• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 KONDISI AKTUAL PENANGANAN DAN MUTU HASIL TANGKAPAN DI PPN PALABUHANRATU

1) Penanganan tuna

Hasil tangkapan tuna yang sampai ke tempat perusahaan pengumpul tuna di PPN Palabuhanratu umumnya adalah ikan tuna hasil tangkapan alat tangkap pancing rumpon. Hal ini dikarenakan tuna hasil tangkapan alat tangkap tuna

longline ditangani oleh perusahaan pengumpul tuna di tempat pendaratan seperti yang telah dikemukakan pada sub bab 5.1 butir 1b. Ikan tuna hasil tangkapan alat tangkap tuna longline tersebut setelah ditangani langsung dimasukkan ke mobil bak tertutup untuk diangkut (didistribusikan) menuju Muara Baru dan Muara Angke di Jakarta sebelum diekspor ke luar negeri.

Penanganan yang dilakukan terhadap tuna hasil tangkapan pancing rumpon oleh perusahaan pengumpul tuna adalah penggantian es curah pada rongga kepala dan perut ikan, grading (pengelompokan ikan berdasarkan ukuran dan mutu) dan pemakaian terpal. Penggantian es curah dilakukan dengan mengeluarkan es dari rongga kepala dan perut ikan tuna yang kemudian diisi kembali dengan es curah yang baru dengan tujuan mempertahankan suhu dan mutu hasil tangkapan.

Grading dilakukan berdasarkan ukuran dan mutu hasil tangkapan. Hasil tangkapan yang mutunya memenuhi syarat ekspor (ukuran minimal 30 kg; mata cerah dan jernih; daging merah cemerlang; daging padat dan elastis; tidak berbau) langsung dimasukkan oleh perusahaan pengumpul tuna ke dalam mobil bak tertutup untuk diangkut menuju Jakarta, sementara hasil tangkapan yang mutunya tidak memenuhi syarat ekspor dimasukkan ke dalam coldstorage menunggu jumlah yang cukup untuk didistribusikan dengan tujuan daerah lain di luar PPN Palabuhanratu.

Pemakaian terpal sebagai alas pada saat penanganan bertujuan agar ikan tuna dan es curah tidak bersentuhan langsung dengan lantai yang kotor dan banyak bakteri yang dapat mempercepat kemunduran mutu ikan. Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa alat bantu dan bahan yang digunakan oleh perusahaan pengumpul tuna dalam penanganan hasil tangkapan tuna tersebut adalah coldstorage, terpal dan es curah.

2) Penanganan tuna-tuna kecil

Penanganan yang dilakukan terhadap hasil tangkapan tuna-tuna kecil oleh perusahaan pengumpul tuna adalah penggantian es pada rongga kepala dan perut untuk hasil tangkapan tuna longline, sedangkan untuk hasil tangkapan pancing rumpon insang dan isi perut dibuang dan diganti dengan es curah yang bertujuan untuk mempertahankan suhu dan mutu hasil tangkapan. Kemudian hasil tangkapan dimasukkan ke dalam coldstorage menunggu jumlah yang cukup untuk didistribusikan dengan tujuan lokal atau daerah lain di luar PPN Palabuhanratu. Alat yang digunakan oleh perusahaan pengumpul ikan tuna dalam penanganan tuna-tuna kecil berdasarkan uraian di atas adalah coldstorage dan bahan yang digunakan dalam penanganan tersebut adalah es curah.

3) Penanganan cakalang

Hasil tangkapan cakalang di pedagang pengumpul pribadi berasal dari nelayan gillnet, longline, payang dan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu. Hasil tangkapan tersebut kemudian mendapatkan penanganan dari pedagang pengumpul sebagai berikut :

(1) Ikan cakalang ditempatkan sementara di dalam kotak plastik dengan diberi es dan air laut. Ikan dan es disusun berlapis dengan urutan es-ikan-es-ikan-es sampai kotak plastik penuh, lalu diberi air laut yang diambil dari kolam pelabuhan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan mutu ikan cakalang dalam menunggu ikan cakalang hasil tangkapan kapal lainnya

(2) Setelah dirasa tidak ada lagi hasil tangkapan cakalang yang akan didaratkan, ikan cakalang ditempatkan ulang ke dalam blong (rata-rata 95 kg ikan per blong) dengan susunan es-ikan-es-ikan-es tanpa diberi air laut.

