• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ALGORITMA DALAM AL-QUR’AN

A. Algoritma Runtutan Dalam Al-Qur’an

2. Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi

Ilmu Allah sangat luas dan di luar jangkauan ilmu yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya, bahkan tinta seluas lautan pun tidak cukup untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah.24 Maka dari itu tidak mengherankan jikalau Al-Qur’an yang merupakan kalâmullâh juga yang di dalamnya mengandung banyak isyarat-isyarat yang memacu umat manusia untuk senantiasa berfikir. Perihal proses awal mula jagat raya

23 Ahmad Husnul Hakim, Kaidah Tafsir Berbasis Terapan, Depok: Lingkar Studi Al-Qur`an, 2019, hal. 35

24 Baca QS. Alkahfi/18:109

29

banyak diungkapkan kalam Kitab-kitab Suci agama-agama samawi termasuk Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, penjelasan tentang sangat beragam dan tersebar pada beberapa surah.25 Salah satu contoh berkaitan tentang

Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

(QS. An-Nâzi’ât /79:27-33 )

Dari rangkaian ayat di atas maka fase penciptaan alam semesta bisa dan terbagi menjadi enam fase yaitu;

Fase Pertama (

اَهاَنَ ب ُءاَمَّسلا ِمَأ اًقْلَخ ُّدَشَأ ْمُتْ نَأَأ

), mengungkapkan pembentukan alam semesta, besarnya kejadian yang terjadi saat awal pembentukan alam semesta tergambar dalam ungkapan “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit?”. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh para ilmuan ditemukan bahwa lebih dari 13 miliar tahun lalu terjadi suatu ledakan besar yang menjadi awal mula terciptanya ruang dan waktu. Seluruh alam semesta turut serta dalam ledakan tersebut, semuanya mengembang serentak dalam sekejab sehingga tidak ada satu titik pun di alam semesta yang bisa dianggap sebagai pusat ledakan.26

Fase Kedua (

اَهاَّوَسَف اَهَكَْسَ َعَفَر

), mengungkapkan tentang pengembangan alam semesta. Setelah awal mula penciptaan pada fase pertama, alam semesta terus berkembang. Semua benda langit tidak tercipta tiba-tiba sekaligus jadi, akan tetapi tercipta melalui proses evolutif sekian lama.

Misalnya seperti proses hancur dan terbentunya suatu bintang yang

25 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Al-Qur`an, 2010, hal.4

26 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.22

30

kemudian dari serpihan bintang tua tersebut memperkuat kandungan awan antar bintang. Alam semesta senantiasa “menyempurnakan” diri setelah penciptaan bumi, tidak hanya sekali jadi lalu berhenti berproses.27

Fase Ketiga (

اَهاَحُض َجَرْخَأَو اَهَلْ يَل َشَطْغَأَو

), mengungkapkan tentang pembentukan tata surya termasuk matahari, bumi, planet-planet lainnya.

Menurut penelitian, tata surya terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu dari awan antar bintang raksasa yang disebut pada fase sebelumnya. Awan antar bintang tersebut kemudian berotasi dan memadat pada suatu sumbu yang kemudian bagian intinya menjadi matahari. Debu-debu yang tersibak di sekitar matahari juga kemudian memadat dan berproses membentuk planet-planet. Terbentuknya matahari sebagai sumber energi dan cahaya serta adanya planet-planet di sekitarnya yang berotasi kemudian membentuk suatu fenomena yang dikenal sebagai siang dan malam.28

Fase Keempat(

اَهاَحَد َكِلَذ َدْعَ ب َضْرَْلْاَو

), mengungkapkan tentang proses evolutif bumi. Bentuk benua di permukaan bumi tidak tetap bahkan banyak yang berubah dibandingkan ketika baru terbentuk, disebutkan bahwa bumi pernah bertubrukan dengan benda langit lain yang massanya hampir sebesar planet mars, tumbukan ini kemudian menyebabkan terbentuknya bulan dari lontaran batuan bumi ke angkasa. Kulit bumi tersisa kemudian bergeser yang kemudian disebut dengan pergeseran lempeng. Lempengan ini juga membagi daratan menjadi beberapa benua dan terbentuknya dataran tinggi seperti pegununan ataupun lembah-lembah di bawahnya.29

