• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 KEADAAN UMUM

2) Alat penangkapan ikan

Jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan di PPN Palabuhanratu pada n 2009 tahum antara lain payang, pancing ulur, jaring rampus, bagan apung,

trammel net, gillnet, rawai, pancing tonda dan tuna longline (Tabel 27). 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2005 2006 2007 2008 2009 Ju m lah ( u n it) Tahun PMT KM Jumlah kapal

Tabel 27 Jenis dan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2009

Alat tangkap Jumlah (unit) Persentase (%)

1. Pancing ulur 188 25,2 2. Jaring rampus 48 6,4 3. Payang 77 10,3 4. Dogol 25 3,4 5. Bagan 134 18,0 6. Pancing tonda 65 8,7 7. Gillnet 52 7,0 8. Tuna longline 157 21,0 Jumlah 746 100,0 Kisaran 25 – 188 6,4 - 25,2

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)

Keseluruhan alat penangkapan ikan tersebut berjumlah 746 unit. Alat penangkapan yang dominan di PPN Palabuhanratu tahun 2009 berdasarkan Tabel 28 dan Gambar 6 adalah pancing ulur 188 unit (25,2%) , tuna longline 157 unit (21,0%) dan bagan 134 unit (18,0%). Alat penangkapan ikan lainnya yang terdapat di PPN Palabuhanratu berjumlah di bawah 100 unit, alat tangkap tersebut adalah payang, jaring rampus, pancing tonda, dogol dan gillnet.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)

Gambar 6 Komposisi alat penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2009.

Pancing ulur 25% Jaring rampus 7% Payang 10% Dogol 3% Bagan 18% Pancing tonda 9% Gillnet 7% Tuna longline 21%

3) Nelayan

Nelayan yang ada di PPN Palabuhanratu meliputi nelayan penetap dan nelayan pendatang. Nelayan penetap merupakan nelayan yang berdomisili di wilayah Kecamatan Palabuhanratu, sedangkan nelayan pendatang merupakan nelayan yang berasal dari luar wilayah Kecamatan Palabuhanratu. Nelayan di PPN Palabuhanratu didominasi oleh nelayan penetap.

Berdasarkan status kepemilikan unit penangkapan ikannya, nelayan di PPN Palabuhanratu terdiri dari nelayan pemilik dan nelayan pekerja atau anak buah kapal (ABK). Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki modal berupa kapal dan alat tangkap, sedangkan ABK adalah nelayan yang tidak memiliki peranan dalam pembelian alat tangkap maupun kapal melainkan hanya bekerja dan berperan dalam kegiatan operasi penangkapan saja.

Berdasarkan waktu kerjanya, nelayan di PPN Palabuhanratu dikelompokkan menjadi nelayan penuh dan nelayan sambilan utama. Nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan, sedangkan nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan. Pekerjaan sambilan nelayan adalah bertani, beladang atau berkebun, tukang, buruh angkut dan lainnya. Nelayan di PPN Palabuhanratu didominasi oleh nelayan penuh, hal ini dibuktikan dengan kegiatan mereka yang hanya di rumah jika tidak pergi melaut. Berikut ini adalah jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2005 sampai 2009 :

Tabel 28 Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009

Nelayan Tahun Rata-rata

2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah (orang) 3.498 4.363 5.994 3.900 4.453 4441,60

Pertumbuhan (%) - 24,7 37,4 -34,9 14,2 10,34

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 28 diketahui bahwa nelayan di PPN Palabuhanratu pada tahun 2009 berjumlah 4.453 orang. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 14,2%. Hal tersebut sesuai dengan peningkatan jumlah armada penangkapan ikan yang beroperasi di PPN Palabuhanratu.

Sumber : PPN Palabuhanratu, 2010b (data diolah kembali)

Gambar 7 Grafik perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2000-2009.

Pertumbuhan rata-rata jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah 10,34%. Pertumbuhan tersebut terdiri dari peningkatan dan penurunan jumlah nelayan. Menurut Tabel 28 dan Gambar 7 diketahui bahwa jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 cenderung meningkat setiap tahunnya. Penurunan jumlah nelayan terjadi pada tahun 2008 sebesar 34,9% dan kembali meningkat pada tahun 2009. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah armada di PPN Palabuhanratu, dimana jumlah armada pada tahun 2008 menurun dan kembali meningkat pada tahun 2009 (Tabel 26 dan Gambar 5).

4.3.5 Daerah dan Musim Penangkapan Ikan 1) Daerah Penangkapan Ikan

Salah satu faktor penentu keberhasilan operasi penangkapan ikan adalah penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground). Metode yang digunakan oleh nelayan PPN Palabuhanratu dalam menentukan daerah penangkapan ikan (DPI) umumnya berpedoman pada tanda-tanda alam seperti air yang berbusa, burung yang terbang dekat permukaan air dan warna air yang lebih gelap. Penentuan DPI juga dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan pada trip-trip penangkapan ikan sebelumnya.

0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2005 2006 2007 2008 2009 Ju m lah ( o ran g ) Tahun

Berikut ini adalah DPI berdasarkan armada dan alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2010 :

Tabel 29 Daerah penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2010

Sumber: PPN Palabuhanratu, 2010b

Daerah penangkapan ikan yang menjadi tujuan nelayan PPN Palabuhanratu dalam operasi penangkapannya yaitu Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah, Binuangen, Cidaun, Ujung Kulon, Sumatera, Jawa Tengah dan Samudera

Jenis/ukuran kapal

Jenis alat

tangkap Daerah penangkapan ikan

1. Perahu Motor Tempel (PMT)

Payang Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah, Binuangeun

Pancing ulur Teluk Palabuhanratu Rampus Teluk Palabuhanratu

Trammel net Teluk Palabuhanratu

2. Kapal Motor (KM) < 10 GT

Purse seine Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng

Bagan Teluk Palabuhanratu

Gillnet Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon,

Samudera Hindia

Pancing ulur Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng Rawai Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng

Trammel net Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng Pancing tonda Samudra Hindia

Payang Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah, Binuangeun

3. Kapal Motor (KM) 11-20 GT

Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,

Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia Rawai Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,

Cidaun, Ujung Kulon 4. Kapal Motor

(KM) 21-30 GT

Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,

Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia Rawai Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,

Cidaun, Ujung Kulon Tuna longline Samudra Hindia

5. Kapal Motor (KM) > 30 GT

Gillnet Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,

Cidaun, Ujung Kulon, Samudera Hindia Rawai Sumatera, Jawa Tengah, Ujung Genteng,

Cidaun, Ujung Kulon Tuna longline Samudra Hindia

Hindia (Tabel 29). Namun terdapat beberapa DPI yang paling sering menjadi tujuan nelayan yaitu Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng dan Samudera Hindia.

Perahu motor tempel yang mengoperasikan alat tangkap payang, beroperasi di sekitar Perairan Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah dan Binuangeun, sedangkan alat tangkap pancing ulur, rampus dan trammel net beroperasi hanya di sekitar teluk Palabuhanratu. Kapal motor berukuran ≤ 10 GT memiliki DPI di sekitar Teluk Palabuhanratu, perairan selatan Jawa hingga ke Samudera Hindia. Kapal motor ukuran 11-30 GT dan > 30 GT beroperasi di DPI perairan Ujung Genteng, Cidaun, Ujung Kulon, perairan sekitar Sumatera dan Samudera Hindia. Keberagaman DPI bagi kapal-kapal perikanan di PPN Palabuhanratu dikarenakan perbedaan kemampuan mesin kapal, penyesuaian kapal terhadap kondisi alam dan alat tangkap yang dioperasikan.