• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

(1) Struktur pasar komoditas daging ayam ras di pasar internasional untuk komoditas daging ayam utuh dalam bentuk segar dan beku berbentuk pasar oligopoli mengarah ke monopoli karena HI nya bernilai 0,67 (mendekati satu) dan nilai CR4 sebesar 95,55 persen, sedangkan struktur pasar untuk komoditas daging ayam potongan dan jeroan dalam bentuk segar dan beku juga berbentuk oligopoli yang mengarah ke monopoli namun dengan persaingan yang lebih merata diantara produsen utamanya, karena HI nya bernilai 0,46 (mendekati nol) dan nilai CR4 sebesar 93,32 persen. Lima negara terbesar yang memonopoli perdagangan komoditas daging ayam ras dunia adalah Brazil, Amerika Serikat, China, Argentina, dan Inggris.

(2) Komoditas daging ayam ras Indonesia baik untuk komoditas daging ayam utuh dalam bentuk segar dan beku maupun komoditas daging ayam potongan dan jeroan dalam bentuk segar dan beku tidak memiliki keunggulan komparatif terhadap komoditas daging ayam ras di pasar internasional atau dapat dikatakan bahwa Indonesia belum memiliki dayasaing yang kuat dalam perdagangan komoditas daging ayam ras dunia. Hal ini ditandai dengan nilai RCA Indonesia yang selalu berada di bawah satu selama periode 2002-2006.

173

173 (3) Agribisnis ayam ras pedaging nasional memiliki keunggulan kompetitif yang dapat terlihat dari adanya berbagai kekuatan yang dimiliki agribisnis ini, seperti faktor sumberdaya alam yang melimpah dan belum sepenuhnya termanfaatkan, ketersediaan dan aksesibilitas sumber-sumber IPTEK yang cukup memadai, biaya tenaga kerja yang kompetitif, serta peran dan kebijakan pemerintah yang sangat mendukung pengembangan agribisnis ini. Namun demikian peningkatan dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia masih terkendala oleh sejumlah persoalan seperti pemberdayaan sumberdaya alam sebagai penyedia kebutuhan input produksi belum optimal sehingga ketergantungan terhadap produk impor masih besar, belum terintegrasinya agribisnis ayam ras pedaging, dan kualitas peternak yang secara umum masih rendah.

(4) Strategi yang berguna bagi peningkatan dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional diarahkan kepada seluruh subsistem yang tergabung dalam agribisnis ayam ras pedaging, hal ini dikarenakan peningkatan dayasaing harus dilakukan secara menyeluruh dan tidak bisa secara parsial. Strategi yang dirumuskan meliputi peningkatan ketersediaan dan kualitas input produksi, perbaikan manajemen pemeliharaan, peningkatan teknologi pascapanen dan pengolahan, peningkatan kerjasama dan kemitraan, perluasan akses pemasaran, dan peningkatan peran serta stakeholder yang terlibat dalam agribisnis ayam ras pedaging.

174 7.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan sebagai upaya peningkatan dayasaing komoditas daging ayam ras Indonesia di pasar internasional adalah:

(1) Meskipun secara umum struktur pasar komoditas daging ayam ras telah dikuasai oleh lima produsen utama di dunia, namun tidak tertutup kemungkinan bagi Indonesia untuk ikut bersaing di pasar global melalui pemanfaatan sumberdaya domestik sehingga tercipta efisiensi usaha. Selain dalam bentuk segar dan beku, produk olahan daging ayam seperti ayam masak juga perlu ditingkatkan pengembangannya karena selain dapat lebih mudah diterima di pasar luar negeri, juga akan memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi industri di dalam negeri.

(2) Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas ekspor komoditas daging ayam ras dalam rangka memperbesar kontribusinya terhadap penerimaan negara. Untuk itu diperlukan adanya harmonisasi kebijakan antar kelembagaan yang terkait. Pada subsistem hulu perlu adanya jaminan ketersediaan input produksi yang murah dan berkualitas, di subsistem budidaya peningkatan produksi dan produktivitas melalui penguatan kelembagaan, di subsistem hilir meningkatkan nilai tambah sehingga tercipta diversifikasi produk. Selain itu lembaga terkait, asosiasi, dan pemerintah menjadi fasilitator yang dapat berperan dengan bijaksana.

(3) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui peningkatan kinerja segitiga peternakan yaitu breeding, feeding, dan manajemen ditunjang dengan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Misalnya pemanfaatan limbah sawit sebagai alternatif pakan pengganti, penggunaan fitobiotik sebagai pengganti

175

175 antibiotik, dan sebagainya. Melakukan pengendalian penyakit dengan menerapkan sistem karantina ketat yang erat kaitannya dengan importasi produk peternakan. Melakukan proses adopsi teknologi agar tidak tertinggal dengan negara lain. Integrasi vertikal antar setiap subsistem melalui penerapan pola kemitraan yang adil harus terus ditingkatkan. Peran pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif sangat diperlukan untuk menjamin tetap eksisnya agribisnis ayam ras pedaging di dalam negeri.

(4) Berdasarkan strategi dan program yang telah dirumuskan, perlu dilakukan pembentukan dewan ayam yang kuat yang mampu mewadahi seluruh industri yang berada dalam agribisnis ayam ras pedaging sehingga dapat mengakomodasi segala kelebihan dan kelemahan yang dimiliki untuk menghadapi persaingan dan ancaman yang ada. Dewan ayam juga dapat berfungsi untuk membantu memudahkan pengaturan pertemuan antara seluruh stakeholder peternakan, sehingga dapat dilakukan pembicaraan misalnya untuk membahas penetapan harga ayam.