Fase Kelima(

اَهاَعْرَمَو اَهَءاَم اَهْ نِم َجَرْخَأ

), mengungkapkan tentang penyiapan kehidupan di bumi. Unsur pertama agar bisa berlangsung kehidupan adalah air. Berdasar fosil tertua yang pernah ditemukan, kehidupan diperkirakan bermula dari laut pada sekitar 3,5 milliar tahun lalu yang dimulai dengan adanya makhluk bersel tunggal dan tumbuhan. Atmosfer mulai terisi oleh oksigen mulai sekitar 2 milliar tahun lalu dari hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis.30

Fase Keenam(

ْمُكِماَعْ نَِلَْو ْمُكَل اًعاَتَم اَهاَسْرَأ َلاَبِْلْاَو

), setelah adanya prasyarat

27 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.26

28 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.30

29 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Al-Qur`an, 2010, hal.32-42

30 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.42-43

31

utama kehidupan yaitu air dan oksigen. Proses evolusi kehidupan di alam ini mulai terjadi. Berawal dari jenis bakteri yang hidup di air, kemudian ganggang hijau melahirkan generasi tumbuhan di darat. Kemudian muncul generasi ikan disusul generasi hewan berkaki empat, reptil dan reptil.

Kemudian lahir generasi burung yang kemudian disusul keluarga dinosaurus dan yang terakhir munculnya mamalia dan primata.31

Ketika pada ayat sebelumnya Algoritma yang terbentuk ada di dalam satu ayat. Pada proses penciptaan langit dan bumi ini Algoritma terbentuk dari ikatan ayat-ayat yang ada dalam satu surah.

Tabel III.3, Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi

Algoritma flowchart

01 Mulai

02 Penciptaan awal alam semesta 03 Pengembangan struktur alam 04 Penciptaan Matahari serta siang dan malam

05 Penciptaan air dan tumbuhan 06 Pembentukan gunung-gunung 07 Selesai

31 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.44

32 3. Algoritma Pengharaman Khamr

Asal dari kata Khamr berarti tutup. Minum-minuman yang memabukkan disebut dengan khamr karena memiliki pengaruh negatif yaitu dapat menutup akal pikiran.32 Pada saat ini, perilaku meminum khamr sudah dilarang oleh Islam bahkan sudah termasuk ke dalam golongan dosa besar. Namun Al-Qur’an tidak serta merta saja mengharamkan khamr, pengharaman minuman ini ditetapkan secara bertahap.

Pertama, khamr mulai diklasifikasikan sebagai sesuatu yang kurang baik:

ِباَنْعَْلْاَو ِليِخَّنلا ِتاَرََثَ ْنِمَو َنوُلِقْعَ ي ٍمْوَقِل ًةَي َلَ َكِلَذ ِفِ َّنِإ اًنَسَح اًقْزِرَو اًرَكَس ُهْنِم َنوُذِخَّتَ ت

۝

Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl/ 16:67)

Meskipun ayat ini belum menjelaskan hukum meminum khamr secara gamblang, namun pada ayat ini sudah mulai menekankan perbedaan antara minuman yang memabukkan dengan yang tidak memabukkan yakni melalui pemisahan kata

اًرَكَس

dan

اًنَسَح اًقْزِر

dengan menggunakan kata

و

,

yang mana kata

و

berfungsi untuk menggabungkan dua hal yang berbeda.

Ini berarti kalau satunya dinyatakan baik tentu yang dipisahkan dengan kata

و

merupakan sesuatu yang tidak baik.33

Kedua, Al-Qur’an menjelaskan bahwa di dalam khamr terdapat kebaikan dan keburukan. Namun, keburukan yang bisa ditumbulkan dari aktivitas meminum khamr lebih banyak dari kebaikan yang bisa didapat darinya:

ْفَ ن ْنِم َُبَْكَأ اَمُهُْثَِإَو ِساَّنلِل ُعِفاَنَمَو ٌيِبَك ٌْثِْإ اَمِهيِف ْلُق ِرِسْيَمْلاَو ِرْمَْلْا ِنَع َكَنوُلَأْسَي ْسَيَو اَمِهِع

َكَنوُلَأ

32 Shalahuddin et. al., Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosakata , Jakarta : lentera Hati, 2007.

33 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲ : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, 2009, Vol. 6 , hal. 642.

