• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

D. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Kajian Teor

2. Alasan Pengunjung Datang Waktu Padusan

Ada beberapa alasan yang mendorong pengunjung datang ke acara padusan di Umbul Ingas Cokro.

a. Datang Dengan Tujuan Berpariwisata atau Mencari Hiburan

Mereka yang datang dengan tujuan untuk berwisata biasanya memanfaatkan obyek wisata yang berupa kolam renang. Wisatawan yang datang untuk berenang terdiri dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Ada juga orang tua

commit to user

yang datang untuk berwisata ke area mata air ini. Namun biasanya orang tua ini datang bersama keluarganya.

”Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara suka rela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata” (undang-undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan). Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk perusahaan objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.

Seperti pernyataan BS di bawah ini :

Aku ning padusan bereng-bereng karo sekelurgaku mbak, nek dewe ora

mungkin oleh soale rame. Daripada ning ngomah, aku ngajak bapak ning

padusan nggolek hiburan karo renang” (W/BS/16/12/2009), (saya ke

padusan bersama keluarga saya mbak, kalau sendiri tidak diperbolehkan soalnya rame. Daripada di rumah, saya ngajak bapak ke padusan mencari hiburan sambil berenang).

Dari semua pengungkapan beberapa informan yaitu Bs, NL, Hr, Rz, Jk dan pak Sy tentang alasan pengunjung datang ke acara padusan di umbul Ingas Cokro yaitu untuk mencari hiburan atau sekedar refresing. Menurut Nl hampir sama dengan apa yang dikatakan BS bahwa tujuan datang ke padusan karena diajak teman-temannya mencari hiburan dan sekalian membersihkan diri menjelang puasa, tetapi tujuan utamanya adalah untuk bersenang-senang mencari hiburan (W/NL/16/12/2009). Sedangkan Hr mengungkapkan bahwa tujuan Hr datang ke acara padusan yaitu untuk refresing karena pada waktu padusan disuguhkan beberapa hiburan seperti musik dangdut, rege, reog, dll, selain itu kadang juga dimanfaatkan untuk berenang (W/Hr/11/01/2010). Rz juga menambahkan bahwa tujuannya datang ke padusan yang pertama mencari hiburan sambil membersihkan diri (W/Rz/21/11/2009). Kemudian yang terakhir Jk dan pak Sy juga mengungkapkan mayoritas tujuan pengunjung datang ke padusan untuk mencari

hiburan daripada di rumah dan mandi keringat karena banyaknya hiburan yang

disuguhkan salah satu nya musik dangdut yang memancing pengunjung untuk berjoget dan berdesak-desakkan hanya untuk menikamati musik dangdut sebagai pendukung acara padusan.

commit to user

b. Datang Untuk Memanfaatkan Mata Air (bukan tujuan wisata)

Pengunjung yang datang bukan untuk tujuan wisata biasanya berasal dari daerah di sekitar lokasi. Mereka datang untuk tujuan mandi dan mencuci. Dilihat dari segi usia mereka yang datang untuk tujuan ini berasal dari segala usia.hal ini karena biasanya mereka datang bersama keluarganya, sekaligus untuk acara berlibur. Seperti yang diungkapkan salah satu informan yang berinisial Ar di bawah ini. Ar datang ke Obyek Pemandian Cokro dan pada waktu padusan untuk acara mandi-mandi buang sial.

“aku ke Cokro untuk acara mandi-mandi buang sial mbak karena airnya masih alami dan langsung bersumber dari mata air dan karena jarak dengan rumah saya lumayan dekat, kalau ke Tawangmangu kan jauh mbak jadi ya males mending ke Cokro saja. Selain itu juga untuk refresing seh mbak daripada di rumah” (W/Ar/21/11/2009).

Bs juga menambahkan pernyataan Ar :

“Aku ning Cokro yo karo adus barang mbak, renang nyemplung ning

banyu soale banyune ise bening” (W/Bs/16/12/2009). (saya ke Cokro ya

sama mandi skalian mbak, renang nyebur ke dalam air soalnya air nya masih bening).

Dapat disimpulkan dari pernyataan Ar dan Bs di atas bahwa alasan pengunjung datang ke padusan di umbul Ingas Cokro yaitu selain untuk refresing Ar dan Bs datang ke Umbul Ingas Cokro juga untuk mandi memanfaatkan debit air yang melimpah di pemandian umbul Cokro.

c. Datang Untuk Melakukan Ritual Tertentu

Pengunjung yang datang untuk melakukan ritual tertentu, datang ke lokasi ini pada hari-hari mendekati bulan puasa (biasanya1-3 hari menjelang awal bulan puasa) dan pada waktu malam hari sesuai dengan hari baik orang yang ingin melakukan ritual di Umbul Ingas Cokro. Mereka yang datang untuk tujuan ini biasanya berasal dari daerah sekitar lokasi sampai daerah diluar Kabupaten Klaten. Dilihat dari segi usia, biasanya mereka adalah orang-orang dewasa, dan orang tua. Seperti pengungkapan pak Sy selaku perangkat,

