tetapi bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Strategi Strategi alternatif subsisten merupakan pilihan pertama yang dilakukan oleh petani perpola untuk tetap bisa bertahan hidup. Mereka akan memaksimalkan semua potensi sumber daya yang mereka miliki untuk menambah penghasilan yang mereka dapat dari pekerja sebagai buruh aron walaupun tambahan pendapatan yang mereka dapat tergolong kecil dan tidak menentu, namun hal tersebut tetap dilakukan agar mereka tetap bisa melangsungkan hidup.

Dokumen terkait