BAB II LANDASAN TEORI
D. Struktur Dasar Algoritma
2. Struktur Pemilihan / Percabangan (Selection Structure) 21
Struktur percabangan adalah struktur dasar algoritma di mana instruksi akan dieksekusi bergantung pada terpenuhi atau tidaknya suatu kondisi. Percabangan merupakan salah satu inti dari analisis kasus pada pembuatan algoritma, penyelesaian suatu kasus harus dipikirkan seringkali dihadapkan pada adanya opsi yang harus dikerjakan jika suatu kondisi terpenuhi atau tidak terpenuhi. Percabangan dalam pemrograman digambarkan dengan if-then, if-then-else atau switch-case.
Dalam logika sehari-hari, sebuah pemilihan/percabangan if dapat dianalogikan sebagai sebuah Istana Negara yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang, dimana hanya orang-orang yang memenuhi syarat yang bisa masuk ke dalamnya seperti Presiden dan para menterinya.16 Sebagai contoh dalam masalah menonton film kategori dewasa bagi anak berusia di bawah 18 tahun maka bisa dibuat algoritma seperti berikut:
16 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 112.
22
Tabel II.6, Algoritma Menonton Film Algoritma Menonton Film
Pseudocode Flowchart
usia : integer read (usia) if (usiâ17) then
print ("Anda tidak boleh menonton")
else
write ("Silahkan Menonton")
Dalam sebuah bioskop terdapat berbagai kategori film. Dari sekian banyak kategori, tidak semua film bisa disaksikan oleh anak-anak berusia dibawah 18 tahun. Jika anak yang belum berusia 18 tahun membeli tiket yang tidak sesuai kategorinya maka sebagaimana algoritma di atas ia tidak akan diizinkan untuk menonton film tersebut.
3. Struktur Perulangan (Repetition Structure)
Struktur perulangan adalah struktur algoritma di mana instruksi akan terus dieksekusi secara berulang-ulang selama memenuhi suatu kondisi yang ditentukan. Dalam pemrograman, perulangan merupakan bagian penting karena dengannya pembuat program tidak perlu menulis perintah sebanyak perulangan yang diinginkan. Bagian-bagian yang harus dipenuhi dalam perulangan antara lain:
23 a. Inisialisasi
Inisialisasi merupakan persiapan membuat kondisi sebelum melakukan perulangan seperti menentukan variabel.
b. Proses
Tahap Proses merupakan tahap di dalam bagian perulangan di mana berisi proses yang dilakukan secara berulang-ulang.
c. Iterasi
Iterasi merupakan kondisi dimana terjadi operasi pertambahan atau pengurangan agar perulangan terus berjalan.
d. Terminasi / Kondisi Perulangan
Terminasi adalah kondisi di saat perulangan dihentikan, kondisi ini harus ada dalam setiap perulangan agar perulangan dapat berhenti sehingga tidak terjadi infinite loop atau perulangan yang tidak ada hentinya.17
Struktur perulangan dalam algoritma ada bermacam-macam seperti for, while-do, dan Repeat-Until. Sebagian besar dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah yang sama tetapi ada beberapa yang hanya cocok untuk dipakai dalam masalah tertentu. Masalah apa yang diselesaikan menentukan dalam pemilihan struktur apa yang akan digunakan.18 Berikut merupakan contoh perulangan dalam kehidupan sehari-hari:
17 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 180
18 Ema Utami, Suwanto Raharjo, Logika Algoritma dan Implementasinya dalam Bahasa Python di Gnu/Linux, Yogyakarta : Andi, hal. 141.
24
Tabel II.7, Algoritma Ujian Sekolah Algoritma Ujian Sekolah
Pseudocode Flowchart
soal : integer
mengerjakan_soal : boolean read (soal)
while (soal != 0 ) do mengerjakan soal = true soal -= 1
Algoritma di atas merupakan contoh perulangan pada saat mengerjakan soal ujian. Dalam algoritma di atas bisa dilihat bahwa terdapat kondisi dimana ujian akan terus dikerjakan selama soal yang ada belum diselesaikan semuanya, kemudian ketika soal masih tersisa maka akan terus dilakukan proses pengerjaan soal, ketika semua soal sudah diselesaikan dan kondisi dimana (soal = 0) sudah terpenuhi, maka proses pengerjaan soal dihentikan dan ujian selesai.
