• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan

5 KONDISI AKTUAL PENANGANAN DAN MUTU HASIL TANGKAPAN DI PPN PALABUHANRATU

3) Perbandingan hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan

Analisis hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan (Lampiran 17 dan 18) membandingkan hasil uji organoleptik suatu jenis hasil tangkapan baik mata, insang, konsistensi atau rata-rata ketiganya dengan hasil uji organoleptik jenis hasil tangkapan lainnya. Hipotesis yang digunakan dalam analisis ini adalah :

H0 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan antara jenis satu dan jenis lainnya tidak berbeda nyata

H1 = Nilai skala organoleptik hasil tangkapan antara jenis satu dan jenis lainnya berbeda nyata

Tabel 42 Analisis statistika (Kruskal Wallis test) perbandingan hasil uji organoleptik antar jenis hasil tangkapan yang diuji di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Tempat uji Mean Rank *)

Jenis sampel Asimp

sig**) Df Chi- square Hasil L T Tk C A M 93,01 232,50 71,65 204,85 0,000 3 224,17 BN I 83,46 234,50 84,74 199,30 0,000 3 219,78 BN Ko 77,30 228,50 81,33 214,87 0,000 3 263,91 BN R 89,43 237,50 66,39 208,69 0,000 3 240,63 BN B M 114,82 192,58 82,38 212,22 0,000 3 136,82 BN I 106,80 192,58 106,11 208,07 0,000 3 94,11 BN Ko 120,81 197,01 90,22 193,96 0,000 3 108,57 BN R 108,16 196,42 79,80 217,62 0,000 3 139,46 BN

Keterangan : *)mean rank = rata-rata peringkat nilai skala organoleptik; **)asymp sig = taraf signifikansi; df = kasus-1; chi-square taraf kesetaraan; A = di tempat pendaratan; B = di tempat pedagang pengecer; L = layur; T = tongkol; Tk = tuna-tuna kecil; C = cakalang; M = mata; I = insang; Ko = konsistensi; dan R = rata-rata

Berdasarkan Tabel 42 diketahui bahwa nilai asymp sig keseluruhan hasil tangkapan di tempat pendaratan berada dibawah 0,05 yang memiliki arti tolak H0. Hal tersebut mengartikan bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata diantara keempat hasil tangkapan tersebut baik pada mata, insang, konsistensi atau rata-rata ketiganya di tempat pendaratan. Hal yang sama seperti di tempat pendaratan terjadi pada hasil anaslisis di tempat pedagang pengecer, dimana secara keseluruhan nilai asypm sig hasil analisis berada di bawah 0,05. Hal tersebut juga memiliki arti yang sama, yaitu tolak H0 atau terdapat perbedaan nilai skala organoleptik yang nyata di antara keempat hasil tangkapan yang diuji.

Nilai mean rank hasil analisis keempat hasil tangkapan secara keseluruhan di tempat pendaratan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah tongkol, cakalang, layur dan tuna-tuna kecil. Sementara itu hasil analisis terhadap keempat hasil tangkapan tersebut di tempat pedagang pengecer menghasilkan nilai mean rank secara keseluruhan dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah cakalang,

tongkol, layur dan tuna-tuna kecil. Hal tersebut mengartikan bahwa nilai skala organoleptik atau mutu hasil hangkapan di tempat pendaratan dari yang terbesar adalah tongkol, cakalang, layur dan tuna-tuna kecil, sedangkan nilai skala organoleptik atau mutu hasil hangkapan di tempat pedagang pengecer dari yang terbesar adalah cakalang, tongkol, layur dan tuna-tuna kecil.

Secara tidak langsung penjelasan di atas memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan mean rank atau rata-rata peringkat nilai skala organoleptik hasil tangkapan diantara di tempat pendaratan dengan di tempat pedagang pengecer. Peringkat mean rank nilai organoletik hasil tangkapan cakalang meningkat dari peringkat dua di tempat pendaratan menjadi peringkat satu di tempat pedagang pengecer. Mean rank layur dan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer meningkat dibandingkan di tempat pendaratan. Hal sebaliknya terjadi pada hasil tangkapan tongkol yang mengalami penurunan mean rank dari tempat pendaratan dibandingkan dengan di tempat pedagang pengecer.

