• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ALGORITMA DALAM AL-QUR’AN

B. Algoritma Percabangan Dalam Al-Qur’an

3. Switch-Case

Percabangan Switch Case biasanya digunakan ketika terdapat lebih dari dua kondisi. Syarat kondisi pada percabangan ini biasanya menggunakan sebuah nilai. Jika nilai yang diperiksa memenuhi syarat dari nilai yang didefinisikan maka prosesnya akan dijalankan.63 Bentuk umum percabangan switch-case adalah sebagai berikut:

switch (nama_variabel){

case nilai_variabel_1 : aksi_1 break;

case nilai_variabel_2 : aksi_n break;

...

case nilai_variabel_n : aksi_n break;

default:

aksi_default

63 Rosa A.S, Logika Algoritma dan Pemrograman Dasar, hal. 145.

53 break;

}

Sebagai contoh, algoritma dengan struktur ini bisa dilihat pada pembahasan pintu-pintu neraka, yang mana dalam setiap pintu telah ditetapkan penghuninya64. Para ulama tafsir banyak yang merincikan dalam tafsirnya seperti al-Marâghî yang mengutip riwayat dari Ibnu Abbas bahwa nama-namanya adalah Jahanam, Sa’îr, Ladzâ, H̲uthamah, Saqar, Jah̲îm, dan Hâwiyah.65 Adapun nama-nama tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an pada ayat-ayat berikut:

a. Jahanam

ُمُهَ نَعَلَو ْمُهُ بْسَح َيِه اَهيِف َنيِدِلاَخ َمَّنَهَج َرَنَّ َراَّفُكْلاَو ِتاَقِفاَنُمْلاَو َيِقِفاَنُمْلا َُّللَّا َدَعَو ْمَُلََو َُّللَّا

ٌميِقُم ٌباَذَع

۝

Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.( At-Taubah / 9:68 )

Neraka Jahanam diberikan kepada kaum munafik sebagai balasan atas segala perbuatan mereka, ketentuan ini sama bagi orang-orang munafik baik laki-laki maupun perempuan. Selain siksa, Allah juga melaknat mereka sehingga jauh dari segala bentuk rahmat Allah. Hal ini implikasi dari sikap mereka yang mengajak kepada perbuatan mungkar dan mencegah orang dari perbuatan yang baik, selain itu mereka juga memiliki kepedulian yang rendah karena sifat memang sifatnya yang kikir.66

Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. (Al-Ma’ârij/ 70:15-18)

Ketika ketetapan Allah sudah ditetapkan, tidak ada cara bagi

orang-64 Lihat (Al-Hijr/ 15:43-44)

65 Ahmad ibn Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Marâghî, Mesir : Mustahafa al-Bâbî al-h̲alabî, 1946, Juz. 24, hal. 14.

66 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲, Vol. 5 , hal. 157.

54

orang kafir untuk menghindar dari-Nya. Mereka dulunya adalah orang yang berpaling dari agama, mereka juga memiliki harta tetapi hanya mengumpulkan untuk diri sendiri dan tidak pernah diinfakkan padahal yang demikian itu bisa bermanfaat untuk mereka dan melindungi mereka dari siksa neraka. Orang-orang demikian tempatnya di neraka laza, dan neraka sendiri yang memanggil mereka untuk dibakar.67 c. Huthamah

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah itu. (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah/ 104:9)

Huthamah merupakan salah satu neraka yang disiapkan Allah bagi orang-orang kafir dan musyrik. Bahan bakar api pada neraka huthamah ini menggunakan bebatuan dan manusia, saking dahsyatnya sampai-sampai rasa panasnya merasuk hingga ke dalam hati. 68

Neraka ini menjadi tempat bagi orang-orang yang suka mengumpat, menghina kehormatan dan kemuliaan orang lain, suka menyakiti sesama, dan orang-orang yang suka menyebarkan aib orang lain untuk kepentingan sendiri padahal seharusnya ia merahasiakannya. Mereka juga senang mengumpulkan harta, menghitung-hitungnya hingga mereka sombong, merendahkan orang lain. 69

d. Sa’îr

اًيِعَس َنْوَلْصَيَسَو اًرَنَّ ْمِِنَّوُطُب ِفِ َنوُلُكَْيَ اََّنَِّإ اًمْلُظ ىَماَتَ يْلا َلاَوْمَأ َنوُلُكَْيَ َنيِذَّلا َّنِإ

۝

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim

67 Abdurrahman As-Sa‘di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân, hal.886.

68 Abdurrahman As-Sa‘di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân, hal.934.

69 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wajîz, hal. 603.

55

secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

(QS. An-Nisâ`/4:10)

Neraka Sa’îr menjadi tempat bagi orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim. Ketika mereka memakan harta anak yatim di dunia, sesungguhnya mereka sedang menjejali perut mereka sendiri dengan api neraka. Pada hari kiamat nanti, mereka memakan api neraka seperti dulu mereka memakan harta anak yatim yang seharusnya mereka kelola dengan baik sesuai dengan yang diizinkan oleh syariat.70

Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Almuddatsir/ 74: 26-30)

Saqar adalah salah satu dari tingkatan neraka, Ibnu ‘Abbâs sebagaimana dikutip oleh al-Qurthubî menyatakan bahwa Saqar berada pada tingkat ke 6.71

Digambarkan bahwa siksaan Saqar menyebabkan kulit penghuninya terbakar sampai menjadi hitam legam melebihi legam pada malam hari. Selain itu, Saqar juga memakan kulit, urat, hingga daging mereka. Mereka disiksa dalam keadaan antara hidup dan mati, ketika organ tubuhnya rusak, maka agan berganti dengan yang baru untuk kemudian terbakar kembali.72 Ayat ini turun berkaitan dengan al-Walîd ibn Mughîrah yang menolak untuk mengakui Al-Qur’an sebagai firman Allah walaupun dalam hatinya ia mengakui kebenaran Al-Qur’an.73 Al-Walîd sebenarnya merupakan orang yang diberikan karunia oleh Allah kecerdasan, kedudukan, dan keturunan yang mulia, akan tetapi ia lebih memilih untuk mengikuti “instruksi” Abu Jahal untuk ikut menentang

70 Jâbir Abû Bakar al-Jazâirî, Aysar at-Tafâsîr li Kalâmi al-‘Alî al-Kabîr, Madinah : Maktabah al-‘Ulûm wa al-ẖakim, hal. 439.