25
BAB III
ALGORITMA DALAM AL-QUR’AN
A. Algoritma Runtutan Dalam Al-Qur’an
Algoritma runtutan merupakan jenis struktur algoritma yang mudah untuk diidentifikasi. Sebagai kitab suci umat Islam dan petunjuk bagi seluruh umat manusia, Al-Qur’an menampung banyak ayat yang berisi petunjuk maupun langkah-langkah dalam berbagai aspek. Selain itu, Al-Qur’an juga memiliki keterkaitan antar ayat maupun antar surah yang kuat satu sama lain.
Dari sekian banyak ayat yang saling berkaitan itulah, struktur algoritma bisa dilihat dari rangkaian ayat yang ada, baik dalam satu surah maupun antar surah. Selain antar ayat, ada pula ayat yang di dalamnya sudah tergambar suatu algoritma. Sebagai permulaan dari bab inti tulisan ini penulis akan mengangkat beberapa algoritma runtutan tergambar dalam Al-Qur’an.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Mâidah/5 : 6)
Di awal ayat Allah menyebutkan
ِة َلََّصلا َلَِإ ْمُتْمُق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ
paraulama berbeda pendapat tentang maksud dari lafaz ini. Sebagian berpendapat bahwa dari lafaz itu dapat disimpulkan bahwa berwudu wajib
26
dilakukan setiap sebelum melaksanakan salat, pendapat lain mengatakan bahwa hal tersebut tidak wajib.19
Salat merupakan ibadah utama bagi seorang Muslim. Sebelum melaksanakan salat maka seorang muslim wajib terbebas dari hadas kecil maupun hadas besar. Menurut jumhur, bersuci tidaklah wajib apabila seseorang hendak melaksanakan salat kecuali ia dalam keadaan berhadas.
Meskipun demikian, memperbaharui wudu setiap hendak melaksanakan salat dianjurkan karena Nabi berwudu dalam setiap salat beliau, namun beliau pernah melakukan beberapa salat dengan satu wudu untuk menunjukkan bahwa hal tersebut dibolehkan.20
Kemudian diterangkan tentang tata cara melaksanakan wudu. Dari enam rukun yang ada pada wudu, empat di antaranya disebutkan dalam
Yang dimaksud tertib adalah melaksanakan sesuai berurutan sesuai dengan yang disebutkan Allah dalam ayat ini.21
Bagian ayat setelahnya kemudian disebutkan
اوُرَّهَّطاَف اًبُ نُج ْمُتْ نُك ْنِإَو
yakniapabila kita dalam keadaan junub maka diwajibkan untuk mandi bersuci.
Adapun dikarenakan junub termasuk ke dalam hadas besar maka untuk mensucikannya harus dengan mandi.
Dari ayat ini, terdapat beberapa proses yang bisa digambarkan dengan algoritma urutan yaitu tata cara berwudu. Penggambaran algoritma wudu sesuai rukun-rukun yang ada pada ayat ini adalah sebagai berikut:
19 Muhammad ibn Ahmad al-Qurthubi, al-Jâmi‘ li Ah̲kâm al-Qurân, Kairo: Dar al Kutub al Misriyah, 1964, Juz 6, hal. 81.
20 Ahmad Mustafa Maraghi, Tafsîr Marâghi, Mesir: Mustafa Babi al-Halabi, 1946, Juz 6, hal.62.
21 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 2010, Jilid 2, hal. 361.
27
Tabel III.1, Algoritma Wudu
Algoritma flowchart
01 Mulai
02 Membasuh Wajah 03 Membasuh Tangan 04 Membasuh Kepala 05 Membasuh Kaki 06 Selesai Berwudu
Selain berwudu, ayat ini juga menerangkan opsi yang diberikan ketika tidak bisa melakukan wudu ataupun mandi dikarenakan sakit, dalam perjalanan, ataupun persediaan air yang tidak memungkinkan yaitu dengan cara tayamum.
Pada tayamum, bagian yang diusap hanya wajah dan tangan saja.
