• Tidak ada hasil yang ditemukan

Algoritma dalam Al-Qur an (Studi atas Operasi dan Variabel pada Ayat Al-Qur an)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Algoritma dalam Al-Qur an (Studi atas Operasi dan Variabel pada Ayat Al-Qur an)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

i

Algoritma dalam Al-Qur’an

(Studi atas Operasi dan Variabel pada Ayat Al-Qur’an)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi Strata Satu (S.1) untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Muhammad Ihsan NIM:

151410509

Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Intitut PTIQ Jakarta 2019 M. / 1441 H.

(2)

ii

(3)

iii

ABSTRAK

Algoritma merupakan cabang ilmu yang menjadi pondasi ilmu komputer pada saat ini. Kata Algoritma diambil dari nama salah satu ilmuwan muslim abad pertengahan Abu Muhammad ibn Musa al- Khawarizmi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah struktur-struktur algoritma bisa ditemukan di dalam ayat Al- Qur’an. Struktur algoritma yang diteliti sendiri terdiri dari struktur runtutan, percabangan, dan perulangan.

Pertama, algoritma dengan struktur runtutan bisa ditemukan dalam Al-Qur’an di dalam satu ayat utuh, berbeda ayat namun masih terhimpun di dalam satu surah, dan berbeda surah namun dihubungkan oleh variabel yang sama seperti pada proses pengharaman khamr. Kedua, algoritma dengan struktur percabangan dalam bentuk if-then, if-then-else, dan switch- case, struktur ini banyak ditemukan dalam Al-Qur’an khususnya dalam ayat-ayat yang berkaitan dengan suatu amar ma’rûf nahi munkar. Ketiga, algoritma dengan struktur perulangan dalam bentuk while-do, for, dan Repeat-Until, struktur ini ditemukan pada ayat-ayat yang berkaitan dengan persyaratan dan reward seperti pada kisah nabi, maupun pada ayat yang berkaitan dengan sedekah.

Kata Kunci: Algoritma , Percabangan, Perulangan

(4)

iv

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Ihsan

NIM : 151410509

Fakultas : Ushuluddin

Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Judul Skripsi : Algoritma dalam Al-Qur’an (Studi atas Operasi dan Variabel pada Ayat Al-Qur’an)

Menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya mengutip dari karya orang lain, maka saya akan mencantumkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan sanksi yang berlaku di lingkungan Institut PTIQ dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jakarta, 08 November 2019 Yang membuat pernyataan,

Muhammad Ihsan

(6)

vi

(7)

vii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul:

Algoritma dalam Al-Qur’an

(Studi atas Operasi dan Variabel pada Ayat Al-Qur’an)

Skripsi diajukan kepada:

Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Disusun Oleh:

Muhammad Ihsan NIM:

151410509

telah selesai dibimbing oleh kami, dan menyetujui untuk selanjutnya dapat diujikan.

Jakarta, 08 November 2019

Menyetujui:

Pembimbing,

Andi Rahman, MA.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin

Andi Rahman, MA.

(8)

viii

(9)

ix

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Judul :

Algoritma dalam Al-Qur’an

(Studi atas Operasi dan Variabel pada Ayat Al-Qur’an)

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Ihsan

NIM : 151410509

Fakultas / Prodi : Ushuluddin / IAT

Telah diajukan pada sidang munaqasah pada:

Senin, 11 November 2019

No. Nama Penguji Jabatan dalam TIM Tanda Tangan 1 Hidayatullah, MA. Penguji

2 Amiril Ahmad, MA. Penguji 3 Lukman Hakim, MA. Sekretaris 4 Andi Rahman, MA. Pembimbing

Jakarta, 11 November 2019 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta

Andi Rahman, MA.

(10)

x

(11)

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab

Latin Arab Latin Arab Latin

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر

` b t ts

j h̲

kh d dz

r

ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف

z s sy sh dh th zh

‘ g f

ق ك ل م ن و ه ء ي -

q k l m

n w h a y - Catatan:

a. Konsonan yang ber-syaddah ditulis dengan rangkap, misalnya: ب َر ditulis rabba

b. Vokal panjang (mad): fath̲ah (baris di atas) ditulis â atau Â, kasrah (baris di bawah) ditulis î atau Î, serta dhammah (baris depan) ditulis dengan û atau Û, misalnya: ةعراقلا ditulis al-qâri’ah,نيكاسملا ditulis al-masâkîn,نوحلفملا ditulis al-muflihûn. \

c. Kata sandang alif + lam (لا) apabila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya: نورفاكلاditulis al-kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya: لاجرلا ditulis ar-rijâl.

d. Ta’marbutah (ة), apabila terletak di akhir kalimat, ditulis dengan h, misalnya: ةعراقلا ditulis al-Qâri’ah.

e. Penulisan نارقلا dan nama surah ditulis disambung, misalnya: Al- Qur’an, Al-Baqarah, Annisa.

(12)

xii

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW, begitu juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta para umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran-ajarannya. Amin.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak sedikit hambatan, rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Orang tua tercinta Drs. H. Rajudin dan Hj. Siti Rahmatul Fitri, M.Pd, serta kakak penulis H. Muhammad Irfan, lc. yang senantiasa memberikan dukungan moral maupun spiritual kepada penulis.

2. Rektor Institut PTIQ Jakarta, Bapak Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA.

3. Dekan Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, Bapak Andi Rahman, S.S.I, MA. sekaligus Pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Bapak Lukman Hakim, MA.

5. Tata Usaha Fakultas Ushuluddin, Bapak Amiril Ahmad, MA.

6. Segenap Civitas Institut PTIQ Jakarta, khususnya para dosen di Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta yang telah memberikan ilmu yang tidak terhingga kepada penulis.

7. Guru penulis, KH. Dr. Manarul Hidayat, MA. beserta keluarga besar Pondok Pesantren Almanar Azhari yang telah membimbing penulis selama 6 tahun dari tingkat SMP hingga SMA.

8. Guru penulis, Habib Abu Bakar bin Hasan Al-Attas Az-Zabidi yang senantiasa mendoakan dan memberikan nasehat kepada murid-muridnya.

(14)

xiv

9. Rekan-rekan penulis di Institut PTIQ Jakarta angkatan 2015 khususnya teman-teman seperjuangan di Fakultas Ushuluddin.

10. Gubernur Kalimantan Selatan beserta seluruh jajarannya di Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

11. Sahabat-sahabat, keluarga besar Asrama Mahasiswa Kalimantan Selatan (AMKS) Jakarta dan Persatuan Mahasiswa Kalimantan Selatan (PMKS) Jakarta.

12. Seluruh keluarga besar Persatuan Mahasiswa Qur’ani (PMQ) Borneo PTIQ-IIQ.

13. Semua teman seperjuangan penulis di Universitas Gunadarma dan Universitas Bina Sarana Informatika.

14. Semua pihak dari Google, Yahoo, Apple, Microsoft, Adobe, Gojek, Grab, Bukalapak, Tokopedia, JNE, dan pihak-pihak lainnya yang senantiasa berinovasi membuat layanan terbaik sehingga memudahkan penulis dalam menuntut ilmu.

Serta semua pihak yang tidak bisa untuk disebut satu persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih penulis kepadanya. Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan Skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya, serta generasi setelah penulis kelak. Amin.