71 Muhammad ibn Ahmad al-Qurthubi, Juz 19, hal. 77.

72 Abu al-Fidâ` Isma’îl ibn ‘Umar ibn Katsîr, Tafsîr ibn Katsîr, Dar Thoibah li an-Nasyr, 1999, Juz 8, hal. 268.

73 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲, Vol. 14 , hal. 473.

56

ajaran Nabi ﷻ seperti mengatakan bahwa Al-Qur’an merupakan perkataan manusia, meskipun sebenarnya ia merupakan salah satu orang yang paling tahu bahwa Al-Qur’an tidak mungkin asalnya bukan langsung dari Allah.74

f. Jah̲îm

َّنِإَو ٍميِحَج يِفَل َراَّجُفْلا

۝

Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. (Alinfithâr/ 82: 14)

Neraka Jahim adalah tempat orang-orang durhaka yang melalaikan hak-hak Allah dan hak-hak hamba Allah.75 Kepribadian para pendurhaka itu sudah mendarah dalam kedurhakaan, ia sering melakukan kedurhakaan bagaikan membelah dan merobek-robek ajaran agama.76Neraka Jahim merupakan tempat azab yang pedih lagi bengis yang tidak ada ampun dan tidak ada jalan keluar bagi para

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.

(Alqâri’ah/101/11)

Neraka Hawiyah adalah neraka untuk orang yang tidak memiliki kebaikan untuk menutupi keburukan-keburukannya. Mereka mengotori diri mereka sendiri dengan kesyirikan, penuh kemaksiatan, dan senantiasa berbuat kerusakan di muka bumi, hingga timbangan amal tidak bergerak ketika mereka di sana.78 Neraka baginya seperti ibu yang selalu menemani, mereka terlempar dalam keadaan terjungkir, dan panas di sana melebihi sembilan puluh kali panasnya api di dunia.79

74 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲, Vol. 14 , hal. 483.

75 Tim Ulama Tafsir Saudi, Tafsir al-Muyassar, Saudi : Majma’ al-Mulk Fahd Thabâ’ah al-Mushh̲af as-Syarîf, 2009, hal. 587.

76 M. Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh̲, Vol. 15 , hal. 132.

77 Ah̲mad ibn Musthafâ al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Juz. 30, hal. 69.

78 Ah̲mad ibn Musthafâ al-Marâghî, Tafsir al-Marâghî, Juz. 30, hal. 227.

79 Abdurrahman As-Sa‘di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân, hal.933.

57

Ad-Dhah̲h̲ak sebagaimana dikutip oleh Al-Marâghî menyebutkan tingkatan-tingkatan neraka beserta dengan penghuninya. Tingkat pertama diisi oleh umat-umat Nabi Muhammad yang bermaksiat, tingkat kedua untuk orang-orang Nasrani, tingkat ketiga untuk orang-orang Yahudi, tingkat keempat untuk para penyembah bintang, tingkat kelima untuk orang-orang Majusi, tingkat keenam untuk orang-orang Musyrik Arab, dan tingkat ketujuh untuk orang-orang munafik dan keluarga Fir’aun.80

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa penghuni neraka telah ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan pada penjelasan yang disebutkan oleh Ad-Dh̲ahhak maka tipe-tipe penghuni neraka di atas bisa dihimpun menjadi suatu nilai untuk satu variabel

‘Manusia’ seperti di bawah ini:

Umat Muhammad yang maksiat => 1

Nasrani => 2

Yahudi => 3

Penyembah Bintang => 4

Majusi => 5

Musyrik Arab => 6

Munafik dan Keluarga Fir’aun => 7

Sehingga algoritma yang bisa digambarkan dari ayat di atas adalah sebagai berikut:

80 Muhammad ibn Ahmad al-Qurthubi, Jâmi‘ li Ah̲kam al-Qurân, Juz 10, hal. 30.

58

Tabel III.11, Contoh Switch-Case Algoritma

switch(manusia):

case 1:

write(“Jahanam”) break;

case 2:

write(“Ladzâ”) break;

case 3:

write(“Huthamah”) break;

case 4:

write(“Sa’îr”) break;

case 5:

write(“Saqar”) break;

case 6:

write(“Jah̲im”) break;

case 7:

write(“Hâwiyah”) break;

default:

write(“Surga”)

flowchart

59

Penyeleksian dimulai dari melihat nilai dari variabel ‘manusia’, adapun isi dari variabel ‘manusia’ berurutan dari 1 yang menghimpun umat Nabi Muhammad yang melakukan maksiat hingga nomor 7 yang menghimpun orang-orang Munafik dan Keluarga Fir’aun. Adapun ketika nilai dari variabel ‘manusia’ bukan angka 1-7 maka output yang akan

60

keluar adalah Surga karena ia tidak masuk ke dalam kriteria-kriteria penghuni neraka.

Dokumen terkait