Tayamum juga dianggap cukup menggunakan segala sesuatu yang tampak di permukaan baik berupa tanah ataupun media lainnya selama itu suci, namun menggunakan debu lebih utama karena sesuai dengan redaksi pada ayatnya.22 Penggambaran algoritma bertayamum adalah sebagai berikut:
22 Abdurrahman As-Sa‘di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân, Beirut: Muassasah ar-Risalah, 2000, hal.222
28
Tabel III.2, Algoritma Tayamum
Algoritma flowchart
01 Mulai
02 Mengusap Wajah 03 Mengusap Tangan 04 Selesai
Ditinjau dari segi kaidah, baik pada bagian yang menjelaskan tentang wudu maupun tayamum. Yakni disatukan dengan huruf ‘athaf wawu (
و
),yang mana secara umum menunjukkan arti li muthlaq al-jam’
(penggabungan secara mutlak). Artinya antara rukun-rukun yang ada merupakan suatu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan23. Seseorang tidak akan dianggap berwudu jika tidak membasuhkan tangan, begitu pula tidak sah bertayamum jika tidak mengusap wajah.
Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi dan syarat kenapa seseorang boleh mengganti wudu dan mandi wajib dengan tayamum juga sebenarnya membentuk suatu algoritma, namun pada bagian ini khusus hanya akan digambarkan bentuk-bentuk algoritma yang menggunakan struktur runtutan. Adapun yang menggunakan struktur percabangan dan perulangan akan dibahas nanti pada bagian-bagian selanjutnya.
2. Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi
Ilmu Allah sangat luas dan di luar jangkauan ilmu yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya, bahkan tinta seluas lautan pun tidak cukup untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah.24 Maka dari itu tidak mengherankan jikalau Al-Qur’an yang merupakan kalâmullâh juga yang di dalamnya mengandung banyak isyarat-isyarat yang memacu umat manusia untuk senantiasa berfikir. Perihal proses awal mula jagat raya
23 Ahmad Husnul Hakim, Kaidah Tafsir Berbasis Terapan, Depok: Lingkar Studi Al-Qur`an, 2019, hal. 35
24 Baca QS. Alkahfi/18:109
29
banyak diungkapkan kalam Kitab-kitab Suci agama-agama samawi termasuk Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, penjelasan tentang sangat beragam dan tersebar pada beberapa surah.25 Salah satu contoh berkaitan tentang
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
(QS. An-Nâzi’ât /79:27-33 )
Dari rangkaian ayat di atas maka fase penciptaan alam semesta bisa dan terbagi menjadi enam fase yaitu;
Fase Pertama (
اَهاَنَ ب ُءاَمَّسلا ِمَأ اًقْلَخ ُّدَشَأ ْمُتْ نَأَأ
), mengungkapkan pembentukan alam semesta, besarnya kejadian yang terjadi saat awal pembentukan alam semesta tergambar dalam ungkapan “Apakah kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit?”. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh para ilmuan ditemukan bahwa lebih dari 13 miliar tahun lalu terjadi suatu ledakan besar yang menjadi awal mula terciptanya ruang dan waktu. Seluruh alam semesta turut serta dalam ledakan tersebut, semuanya mengembang serentak dalam sekejab sehingga tidak ada satu titik pun di alam semesta yang bisa dianggap sebagai pusat ledakan.26Fase Kedua (
اَهاَّوَسَف اَهَكَْسَ َعَفَر
), mengungkapkan tentang pengembangan alam semesta. Setelah awal mula penciptaan pada fase pertama, alam semesta terus berkembang. Semua benda langit tidak tercipta tiba-tiba sekaligus jadi, akan tetapi tercipta melalui proses evolutif sekian lama.Misalnya seperti proses hancur dan terbentunya suatu bintang yang
25 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Al-Qur`an, 2010, hal.4
26 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.22
30