Hal di atas memiliki arti rata-rata peringkat mutu layur, cakalang dan tuna- tuna kecil di tempat pendagang pengecer lebih besar dibandingkan dengan di tempat pendaratan. Maka dapat disimpulkan bahwa penanganan yang dilakukan terhadap layur, cakalang dan tuna-tuna kecil lebih mampu mempertahankan mutu hasil tangkapannya tersebut dibandingkan penanganan terhadap hasil tangkapan tongkol. Walapun penanganan hasil tangkapan layur dan tuna-tuna kecil lebih mampu mempertahankan mutu hasil tangkapannya, namun mean rank tongkol lebih besar di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer dibandingkan layur. Hal ini mengartikan bahwa mutu hasil tangkapan tongkol lebih tinggi daripada layur dan tuna-tuna kecil, sehingga yang perlu ditingkatkan dari penanganan tongkol adalah penanganan yang dilakukan di tempat pedagang pengumpul dan di tempat pedagang pengecer.

Hasil beda nyata di atas ditunjang oleh hasil perhitung kesemua kategori di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer yang menghasilkan nilai

chi-square hitung yang lebih besar dari pada nilai chi-square tabel. Dimana chi- square tabel untuk data yang memiliki taraf signifikansi 0,5% dan df 3 adalah 7,814. Nilai chi-square hitung berdasarkan Tabel di atas berada antara 94,11 sampai dengan 263,91.

Perbaikan yang dapat dilakukan pedagang pengumpul adalah tidak lagi menggunakan air kolam pelabuhan dalam penempatan sementara hasil tangkapan, sedangkan oleh pedagang pengecer adalah tidak lagi menempatkan hasil tangkapan tanpa es dan pemberian air kolam pelabuhan. Dari semua penjelasan diketahui bahwa perlu diadakan peninjauan kembali terhadap penanganan layur dan tuna-tuna kecil di atas kapal. Hal ini dikarenakan secara keseluruhan nilai

mean rank hasil tangkapan layur dan tuna-tuna kecil lebih rendah dibandingkan tongkol dan cakalang. Perbaikan penanganan tuna-tuna kecil dapat dilakukan terlihat pada sub bab 5.1 sampai dengan 5.3.

Hasil pengujian dengan statistika Kruskal Waliis test di atas belum menjelaskan perbandingan antara masing-masing jenis hasil tangkapan. Maka perlu dilakukan uji lanjutan terhadap hasil tersebut. Berdasarkan rumus pada sub bab 3.4 dan perhitungan pada Lampiran 20 sampai dengan 26 didapatkan hasil analisis perbandingan nilai skala organoleptik antar jenis hasil tangkapan seperti pada Tabel 43 sampai dengan Tabel 46 berikut ini :

Tabel 43 Uji lanjutan nilai skala organoleptik antar jenis di tempat pendaratan dan di tempat pedagang pengecer PPN Palabuhanratu tahun 2010

Kategori Jenis ikan

Di tempat pendaratan Di tempat pedagang pengecer

L T Tk C L T Tk C Mata L - - T BN - BN - Tk BN BN - BN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Insang L - - T BN - BN - Tk TBN BN - TBN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Konsistensi L - - T BN - BN - Tk TBN BN - BN BN - C BN BN BN - BN BN BN - Rata-rata L - - T BN - BN - Tk BN BN - BN BN - C BN BN BN - BN BN BN -

Keterangan : L = layur; T = tongkol; Tk = tuna-tuna kecil; C = cakalang; BN = beda nyata atau tolak H0; TBN = tidak beda nyata atau terima H0

Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa secara keseluruhan hasil perbandingan nilai skala organoleptik mata antara satu jenis hasil tangkapan dengan jenis hasil tangkapan lainnya di tempat pendaraan berbeda nyata atau tolak H0. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai skala organoleptik mata atau mutu mata hasil tangkapan layur di tempat pendaratan berbeda dengan nilai skala organoleptik mata atau mutu mata hasil tangkapan tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang. Nilai skala organoleptik tongkol juga berbeda terhadap tuna-tuna kecil dan cakalang, serta terdapat perbedaan nilai skala organoleptik mata yang nyata diantara tuna-tuna kecil dan cakalang

Hasil yang sama terjadi pada analisis perbandingan nilai skala organoleptik mata antara satu jenis hasil tangkapan dengan jenis hasil tangkapan lainnya di tempat pedagang pengecer. Semua hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan nilai skala organoleptik mata yang nyata diantara layur, tongkol, tua-tuna kecil dan cakalang di tempat pedagang pengecer.

Hasil perbandingan nilai skala organoleptik insang antara layur dengan tongkol dan cakalang di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer berbeda nyata atau tolak H0, yang berarti terdapat perbedaan nilai skala organoleptik insang atau mutu insang yang nyata diantara layur, tongkol dan cakalang di kedua tempat tersebut. Selain itu Tabel tersebut juga memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik insang yang nyata diantara tongkol dan tuna-tuna kecil, tongkol dan cakalang, serta tuna-tuna kecil dan cakalang di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer.

Perbandingan nilai skala organoleptik yang tidak berbeda nyata adalah nilai skala organoleptik insang layur dengan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan maupun di tempat pedagang pengecer. Berarti insang layur dan tuna-tuna kecil memiliki nilai skala organoleptik atau mutu yang hampir sama.

Berdasarkan Tabel 43 juga diketahui bahwa hasil perbandingan nilai skala organoleptik konsistensi antara layur dengan tongkol dan cakalang di tempat pendaratan berbeda nyata atau tolak H0, yang berarti terdapat perbedaan nilai skala organoleptik konsistensi atau mutu daging yang nyata diantara layur, tongkol dan cakalang di tempat pendaratan. Selain itu Tabel tersebut juga memberikan informasi bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik insang

yang nyata diantara tongkol dan tuna-tuna kecil, tongkol dan cakalang, serta tuna- tuna kecil dan cakalang di tempat pendaratan.

Perbandingan nilai skala organoleptik yang tidak berbeda nyata adalah nilai skala organoleptik konsistensi layur dengan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan. Hal tersebut memiliki arti konsistensi layur dan tuna-tuna kecil memiliki nilai skala organoleptik atau mutu yang hampir sama. Secara keseluruhan hasil perbandingan nilai skala organoleptik konsistensi antara layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang di tempat pedagang pengecer berbeda nyata atau tolak H0. Hal ini berarti terdapat perbedaan nilai skala organoleptik konsistensi atau mutu daging yang nyata diantara layur, tongkol, tuna-tuna kecil dan cakalang di tempat pedagang pengecer.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa nilai skala organoleptik konsistensi antara layur dan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan tidak berbeda nyata, namun di tempat pedagang pengecer nilai skala organoleptik konsistensi kedua hasil tangkapan tersebut menjadi berbeda nyata. Hal ini sesuai dengan Tabel 42, dimana mean rank layur dan tuna-tuna kecil di tempat pendaratan adalah 77,30 dan 81,33 sementara mean rank layur dan tuna-tuna kecil di tempat pedagang pengecer adalah 120,81 dan 90,22.

Secara keseluruhan hasil perbandingan nilai skala organoleptik rata-rata antara satu jenis hasil tangkapan dengan jenis hasil tangkapan lainnya berbeda nyata atau tolak H0. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan nilai skala organoleptik rata-rata atau mutu yang nyata diantara layur, tongkol, cakalang dan tuna-tuna kecil.

6 KONDISI AKTUAL PENDISTRIBUSIAN HASIL