“Menurut keyakinan para warga umbul Cokro masih bersifat sakral, hal ini terbukti dengan adanya kebiasaan para warga yang memanfaatkan air di umbul cokro untuk memohon sesuatu kepada Tuhan. Biasanya seseorang yang mempunyai keinginan datang ke umbul ini sesuai dengan

commit to user

hari baiknya pada waktu malam hari untuk mandi atau orang jawa biasa menyebut dengan istilah Kungkum di umbul Ingas. Kebanyakan yang datang adalah masyarakat Tionghoa atau keturunan ras Cina. Masyarakat Jawa sendiri relatif kecil, kalau masyarakat jawa biasanya para pejabat atau para pengusaha. Warga sekitar Cokro malah jarang melakukan ritual khusus di umbul Ingas untuk meminta suatu permohonan. Ritual seperti itu didasari dengan keyakinan yang kemudian

menimbulkan sugesti pada diri seseorang(W/Sy/11/01/2010).

Dari pernyataan pak Sy dan di dukung dari pernyataan Hr bahwa dalam pelaksanaan padusan tidak ada ritual khusus, tetapi pada malam-malam tertentu, misalnya malam jumat kliwon Umbul Cokro dipakai oleh sebagian masyarakat untuk menjalankan ritual khusus meminta sesuatu kepada Sang Pencipta, karena Umbul Ingas ini dipercaya masih sakral dan apabila kita menjalankan ritual disini pada malam-malam tertentu dapat dikabulkan (W/Hr/11/01/2010). Pengunjung datang ke padusan atau ke Umbul Ingas Cokro selain untuk refresing atau untuk mencari hiburan dan untuk acara mandi, ada juga yang datang ke Umbul Ingas Cokro baik pada waktu padusan maupun tidak yaitu untuk melakukan ritual tertentu sesuai dengan hari baiknya dengan tujuan apa yang diharapkan dapat tercapai., karena umbul Ingas yang berada di desa Cokro dipercaya masih bersifat sakral oleh warga sekitar.

3. Dampak Tradisi Padusan Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar Di Desa Cokro

Tradisi padusan tidak begitu terlihat menunjang kesejahteraan atau warga Cokro, karena tradisi padusan hanya dilaksanakan satu tahun sekali menjelang bulan suci Ramadhan sehingga kurang begitu berarti bagi perekonomian warga.

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (www.wikipidia.org).

commit to user

Ibu NW seorang pedagang yang kesehariannya berjualan di obyek wisata pemandian umbul Cokro menceritakan berjualan pada saat padusan.

”sayange padusan naming setahun sepindah, gor sedino rung ndino mbak, dadi ora pati ketok neng ekonomi keluarga, tapi paling ora iso ngurangi beban keluarga. Pas padusan dagangan nggih cepet payu mbak mergo

rame”(W/Nw/21/11/2009). (Sayangnya padusan hanya dilaksanakna

setahun sekali, itu pun cuma satu dua hari saja, jadi tidak begitu kelihatan di ekonomi keluarga, tetapi paling tidak bisa mengurangi beban keluarga. Waktu padusan dagangan cepat laku karena ramai).

Ibu Nw menyayangkan kalau padusan hanya dilaksanakan sekitar 1-2 hari saja, itupun hanya setahun sekali. Pada hari-hari biasa atau pada waktu hari libur keuntungan yang di dapat biasa saja, sama dengan pedagang-pedagang pada umumnya. Hanya bedanya kalau pada waktu padusan dagangan ibu NW yang berupa makanan ringan dan aneka es cepat laku, sedangkan pada hari-hari biasa lumayan sepi sehingga dagangannya tidak cepat habis.

Dari pernyataan Bapak Dm pengelola obyek wisata pemandian Cokro, Pak Sy, Rz hampir sama dengan pernyataan ibu NW bahwa dengan adanya tradisi padusan tidak begitu terlihat menunjang kesejahteraan keluarga. Menurut Bapak Dm, tradisi padusan hanya dilaksanakan sekitar 1-2 hari setiap setahun sekali sehingga kurang begitu berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Lain halnya dengan adanya obyek pemandian umbul Cokro malah bisa

berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, yang kesehariannya

menggantungkan hidupnya dengan berjualan di pemandian umbul Cokro (W/Dm/17/11/2009). Pernyataan bapak Dm di dukung oleh pernyataan pak Sy bahwa pedagang yang berjualan pada saat padusan kebanyakan malah bersasal dari daerah luar sehingga kurang berpengaruh terhadap kesejahteraan perekonomian masyarakat (W/Sy/11/01/2010). Sedangkan pendapat Rz hampir menyerupai dengan apa yang diungkapkan oleh pak Sy bahwa pada saat padusan banyak pedagang dari luar daerah Cokro yang memanfaatkan situasi padusan untuk berjualan (W/Rz/21/11/2009).

commit to user

100

BAB V