(3) Blong dinaikkan ke atas mobil pick up (1 mobil dapat memuat 18 blong) untuk didistribusikan ke Muara baru, Pasar baru dan Muara Angke. Mobil

pick up tersebut ditutupi dengan terpal untuk menjaga blong berisi ikan cakalang dari sinar matahari langsung.

Dilihat dari penjelasan di atas diketahui bahwa alat bantu yang digunakan oleh pedagang pengumpul dalam penanganan hasil tangkapan cakalang adalah kotak plastik, blong dan terpal untuk menutupi mobil pick up. Sementara bahan yang digunakan yaitu es bongkahan yang berasal dari es balok yang dipecah kecil- kecil dan air laut yang diambil dari kolam pelabuhan.

4) Penanganan tongkol

Ikan tongkol yang dibeli oleh pedagang pengumpul akan mengalami penanganan setelah gerobak yang mengangkut blong-blong yang berisi hasil tangkapan tongkol sampai di tempat pedagang pengumpul. Penanganan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul terhadap hasil tangkapan tongkol adalah sebagai berikut :

(1) Ikan tongkol ditempatkan sementara di dalam kotak plastik bersama es curah dan air laut (Gambar 12). Penyusunan ikan dan es di dalam kotak plastik adalah secara berlapis dengan susunan es-ikan-es-ikan-es sampai kotak plastik

tersebut penuh. Tahap berikutnya adalah pemberian air laut yang diambil dari kolam pelabuhan ke dalam kotak plastik. Penempatan ikan, es curah dan air laut di dalam kotak plastik dilakukan untuk mempertahankan mutu hasil tangkapan tongkol dalam menunggu hasil tangkapan tongkol kapal lainnya.

a.Pemberian es b.Pemberian air laut

Gambar 12 Penempatan sementara ikan tongkol oleh pedagang pengumpul di PPN Palabuhanratu tahun 2010.

(2) Setelah dirasa ikan tongkol cukup atau tidak ada lagi hasil tangkapan tongkol yang akan didaratkan, ikan tongkol ditempatkan ulang ke dalam blong dengan susunan es-ikan-es-ikan-es dan seterusnya tanpa diberi air laut.

Setelah semua hasil tangkapan tongkol selesai ditempatkan ulang ke dalam blong, maka blong yang berisi hasil tangkapan tongkol dinaikkan ke atas mobil

pick up untuk didistribusikan ke Muara baru, Pasar baru dan Muara angke. Mobil

pick up tersebut ditutupi dengan terpal untuk menjaga blong berisi hasil tangkapan dari sinar matahari. Alat bantu yang digunakan adalah kotak plastik, blong dan terpal, sementara bahan yang digunakan yaitu es bongkahan yang berasal dari es balok yang telah dipecah kecil dan air laut yang diambil dari kolam pelabuhan.

5) Penanganan layur

Pedagang pengumpul hasil tangkapan layur di PPN Palabuhanratu ada dua jenis yaitu pedagang pengumpul dan perusahaan pengumpul layur yaitu PT Agro Global Bisnis (AGB). Walaupun terdapat dua jenis pengumpul di PPN Palabuhanratu, tidak menyebabkan adanya persaingan diantara kedua pengumpul tersebut. Hal tersebut dikarenakan pedagang pengumpul bertugas mengumpulkan

hasil tangkapan layur dari nelayan, dimana hasil tangkapan layur grade A dan B (sesuai dengan standar PT ABG) yang dikumpulkannya dijual kepada PT AGB. Sementara hasil tangkapan layur yang tidak masuk kriteria kedua grade tersebut dijual oleh pedagang pengumpul kepada pengecer lokal maupun di daerah lain di luar PPN Palabuhanratu.