kemudian dari serpihan bintang tua tersebut memperkuat kandungan awan antar bintang. Alam semesta senantiasa “menyempurnakan” diri setelah penciptaan bumi, tidak hanya sekali jadi lalu berhenti berproses.27
Fase Ketiga (
اَهاَحُض َجَرْخَأَو اَهَلْ يَل َشَطْغَأَو
), mengungkapkan tentang pembentukan tata surya termasuk matahari, bumi, planet-planet lainnya.Menurut penelitian, tata surya terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu dari awan antar bintang raksasa yang disebut pada fase sebelumnya. Awan antar bintang tersebut kemudian berotasi dan memadat pada suatu sumbu yang kemudian bagian intinya menjadi matahari. Debu-debu yang tersibak di sekitar matahari juga kemudian memadat dan berproses membentuk planet-planet. Terbentuknya matahari sebagai sumber energi dan cahaya serta adanya planet-planet di sekitarnya yang berotasi kemudian membentuk suatu fenomena yang dikenal sebagai siang dan malam.28
Fase Keempat(
اَهاَحَد َكِلَذ َدْعَ ب َضْرَْلْاَو
), mengungkapkan tentang proses evolutif bumi. Bentuk benua di permukaan bumi tidak tetap bahkan banyak yang berubah dibandingkan ketika baru terbentuk, disebutkan bahwa bumi pernah bertubrukan dengan benda langit lain yang massanya hampir sebesar planet mars, tumbukan ini kemudian menyebabkan terbentuknya bulan dari lontaran batuan bumi ke angkasa. Kulit bumi tersisa kemudian bergeser yang kemudian disebut dengan pergeseran lempeng. Lempengan ini juga membagi daratan menjadi beberapa benua dan terbentuknya dataran tinggi seperti pegununan ataupun lembah-lembah di bawahnya.29Fase Kelima(
اَهاَعْرَمَو اَهَءاَم اَهْ نِم َجَرْخَأ
), mengungkapkan tentang penyiapan kehidupan di bumi. Unsur pertama agar bisa berlangsung kehidupan adalah air. Berdasar fosil tertua yang pernah ditemukan, kehidupan diperkirakan bermula dari laut pada sekitar 3,5 milliar tahun lalu yang dimulai dengan adanya makhluk bersel tunggal dan tumbuhan. Atmosfer mulai terisi oleh oksigen mulai sekitar 2 milliar tahun lalu dari hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis.30Fase Keenam(
ْمُكِماَعْ نَِلَْو ْمُكَل اًعاَتَم اَهاَسْرَأ َلاَبِْلْاَو
), setelah adanya prasyarat27 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.26
28 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.30
29 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Al-Qur`an, 2010, hal.32-42
30 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.42-43
31
utama kehidupan yaitu air dan oksigen. Proses evolusi kehidupan di alam ini mulai terjadi. Berawal dari jenis bakteri yang hidup di air, kemudian ganggang hijau melahirkan generasi tumbuhan di darat. Kemudian muncul generasi ikan disusul generasi hewan berkaki empat, reptil dan reptil.
Kemudian lahir generasi burung yang kemudian disusul keluarga dinosaurus dan yang terakhir munculnya mamalia dan primata.31
Ketika pada ayat sebelumnya Algoritma yang terbentuk ada di dalam satu ayat. Pada proses penciptaan langit dan bumi ini Algoritma terbentuk dari ikatan ayat-ayat yang ada dalam satu surah.
Tabel III.3, Algoritma Penciptaan Langit dan Bumi
Algoritma flowchart
01 Mulai
02 Penciptaan awal alam semesta 03 Pengembangan struktur alam 04 Penciptaan Matahari serta siang dan malam
05 Penciptaan air dan tumbuhan 06 Pembentukan gunung-gunung 07 Selesai
31 Balitbang Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains, hal.44
32 3. Algoritma Pengharaman Khamr
Asal dari kata Khamr berarti tutup. Minum-minuman yang memabukkan disebut dengan khamr karena memiliki pengaruh negatif yaitu dapat menutup akal pikiran.32 Pada saat ini, perilaku meminum khamr sudah dilarang oleh Islam bahkan sudah termasuk ke dalam golongan dosa besar. Namun Al-Qur’an tidak serta merta saja mengharamkan khamr, pengharaman minuman ini ditetapkan secara bertahap.
