• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Alternatif Strategi

(1) Strategi Strengths-Opportunities (S-O) a. Peningkatan Akses Pasar Ekspor

Datangnya era perdagangan bebas mengindikasikan bahwa kesempatan bagi perluasan pasar juga semakin terbuka lebar. Hasil perhitungan HI juga menunjukkan, meskipun pasar komoditas daging ayam ras dimonopoli oleh beberapa negara, namun masih ada kesempatan bagi Indonesia untuk bersaing di pasar internasional dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki.

Dalam rangka memanfaatkan peluang besar tersebut, maka perluasan pemasaran dengan meningkatkan akses pasar ekspor baik untuk skala regional maupun global sangat tepat dilakukan untuk komoditas daging ayam ras Indonesia. Agribisnis dengan jumlah populasi dan pengusahaan ternak terbanyak serta jumlah produksi daging terbesar dalam industri unggas nasional bahkan terbesar di ASEAN merupakan kekuatan besar yang harus dimanfaatkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembangunan sistem informasi pemasaran ekspor komoditas peternakan melalui pemanfaatan ketersediaan dan kemudahan aksesibilitas sumberdaya IPTEK serta dukungan industri jasa pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan. Dengan adanya informasi pasar maka peluang pasar dapat diketahui oleh setiap pelaku usaha dan distorsi pasar yang terjadi di pasar internasional dapat dihindari.

Langkah yang juga dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan akses pasar ekspor adalah dengan penguatan kerjasama melalui jaringan pemasaran di negara produsen utama dan negara tujuan ekspor. Pemerintah dan lembaga terkait harus

mampu melakukan harmonisasi bilateral atau regional dengan negara tujuan ekspor agar komoditas daging ayam ras Indonesia mendapatkan jaminan proteksi. Upaya lainnya ialah melalui penyelenggaraan promosi dagang, dan meningkatkan lobi dagang di forum internasional.

Selain negara yang memang menjadi tujuan ekspor, negara-negara lain yang belum termanfaatkan dengan baik juga dapat menjadi target perluasan pasar ekspor komoditas daging ayam ras Indonesia. Akan dibentuknya perusahaan ayam halal bersama antara Indonesia dengan tiga negara lainnya di ASEAN merupakan peluang besar dalam menembus pasar Timur Tengah terutama dengan adanya keserasian sosial budaya yang dimiliki Indonesia yang sesuai dengan negara-negara di kawasan tersebut. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mempelajari peraturan dan persyaratan impor negara lain baik prosedur maupun berbagai kriteria yang dipersyaratkan. Dukungan yang besar dari pemerintah sangat membantu terlaksananya program ini.

b. Pengembangan Produk Sesuai Permintaan Pasar

Upaya menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan konsumen yang semakin kompleks seperti tuntutan terhadap produk yang halal, aman, sehat, dan higienis merupakan langkah yang dapat diwujudkan dalam rangka meningkatkan dayasaing di pasar internasional. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan memanfaatkan peluang yang ada dimana saat ini para peneliti baik di Indonesia maupun di dunia telah banyak menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah yang menjadi penghambat peningkatan dayasaing komoditas daging ayam ras.

Penemuan-penemuan baru tersebut harus dimanfaatkan oleh Indonesia karena adanya kekuatan yang dimiliki seperti sumberdaya alam yang melimpah,

tenaga kerja dengan biaya yang kompetitif, didukung dengan peran serta pemerintah dan ditunjang dengan berkembangnya pola kemitraan yang saling menguntungkan serta tersedianya lembaga IPTEK yang memadai. Hal ini merupakan perpaduan yang tepat dalam rangka menciptakan produk yang sesuai keinginan konsumen. Dalam hal ini dukungan pemerintah adalah mendorong dan memfasilitasi setiap pelaku usaha yang berada dalam agribisnis ayam ras pedaging dalam menerapkan prinsip-prinsip HACCP.

(2)Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O)

a. Meningkatkan Bentuk-bentuk Kerjasama dan Kemitraan yang Adil

Kesadaran yang besar dalam rangka penguatan kelembagaan dari para pelaku agribisnis adalah hal terpenting untuk menciptakan produk yang berdayasaing baik di pasar domestik, regional, maupun global. Penerapan SCM pada agribisnis ayam ras pedaging belum dapat terlaksana dengan baik karena kebanyakan pelaku budidaya adalah peternak rakyat dengan skala kecil dan modal terbatas sehingga usaha yang djalankannya tidak terintegrasi . Untuk itu, dalam upaya memperlancar penerapan strategi SCM yang saat ini belum terlaksana dengan baik karena masih terkendala pada kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan modal, maka peningkatan bentuk-bentuk kerjasama dan kemitraan yang adil merupakan salah satu strategi yang harus dilakukan.