33

َنوُرَّكَفَ تَ ت ْمُكَّلَعَل ِتَيَ ْلَا ُمُكَل َُّللَّا ُِِيَبُ ي َكِلَذَك َوْفَعْلا ِلُق َنوُقِفْنُ ي اَذاَم ۝

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:

"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS. Al-Baqarah/2:219)

Seseorang yang meminum khamr dapat merasakan kenikmatan seperti hangatnya tubuh ketika meminumnya, selain itu dari segi materi penjualan khamr bisa menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan. Namun segala kebaikan itu tentu tidak sebanding dengan keburukan yang bisa ditimbulkannya. Efek mabuk bisa timbul ketika terlalu banyak meminum khamr bisa menghilangkan kesadaran peminumnya dan membuatnya berpotensi melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri seperti meninggalkan salat hingga merugikan orang lain seperti perkelahian.34 Selain itu bahaya yang ditimbulkan dari khamr ini juga merusak keseimbangan metabolisme dalam tubuh karena alkohol yang terkandung di dalam khamr bisa mengganggu peredaran darah sehingga ketika organ-organ tubuh dipompa darah yang di dalamnya terdapat campuran khamr, organ-organ tersebut tidak akan bisa bekerja secara maksimal.35

Ketiga, Al-Qur’an mulai melarang meminum khamr pada waktu-waktu hendak masuk waktu-waktu salat.

َنوُلوُقَ ت اَم اوُمَلْعَ ت َّتََّح ىَراَكُس ْمُتْ نَأَو َة َلََّصلا اوُبَرْقَ ت َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

...

۝

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,... (QS. Annisâ/4:43)

Salah satu dari sebab turunnya ayat ini adalah terjadinya peristiwa dimana adanya sahabat yang karena mabuk hingga tidak sadar apa yang sedang diucapkannya ketika salat sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali yaitu:

ْمَلْا َنِم َنَّاَقَسَو َنَّاَعَدَف اًماَعَط ٍفْوَع ُنْب ِنَْحَّْرلا ُدْبَع اَنَل َعَنَص :َلاَق ، ٍبِلاَط ِبَِأ ِنْب ِِيِلَع ْنَع ،ِر

34 Muhammad Sulaiman Abdullah Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, Qatar: Wazarah al-Awqâf wa asy-Syuûn al-Islamiyyah, 2007, hal.34.

35 Lihat video dari Neuron, “Bagaimana Alkohol Mempengaruhi Tubuh Kita?,”

dalam https://www.youtube.com/watch?v=gYwvMnbfjFA. Diakses pada 31 Oktober 2019.

34

Dari Ali ibn Abi Thalib, ia berkata: ‘Abdurrahman ibn ‘Auf membuat makanan untuk kami, lalu mengundang kami dan menuangkan minuman khamr untuk kami, kemudian sebagian dari kami mulai mabuk dan waktu salat pun tiba. Maka mereka mempersilahkan seseorang menjadi imam, sehingga terdengar bacaannya “Katakanlah: ‘Wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kami menyembah apa yang kamu sembah.” Maka Allah menurunkan ayat: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,”

Setelah sebelumnya Allah menegaskan sisi negatif khamr lebih besar dari sisi positifnya, perbuatan meminum khamr mulai dilarang pada kondisi ketika ingin melaksanakan salat, karena ketika seseorang mabuk ia tidak mengerti apa yang ia ucapkan, maka setelah efek mabuk tersebut hilang dan sudah sinkron antara kesadaran dengan ucapan barulah ia boleh melaksanakan salat.37 Ayat ini juga memberikan isyarat agar sepatutnya ketika hendak beribadah seorang manusia menghilangkan segala hal yang dapat mengalihkan pikiran.

Keempat, Al-Qur’an mengharamkan khamr secara mutlak dalam situasi dan kondisi apapun.

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari

36 Muhammad ibn Isa at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi. Beirut: Dar al-Gharb al Islamiy, Hadis No. 3026, Jilid. 5, hal. 88

37 Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, 2007, hal.85.

