• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

D. Model Quantum Teaching and Learning

Asas utama dalam Quantum Teaching adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” (DePorter, 2010: 35-36). Asas ini menganjurkan guru mengambil langkah pertama saat mengajar dengan memasuki dunia siswa untuk mendapatkan “hak mengajar”. Guru terlebih dahulu harus membangun jembatan yang autentik (nyata) untuk memasuki kehidupan siswa. Hak mengajar diperlukan guru, karena pada dasarnya belajar merupakan kegiatan full-contact, yaitu melibatkan semua aspek kepribadian manusia (terutama siswa), mulai dari

pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap keyakinan awal dan persepsi masa mendatang. Dengan memperoleh hak mengajar, guru mendapat izin untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan peristiwa, pikiran atau perasaan siswa yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi dan akademis. Setelah jembatan tersebut terbentuk dan dijelajahi, guru dan siswa mendapat pemahaman baru yang memperluas cakupan dunia keduanya atau “dunia kita”. Akhirnya, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru di dalamnya.

Quantum Teaching menganut lima prinsip (DePorter, 2010: 36), yang

dianggap sebagai struktur chord dasar dari simfoni belajar, antara lain segalanya berbicara, segala bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan!. 1. Segalanya Berbicara

Segala hal di dalam lingkungan belajar mengirim pesan tentang belajar. Pesan belajar ini dapat terkandung dalam segala yang ada dalam lingkungan belajar, mulai dari benda, tulisan, bahkan bahasa tubuh guru. 2. Segalanya Bertujuan

Setiap hal yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran memiliki tujuan. Semuanya dapat digunakan untuk suatu tujuan yaitu mendukung proses belajar yang sedang terjadi.

3. Pengalaman sebelum Pemberian Nama

Proses belajar yang paling baik terjadi apabila siswa mengalami sendiri informasi yang dipelajari. Melalui pengalaman tersebut, siswa dapat memberi nama untuk hal yang dipelajari.

4. Akui Setiap Usaha

Belajar mengandung risiko, artinya siswa berusaha untuk melangkah dari kenyamanan. Untuk itu, siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Guru sebaiknya memberikan pengakuan terhadap setiap usaha siswa, bukan hanya untuk usaha yang tepat saja. Hal ini mendorong siswa mencapai hasil terbaik mereka, karena menjadi lebih percaya diri dalam belajar.

5. Jika Layak Dipelajari, maka Layak Pula Dirayakan!

Perayaan atas keberhasilan yang diraih siswa dapat meningkatkan emosi positif siswa terhadap belajar. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan sebagai pencipta daya dorongan untuk mengulang keberhasilan tersebut. Contoh perayaan keberhasilan yang bisa dilakukan di kelas, yaitu: tepuk tangan, jentikan jari, poster, pemberian kejutan, pernyataan afirmasi, dan lain sebagainya.

Quantum teaching memodelkan filosofi pengajarannya berdasarkan

Kerangka Rancangan Belajar berupa TANDUR, berupa enam strategi antara lain: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. (DePorter, 2010: 39-40, 128-136).

1. Tumbuhkan

Guru menumbuhkan minat siswa dengan cara memuaskan pertanyaan siswa akan “Apakah Manfaatnya BAgiKu" (AMBAK). AMBAK dapat menghadirkan pembelajaran kontekstual yang lebih nyata bagi siswa karena, memunculkan manfaat dari proses belajar bagi kehidupan siswa. 2. Alami

Guru menciptakan pengalaman yang dapat dimengerti oleh siswa, karena memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.

3. Namai

Guru menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus sebagai masukan bagi siswa. Siswa dapat memberikan identitas, mengurutkan dan mendefinisikan hal-hal yang mereka pelajari.

4. Demonstrasikan

Guru menyediakan kesempataan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Siswa dapat menggunakan peluang ini untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam berbagai bentuk peragaan.

5. Ulangi

Guru mengulang materi untuk menegaskan, “siswa tahu bahwa mereka memang tahu”. Guru bisa memberi siswa kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain.

6. Rayakan

Guru mengakui penyelesaian, partisipasi, dan ketrampilan siswa untuk menghormati usaha, ketekunan dan kesuksesan mereka.

DePorter juga memperkenalkan cara mengatur lingkungan yang dapat memacu belajar dan meningkatkan daya ingat siswa dengan mengatur lingkungan belajar sebagai berikut (DePorter, 2010: 103-116).

1. Lingkungan Sekeliling

Pandangan sekeliling siswa dapat membantu daya ingat mereka. Mata manusia memiliki rentang persepsi yang lebar, sehingga gambar lebih berarti daripada seribu kata. Siswa cenderung lebih mudah menangkap suatu konsep dengan bantuan gambar. Pandangan sekeliling merupakan alat belajar tak sadar yang sangat ampuh, karena belajar terjadi secara sadar dan tak sadar. Lingkungan sekeliling dapat dimodifikasi dengan penambahan unsur-unsur sebagai berikut:

- Poster Afirmasi

Guru bisa membuat atau meminta siswa membuat poster motivasi afirmasi yang berisi pesan atau prestasi, misalnya “I can do!” atau “I’m Smarter”. Siswa juga bisa menggambar sebagai simbol atau lambang dari pesan dan prestasi tersebut. Poster-poster tersebut mengutarakan afirmasi untuk menguatkan keyakinan tentang belajar.

- Penggunaan Warna

Penggunaan warna dapat memperkuat pengajaran guru dan belajar siswa. Warna-warna mencolok seperti hijau, biru, ungu dan merah digunakan untuk menulis kata-kata penting dan warna yang cerah seperti jingga dan kuning untuk menggarisbawahi.

2. Alat Bantu

Alat bantu dapat mewakili suatu ide atau gagasan. Alat bantu tidak hanya membantu pelajaran visual, tetapi juga membantu modalitas kinestetik. Modalitas kinestetik merupakan cara belajar siswa untuk menyerap informasi berupa mengakses maupun mengungkapkan pengalaman melalui berbagai gerakan fisik. Siswa dapat memegang alat-alat bantu dan mendapat rasa dari pengalaman yang lebih nyata dan ide yang tersampaikan melalui alat bantu ini. Contoh alat bantu adalah: panah secara visual untuk menunjuk pada poin yang dimaksudkan guru. 3. Pengaturan Bangku

Cara pengaturan bangku memainkan peran penting dalam pengorkestraan belajar. Guru bisa meminta siswa untuk mengatur ulang bangku mereka untuk memudahkan jenis interaksi belajar yang diperlukan. Pengaturan yang membuat siswa menghadap ke satu arah dan tetap fokus, baik untuk presentasi siswa atau pemutaran video. Pengaturan bangku agar siswa saling berhadapan akan lebih baik untuk kegiatan diskusi dan kerja kelompok.

4. Penempatan Unsur Organik, misalnya: tumbuhan.

Tumbuhan akan menyediakan oksigen dalam lingkungan kelas, sebagai suplai bagi otak untuk berkembang. Beberapa tumbuhan juga memperbaiki nilai estetika ruangan, terutama bagi ruangan yang sedikit atau tanpa cahaya alami.

5. Musik

Musik dapat berguna untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental, dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak. Musik merangsang, meremajakan dan memperkuat belajar secara sadar maupun tak sadar. Musik juga memungkinkan guru membangun hubungan dengan siswa, karena melalui musik dapat berbicara dengan bahasa mereka. Siswa juga dapat belajar lebih mudah dan cepat jika terjadi dalam kondisi santai dan reseptif.