Jakarta, 08 November 2019 Penulis

Muhammad Ihsan

(15)

xv

DAFTAR ISI

Abstrak ... iii

Pernyataan Keaslian Skripsi ... v

Tanda Persetujuan Skripsi ...vii

Tanda Pengesahan Skripsi ... ix

Pedoman Transliterasi ... xi

Kata Pengantar ... xiii

Daftar Isi ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Permasalahan ... 6

1. Identifikasi Masalah ... 6

2. Batasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 6

D.Kajian Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A.Konsep Algoritma ... 11

B.Variabel dan Operasi ... 13

1. Operator Aritmetik ... 14

2. Operator Relasi ... 14

3. Operator Logika ... 16

C.Notasi Penulisan Algoritma ... 16

1. Kalimat Deskriptif ... 16

2. Flowchart (Diagram Alur) ... 17

3. Pseudocode (Kode Palsu) ... 19

D.Struktur Dasar Algoritma ... 20

(16)

xvi

1. Struktur Runtutan (Sequence Structure)... 20

2. Struktur Pemilihan / Percabangan (Selection Structure) 21 3. Struktur Perulangan (Repetition Structure) ... 22

BAB III ALGORITMA DALAM AL-QUR’AN ... 25

A.Algoritma Runtutan Dalam Al-Qur’an ... 25

1. Algoritma Wudu ... 25

2. Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi ... 28

3. Algoritma Pengharaman Khamr ... 32

B.Algoritma Percabangan Dalam Al-Qur’an ... 36

1. If-Then ... 37

2. If-Then-Else ... 43

3. Switch-Case ... 52

C.Algoritma Perulangan Dalam Al-Qur’an ... 60

1. While-do ... 60

2. For ... 67

3. Repeat-Until ... 70

BAB IV PENUTUP ... 73

A.Kesimpulan ... 73

B.Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks penciptaan, Allah mengutus manusia dengan tugas sebagai khalîfah fil ardh. Peristiwa ini terekam dalam firman Allah;

َكُّبَر َلاَق ْذِإَو َءاَمِِدلا ُكِفْسَيَو اَهيِف ُدِسْفُ ي ْنَم اَهيِف ُلَعَْتََأ اوُلاَق ًةَفيِلَخ ِضْرَْلْا ِفِ ٌلِعاَج ِِنِّإ ِةَكِئ َلََمْلِل

َنوُمَلْعَ ت َلَ اَم ُمَلْعَأ ِِنِّإ َلاَق َكَل ُسِِدَقُ نَو َكِدْمَِبِ ُحِِبَسُن ُنَْنََو

۝

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi.”

Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan- Mu?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah/5 : 30)

Dari ayat ini diketahui bahwa Allah menciptakan manusia sebagai khalifah, yakni sebagai pemimpin dan penguasa di muka bumi. Penciptaan manusia merupakan rencana besar Allah terhadap dunia ini. Yakni untuk melaksanakan tugas keagamaan dan perintah maupun larangan Allah serta dalam rangka melestarikan ekosistem bumi, manusia akan terus berganti dari generasi ke generasi hingga hari kiamat.1

Pada masa kini, di mana antar ujung dunia sudah terkoneksi dalam suatu jaringan bernama interconnection network atau lebih populer dengan sebutan internet, tentu syarat untuk bisa disebut khalîfah fil ardh tidak cukup dengan hanya cabang ilmu agama saja, tetapi perlu kerjasama dan integrasi dari berbagai cabang ilmu dan keterbukaan pemikiran untuk berpartisipasi dalam pengembangan dunia. Ironisnya, masih lazim dalam pandangan masyarakat antara suatu ilmu lebih mulia dari ilmu yang lain, misalnya orang yang mendalami ilmu keagamaan dianggap lebih mulia daripada orang yang mendalami ilmu-ilmu umum seperti sosial, sains, ekonomi, dan lain sebagainya. Anggapan demikian memang tidak salah, karena dengan mendalami ilmu keagamaan berpotensi dalam meningkatkan penghayatan serta kecintaan terhadap Allah dan RasulNya.

Namun perlu diingat juga, Allah menegaskan juga di dalam Al-Qur’an;

1 Kementrian Agama RI, Tafsir Ringkas Al-Qur`an Al-Karim, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, 2015, hal. 17.

(18)

2

َأ َّنِإ اوُفَراَعَ تِل َلِئاَبَ قَو ًبًوُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو ىَثْ نُأَو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ َّنَِّإ ُساَّنلا اَهُّ يَأ َيَ

َِّللَّا َدْنِع ْمُكَمَرْك

ٌيِبَخ ٌميِلَع ََّللَّا َّنِإ ْمُكاَقْ تَأ ۝

Hai (seluruh) manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Teliti. (QS. Al-Hujurât/ 49:13)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia yang mulia di sisi Allah adalah yang baik ketakwaannya. Oleh karena itu, tentu kurang tepat jika menganggap satu ilmu lebih mulia dari yang lain karena hal tersebut bukan satu-satunya faktor dalam ukuran kemuliaan seseorang di sisi Allah dan tentu kepastiannya sangat bergantung pada pribadi masing-masing individu. Terlebih lagi, salah satu upaya untuk mencapai tugas sebagai khalifah di muka bumi tentu hanya bisa dicapai jika umat Islam juga menguasai ilmu-ilmu modern disamping memahami ilmu syariat sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Di abad modern sendiri sudah banyak bermunculan ulama-ulama yang dari kalangan umat Islam sendiri yang memiliki inisiatif untuk memberikan pembaharuan pemikiran adalah memahami teks-teks keagamaan yakni Al-Qur’an dan hadis agar umat Islam bisa bersaing dengan dunia luar tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang hamba Allah.

Salah satu yang paling fenomenal adalah Thanthawi Jauhari dengan karyanya Al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur`an, beliau dianggap sebagai mufasir pertama yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan memasukkan ilmu- ilmu modern di dalamnya. Dalam mukadimah tafsirnya Thanthawi menuliskan motivasinya;

“Ketika umat Islam merenungkan sendi-sendi keagamaan, muncullah para ulama yang menyusun berjilid-jilid buku.

Namun disayangkan di antara mereka justru terjadi pertentangan yang tajam, sehingga sulit sekali keluar dari kemelut perselisihan pendapat ini. Akibatnya sedikit sekali di antara mereka yang mau mencurahkan pemikirannya tentang proses penciptaan alam dan keajaiban-keajaibannya.”2

Thanthawi juga menyatakan sebagaimana dikutip Husnul Hakim dari al-Dzahabi dalam bukunya Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir:

2 Thanthawi Jauhari, al-Jawâhir fî Tafsîr Al-Qur`an, Kairo : Mustafa al-Ba`bi al- Halabi, 1932, hal. 2.

(19)

3

“Di dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 750 ayat yang menyangkut ilmu pengetahuan, sementara yang berkaitan dengan ilmu fiqh atau ayat hukum, tidak lebih dari 150 ayat, termasuk di dalamnya ayat-ayat waris. Wahai umat Islam, kemana 750 ayat tentang ayat kauniyah yang akan menyingkap keajaiban-keajaiban dunia? Saat ini adalah era IPTEK dan saat inilah kaum muslimin harus bangkit. Kenapa kita tidak melakukan penelitian serius terhadap ayat-ayat kauniyah tersebut sebagaimana keseriusan yang dilakukan ulama-ulama terdahulu dalam menafsirkan ayat-ayat waris.”3

Di era digital seperti saat ini, keterbukaan pemikiran dan kesadaran bersaing untuk menjadi sosok khalifah saja tentu tidak cukup, tetapi perlu banyak kajian komprehensif dan kerjasama antar elemen-elemen yang memiliki keilmuan di bidangnya masing-masing untuk menghasilkan suatu produk yang matang dan bermanfaat bagi orang banyak.

Di Indonesia sendiri, kajian-kajian integrasi ilmu sains dengan Al- Qur’an sudah mulai digandrungi oleh sebagian kalangan. Pemerintah melalui Kementrian Agama juga melakukan kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hingga menghasilkan suatu produk Tafsir Ilmu yang komprehensif. Selain itu ada juga dari perseorangan seperti Fahmi Basya, Abdurrazak, Romlah yang menulis tentang keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an ketika dilihat dari sudut pandang Sains.

Iskandar Zulkarnain menyatakan bahwa hubungan antara Al-Qur’an dengan sains bisa saling menguatkan. Mendiskusikan hubungan kitab suci dengan sains masa kini tetap relevan dengan kepentingan umat Islam khususnya di Indonesia, apalagi kemajuan sains dan teknologi di Barat sudah menimbulkan dampak yang signifikan pada masyarakat muslim sehingga subjek ini begitu penting untuk dibicarakan.4 Hal yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Abdurrahman Mas’ud, ajaran yang ada di dalam Al-Qur’an memuat semua inti ilmu pengetahuan, baik dari sains maupun ilmu agama, ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung berbagai ilmu pengetahuan bisa menjadi jawaban atas berbagai problematika manusia dan keduanya menunjuk pada realitas sumber yang sama yaitu Allah.5

Algoritma dalam pemahaman umum merupakan urutan langkah yang

3 Ahmad Husnul Hakim, Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir, Depok: Lingkar Studi Al- Qur`an,2019, hal. 198

4 Balitbang Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi : Kepunahan Makhluk Hidup, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, 2015, hal. xiv.