35

mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Mâidah/5:90-91)

Rangkaian ayat ini menjadi tahap akhir dari proses pengharaman khamr. Ayat ini turun setelah Sa’ad ibn Abî Waqqâsh yang meminum khamr bersama kaum Anshâr, kemudian seseorang dari kaum Anshâr itu memukul hidung Sa’ad dengan kulit kepala unta, sampai Nabi kemudian datang dan Allah menurunkan ayat pengharaman khamr.38 Sebelumnya telah disebutkan bahwa meminum khamr berpotensi menyebabkan mabuk yang bisa menghilangkan kesadaran dan merusak akal pikiran, meminum khamr juga tidak hanya merugikan orang yang meminumnya namun juga orang-orang yang ada di sekelilingnya. Seseorang yang sedang dalam kondisi mabuk berpotensi melakukan keburukan-keburukan yang lain seperti tindak kekerasan dan hilangnya kasih sayang karena lemahnya kesadaran mereka ketika sedang mabuk. Oleh karena itulah, Allah menekankan pengharaman khamr dengan menyandingkannya dengan penghambaan terhadap berhala yaitu sebagai perbuatan setan yang harus dihindari, sehingga tidak ada lagi alasan untuk membenarkan kegiatan meminum khamr.39

Ayat-ayat di atas memang jika dilihat dari susunan ayat dan surah tidak berurutan. Namun dari ayat-ayat di atas terdapat suatu variabel yang menghubungkan ayat-ayat tersebut yakni khamr. Meminum khamr ynag pada awalnya bukan merupakan hal yang dilarang kemudian menjadi sesuatu yang diharamkan. Proses diatas bisa saja dinamakan sebagai algoritma pengharaman khamr dan digambarkan dengan struktur runtutan sebagai berikut:

Tabel III.4, Algoritma Pengharaman Khamr.

Algoritma flowchart

38 Lihat Muhammad ibn Isma’il Bukhari, Adab Mufrad, Beirut: Dar al-Basyâir al-Islâmiyyah, 1989, Hadis No. 24, hal. 22

39 Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, hal.122.

36 01 Mulai

02 Khamr = Halal

03 Khamr -> Memabukkan

04 Kebaikan khamr < Keburukan khamr 05 Meminum Khamr = Perbuatan Setan 06 Khamr = Haram

07 Selesai

Variabel yang disorot dalam rangkaian ayat di atas adalah khamr.

Ketika pada awal turunnya Islam meminum khamr yang saat itu sudah menjadi budaya dalam masyarakat Islam belum diharamkan sehingga nilai awal dari variabel khamr adalah ‘halal’. Kemudian Al-Qur’an menyebutkan bahwa dari anggur dan kurma bisa dibuat menjadi sesuatu yang baik atau yang memabukkan (khamr), dari ayat ini secara tidak langsung mulai memberikan informasi bahwa khamr merupakan sesuatu yang tidak baik namun masih belum ada perubahan status kehalalannya.

Kemudian pada surah Al-Baqarah dijelaskan bahwa sisi negatifnya lebih banyak dari sisi positifnya, dari sini memang masih belum diharamkan tetapi umat Islam secara tidak langsung sudah mulai diminta untuk meninggalkannya namun masih ada yang berkata “Izinkanlah kami mengambil manfaat sebagaimana yang telah Allah sebutkan dalam ayat”.

Pada surah Annisa lah mulai diberikan status ‘haram’ walaupun belum sepenuhnya karena hanya pada waktu-waktu ketika hendak salat sehingga masih ada yang berkata: “Kami tidak akan meminumnya berdekatan dengan waktu salat” hingga pada surat Al-Mâidah ayat 90 dan 91 lah khamr secara mutlak diharamkan oleh Allah40 sehingga nilai akhir variabel khamr adalah haram dan itu terus berlaku sampai sekarang.

B. Algoritma Percabangan Dalam Al-Qur’an

40 Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, hal.122.

37

Struktur algoritma kedua yang dibahas pada tulisan ini adalah Algoritma Percabangan, sebagai kitab yang memuat petunjuk-petunjuk.

Al-Qur’an memuat banyak sekali ayat-ayat yang bisa ditemukan struktur percabangan di dalamnya khususnya pada ayat-ayat yang berkaitan dengan amal manusia41. Berikut contoh-contoh perulangan yang bisa ditemukan dalam Al-Qur’an:

1. If-Then

Tipe percabangan ini hanya memiliki satu kondisi yang mana jika kondisi terpenuhi maka proses akan dijalankan jika tidak maka tidak ada proses yang diberikan.42 Bentuk umum percabangan if-then adalah sebagai berikut: perbuatan apa yang akan dilakukannya. Misal pada malam hari, Al-Qur’an banyak memberi gambaran amal yang dilakukan oleh orang beriman pada malam hari seperti di bawah ini:

a. Melakukan salat tahajud:

اًدوُمَْمَ اًماَقَم َكُّبَر َكَثَعْ بَ ي ْنَأ ىَسَع َكَل ًةَلِفَنَّ ِهِب ْدَّجَهَ تَ ف ِلْيَّللا َنِمَو

۝

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Alisrâ/ 17:79)

Kata

دَّجههتَ

diambil dari kata

د وُجُه

yang berarti tidur. Al-Biqâi sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab memahaminya sebagai perintah untuk meninggalkan tidur untuk melaksanakan salat. Salat ini dinamakan juga dengan salat lail / malam karena dilaksanakan waktu malam.43 Para ulama berselisih pendapat tentang hukum salat tahajud,

41 Amal adalah gerak badan atau hati, jika bergeraknya kepada sesuatu yang dibenarkan oleh syariat maka disebut taat, adapun jika bergeraknya kepada sesuatu melanggar syariat maka disebut maksiat, lihat Ahmad ibn Muhammad ibn Ajibah, Îqâz al-Himam fî Syarh al-Hikam, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2013, hal. 23.

42 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 135.

43 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲, Vol. 7 , hal. 166.

38

sebagian berpendapat bahwa tahajud wajib namun hukum ini khusus berlaku terhadap Nabi saja. Namun semuanya sepakat bahwa salat tahajud merupakan sunah yang memiliki kedudukan tinggi sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi ﷺ:

:َمَّلَسَو ِهْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص ِالله ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ،َةَرْ يَرُه ِبَِأ ْنَع

fardu adalah salat malam. (HR. Tirmidzî)

b. Memohon ampunan kepada Allah:

َنوُرِفْغَ تْسَي ْمُه ِراَحْسَْلِْبًَو َنوُعَجْهَ ي اَم ِلْيَّللا َنِم ًلَيِلَق اوُناَك

۝

Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (Azzariyat/ 51:17) Ayat ini menggambarkan bagaimana keistimewaan orang-orang yang sudah masuk ke dalam kategori . Salah satu sifat mereka adalah terjaga di waktu malam ketika lazimnya seseorang sedang beristirahat.

Waktu istirahat masih digunakan untuk beribadah kepada Allah ﷻ, meskipun sudah demikian mereka para muh̲sinîn masih senantiasa beristigfar memohon kepada Allah di akhir malamnya. Waktu malam sendiri merupakan waktu yang sangat baik untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

ِةَرِخلَْاَو اَيْ نُّدلا ِرْمَأ ْنِم اًْيَخ َالله ُلَأْسَي ٌمِلْسُم ٌل ُجَر اَهُقِفاَوُ ي َلَ ،ًة َعاَسَل ِلْيَّللا ِفِ َّنِإ

kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam. (HR. Muslim) c. Membaca Ayat-ayat Allah:

َنوُدُجْسَي ْمُهَو ِلْيَّللا َءَنَّآ َِّللَّا ِتَيَآ َنوُلْ تَ ي ٌةَمِئاَق ٌةَّمُأ ِباَتِكْلا ِلْهَأ ْنِم ۗ ًءاَوَس اوُسْيَل

۝

44 Muhammad ibn Isa at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, Beirut: Dar al-Gharb al Islamiy, Jilid. 1, hal. 562 Hadist No. 438

45 Muslim ibn Hajjaj , Shahih Muslim, Beirut: Dar ihya al-turats , Hadis No. 757, Jilid. 1, hal. 521

39

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).

(Ali’Imrân/3:113)

Ayat ini menjelaskan tentang sekelompok Ahli Kitab yang termasuk istiqamah dengan Agama Allah. Mereka ini senantiasa mengisi malam dengan membaca ayat-ayat Allah saat sedang bersujud. Mereka adalah golongan yang hidup sebelum masa kenabian Nabi Muhammad, dan sisa-sisa dari golongan ini yang menjumpai masa kenabian Nabi Muhammad di kemudian hari juga menyatakan masuk ke dalam Agama Islam46.

d. Bertasbih:

ِموُجُّنلا َرَبًْدِإَو ُهْحِِبَسَف ِلْيَّللا َنِمَو ۝

Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar). (Atthûr/

52:49)

Ayat ini berisi anjuran-anjuran untuk bertasbih kepada Allah pada malam hari. Karena bertasbih pada waktu malam mampu menjauhkan jiwa dari sifat riyâ` dan membelah jiwa manusia.47

Menghidupkan malam merupakan satu contoh ibadah sunah48.Selain seperti yang digambarkan pada riwayat yang berkaitan dengan salat malam seperti di atas, masih banyak terdapat riwayat-riwayat lain yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan Ibadah sunah seperti dibangunkan rumah di surga49 maupun penyempurna dari ibadah-ibadah wajib50.