Pertama, khamr mulai diklasifikasikan sebagai sesuatu yang kurang baik:
ِباَنْعَْلْاَو ِليِخَّنلا ِتاَرََثَ ْنِمَو َنوُلِقْعَ ي ٍمْوَقِل ًةَي َلَ َكِلَذ ِفِ َّنِإ اًنَسَح اًقْزِرَو اًرَكَس ُهْنِم َنوُذِخَّتَ ت
Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl/ 16:67)
Meskipun ayat ini belum menjelaskan hukum meminum khamr secara gamblang, namun pada ayat ini sudah mulai menekankan perbedaan antara minuman yang memabukkan dengan yang tidak memabukkan yakni melalui pemisahan kata
اًرَكَس
danاًنَسَح اًقْزِر
dengan menggunakan kataو
,yang mana kata
و
berfungsi untuk menggabungkan dua hal yang berbeda.Ini berarti kalau satunya dinyatakan baik tentu yang dipisahkan dengan kata
و
merupakan sesuatu yang tidak baik.33Kedua, Al-Qur’an menjelaskan bahwa di dalam khamr terdapat kebaikan dan keburukan. Namun, keburukan yang bisa ditumbulkan dari aktivitas meminum khamr lebih banyak dari kebaikan yang bisa didapat darinya:
ْفَ ن ْنِم َُبَْكَأ اَمُهُْثَِإَو ِساَّنلِل ُعِفاَنَمَو ٌيِبَك ٌْثِْإ اَمِهيِف ْلُق ِرِسْيَمْلاَو ِرْمَْلْا ِنَع َكَنوُلَأْسَي ْسَيَو اَمِهِع
َكَنوُلَأ
32 Shalahuddin et. al., Ensiklopedia Al-Qur’an : Kajian Kosakata , Jakarta : lentera Hati, 2007.
33 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲ : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur`an, Jakarta: Lentera Hati, 2009, Vol. 6 , hal. 642.
33
َنوُرَّكَفَ تَ ت ْمُكَّلَعَل ِتَيَ ْلَا ُمُكَل َُّللَّا ُِِيَبُ ي َكِلَذَك َوْفَعْلا ِلُق َنوُقِفْنُ ي اَذاَم
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS. Al-Baqarah/2:219)
Seseorang yang meminum khamr dapat merasakan kenikmatan seperti hangatnya tubuh ketika meminumnya, selain itu dari segi materi penjualan khamr bisa menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan. Namun segala kebaikan itu tentu tidak sebanding dengan keburukan yang bisa ditimbulkannya. Efek mabuk bisa timbul ketika terlalu banyak meminum khamr bisa menghilangkan kesadaran peminumnya dan membuatnya berpotensi melakukan perbuatan-perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri seperti meninggalkan salat hingga merugikan orang lain seperti perkelahian.34 Selain itu bahaya yang ditimbulkan dari khamr ini juga merusak keseimbangan metabolisme dalam tubuh karena alkohol yang terkandung di dalam khamr bisa mengganggu peredaran darah sehingga ketika organ-organ tubuh dipompa darah yang di dalamnya terdapat campuran khamr, organ-organ tersebut tidak akan bisa bekerja secara maksimal.35
Ketiga, Al-Qur’an mulai melarang meminum khamr pada waktu-waktu hendak masuk waktu-waktu salat.
َنوُلوُقَ ت اَم اوُمَلْعَ ت َّتََّح ىَراَكُس ْمُتْ نَأَو َة َلََّصلا اوُبَرْقَ ت َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ
...
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,... (QS. Annisâ/4:43)
Salah satu dari sebab turunnya ayat ini adalah terjadinya peristiwa dimana adanya sahabat yang karena mabuk hingga tidak sadar apa yang sedang diucapkannya ketika salat sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali yaitu:
ْمَلْا َنِم َنَّاَقَسَو َنَّاَعَدَف اًماَعَط ٍفْوَع ُنْب ِنَْحَّْرلا ُدْبَع اَنَل َعَنَص :َلاَق ، ٍبِلاَط ِبَِأ ِنْب ِِيِلَع ْنَع ،ِر
34 Muhammad Sulaiman Abdullah Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, Qatar: Wazarah al-Awqâf wa asy-Syuûn al-Islamiyyah, 2007, hal.34.
35 Lihat video dari Neuron, “Bagaimana Alkohol Mempengaruhi Tubuh Kita?,”
dalam https://www.youtube.com/watch?v=gYwvMnbfjFA. Diakses pada 31 Oktober 2019.