5 Balitbang Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi ...., hal. xi.

(20)

4

efektif dan efisien dalam melaksanakan sesuatu. Algoritma pada masa kini diidentikkan dengan ilmu komputer karena sudah menjadi ilmu dasar untuk mempelajari bahasa pemprograman. Selain itu, algoritma menjadi sangat berguna untuk menentukan langkah efektif dalam menentukan langkah.

Karena itu, seyogyanya algoritma penting untuk dipahami oleh setiap kalangan sebagai penunjang dalam berbagai aspek. Kata algoritma diambil dari nama ilmuwan muslim Muhammad ibn Musa Al-Khawârizm. Dari Al- Khawârizm kemudian berubah menjadi algoritm dalam bahasa Inggris dan dialihbahasakan menjadi algoritma dalam bahasa Indonesia. Algoritma kemudian banyak dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat hingga menjadi pionir atas ilmu komputer seperti yang ada sekarang ini.

Berkaitan dengan Algoritma yang ada di dalam Al-Qur’an, ini sangat berhubungan dengan ciri dari Algoritma itu sendiri. Donald E. Knuth6, menyatakan bahwa ada beberapa ciri algoritma diantaranya adalah Defineteness, yaitu dalam suatu algoritma setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat sehingga tidak ambigu7.

Berangkat dari ciri Algoritma tersebut, penulis memiliki keyakinan bahwa kitab suci Al-Qur’an tentu juga memiliki kesempurnaan Algoritma, dalam surah Al-Baqarah;

َيِقَّتُمْلِل ىًدُه ِهيِف َبْيَر َلَ ُباَتِكْلا َكِلَذ

۝

Itulah kitab, tidak ada keraguan pada, petunjuk bagi orang-orang bertakwa. (QS. Al-Baqarah/ 2:2)

Dari ayat ini saja bisa terlihat 2 indikator yang menyatakan kesempurnaan Algoritma di dalam Al-Qur’an yakni ”tidak ada keraguan”

dan “petunjuk bagi orang-orang bertakwa”. Suatu Algoritma selalu memuat petunjuk dalam suatu permasalahan. Misalnya agar suatu komputer bisa berjalan dan melakukan tugas yang diinginkan maka ia terlebih dahulu diisi program yang berisi ratusan hingga ribuan baris kode perintah, satu baris atau bahkan satu karakter yang tidak termuat bisa menimbulkan crash atau error saat program itu dijalankan. Begitu pula Al- Qur’an yang dikenal dengan keindahan dan kesempurnaan kata-katanya.

Jika melihat pada sejarah tepatnya pada saat masa pengumpulan

6 Ilmuwan komputer terkenal dan profesor emeritus di Universitas Stanford. Knuth dikenal sebagai pengarang beberapa volume buku The Art of Computer Programming, salah satu referensi yang paling dihormati dalam ilmu komputer. Dia menciptakan bidang analisis algoritma dan membuat banyak sumbangan penting ke dalam beberapa teori ilmu komputer.

7 Donald Ervin Knuth, The Art of Computer Programming Fundamental Algoritms, Boston : Addison Wesley Longman, 1997, hal. 4-6.

(21)

5

mushaf yang terjadi di masa khalifah Abu Bakar dan Utsman, penyeleksian berlangsung sangat ketat dan teliti agar mushaf yang terkumpul dan tertulis benar-benar merupakan tulisan Al-Qur’an sesuai dengan diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril. Setelah mushaf Utsman telah disepakati dan tertulis dalam satu bundel, mushaf- mushaf lain yang berlainan dengan mushaf Utsman tersebut kemudian dibakar agar tidak terjadi perselisihan di kalangan umat, bahkan pada abad ke 4 H terjadi peristiwa persidangan terhadap ulama yang membolehkan membaca Al-Qur’an di luar bacaan Utsman yakni Abu Bakar Muhammad ibn al-Hasan ibn Ya‘qub ibn al-Hasan ibn Miqsam al-‘Aththar dan gurunya Muhammad ibn Ahmad ibn Ayyub ibn Syanabudz.8 Salah satu yang melatarbelakangi pelarangan menggunakan mushaf dan bacaan yang tidak dimuat dalam rasm utsmani adalah adanya tambahan-tambahan seperti catatan sang pemilik ataupun hadis-hadis terkait yang ‘termuat’ di antara ayat Al-Qur’an pada mushaf-mushaf yang dimusnahkan tersebut.

Penambahan-penambahan tersebut tentu mengurangi keindahan dan kesempurnaan Al-Qur’an termasuk kesempurnaan Algoritmanya.

Algoritma juga di masa sekarang sering menjadi topik perbincangan dalam berbagai diskusi terutama yang berkaitan dengan revolusi industri 4.0. Revolusi Industri Keempat ini menandai dimulainya era data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). kemajuan yang dicapai oleh teknologi-teknologi baru pada bidang artificial intelligence, big data, robotik, internet, autonomous car, drone, pencetakan 3-D, nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material, penyimpanan energi serta komputasi kuantum, seluruhnya ditujukan bagi perkembangan dan kesejahteraan umat manusia.

Dalam hal ini, implementasi artificial intelligence sudah sangat melebar di sekitar kita, mulai dari permainan, drone, alat kokpit penerbangan sampai ke perangkat-perangkat lunak keagamaan seperti penunjuk kiblat, penunjuk salat, dan berbagai aplikasi islami lainnya.9

Berangkat dari hal-hal di atas, penulis ingin mencoba untuk mencari beberapa bentuk-bentuk algoritma yang bisa ditemukan dalam rangkaian ayat-ayat dan peristiwa yang ada di dalam Al-Qur’an. Jika melihat pada definisi algoritma sebagai urutan langkah, maka akan banyak sekali bisa ditemukan struktur ayat berbentuk suatu algoritma baik dari kelompok ayat-ayat yang berkaitan dengan syariat maupun dari kelompok ayat-ayat kauniyah. Atas dorongan inilah penulis mengadakan penelitian yang

8 Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur`an,, Jakarta: Pustaka Alvabet , 2011, hal. 364-365.

9 Raymond R. Tjandrawinata, Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi,Jurnal Medicinus, 2016, Vol.29 No.1, hal. 33

(22)

6

dituangkan ke dalam skripsi berjudul “Algoritma Dalam Al-Qur’an (Studi Atas Operasi Dan Variabel Pada Ayat Al-Qur’an)”

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah dipaparkan pada latar belakang di atas. Skripsi ini ingin mengidentifikasi beberapa struktur algoritma yang ada di dalam Al- Qur’an, terkait dengan pola pewahyuan, proses penetapan suatu hukum serta keterkaitan antar beberapa ayat yang masih berada di dalam satu tema.

2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi dengan menemukan pola-pola dasar algoritma dengan struktur Runtutan (Sequence), Percabangan (Selection), dan Perulangan (Iteration).

3. Rumusan Masalah

Bagaimana Al-Qur’an ketika didekati dari bentuk algoritma yang ada di dalamnya?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Dari penulisan skripsi ini tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah:

1. Sebagai pemenuhan syarat akademik untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama (S.Ag) dari Program Studi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta.

2. Menawarkan alternatif metode penjelasan Al-Qur’an melalui algoritma.

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Memperkaya khazanah intelektual keislaman khususnya yang berkaitan dengan integrasi Al-Qur’an dengan Ilmu Pengetahuan Modern.

2. Sebagai bahan tambahan bagi para penulis dan para peneliti berikutnya yang ingin meneliti lebih dalam tentang Al-Qur’an dengan ilmu matematika secara umum maupun algoritma secara khusus.