a) Pedagang pengumpul

Penanganan hasil tangkapan layur yang dilakukan di tempat pedagang pengumpul layur adalah grading berdasarkan ukuran dan mutu layur, penempatan layur ke dalam wadah dan pemberian es curah. Grading dilakukan untuk memisahkan hasil tangkapan layur yang memenuhi syarat dari PT AGB dengan yang tidak memenuhi syarat dari PT AGB. Hasil tangkapan layur dengan mutu dan ukuran yang sama dimasukkan ke dalam styrofoam yang sama lalu berisi es curah dengan tujuan mempertahankan mutu hasil tangkapan layur.

b) PT Agro Global Bisnis

Perusahaan Agro Global Bisnis merupakan perusahaan perseorangan yang menjual jasa pengumpulan, penanganan dan pendistribusian ikan layur ke luar negeri (ekspor). Negara tujuan ekspor PT AGB adalah negara Korea Selatan, karena pemilik PT AGB adalah orang Korea Selatan yang menanamkan investasinya di Indonesia sehingga melihat, memahami dan menguasai potensi pemasaran ikan layur di Korea Selatan.

Pasokan ikan layur didapatkan oleh PT AGB dari seluruh pedagang pengumpul di PPN Palabuhanratu. Setiap pedagang pengumpul biasanya telah mengetahui persyaratan ukuran (minimal 30 cm), suhu (kurang dari 5ºC ) dan kualitas ikan (tidak boleh lecet dan tidak boleh pecah perut) yang ditetapkan oleh PT AGB. Pedagang pengumpul pribadi dapat menjual ikan layur setiap hari kepada PT AGB mulai dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 14.00. Pada saat ikan layur sampai di PT AGB, ikan layur akan diuji kelayakannya melalui pengujian ukuran dan suhu ikan serta pengecekan kualitas ikan. Setelah semua pengujian dilakukan baru kemudian dapat dipastikan ikan layur tersebut diterima atau tidak oleh PT AGB.

Ikan layur yang diterima oleh PT AGB dimasukkan ke bagian penanganan untuk ditangani dengan urutan tahapan seperti pada Gambar 13 berikut ini :

Gambar 13 Tahapan penanganan ikan layur di PT AGB tahun 2010.

Perusahaan Agro Global Bisnis sangat memperhatikan kualitas ikan layur yang didistribusikannya, maka setiap pekerja diharuskan memakai sepatu bot, sarung tangan, celemek dan mencuci tangan sebelum bekerja. Alat bantu yang digunakan dalam penanganan ikan layur oleh PT AGB adalah keranjang, timbangan, kotak baja ringan, freezer, coldstorage, kotak kardus dan mobil bak tertutup. Bahan yang digunakan yaitu air dingin dengan suhu dibawah 5ºC.

Grading menurut ukuran dan mutu, ikan layur dengan ukuran dan mutu yang sama dimasukkan ke dalam keranjang plastik yang sama

Pencucian ikan layur dengan air bersuhu rendah

Ikan layur disusun ke dalam kotak baja ringan lalu diberi label berisi keterangan ukuran, berat dan mutu

Kotak baja ringan yang berisi ikan layur dimasukkan ke dalam freezer lebih kurang 24 jam

Setelah 24 jam ikan layur dikeluarkan, lalu dicuci kembali dengan air bersuhu rendah untuk membersihkan darah yang masih tertinggal

Ikan layur disusun kedalam kotak kardus, lalu diberi label berisi keterangan ukuran, berat dan mutu

Kotak kardus yang berisi ikan layur dimasukkan ke dalam coldstorage milik perusahaan lebih kurang 24 jam atau sampai jumlahnya mencukupi 1 mobil box

Kotak kardus dipindahkan dari dalam coldstorage ke mobil bak tertutup yang memiliki pengatur suhu, untuk dibawa ke Jakarta dengan tujuan ekspor

6) Penanganan ikan kecil lainnya (tembang, layang, selar dan lainnya)