• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan Hasil Penelitian

2. Aktivitas Psikomotorik

Peningkatan aktivitas psikomotorik yang dapat mendukung pemahaman konseptual diketahui dari hasil observasi/ pengamatan yang menunjukkan bahwa pada Siklus I siswa memiliki aktivitas psikomotorik yang tinggi dan keaktifan meningkat pada Siklus II. Hasil ini juga didukung dengan hasil kuisioner reflektif wawancara yang menunjukkan respon siswa yang positif terhadap kegiatan selama pembelajaran.

Hasil pengamatan terhadap kelompok belajar siswa menunjukkan bahwa tingkat aktivitas psikomotorik siswa dalam kelompok tinggi, baik selama Siklus I dan Siklus II. Hasil ini telah memenuhi target penelitian yaitu 75% siswa memiliki tingkat aktivitas psikomotorik tinggi karena semua kelompok belajar memiliki memenuhi kriteria tersebut.

Penurunan skor ditemukan pada poin ke-1 dari aspek E “Siswa melakukan presentasi/peragaan hasil pekerjaan di depan kelas dengan baik (sistematis, jelas dan penuh percaya diri)”. Hal ini dikarenakan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang harus dipresentasikan pada Siklus II yaitu materi Daur Biogeokimia. Materi cenderung lebih kompleks serta melibatkan banyak istilah yang baru bagi siswa sehingga siswa merasa mengalami kesulitan dalam mempresentasikannya.

Dari hasil kuisioner reflektif baik Siklus I dan Siklus II, siswa menyatakan telah memiliki sikap yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini juga dapat diketahui dari hasil tanggapan siswa pada Siklus II lebih positif dibandingkan pada Siklus I. Hal ini berarti siswa menyatakan telah aktif dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran Siklus I dan lebih aktif lagi pada Siklus II.

Hasil wawancara juga menunjukkan tanggapan siswa yang positif terhadap aktivitas yang dilaksanakan pembelajaran. Siswa menyatakan ketertarikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, yang berkorelasi positif dengan tingginya aktivitas psikomotorik. Kegiatan yang bervariasi membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan tidak merasa bosan dan lebih tertantang.

Penelitian ini berhasil meningkatkan hasil belajar dengan menekankan pemahaman konseptual siswa melalui variasi kegiatan pembelajaran dan lingkungan belajar yang berprinsip pada Model Quantum Teaching and

Learning. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap interaksi siswa dan guru mata pelajaran, sehingga peneliti bisa melihat hubungan timbal-balik yang terjadi antara guru mata pelajaran dan siswa saat mempelajari Biologi. Peneliti mengobservasi sikap dan respon siswa selama pembelajaran untuk mengetahui cara untuk membangun kedekatan dengan siswa nantinya. Hal ini sesuai dengan asas Quantum Teaching bahwa guru sebaiknya memasuki dunia siswa untuk membawa mereka ke dunia guru yaitu dunia belajar. Peneliti memperhatikan hal-hal yang sering menjadi bahan pembicaraan siswa, sehingga peneliti bisa mengetahui gambaran kehidupan siswa, misalnya siswa laki-laki menyukai dunia sepak bola. Peneliti juga melihat bentuk-bentuk relasi yang terjadi di dalam kelas. Peneliti memilih sikap seperti teman sebaya siswa, dengan seringkali membangun komunikasi dengan subyek pembicaraan adalah kehidupan siswa untuk selanjutnya mengarahkan siswa untuk memperhatikan pelajaran. Hal ini agar siswa tidak merasa canggung dalam mengikuti pembelajaran bersama guru yang berbeda.

Peneliti sebagai guru juga mengajar sesuai dengan lima prinsip

Quantum Teaching. Guru mengajak siswa belajar dengan menggunakan

benda-benda yang ada di dalam lingkungan belajar untuk tujuan belajar, misalnya dengan mengklasifikasikan benda hidup dan tak hidup di dalam kelas. Siswa diajak untuk mengalami informasi yang dipelajari dengan

role-playing sederhana. Siswa diminta memerankan beberapa organisme yang

nama proses tersebut sebagai suatu rantai makanan. Guru juga mengakui usaha belajar siswa dengan memberikan pujian terhadap kemampuan dan kepercayaan diri saat presentasi di depan kelas, juga ucapan terima kasih apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan antusias. Siswa juga belajar mengakui usaha presentasi teman lain dengan memberikan bintang, kelompok presentasi yang mendapatkan bintang terbanyak juga penghargaan di depan kelas.

Kerangka rancangan belajar TANDUR yang telah dilakukan antara lain:, (1) Tumbuhkan, guru mengajak siswa untuk mengetahui manfaat mempelajari ekosistem sebagai lingkungan kehidupan siswa sendiri; (2) Alami, siswa mengalami sendiri kegiatan membuat peta konsep, sehingga siswa secara mandiri diajak untuk memahami definisi setiap konsep dan hubungan antar-konsep yang dirangkai dalam peta konsep; (3) Namai, selanjutnya siswa memberikan nama dari konsep dan hubungan antar-konsep yang telah dipelajari; (4) Demonstrasikan, siswa melakukan demonstrasi dengan presentasi dan role-playing sederhana, sehingga siswa juga belajar untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk peragaan; (5) Ulangi, kesempatan untuk mendemonstrasikan dapat digunakan siswa untuk mengulang pengetahuan yang telah dipelajari dengan mengajarkannya kepada orang lain; (6) Rayakan, dengan memberikan penghargaan terhadap usaha dan prestasi belajar siswa.

Lingkungan belajar juga dirancang untuk membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Siswa membuat nama kelompok belajar sesuai

keunikan anggota kelompok dan slogan yang mencerminkan kelebihan kelompok tersebut. Hasil kreativitas siswa ini dipajang di depan kelas untuk mendorong motivasi belajar siswa. Alat bantu visual berupa gambar dan istilah dalam bentuk kartu konsep digunakan untuk mendukung modalitas kinestetik siswa dalam membuat peta konsep, sehingga siswa lebih mudah memahami dan merangkai berbagai konsep. Hal ini disebabkan karena siswa menyerap informasi melalui gerakan fisik dengan memegang dan mengatur alat bantu tersebut. Bangku juga diatur sesuai dengan kelompok belajar siswa agar diskusi lebih efektif, tetapi siswa tetap bisa menghadap ke depan kelas untuk memperhatikan instruksi guru maupun presentasi kelompok lain. Kelas dilengkapi dengan beberapa tanaman hias kecil dan akuarium berisi ikan hias untuk memberikan suasana yang estetis, cahaya alami dari luar ruangan juga bisa leluasa masuk karena letak ruangan yang ada di lantai 3 dengan jendela yang mencukupi. Peneliti juga memutar musik instrumental yang membuat siswa lebih bersemangat dan menikmati pembelajaran. Dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Quantum Teaching and

95 BAB IV