D. Kajian Pustaka

Ada beberapa buku yang berkaitan dengan integrasi Al-Qur’an

(23)

7

dengan ilmu pengetahuan modern diantaranya adalah:

Pertama, buku ajar yang ditulis Romlah untuk mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Bandar Lampung pada tahun 2011 dengan judul Ayat-ayat Al-Qur`an dan Fisika. Buku ini disajikan dengan mengaitkan konsep fisika dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an. Berbagai fenomena alam yang terjadi disajikan dengan penjelasan-penjelasan yang terdapat hubungannya dalam Al-Qur’an, penggunaan ayat-ayat ini sebagai penegas bahwa setiap kejadian-kejadian Fisika yang terjadi pasti tidak terlepas dari kuasa Ilahi.10

Kedua, buku yang ditulis oleh Abdussakir pada tahun 2006 yang berjudul Matematika dalam Al-Qur`an. Bagian pertama pada buku ini menjelaskan tentang struktur matematika yang sangat rinci dan teliti seperti jumlah penyebutan kata, kalimat, bahkan huruf dalam Al-Qur’an yang sebenarnya sukar dilakukan atau bahkan ditiru manusia. Bagian kedua dijelaskan bahwa dari telaah terhadap Al-Qur’an dapat dikembangkan beberapa konsep dasar matematika. Bagian ketiga dikaji lebih dalam tentang integrasi matematika dan Al-Qur’an yang bertujuan untuk memberikan koreksi pada pandangan umum masyarakat dan membuktikan tidak adanya dikotomi ilmu dalam Al-Qur’an.11

Ketiga, buku yang ditulis oleh M. Amin Hariyadi pada tahun 2007 yang berjudul Al-Qur`an dan semut: Inspirasi Al-Qur`an dalam membangun Algoritma Ant. Buku ini mengupas tentang algoritma semut (ant algorithm) yang terinspirasi dari sistem koloni makhluk hebat ciptaan Allah Maha Besar yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi hamba- Nya. Sebagaimana diketahui semut merupakan binatang yang paling rajin dan mempunyai ikatan kerja yang beragam namun teratur. Koloni semut dan keteraturan kerjasama yang dibangun oleh tiap-tiap anggota koloninya memberi banyak inspirasi bagi manusia-manusia yang berpikir dan mencari hikmah. Bahkan, ia dijadikan salah satu nama surah dalam Al- Qur`an.12

Keempat, Tafsir karya kolaborasi antara para ulama dan pakar-pakar sains hasil kerjasama antara Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2018 yang berjudul Tafsir Ilmi : Seri Mengenal Ayat-Ayat Sains.

Tafsir ini total membahas 13 judul yang terbagi menjadi 14 jilid,

10 Romlah, Ayat-ayat Al-Qur`an dan Fisika, Bandar Lampung: Harakindo Publishing, 2011.

11 Abdussakir, Matematika dalam Al-Qur`an, Malang: UIN Maliki Press, 2006.

12 M. Amin Hariyadi, Al-Qur’an dan semut: Inspirasi al-Qur’an dalam membangun algoritma ant, Malang: UIN Maliki Press, 2007.

(24)

8

pembagian judul dari Tafsir ini terdiri menjadi 2 yaitu Seri Kehidupan dan Seri Alam Semesta. Seri Kehidupan terdiri dari Penciptaan manusia, Kisah nabi pra ibrahim, Seksualitas, Tumbuhan, Hewan. Sedangkan Seri Alam Semesta terdiri dari Penciptaan Jagat Raya. Penciptaan Bumi, Benda Langit, Samudra, Air, Makanan dan Minuman, Waktu, dan Kiamat.

E. Metodologi Penelitian

Sebagai penelitian yang memfokuskan pada integrasi antara Al- Qur’an dengan ilmu pengetahuan modern, maka dalam metode penafsiran kali ini menggunakan metode tafsir tematik (maudhû’i). Metode tematik merupakan metode yang mengarahkan pada satu pandangan tertentu kemudian ayat-ayat Al-Qur’an yang saling berkaitan dihimpun dan dikaitkan kemudian diperkaya dengan uraian-uraian tambahan seperti dari hadis maupun penjelasan ulama.13. Untuk pengumpulan data, penulis berupaya mengumpulkan data yang menyangkut integrasi Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an. Metode pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan (library research) yang meliputi buku- buku, artikel, makalah, dan jurnal yang berkaitan dengan tema.

Agar mendapatkan hasil yang komprehensif, penulis melakukan penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif- analitis. Penggunaan metode ini agar hasil yang didapat menjadi cermat dan terarah. Pembahasan algoritma pada skripsi ini merupakan telaah pada ayat-ayat Al-Qur’an yang kemudian dapat dikembangkan konsep-konsep dasar dalam algortima, disajikan juga penafsiran dari para ulama terhadap ayat-ayat terkait kemudian konsep algoritma yang ditemukan digambarkan dalam bentuk diagram alur (flowchart) dan kode palsu (pseudocode).

Adapun penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh Program Pasca Sarjana Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur`an (PTIQ) Jakarta pada tahun 2017 dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun menjadi empat bab dengan rincian pada masing- masing bab sebagai berikut:

13 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Tangerang : Lentera Hati, 2013, hal. 385.

(25)

9

BAB I merupakan pendahuluan sekaligus pengantar pada bab-bab berikutnya. Dalam ini, diuraikan beberapa hal yang menjadi kerangka dasar dalam penelitian yang akan dikembangkan pada bab-bab berikutnya, adapun urutan pembahasannya adalah, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II merupakan informasi tentang landasan teori dan pandangan secara umum tentang algoritma. Pada bab ini diperlihatkan bagaimana sejarah munculnya terma algoritma dan perkembangan definisinya hingga menjadi seperti yang dipahami sekarang. Kemudian dijelaskan pula struktur-struktur umum algoritma yang menjadi pondasi bagi pembuatan program pada masa kini.

BAB III merupakan bab inti yang memuat algoritma dalam Al- Qur’an dari tiga struktur yang dibahas yakni runtutan (sequence), pemilihan (selection), dan perulangan (iteration). Pembahasan juga disertai dengan analisis penulis dan penafsiran para mufasir terhadap ayat-ayat yang dibahas.

BAB IV bab ini merupakan pembahasan akhir penulis yang akan memberikan beberapa kesimpulan terkait hasil penelitian penulis yang sudah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dan juga menyantumkan kritik dan saran supaya pembaca hasil buah tangan penulis dapat disempurnakan oleh pembaca.

(26)

10

(27)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Algoritma

Kata Algoritma pada masa kini sangat identik dengan ilmu komputer.

Pada saat ini, sebelum mendalami cabang-cabang yang ada di dalam ilmu komputer akan selalu dimulai dengan memperlajari algoritma terlebih dahulu.

Sejarah asal-usul kata algoritma sendiri cukup menarik untuk ditelusuri. Donald E. Knuth menyebutkan bahwa kata Algoritma atau dalam Bahasa Inggris disebut algorithm diambil dari nama seorang ulama yang hidup pada abad ke-9 yaitu al-Khawarizmi1. Bahman Mehri berpendapat bahwa kata algorithm berasal dari kombinasi kata antara algorismus yang merupakan nama latin dari al-Khawarizmi dan algorithmos yang artinya “angka” di dalam bahasa Yunani.2 Adapun Woljciech Szpankowski menyebutkan bahwa kata algorithm diambil dari judul risalah angka-angka hindi karya al-Khawarizmi yang diterjemahkan dalam bahasa latin dengan judul Algoritmi de numero Indorum, kata algoritmi pada awal judul inilah yang kemudian berkembang menjadi algorithm.3

Dalam bahasa Indonesia, kata algorithm kemudian diserap menjadi algoritma atau algoritme. Adapun definisi algoritma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) adalah urutan logis pengambilan suatu keputusan dalam memecahkan suatu permasalahan.4

Menurut Rosa A.S., Algoritma berarti solusi. Karena esensi dari mempelajari Algoritma adalah membuat solusi untuk menyelesaikan permasalahan. Menurutnya, algoritma harus dipikirkan secara logika di pikiran manusia dengan pemikiran yang mudah dimengerti dan berdasarkan pemikiran yang detail dari proses-proses yang ada.5

1 Corona Brezina, Al-Khawarizmi: Sang penemu Aljabar, terj. Elliza Hamzah, Jakarta : Muara, 2013

2 Bahman Mehri, “From Al-Khawarizm to Algorithm”, dalam Jurnal Olympiads in Informatics, Vol. 11, Tahun 2017, hal. 73.

3 Wojciech Szpankowski, Average Case Analysis of Algorithms on Sequences, Canada : John Wiley & Sons , 2001 , hal. xv.

4 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Pusat Bahasa, 2008, hal.41.