Hal tersebut akan memberikan jaminan pasokan dan pemasaran produk baik bagi peternak maupun perusahaan. Perusahaan akan membantu peternak dalam pasokan DOC, pakan, obat-obatan dan vaksin yang harganya relatif mahal, serta bimbingan dan penyuluhan sehingga kualitas produk yang akan diterima perusahaan dapat terjaga dengan baik peternak pun terbantu dalam hal

permodalan dan alih informasi dan teknologi. Kesadaran yang besar dari para pelaku agribisnis untuk menciptakan produk yang berdayasaing adalah hal terpenting dalam rangka bersaing di era perdagangan bebas.

b. Program Pemberdayaan Subsistem Hulu dan Hilir

Ketersediaan dan produksi bahan baku input produksi (jagung, kedelai, DOC, bahan baku obat-obatan dan vaksin) agribisnis ayam ras pedaging yang sangat tidak memadai serta industri pascapanen yang masih berpola tradisional memerlukan suatu alternatif pemecahan, salah satunya ialah melalui program pemberdayaan subsistem hulu dan hilir dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan nilai dan volume ekspor. Beberapa langkah yang dapat dijalankan antara lain adalah penyediaan kredit lunak dengan prosedur administrasi yang sederhana, membangun infrastruktur yang memadai, memperluas areal pertanaman (jagung dan kedelai), mendorong keterlibatan peran swasta sebagai investor, pemanfaatan dan sosialisasi hasil temuan baru misalnya penggunaan keli meal dan BIS sebagai alternatif pakan pengganti, pembuatan RPA center oleh pemerintah.

(3) Strategi Strengths-Threats (S-T)

a.Peningkatan dan Perluasan Basis Produksi dan Subsistem Pendukungnya Perluasan dan peningkatan basis produksi dan subsistem pendukungnya dilakukan melalui peningkatan kualitas hasil dan perluasan skala usaha. Pemanfaatan kekuatan yang ada seperti sumberdaya alam yang mendukung, tenaga kerja yang kompetitif dari upah, dan didukung dengan ketersediaan sumberdaya IPTEK dan lembaga penelitian yang memadai akan mampu menghasilkan komoditas yang berdayasaing tinggi. Percepatan proses

standardisasi, akreditasi dan sertifikasi terhadap lembaga atau laboratorium penguji sangat diperlukan guna mendapat pengakuan internasional yang sah terhadap keamanan dan mutu hasil pengolahan peternakan dalam negeri sehingga meskipun pasar komoditas daging ayam ras ini berbentuk oligopoli yang mengarah ke monopoli dimana kelima produsen utama di dunia sangat berperan,

tetap terdapat kesempatan bagi Indonesia untuk dapat bersaing di dalamnya. b. Perlindungan Usaha dari Praktek Perdagangan yang Tidak Adil

Mengingat cukup besarnya peran dan potensi agribisnis ayam ras pedaging bagi perekonomian nasional maka pemerintah harus segera mengambil langkah nyata dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada agribisnis ayam ras pedaging Indonesia. Pemerintah harus melindungi usaha dan industri ayam ras pedaging nasional dari perdagangan internasional yang tidak adil. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan menetapkan kebijakan pembatasan impor CLQ, memperluas jaringan pemasok MBM, serta selalu melakukan pengontrolan terhadap masuknya CLQ dan MBM oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab (importir ilegal). Dengan demikian negara-negara yang memonopoli perdagangan komoditas daging ayam ras di pasar internasional tidak seenaknya mendikte Indonesia.

c. Meningkatkan Teknik Budidaya dan Manajemen Pemeliharaan

Langkah nyata yang dapat dilakukan adalah lembaga pendidikan, pelatihan, litbang, dinas dan asosiasi peternakan, dan perusahaan besar memperkenalkan teknik budidaya dan manajemen pemeliharaan yang baik khususnya bagi peternak rakyat dan memfasilitasi serta mendorong peningkatan dayasaing produk nasional untuk dapat bersaing dalam perdagangan internasional. Selain itu peran pihak dan

lembaga yang terkait serta peran pemerintah bersama-sama dengan seluruh pelaku agribisnis ayam ras pedaging diwujudkan dengan penanggulangan dan pencegahan wabah penyakit menular seperti virus AI yang merupakan salah satu penghambat peningkatan ekspor Indonesia. Mempelajari peraturan dan persyaratan impor negara lain yang merupakan tujuan utama ekspor Indonesia baik prosedur maupun berbagai kriteria yang dipersyaratkan juga merupakan upaya yang dapat dilakukan agar jumlah komoditas daging ayam ras Indonesia

yang dapat menembus pasar ekspor dapat lebih banyak lagi.

(4) Strategi Weaknesses-Threats (W-T)

a. Meningkatkan Peran Stakeholder

Dalam rangka menghadapi monopoli yang besar dari lima negara produsen utama dunia, adanya ancaman seperti produk impor, importir ilegal, dan ancaman virus AI, serta untuk dapat meningkatkan keunggulan komparatif Indonesia terhadap komoditas daging ayam ras, maka dibutuhkan peran serta dan kesadaran dari segenap stakeholder yang terlibat dalam agribisnis ayam ras pedaging. Peternak dan pengusaha berintegrasi membentuk kemitraan, asosiasi dan kelembagaan meningkatkan pengetahuan pasar dan teknologi, pemerintah harus mampu bertindak sebagai fasilitator, regulator, motivator yang mampu menserasikan hubungan antar pelaku usaha sehingga para pelaku dapat berinteraksi secara proporsional serta menciptakan iklim usaha yang kondusif yang pada akhirnya mampu menarik minat investor untuk turut mengembangkan agribisnis ayam ras pedaging ini. Masyarakat harus mampu mendukung produk dalam negeri dengan lebih memilih untuk mengkonsumsi produk dalam negeri dibandingkan produk impor.