• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu

2.4.1. Studi Tentang Ayam Ras Pedaging

1.Permintaan dan Penawaran Daging Ayam Broiler di Indonesia (Suryani, 2006) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur permintaan dan penawaran daging ayam broiler di Indonesia serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan analisis terhadap dampak kebijakan pemerintah dan perubahan faktor eksternal terhadap permintaan dan penawaran daging ayam broiler di dalam negeri. Alat analisis yang digunakan dalam menduga model yang akan dianalisis adalah metode 2-SLS (Two-Stage Least Square). Permodelan yng dihasilkan memenuhi asumsi tidak terdapatnya autokorelasi dan mempunyai nilai R-Sq yang cukup baik berkisar

antara 0,7637 dan 0,9863. Analisis yang dilakukannya menghasilkan beberapa informasi sebagai berikut :

a.permintaan daging ayam broiler dipengaruhi oleh harga daging ayam broiler, harga telur, harga daging sapi, dan pendapatan per kapita secara signifikan. Sedangkan harga pakan, kebijakan Keppres Nomor 22 Tahun 1990 yang memberikan izin bagi para peternak ayam broiler untuk memperluas skala usaha, dan teknologi signifikan mempengaruhi penawaran daging ayam broiler di dalam negeri.

b.Harga daging ayam broiler dipengaruhi oleh harga pakan dan harga DOC sebagai input produksi ayam broiler, hal ini menunjukkan bahwa industri ayam broiler di dalam negeri lebih mengarah pada struktur pasar monopoli dimana mekanisme pasar seperti permintaan dan penawaran tidak mempengaruhi harga daging ayam broiler.

c.Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan impor bungkil kedelai dapat meningkatkan industri pakan didalam negeri, sedangkan kebijakan pemerintah untuk mendepresiasi nilai tukar rupiah dapat meningkatkan penawaran daging ayam broiler di dalam negeri demikian juga harganya.

d. Perubahan faktor eksternal berupa kenaikan pendapatan per kapita menyebabkan permintaan daging ayam broiler meningkat cukup signifikan, sedangkan peningkatan penawaran disebabkan oleh kenaikan harga DOC. e.Pasar jagung dunia bersifat thin market sehingga dalam beberapa tahun ke

depan diperkirakan harga jagung impor akan meningkat. Simulasi kenaikan harga jagung impor menyebabkan impor jagung dan produksi pakan menurun.

f. Jumlah peternak kecil yang mendominasi industri ayam broiler (85,4 persen) menyebabkan kemitraan diantara peternak dianggap sebagai suatu strategi industrialisasi yang dapat diterapkan untuk memperkuat struktur industri ayam broiler yang lemah yang disebabkan oleh ketergantungan industri tersebut terhadap bahan baku pakan impor.

2.Peranan Kemitraan Terhadap Peningkatan Pendapatan Peternak Ayam Broiler (Deshinta, 2006)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik peternak ayam ras pedaging yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi, mendeskripsikan pola-pola kemitraan, mengevaluasi penerapan pola kemitraan dan dampak penerapan tersebut terhadap pendapatan peternak ayam ras pedaging. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif dan analisis pendapatan, R/C, serta uji t.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kemitraan tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peternak. Walaupun demikian, peternak memperoleh banyak manfaat dari keikutsertaanya di dalam kemitraan seperti bantuan modal, bimbingan dan penyuluhan, serta pemasaran hasil.

Studi Tentang Dayasaing

Analisis Dayasaing Komoditas Udang Nasional di Pasar Internasional (Swaranindita, 2005)

Penelitian ini mengkaji perkembangan ekspor udang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, menganalisis struktur pasar udang dalam perdagangan udang internasional, serta menganalisis posisi dayasaing udang nasional di pasar internasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis Teori Berlian Porter, analisis Herfindahl Index (HI), Concentration Ratio

(CR) dan Revealed Comparative Advantage (RCA) dengan menggunakan formula Balassa. Peramalan ekspor dengan metode Double Exponential Smoothing juga dilakukan sebagai masukan untuk menganalisis kondisi permintaan ekspor udang Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis dengan metode Teori Berlian Porter diperoleh kesimpulan bahwa faktor internal yang mempengaruhi dayasaing komoditas udang Indonesia di pasar internasional antara lain; (1) Sulitnya mendapatkan akses kredit dan pembiayaan usaha budidaya, (2) Terbatasnya sarana angkutan ekspor, (3) Belum meluasnya penerapan teknologi dan industri terpadu, (4) Usaha pembenuran dan pengolahan pascapanen yang masih memiliki berbagai kendala. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja budidaya udang adalah issu-issu yang berkembang di negara-negara pengimpor udang, berkaitan dengan food safety (jaminan keamanan pangan) serta issu lingkungan.

Dengan menggunakan metode HI diketahui bahwa struktur pasar yang dihadapi Indonesia dalam pasar udang internasional pada periode tahun 1984 hingga tahun 2000 terdiri dari pasar persaingan monopolistis dan pasar oligopoli. Posisi Indonesia di masing-masing pasar tersebut adalah sebagai market follower atau pengikut pasar.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode RCA diperoleh kesimpulan bahwa komoditas udang Indonesia memiliki dayasaing yang kuat. Dilihat dari posisi dayasaing komparatifnya, komoditas udang Indonesia dapat dikatakan unggul di pasar internasional. Sedangkan dari keunggulan kompetitifnya, adanya berbagai faktor dan kendala yang dihadapi industri

budidaya nasional di dalam negeri sehingga membuat udang menurun dayasaingnya.

Berdasarkan hasil peramalan pada lima tahun mendatang (2005-2009) ekspor udang Indonesia diramalkan semakin menurun, sementara ekspor udang dunia semakin meningkat sehingga pangsa pasar yang dikuasai pun semakin menurun, Hal ini diakibatkan oleh produksi udang lokal yang masih belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor.

Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, pada penelitian terdahulu aspek agribisnis ayam ras pedaging yang dikaji adalah aspek kemitraan dengan mengambil studi kasus di PT. Sierad Produce (Deshinta, 2006). Penelitian lainnya mengkaji dampak kebijakan pemerintah dan perubahan faktor eksternal terhadap permintaan dan penawaran daging ayam broiler di Indonesia (Suryani, 2006). Sedangkan pada penelitian ini cakupannya lebih luas yaitu skala internasional dengan melakukan analisis terhadap aspek dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia dibandingkan dengan negara produsen lainnya di dunia.

Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini hampir sama dengan alat analisis yang digunakan pada penelitian dayasaing komoditas udang (Swaranindita, 2005) yaitu analisis Herfindahl Index (HI) dan Concentration Ratio (CR), Revealed Comparative Advantage (RCA), dan Teori Berlian Porter. Namun pada penelitian sebelumnya dilakukan juga peramalan ekspor dengan metode Double Exponential Smoothing untuk menganalisis kondisi permintaan ekspor udang Indonesia, sedangkan pada penelitian ini tidak dilakukan peramalan ekspor tetapi dilakukan perumusan strategi yang berguna untuk peningkatan

dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia dengan menggunakan alat analisis yang berupa matriks SWOT.

BAB III