5 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, Bandung : Modula, 2018,

(28)

12

Donald E. Knuth juga memberikan beberapa ciri-ciri dari algoritma yaitu:

1. Fiteness, algoritma mempunyai awal dan akhir. Suatu algoritma harus berhenti setelah mengerjakan serangkaian tugas atau dengan kata lain suatu algoritma memiliki langkah yang terbatas.

2. Defineteness, setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat sehingga tidak ambigu.

3. Input, memiliki masukan atau kondisi awal.

4. Output, memiliki keluaran atau kondisi akhir.

5. Effectiveness, algoritma harus efektif, bila diikuti benar-benar akan menyelesaikan persoalan.6

Setiap orang bisa membuat dan memilih algoritma yang berbeda untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Walaupun memiliki hasil akhir yang sama, suatu algoritma bisa berbeda dalam penyusunannya.

Setidaknya ada tiga hal yang menandakan suatu algoritma sebagai algoritma yang baik.

Pertama, algoritma haruslah benar. Sebagus apapun suatu algoritma jika memberikan output yang salah, pastilah algoritma tersebut bukan merupakan algoritma yang baik.

Kedua, seberapa baik hasil yang dicapai algoritma tersebut.

Algoritma yang baik akan mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya.

Ketiga, efisiensi algoritma. Meskipun suatu algoritma mampu memberikan output yang benar ataupun paling mendekati, tetapi jika harus melalui proses yang sangat lama dan tidak efektif untuk mendapatkan output, maka algoritma tersebut tidak bisa dipakai.7

Sebelum masuk kepada jenis-jenis notasi dan struktur, sebaiknya juga mengetahui langkah-langkah yang biasa dilakukan sebelum seseorang menulis kode untuk suatu program, langkah-langkah tersebut adalah:

Pertama, mendefinisikan permasalahan. Sebelum menulis suatu kode sebaiknya diidentifikasikan dulu inti dari permasalahannya, apa yang bisa dipecahkan, dan yang terakhir adalah apa input dan output dari program yang ditulis.

hal.3

6 Donald E. Knuth, The Art of Computer Programming Fundamental Algoritms, hal. 4-6

7 Ema Utami dan Sukrisno, 10 Langkah Belajar Logika dan Algoritma menggunakan Bahasa C dan C++ di GNU/Linux, Yogyakarta : Andi, 2005, hal. 20.

(29)

13

Kedua, menemukan solusi. Setelah masalah diidentifikasikan maka kemudian ditentukan solusinya sehingga program bisa lebih mudah dilihat dan dianalisi untuk pengembangan lebih lanjut.

Ketiga, memilih algoritma. Setelah diketahui inti permasalahan dan solusinya, maka kemudian dipilih algoritma yang efisien dan benar-benar sesuai untuk masalah yang diberikan.8

Algoritma saat ini mempunyai peranan besar dalam bidang teknik pada umumnya dan pemrograman pada khususnya. Karena dengan algoritma, kerangka berpikir yang sistematis akan membantu seseorang untuk membuat konsep pemecahan masalah yang baik dan tepat.

B. Variabel dan Operasi

Variabel merupakan tempat untuk menyimpan data yang isinya bisa diubah-ubah sesuai dengan tipenya. Variabel hanya bisa menyimpan satu buah nilai, sehingga jika nilai tersebut diubah maka nilai yang baru akan menggantikan nilai yang sebelumnya. Adapun nama dari variabel bisa diberikan sesuai dengan keinginan pembuat program namun sebaiknya menggunakan nama yang mudah dimengerti oleh orang lain yang membaca.9

Operasi merupakan pengerjaan suatu nilai dengan menggunakan proses tertentu, seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Tanda untuk menentukan suatu operasi pada dua buah operan disebut dengan operator. Operator sendiri memiliki beberapa jenis yaitu:

8 Suprapto, et.al., Bahasa Pemrograman, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008, hal. 61.

9 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal.42.

(30)

14 1. Operator Aritmetik10

Tabel II.1, Operator Aritmetik

Nama Simbol Keterangan

Perkalian * , × Untuk mengalikan dua

buah operan. Contoh:

2 x 2 = 4.

Pembagian ÷ , / , div Untuk pembagian dua buah operan, simbol div akan menghasilkan bilangan tanpa koma.

Contoh:

6 / 2 = 3.

7 div 2 = 3.

Modulo Mod Untuk menghasilkan sisa

pembagian. Contoh:

9 mod 5 = 4.

Penjumlahan + Untuk menjumlahkan

dua buah operan.

Contoh:

7 + 3 = 10.

Pengurangan - Untuk pengurangan dua

buah operan. Contoh:

10 – 7 = 3.

Minus (-x) Untuk menandai nilai

minus. Contoh:

Nilai minus dari bilangan bulat 19 adalah (-19)

2. Operator Relasi11

10 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal.94.

11 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal.97.

(31)

15

Tabel II.2, Operator Relasi

Nama Simbol Keterangan

Sama dengan = Untuk menyatakan

bahwa nilai yang dibandingkan sama.

Tidak sama dengan <> , != Untuk menyatakan bahwa nilai yang dibandingkan tidak sama.

Lebih dari > Untuk menyatakan

bahwa nilai pertama lebih besar dari nilai ke dua.

Kurang dari < Untuk menyatakan

bahwa nilai pertama lebih kecil dari nilai kedua.

Lebih dari sama dengan

≥ Untuk menyatakan

bahwa nilai pertama lebih besar atau sama dengan nilai ke dua.

Kurang dari sama

dengan ≤ Untuk menyatakan

bahwa nilai pertama lebih kecil dari nilai kedua.

(32)

16 3. Operator Logika12

Tabel II.3, Operator Logika

Nama Simbol Keterangan

Operator dan and , && Operator logika yang menyatakan logika dan.

Operator atau or , || Operator logika yang menyatakan logika atau.

Operator bukan

(negasi) not, ! Operator logika yang

menyatakan logika bukan (bukan).

C. Notasi Penulisan Algoritma

Algoritma mempunyai aturan penulisan tersendiri yang disebut dengan notasi algoritma. Notasi algoritma tidak sama dengan notasi bahasa pemrograman sehingga tidak bergantung pada bentuk baku dari bahasa pemrograman manapun. Notasi algoritma lebih kepada bahasa universal yang dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa pemrograman.13 Adapun jenis notasi yang biasa digunakan untuk membuat algoritma dari suatu permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Kalimat Deskriptif

Penulisan algoritma dengan menggunakan bahasa deskriptif biasa juga disebut dengan notasi alami. Dikalukan dengan cara menuliskan instruksi-instruksi yang harus dilaksanakan dalam bentuk untaian kalimat deskriptif serta menggunakan bahasa yang jelas. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa tidak ada aturan baku dalam menulis algoritma, maka setiap orang dapat membuat aturan penulisan maupun notasi sendiri dengan bahasa sehari-hari. Program komputer adalah implementasi algoritma dalam bahasa pemrograman tertentu.14 Berikut contoh algoritma menggunakan kalimat deskriptif:

12 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal.99.