Amalan yang termasuk ke dalam kategori sunah / mustahab memiliki banyak sekali keutamaan jika dilaksanakan. Namun meskipun demikian, berbeda dengan yang hukumnya wajib51, amalan sunah tidak menyebabkan

46 Tim Ulama Tafsir, Mukhtashar fî Tafsîr al-Qur`an al-Karîm, Markaz Tafsîr li al-Dirâsât al-Qur`aniyyah, 2015, hal. 64.

47 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wajîz, Damaskus: Dar al-Fikr, 1994, hal. 526

48 Sunah / Mandub / Mustahab, adalah sesuatu yang dituntut oleh syariat tidak secara mutlak (Apa saja yang jika dilakukan mendapat pahala dan tidak dihukum ketika meninggalkannya), lihat Hisyam Kamil Hamid Musa, al-Imta’ fi Syarh Matan Abi Syuja, Kairo : Dar al-Manar, 2011 , hal. 10

49 Lihat Muslim ibn Hajjaj , Shahih Muslim, Jilid. 1, hal. 503, Hadist No. 728.

50 Lihat Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Beirut : al-Maktabah al-Ashriyyah, Jilid.

1, hal. 229 Hadist No. 864

51 Wajib / Fardu, adalah sesuatu yang dituntut oleh syariat secara mutlak (Apa saja

40

seseorang berdosa ketika meninggalkannya. Pada percabangan if-then, proses hanya dilakukan ketika suatu kondisi terpenuhi dan tidak dilakukan apapun ketika proses tidak dilakukan.

Setelah teridentifikasi struktur algoritmanya, kemudian dilihat variabel-variabel yang terkait. Variabel inti pada contoh ayat di atas adalah ibadah tambahan atau yang sering disebut dengan ibadah sunah. Ibadah sunah sendiri memiliki banyak sekali macam amalan yang termasuk di dalamnya sehingga ibadah sunah bisa didefinisikan sebagai suatu himpunan52 besar yang memuat sekian banyak variabel ibadah di dalamnya. Dari analisa ini kita dapat menggambarkan struktur algoritmanya sebagai berikut:

Tabel III.5, Algoritma Sunah.

Pseudocode Sunah = {....}

bool Amal x = ‘’

IF (Amal == True && x ⊂ Sunah) THEN Pahala ++

yang jika dilakukan mendapat pahala dan mendapatkan dosa jika ditinggalkan), lihat Hisyam Kamil Hamid Musa, al-Imta’ fi Syarh Matan Abi Syuja, hal. 10

52 Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang berbeda, yang dimaksud berbeda adalah bahwa anggota himpunan tidak boleh sama, lihat Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, Bandung : Informatika, 2014, hal. 48.

41 flowchart

Sunah sebagai suatu himpunan berisi sekian banyak amalan yang termasuk di dalamnya. Variabel x yang tertulis pada tabel di atas diinisiasikan sebagai bentuk ibadah yang dilakukan seorang hamba, karena hanya terdapat dua kemungkinan yaitu seorang hamba melakukan amal atau tidak melakukan suatu amal pun maka ‘Amal’ bisa didefinisikan sebagai variabel yang memiliki tipe boolean53, ketika seorang hamba melakukan suatu amal (Amal = True) dan amal yang dilakukannya termasuk ke dalam kategori jenis ibadah sunah (x ⊂ Sunah) maka ia akan mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah.

Misalnya jika pada malam hari seseorang melakukan salat tahajud maka algoritmanya adalah sebagai berikut:

Tabel III.6, Algoritma Tahajud.

53 Boolean merupakan tipe data untuk menyatakan pernyataan benar (true) atau salah (false), lihat Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 55.

42

Pseudocode Sunah = {Tahajud, Istigfar, Tilawah, Bertasbih}

bool Amal = True x = ‘Tahajud’

IF (Amal == True && x ⊂ Sunah) THEN Pahala =++

END flowchart

Proses awal yang adalah inisialisasi terhadap himpunan sunah.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, himpunan Sunah sudah terisi oleh beberapa

Berdasarkan ayat-ayat di atas, himpunan Sunah sudah terisi oleh beberapa

Dokumen terkait