34
Dari Ali ibn Abi Thalib, ia berkata: ‘Abdurrahman ibn ‘Auf membuat makanan untuk kami, lalu mengundang kami dan menuangkan minuman khamr untuk kami, kemudian sebagian dari kami mulai mabuk dan waktu salat pun tiba. Maka mereka mempersilahkan seseorang menjadi imam, sehingga terdengar bacaannya “Katakanlah: ‘Wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan kami menyembah apa yang kamu sembah.” Maka Allah menurunkan ayat: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,”
Setelah sebelumnya Allah menegaskan sisi negatif khamr lebih besar dari sisi positifnya, perbuatan meminum khamr mulai dilarang pada kondisi ketika ingin melaksanakan salat, karena ketika seseorang mabuk ia tidak mengerti apa yang ia ucapkan, maka setelah efek mabuk tersebut hilang dan sudah sinkron antara kesadaran dengan ucapan barulah ia boleh melaksanakan salat.37 Ayat ini juga memberikan isyarat agar sepatutnya ketika hendak beribadah seorang manusia menghilangkan segala hal yang dapat mengalihkan pikiran.
Keempat, Al-Qur’an mengharamkan khamr secara mutlak dalam situasi dan kondisi apapun.
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari
36 Muhammad ibn Isa at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi. Beirut: Dar al-Gharb al Islamiy, Hadis No. 3026, Jilid. 5, hal. 88
37 Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, 2007, hal.85.
35
mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Mâidah/5:90-91)
Rangkaian ayat ini menjadi tahap akhir dari proses pengharaman khamr. Ayat ini turun setelah Sa’ad ibn Abî Waqqâsh yang meminum khamr bersama kaum Anshâr, kemudian seseorang dari kaum Anshâr itu memukul hidung Sa’ad dengan kulit kepala unta, sampai Nabi kemudian datang dan Allah menurunkan ayat pengharaman khamr.38 Sebelumnya telah disebutkan bahwa meminum khamr berpotensi menyebabkan mabuk yang bisa menghilangkan kesadaran dan merusak akal pikiran, meminum khamr juga tidak hanya merugikan orang yang meminumnya namun juga orang-orang yang ada di sekelilingnya. Seseorang yang sedang dalam kondisi mabuk berpotensi melakukan keburukan-keburukan yang lain seperti tindak kekerasan dan hilangnya kasih sayang karena lemahnya kesadaran mereka ketika sedang mabuk. Oleh karena itulah, Allah menekankan pengharaman khamr dengan menyandingkannya dengan penghambaan terhadap berhala yaitu sebagai perbuatan setan yang harus dihindari, sehingga tidak ada lagi alasan untuk membenarkan kegiatan meminum khamr.39
Ayat-ayat di atas memang jika dilihat dari susunan ayat dan surah tidak berurutan. Namun dari ayat-ayat di atas terdapat suatu variabel yang menghubungkan ayat-ayat tersebut yakni khamr. Meminum khamr ynag pada awalnya bukan merupakan hal yang dilarang kemudian menjadi sesuatu yang diharamkan. Proses diatas bisa saja dinamakan sebagai algoritma pengharaman khamr dan digambarkan dengan struktur runtutan sebagai berikut:
Tabel III.4, Algoritma Pengharaman Khamr.
Algoritma flowchart
38 Lihat Muhammad ibn Isma’il Bukhari, Adab Mufrad, Beirut: Dar al-Basyâir al-Islâmiyyah, 1989, Hadis No. 24, hal. 22
39 Muhammad Sulaiman Abdullah al-Asyqar, Zubdah at-Tafsîr, hal.122.
36 01 Mulai
02 Khamr = Halal
03 Khamr -> Memabukkan
04 Kebaikan khamr < Keburukan khamr 05 Meminum Khamr = Perbuatan Setan 06 Khamr = Haram
07 Selesai
Variabel yang disorot dalam rangkaian ayat di atas adalah khamr.
Ketika pada awal turunnya Islam meminum khamr yang saat itu sudah menjadi budaya dalam masyarakat Islam belum diharamkan sehingga nilai
Ketika pada awal turunnya Islam meminum khamr yang saat itu sudah menjadi budaya dalam masyarakat Islam belum diharamkan sehingga nilai