13 Suprapto, et.al., Bahasa Pemrograman, hal. 55.

14 Ali Ridho, et.al., Logika dan Algoritma, Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri, 2013, hal. 14-16.

(33)

17 Algoritma Volume Bola :

(Menghitung luas bola dengan ukuran jari-jari tertentu, Algoritma menerima input jari-jari bola, menghitung volumenya, lalu cetak luasnya ke layar)

Deklarasi :

Radius (r) = bilangan real Volume = bilangan real 𝜋 = 3.14 (konstanta) Deskripsi:

1. Baca jari_jari 2. Hitung volume = 4

3∗ 𝜋 ∗ 𝑟3 3. Tampilkan volume ke layar 4. Selesai

2. Flowchart (Diagram Alur)

Penyusunan algoritma sangat dipengaruhi oleh tata bahasa pembuatnya, sehingga kadang-kadang orang sulit memahaminya. Oleh sebab itu kemudian dikembangkan metode yang menggambarkan tahap- tahap pemecahan masalah dengan merepresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar. Salah satu penulisan simbol tersebut adalah dengan menggunakan flowchart (Diagram Alur). Flowchart merupakan representasi grafis dari suatu algoritma, berikut simbol-simbol yang biasa digunakan untuk menggambar flowchart:

(34)

18

Tabel II.4 , Tabel flowchart

Simbol Nama Fungsi

Terminator

Simbol Awal dan Akhir

Flow Line Simbol aliran

Proses Perhitungan /

Pengolahan data

Input / Output Data Merepresentasikan masukan / keluaran

Decision

Simbol pemilihan, menggasilkan 2 nilai keluaran antara benar

atau salah

Preparation Pemberian nilai awal / Tahap Inisialisasi

Predefined Process (subprogram)

Menjalankan sub program

On Page Connector Penghubung flowchart pada satu halaman.

Off Page Connector Penghubung flowchart pada halaman berbeda.

(35)

19

Berikut contoh penggunaan flowchart untuk menggambarkan algoritma dalam aktivitas keseharian seperti mengirim sms:

Gambar II.1 , flowchart mengirim sms

Penggunaan flowchart saat ini sangat mudah ditemukan dimana- mana. Dengan flowchart, pesan inti bisa tersampaikan dengan lebih mudah dan terarah.

3. Pseudocode (Kode Palsu)

Pseudocode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan kode palsu adalah deskripsi dari suatu algoritma pemrograman yang menggunakan struktur dari suatu bahasa pemrograman dan ditujukan agar dapat dibaca oleh manusia dan bukannya oleh mesin.

Tujuan Pseudocode adalah agar manusia dapat dengan mudah dalam pemahaman dibandingkan dengan menggunakan bahasa pemrograman yang umumnya digunakan. Pseudocode biasanya digunakan dalam buku- buku ataupun publikasi karya ilmiah yang mendokumentasikan dari suatu algoritma, dan juga dalam perencanaan pengembangan program komputer, untuk membuat sketsa atas struktur sebuah program sebelum program yang sesungguhnya ditulis. Berikut merupakan contoh Algoritma menghitung luas persegi panjang ketika menggunakan Pseudocode.

(36)

20

Tabel II.5 , Pseudocode

NO Algoritma Pseudocode

1 Masukkan Panjang Input Panjang

2 Masukkan Lebar Input Lebar

3 Nilai luas adalah panjang dikali dengan

lebar Luas = Panjang x Lebar

4 Tampilkan luas Print luas

D. Struktur Dasar Algoritma

Dalam algoritma berisi langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah. Bentuk langkah yang digunakan bisa berupa urutan aksi, pemilihan / percabangan aksi, dan pengulangan aksi.15 Berikut keterangan mengenai tiga struktur dasar algoritma:

1. Struktur Runtutan (Sequence Structure)

Struktur runtutan adalah struktur dasar algoritma di mana instruksi akan dilaksanakan secara berurutan. Misalnya untuk mengirimkan sebuah surat maka algoritma yang bisa dibuat adalah seperti di bawah ini:

Algoritma Mengirim Surat 1. Ketik atau tulis surat

2. Siapkan sampul surat atau amplop

3. Masukkan surat ke dalam amplop yang tersedia 4. Lem amplop surat dengan baik

5. Tuliskan alamat pengiriman surat.

6. Beli dan tempelkan perangko pada amplop

7. Pergi ke kantor pos dan bawa surat untuk diserahkan pada petugas pos

15 Heri Sismoro, Pengantar Logika Informatika Algoritma dan Pemrograman Komputer, Yogyakarta : Andi, hal. 35.

(37)

21

Atau dalam flowchart seperti gambar di bawah ini:

Gambar II.2, flowchart menulis surat

Algoritma menggunakan struktur runtutan sangat banyak ditemukan pada kehidupan sehari-hari, biasanya algoritma jenis ini dipakai untuk menuliskan tahapan panyelesaian seperti pada buku-buku resep memasak ataupun cara penggunaan pada buku-buku petunjuk pemakaian suatu produk.

2. Struktur Pemilihan / Percabangan (Selection Structure)

Struktur percabangan adalah struktur dasar algoritma di mana instruksi akan dieksekusi bergantung pada terpenuhi atau tidaknya suatu kondisi. Percabangan merupakan salah satu inti dari analisis kasus pada pembuatan algoritma, penyelesaian suatu kasus harus dipikirkan seringkali dihadapkan pada adanya opsi yang harus dikerjakan jika suatu kondisi terpenuhi atau tidak terpenuhi. Percabangan dalam pemrograman digambarkan dengan if-then, if-then-else atau switch-case.

Dalam logika sehari-hari, sebuah pemilihan/percabangan if dapat dianalogikan sebagai sebuah Istana Negara yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang, dimana hanya orang-orang yang memenuhi syarat yang bisa masuk ke dalamnya seperti Presiden dan para menterinya.16 Sebagai contoh dalam masalah menonton film kategori dewasa bagi anak berusia di bawah 18 tahun maka bisa dibuat algoritma seperti berikut:

16 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 112.

(38)

22

Tabel II.6, Algoritma Menonton Film Algoritma Menonton Film

Pseudocode Flowchart

usia : integer read (usia) if (usiâ17) then

print ("Anda tidak boleh menonton")

else

write ("Silahkan Menonton")

Dalam sebuah bioskop terdapat berbagai kategori film. Dari sekian banyak kategori, tidak semua film bisa disaksikan oleh anak-anak berusia dibawah 18 tahun. Jika anak yang belum berusia 18 tahun membeli tiket yang tidak sesuai kategorinya maka sebagaimana algoritma di atas ia tidak akan diizinkan untuk menonton film tersebut.

3. Struktur Perulangan (Repetition Structure)

Struktur perulangan adalah struktur algoritma di mana instruksi akan terus dieksekusi secara berulang-ulang selama memenuhi suatu kondisi yang ditentukan. Dalam pemrograman, perulangan merupakan bagian penting karena dengannya pembuat program tidak perlu menulis perintah sebanyak perulangan yang diinginkan. Bagian-bagian yang harus dipenuhi dalam perulangan antara lain:

(39)

23 a. Inisialisasi

Inisialisasi merupakan persiapan membuat kondisi sebelum melakukan perulangan seperti menentukan variabel.

b. Proses

Tahap Proses merupakan tahap di dalam bagian perulangan di mana berisi proses yang dilakukan secara berulang-ulang.

c. Iterasi

Iterasi merupakan kondisi dimana terjadi operasi pertambahan atau pengurangan agar perulangan terus berjalan.

d. Terminasi / Kondisi Perulangan

Terminasi adalah kondisi di saat perulangan dihentikan, kondisi ini harus ada dalam setiap perulangan agar perulangan dapat berhenti sehingga tidak terjadi infinite loop atau perulangan yang tidak ada hentinya.17

Struktur perulangan dalam algoritma ada bermacam-macam seperti for, while-do, dan Repeat-Until. Sebagian besar dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah yang sama tetapi ada beberapa yang hanya cocok untuk dipakai dalam masalah tertentu. Masalah apa yang diselesaikan menentukan dalam pemilihan struktur apa yang akan digunakan.18 Berikut merupakan contoh perulangan dalam kehidupan sehari-hari:

17 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 180

18 Ema Utami, Suwanto Raharjo, Logika Algoritma dan Implementasinya dalam Bahasa Python di Gnu/Linux, Yogyakarta : Andi, hal. 141.

(40)

24

Tabel II.7, Algoritma Ujian Sekolah Algoritma Ujian Sekolah

Pseudocode Flowchart

soal : integer

mengerjakan_soal : boolean read (soal)

while (soal != 0 ) do mengerjakan soal = true soal -= 1

Algoritma di atas merupakan contoh perulangan pada saat mengerjakan soal ujian. Dalam algoritma di atas bisa dilihat bahwa terdapat kondisi dimana ujian akan terus dikerjakan selama soal yang ada belum diselesaikan semuanya, kemudian ketika soal masih tersisa maka akan terus dilakukan proses pengerjaan soal, ketika semua soal sudah diselesaikan dan kondisi dimana (soal = 0) sudah terpenuhi, maka proses pengerjaan soal dihentikan dan ujian selesai.