(5) Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan tidak terhenti sampai disini. Penulis sangat berharap adanya penelitian lanjutan dari tulisan ini seperti analisis kinerja peternak ayam ras pedaging di Indonesia, program swasembada bahan baku pakan lokal, dan sebagainya agar kajian dayasaing komoditas daging ayam ras pedaging akan terulas dengan lebih tajam lagi.

176

DAFTAR PUSTAKA

Advertorial. 2008. Closed House untuk IPB. Januari 2008 Vol III, Hal 28-29. Poultry Indonesia. Jakarta.

Astuty, E.D. 2000. Kajian Daya Saing Ekspor Komoditas Pertanian. Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Peternakan. Jakarta.

Bahri, D.S. 2001. Ketenagakerjaan Dalam Industri Berorientasi Ekspor Menghadapi Persaingan Era Bebas. Pusat Penelitian Ekonomi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI). Jakarta.

Bender, S dan Li, K.W. 2002. The Changing Trade and Revealed Comparative Advantages of Asian and Latin American Manufacture Exports. Economic Growth. Yale University. http://ideas.repec.org. 5 Januari 2008.

Cahyono, B. 2002. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Yayasan Pustaka Nusatama. Jakarta.

Daryanto, A. 2007. Peningkatan Dayasaing Industri Peternakan. Permata Wacana Lestari (Penerbit Majalah Trobos). Jakarta.

David, F.R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi ke-10. Salemba Empat. Jakarta. Deshinta, M. 2006. Peranan Kemitraan Terhadap Peningkatan Pendapatan

Peternak Ayam Broiler. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia. 2006. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2004. Statistik Peternakan Tahun 2004. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

. 2007. Statistik Peternakan 2007. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Kesehatan Hewan. 2006. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

177

177 FAO. 2008. FAO Statistic Division. Http://faostat.fao.org.

FAO. 2007. Buletin CP Mei, No. 1, Vol. 23. World Poultry.

FAPRI (Food and AgriculturePolicy Research Institute) dalam Buletin CP. 2006. Halwani, R.H. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Ghalia

Indonesia. Jakarta.

Kariyasa, K dan Bonar, M.S. Analisis Perilaku Pasar Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia: Pendekatan Model Ekonometrika Simultan. Jurnal. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak.

Kementrian Riset dan Teknologi dan Fakultas Teknologi Pertanian. 2004. Kajian Pengembangan IPTEK Bagi Peningkatan Daya Saing Produk Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kromo dan Yafi. Derap Langkah Pabrikan. 2007. Juli 2007 Vol II, Hal 18-21. Poultry Indonesia. Jakarta.

Kuraisin. 2006. Analisis Dayasaing dan Dampak Perubahan Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditi Susu Sapi. Skripsi. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Limbong, W.H. dan Panggabean S. 1985. Pengantar Tataniaga Pertanian. Program Studi Manajemen Agribisnis. Bogor.

Lipsey, R.G, dkk. 1997. Pengantar Mikroekonomi. Jilid II, Edisi ke-10. Binarupa Aksara. Jakarta.

Maulana, H. 2008. Menakar Kecukupan Tepung Ikan. Februari 2008 Vol III, Hal 50. Poultry Indonesia. Jakarta.

Meryana, E. 2007. Analisis Dayasaing Kopi Robusta Indonesia di Pasar Kopi Internasional. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Moon, H-C dan Dong-Sung, C. 2003. From Adam Smith to Michael Porter Evolusi Teori Daya Saing. Jilid I, Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Mul. 2005. Pasar Unggas Kita. Oktober 2005. Poultry Indonesia. Jakarta.

Murtidjo, B.A. 1990. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

178 Pappas, J.L. dan Mark H. 1995. Ekonomi Manajerial. Jilid II, Edisi Keenam.

Binarupa Aksara. Jakarta.

Porter, M.E. 1998. The Competitive Advantage of Nations. Macmillan Press Ltd. London.

Prawirokusumo, S. 2001. Masalah dan Prospek Bisnis Peternakan di Indonesia. Yogyakarta.

Prihatmanti, W. 2005. Analisa Struktur Pasar, Keunggulan Komparatif, dan Kompetitif Udang Indonesia di Pasar Amerika Serikat. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ranggatabbu, C. 2007. Bukan yang Terdepan. Januari 2007 Vol II Hal 24. Poultry Indonesia.

Rasyaf, M. 1999. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi 1. Erlangga. Jakarta.

Smyth, D.A. 2005. Ireland’s Revealed Comparative Advantage. Quarterly Bulletin I.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Suharno, B. 2004. Agribisnis Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta. . 2005. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sulaiman, M. 2007. Analisis Pendapatan Peternak Plasma Ayam Broiler Pada Sistem Bagi Hasil dan Sistem Kontrak. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suryani, T. 2006. Permintaan Dan Penawaran Daging Ayam Broiler di Indonesia. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Swaranindita, E.D. 2005. Analisis Dayasaing Komoditas Udang Nasional di Pasar Internasional. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

UN Comtrade. 2008. United Nations Statistics Division-Commodity Trade Statistics Database (COMTRADE). Http://comtrade.un.org/db.

179

180