(41)

25

BAB III

ALGORITMA DALAM AL-QUR’AN

A. Algoritma Runtutan Dalam Al-Qur’an

Algoritma runtutan merupakan jenis struktur algoritma yang mudah untuk diidentifikasi. Sebagai kitab suci umat Islam dan petunjuk bagi seluruh umat manusia, Al-Qur’an menampung banyak ayat yang berisi petunjuk maupun langkah-langkah dalam berbagai aspek. Selain itu, Al- Qur’an juga memiliki keterkaitan antar ayat maupun antar surah yang kuat satu sama lain.

Dari sekian banyak ayat yang saling berkaitan itulah, struktur algoritma bisa dilihat dari rangkaian ayat yang ada, baik dalam satu surah maupun antar surah. Selain antar ayat, ada pula ayat yang di dalamnya sudah tergambar suatu algoritma. Sebagai permulaan dari bab inti tulisan ini penulis akan mengangkat beberapa algoritma runtutan tergambar dalam Al-Qur’an.

1. Algoritma Wudu Allah berfirman:

اَرَمْلا َلَِإ ْمُكَيِدْيَأَو ْمُكَهوُجُو اوُلِسْغاَف ِة َلََّصلا َلَِإ ْمُتْمُق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

ْمُكِسوُءُرِب اوُحَسْماَو ِقِف

ْوَأ ٍرَفَس ٰىَلَع ْوَأ ٰىَضْرَم ْمُتْ نُك ْنِإَو ۚ اوُرَّهَّطاَف اًبُ نُج ْمُتْ نُك ْنِإَو ۚ ِْيَبْعَكْلا َلَِإ ْمُكَلُجْرَأَو ْمُكْنِم ٌدَحَأ َءاَج

ُمَّمَيَ تَ ف ًءاَم اوُدَِتَ ْمَلَ ف َءاَسِِنلا ُمُتْسَم َلَ ْوَأ ِطِئاَغْلا َنِم ۚ ُهْنِم ْمُكيِدْيَأَو ْمُكِهوُجُوِب اوُحَسْماَف اًبِِيَط اًديِعَص او

َعَل ْمُكْيَلَع ُهَتَمْعِن َّمِتُيِلَو ْمُكَرِِهَطُيِل ُديِرُي ْنِكَٰلَو ٍجَرَح ْنِم ْمُكْيَلَع َلَعْجَيِل َُّللَّا ُديِرُي اَم َنوُرُكْشَت ْمُكَّل

۝

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Mâidah/5 : 6)

Di awal ayat Allah menyebutkan

ِة َلََّصلا َلَِإ ْمُتْمُق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

para

ulama berbeda pendapat tentang maksud dari lafaz ini. Sebagian berpendapat bahwa dari lafaz itu dapat disimpulkan bahwa berwudu wajib

(42)

26

dilakukan setiap sebelum melaksanakan salat, pendapat lain mengatakan bahwa hal tersebut tidak wajib.19

Salat merupakan ibadah utama bagi seorang Muslim. Sebelum melaksanakan salat maka seorang muslim wajib terbebas dari hadas kecil maupun hadas besar. Menurut jumhur, bersuci tidaklah wajib apabila seseorang hendak melaksanakan salat kecuali ia dalam keadaan berhadas.

Meskipun demikian, memperbaharui wudu setiap hendak melaksanakan salat dianjurkan karena Nabi berwudu dalam setiap salat beliau, namun beliau pernah melakukan beberapa salat dengan satu wudu untuk menunjukkan bahwa hal tersebut dibolehkan.20

Kemudian diterangkan tentang tata cara melaksanakan wudu. Dari enam rukun yang ada pada wudu, empat di antaranya disebutkan dalam ayat ini yaitu:

1. Membasuh wajah dengan air.

( ْمُكَهوُجُو اوُلِسْغاَف)

2. Membasuh kedua tangan hingga siku. (

ِقِفاَرَمْلا َلَِإ ْمُكَيِدْيَأَو

)

3. Mengusap kepala. (

ْمُكِسوُءُرِب اوُحَسْماَو

)

4. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki. (

ِْيَبْعَكْلا َلَِإ ْمُكَلُجْرَأَو

)

Adapun dua rukun lainnya diambil dari hadis yaitu niat dan tertib.

Yang dimaksud tertib adalah melaksanakan sesuai berurutan sesuai dengan yang disebutkan Allah dalam ayat ini.21

Bagian ayat setelahnya kemudian disebutkan

اوُرَّهَّطاَف اًبُ نُج ْمُتْ نُك ْنِإَو

yakni

apabila kita dalam keadaan junub maka diwajibkan untuk mandi bersuci.

Adapun dikarenakan junub termasuk ke dalam hadas besar maka untuk mensucikannya harus dengan mandi.

Dari ayat ini, terdapat beberapa proses yang bisa digambarkan dengan algoritma urutan yaitu tata cara berwudu. Penggambaran algoritma wudu sesuai rukun-rukun yang ada pada ayat ini adalah sebagai berikut:

19 Muhammad ibn Ahmad al-Qurthubi, al-Jâmi‘ li Ah̲kâm al-Qurân, Kairo: Dar al Kutub al Misriyah, 1964, Juz 6, hal. 81.

20 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsîr al-Marâghi, Mesir: Mustafa al-Babi al- Halabi, 1946, Juz 6, hal.62.

21 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 2010, Jilid 2, hal. 361.

(43)

27

Tabel III.1, Algoritma Wudu

Algoritma flowchart

01 Mulai

02 Membasuh Wajah 03 Membasuh Tangan 04 Membasuh Kepala 05 Membasuh Kaki 06 Selesai Berwudu

Selain berwudu, ayat ini juga menerangkan opsi yang diberikan ketika tidak bisa melakukan wudu ataupun mandi dikarenakan sakit, dalam perjalanan, ataupun persediaan air yang tidak memungkinkan yaitu dengan cara tayamum.

Pada tayamum, bagian yang diusap hanya wajah dan tangan saja.

Tayamum juga dianggap cukup menggunakan segala sesuatu yang tampak di permukaan baik berupa tanah ataupun media lainnya selama itu suci, namun menggunakan debu lebih utama karena sesuai dengan redaksi pada ayatnya.22 Penggambaran algoritma bertayamum adalah sebagai berikut:

22 Abdurrahman As-Sa‘di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân, Beirut: Muassasah ar-Risalah, 2000, hal.222

(44)

28

Tabel III.2, Algoritma Tayamum

Algoritma flowchart

01 Mulai

02 Mengusap Wajah 03 Mengusap Tangan 04 Selesai

Ditinjau dari segi kaidah, baik pada bagian yang menjelaskan tentang wudu maupun tayamum. Yakni disatukan dengan huruf ‘athaf wawu (

و

),

yang mana secara umum menunjukkan arti li muthlaq al-jam’

(penggabungan secara mutlak). Artinya antara rukun-rukun yang ada merupakan suatu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan23. Seseorang tidak akan dianggap berwudu jika tidak membasuhkan tangan, begitu pula tidak sah bertayamum jika tidak mengusap wajah.

Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi dan syarat kenapa seseorang boleh mengganti wudu dan mandi wajib dengan tayamum juga sebenarnya membentuk suatu algoritma, namun pada bagian ini khusus hanya akan digambarkan bentuk-bentuk algoritma yang menggunakan struktur runtutan. Adapun yang menggunakan struktur percabangan dan perulangan akan dibahas nanti pada bagian-bagian selanjutnya.

2. Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi

Ilmu Allah sangat luas dan di luar jangkauan ilmu yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya, bahkan tinta seluas lautan pun tidak cukup untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah.24 Maka dari itu tidak mengherankan jikalau Al-Qur’an yang merupakan kalâmullâh juga yang di dalamnya mengandung banyak isyarat-isyarat yang memacu umat manusia untuk senantiasa berfikir. Perihal proses awal mula jagat raya

23 Ahmad Husnul Hakim, Kaidah Tafsir Berbasis Terapan, Depok: Lingkar Studi Al-Qur`an, 2019, hal. 35

24 Baca QS. Alkahfi/18:109

(45)

29

banyak diungkapkan kalam Kitab-kitab Suci agama-agama samawi termasuk Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, penjelasan tentang sangat beragam dan tersebar pada beberapa surah.25 Salah satu contoh berkaitan tentang proses awal penciptaan jagat raya adalah firman Allah pada surah An- Nâzi’ât :

اَهاَنَ ب ُءاَمَّسلا ِمَأ اًقْلَخ ُّدَشَأ ْمُتْ نَأَأ

۝

اَهاَّوَسَف اَهَكَْسَ َعَفَر

۝

اَهاَحُض َجَرْخَأَو اَهَلْ يَل َشَطْغَأَو

۝

َ ب َضْرَْلْاَو اَهاَحَد َكِلَذ َدْع

۝

اَهاَعْرَمَو اَهَءاَم اَهْ نِم َجَرْخَأ

۝

اَهاَسْرَأ َلاَبِْلْاَو

۝

ْمُكَل اًعاَتَم

ْمُكِماَعْ نَِلَْو

۝

Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh- tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

(QS. An-Nâzi’ât /79:27-33 )

Dari rangkaian ayat di atas maka fase penciptaan alam semesta bisa dan terbagi menjadi enam fase yaitu;

Fase Pertama (

اَهاَنَ ب ُءاَمَّسلا ِمَأ اًقْلَخ ُّدَشَأ ْمُتْ نَأَأ

), mengungkapkan pembentukan alam semesta, besarnya kejadian yang terjadi saat awal pembentukan alam semesta tergambar dalam ungkapan “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit?”. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh para ilmuan ditemukan bahwa lebih dari 13 miliar tahun lalu terjadi suatu ledakan besar yang menjadi awal mula terciptanya ruang dan waktu. Seluruh alam semesta turut serta dalam ledakan tersebut, semuanya mengembang serentak dalam sekejab sehingga tidak ada satu titik pun di alam semesta yang bisa dianggap sebagai pusat ledakan.26

Fase Kedua (

اَهاَّوَسَف اَهَكَْسَ َعَفَر

), mengungkapkan tentang pengembangan alam semesta. Setelah awal mula penciptaan pada fase pertama, alam semesta terus berkembang. Semua benda langit tidak tercipta tiba-tiba sekaligus jadi, akan tetapi tercipta melalui proses evolutif sekian lama.

Misalnya seperti proses hancur dan terbentunya suatu bintang yang

25 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, 2010, hal.4

26 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, hal.22

(46)

30

kemudian dari serpihan bintang tua tersebut memperkuat kandungan awan antar bintang. Alam semesta senantiasa “menyempurnakan” diri setelah penciptaan bumi, tidak hanya sekali jadi lalu berhenti berproses.27

Fase Ketiga (

اَهاَحُض َجَرْخَأَو اَهَلْ يَل َشَطْغَأَو

), mengungkapkan tentang pembentukan tata surya termasuk matahari, bumi, planet-planet lainnya.

Menurut penelitian, tata surya terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu dari awan antar bintang raksasa yang disebut pada fase sebelumnya. Awan antar bintang tersebut kemudian berotasi dan memadat pada suatu sumbu yang kemudian bagian intinya menjadi matahari. Debu-debu yang tersibak di sekitar matahari juga kemudian memadat dan berproses membentuk planet-planet. Terbentuknya matahari sebagai sumber energi dan cahaya serta adanya planet-planet di sekitarnya yang berotasi kemudian membentuk suatu fenomena yang dikenal sebagai siang dan malam.28

Fase Keempat(

اَهاَحَد َكِلَذ َدْعَ ب َضْرَْلْاَو

), mengungkapkan tentang proses evolutif bumi. Bentuk benua di permukaan bumi tidak tetap bahkan banyak yang berubah dibandingkan ketika baru terbentuk, disebutkan bahwa bumi pernah bertubrukan dengan benda langit lain yang massanya hampir sebesar planet mars, tumbukan ini kemudian menyebabkan terbentuknya bulan dari lontaran batuan bumi ke angkasa. Kulit bumi tersisa kemudian bergeser yang kemudian disebut dengan pergeseran lempeng. Lempengan ini juga membagi daratan menjadi beberapa benua dan terbentuknya dataran tinggi seperti pegununan ataupun lembah-lembah di bawahnya.29

Fase Kelima(

اَهاَعْرَمَو اَهَءاَم اَهْ نِم َجَرْخَأ

), mengungkapkan tentang penyiapan kehidupan di bumi. Unsur pertama agar bisa berlangsung kehidupan adalah air. Berdasar fosil tertua yang pernah ditemukan, kehidupan diperkirakan bermula dari laut pada sekitar 3,5 milliar tahun lalu yang dimulai dengan adanya makhluk bersel tunggal dan tumbuhan. Atmosfer mulai terisi oleh oksigen mulai sekitar 2 milliar tahun lalu dari hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis.30

Fase Keenam(

ْمُكِماَعْ نَِلَْو ْمُكَل اًعاَتَم اَهاَسْرَأ َلاَبِْلْاَو

), setelah adanya prasyarat

27 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, hal.26

28 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, hal.30

29 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur`an, 2010, hal.32-42

30 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, hal.42-43

(47)

31

utama kehidupan yaitu air dan oksigen. Proses evolusi kehidupan di alam ini mulai terjadi. Berawal dari jenis bakteri yang hidup di air, kemudian ganggang hijau melahirkan generasi tumbuhan di darat. Kemudian muncul generasi ikan disusul generasi hewan berkaki empat, reptil dan reptil.

Kemudian lahir generasi burung yang kemudian disusul keluarga dinosaurus dan yang terakhir munculnya mamalia dan primata.31

Ketika pada ayat sebelumnya Algoritma yang terbentuk ada di dalam satu ayat. Pada proses penciptaan langit dan bumi ini Algoritma terbentuk dari ikatan ayat-ayat yang ada dalam satu surah.

Tabel III.3, Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi

Algoritma flowchart

01 Mulai

02 Penciptaan awal alam semesta 03 Pengembangan struktur alam 04 Penciptaan Matahari serta siang dan malam

05 Penciptaan air dan tumbuhan 06 Pembentukan gunung-gunung 07 Selesai

31 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al- Qur`an dan Sains, hal.44

Gambar

Tabel II.1, Operator Aritmetik
Tabel II.2, Operator Relasi
Tabel II.3, Operator Logika
Tabel II.4 , Tabel flowchart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memahami isi dari kandungan ayat suci Al-Qur’an tersebut perlu dilakukan terjemahan sehingga user dengan keterbatasannya yang kekurangan informasi tentang

Sebagian orang menganggap al-Qur‟an mempunyai isi yang lurus serta sejalan dengan perkiraan mereka, tetapi apabila ditelaah secara lebih jauh terhadap penafsiran makna atau

bagi orang-orang yang mengimaninya. Kedua, dalam mengobati pasien K.H. Misbahuddin Ali hanya menggunakan air yang telah dibacakan ayat-ayat Al- Qur‟an. Beliau

Jadi, teori perkembangan yang dialami manusia menurut al Qur’an surat an Nahl ayat 78 adalah, tahap awal saat lahir manusia tidak mengetahuai sesuatu apa pun diibaratkan

Al-Qur`an surat Al-Ma’ârij ayat 4 beserta tafsir-tafsirnya (dengan membandingan Tafsir al-Maraghi, al- Azhar dan al-Misbah) menjelaskan konsep kecepatan waktu dalam

Tafsir al-Jabiri didasarkan pada sumber konteks situasi dan budaya saat mana suatu ayat diturunkan. Hal itu didasarkan pada prinsip bahwa pemaknaan ayat-ayat al-Qur`an harus

pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal, Nadwa”.. Jadi Al-Qur‟an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan melalui

Adapun metode pengolahan data adlah menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan menanam, meyiram, merawat dan keindahan tumbuhan, mendeskripsikan penafsiran M Quraish Shihab