• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analis Kinerja Sasaran 3 : “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Aparatur”

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) (Halaman 64-70)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Analis Kinerja Sasaran 3 : “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Aparatur”

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Aparatur” dengan indikator nilai SAKIP Kabupaten Demak mencapai 90,16 % dan termasuk predikat “Sangat Tinggi” sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

Tabel III.8

Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Indikator

Kinerja Realisasi 2017 Realisasi 2018 Capaian 2019

2020 Target Akhir Renstra Capaian 2020 Terhadap Akhir Renstra Target Realisasi Capaian

Nilai

SAKIP 53,36 60,60 90,16 % 70 63,11 90,16% 80 78,89%

Sumber data : Sekretariat Daerah Kabupaten Demak Tahun 2020

Sakip adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, dimana sistem ini merupakan integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja, yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan.

No Program Anggaran Realisasi Capaian (%)

1 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1.973.800.860,- 1.825.980.955,- 92,5 % 2 Program Sumberdaya Aparatur Peningkatan kapasitas 3.586.600.000,- 3.580.130.500,- 99,8 % 3 Program Pengembangan Aparatur Pembinaan dan 2.921.331.000,- 2.744.569.699,- 93,9 %

51

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Komponenen Sakip terdiri dari : Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, Capaian Kinerja.

Hasil evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Pemerintah Kabupaten Demak oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah disampaikan pada tanggal 24 Februari 2020. Perolehan nilai SAKIP Pemerintah Kabupaten Demak Tahun 2018 adalah 63,11 predikat “B”, dengan interpretasi Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan. Hal ini sesuai surat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/286/AA.05/2019 tanggal 30 Desember 2019 tentang Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 atas kinerja tahun 2018. Capaian kinerja Nilai SAKIP Kabupaten tahun 2020 sebesar 90,15% dihitung dari perbandingan realisasi predikat SAKIP Pemerintah Kabupaten Demak. Realisasi tahun 2020 adalah dengan nilai 63,11 dibagi target 70,00 dikali seratus persen. Nilai SAKIP Kabupaten Demak tahun 2020 sama dengan nilai SAKIP Kabupaten Demak tahun 2019. Hal ini dikarenakan data terbaru untuk tahun 2021 belum keluar sehingga masih menggunakan data tahun sebelumnya.

Gambar III.5

Bupati Demak HM. Natsir menerima penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2019

atas kinerja 2018 dengan Predikat Nilai “B” di Yogyakarta pada tanggal 24 Februari 2020.

Sumber data : Sekretariat Daerah Kabupaten Demak Tahun 2020

Kabupaten Demak pada tahun 2020 melakukan upaya yang sangat luar biasa demi meningkatkan nilai SAKIP. Kabupaten/Kota di Jawa Tengah juga mengalami

52

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Berdasrkan urutan peningkatan nilai SAKIP, Kabupaten Demak berada di urutan ke-11, sebagaimana terlampir pada tabel berikut ini

Tabel III.9

Nilai SAKIP tahun 2019 Kabupaten Kota se-Jawa Tengah

NO Kab/Kota Nilai 2019 Nilai 2020

1 Kabupaten Sukoharjo 57,84 57,84 2 Kabupaten Semarang 58,11 58,11 3 Kabupaten Rembang 58,64 58,64 4 Kabupaten magelang 60,1 60,1 5 Kabupaten Temanggung 60,16 60,16 6 Kabupaten Grobogan 60,87 60,87 7 Kabupaten Klaten 61,32 61,32 8 Kabupaten Tegal 61,36 61,36 9 Kabupaten Purbalingga 61,5 61,5 10 Kabupaten Kebumen 61,85 61,85 11 Kabupaten Sragen 61,99 61,99 12 Kabupaten Blora 62,22 62,22 13 Kabupaten Purworejo 62,81 62,81 14 Kabupaten Brebes 63,09 63,09 15 Kota Demak 63,11 63,11 16 Kabupaten Jepara 63,17 63,17 17 Kabupaten Pati 63,26 63,26 18 Kabupaten Pekalongan 63,51 63,51 19 Kabupaten Wonosobo 64,03 64,03 20 Kota Salatiga 64,15 64,15 21 Kabupaten Kendal 64,55 64,55 22 Kabupaten Karanganyar 65,02 65,02 23 Kabupaten Batang 65,04 65,04 24 Kabupaten Pemalang 65,81 65,81

25 Kabupaten Kota Tegal 65,98 65,98

26 Kabupaten Kudus 66,36 66,36 27 Kota Magelang 66,47 66,47 28 Kabupaten Banjarnegara 66,65 66,65 29 Kabupaten Boyolali 67,13 67,13 30 Kota Semarang 68,12 68,12 31 Kota Surakarta 68,74 68,74 32 Kota Pekalongan 72,59 72,59 33 Kabupaten Wonogiri 73,07 73,07

53

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

34 Kabupaten Cilacap 73,19 73,19

35 Kabupaten Banyumas 73,84 73,84

Sumber : Inspektorat Provinsi Jawa Tengah tahun 2020, data diolah

Capaian yang tidak memenuhi target ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Kinerja

a. Hasil review Renstra Perangkat Daerah memperlihatkan bahwa Renstra belum sepenuhnya mengacu pada RPJMD, yang berakibat sasaran strategis Kepala Perangkat Daerah yang dituangkan dalam RKT dan PK tidak menjawab sasaran strategis RPJMD

b. Belum semua perangkat daerah Menyusun cascading. 2. Pengukuran Kinerja

a. Belum semua perangkat daerah melakukan pengumpulan data kinerja atas rencana aksi secara berkala (bulanan/triwulanan/semester).

b. Belum ada mekanisme pengumpulan data kinerja untuk penyusunan laporan kinerja berupa pedoman atau Standar Operasional Prosedur (SOP) baku tentang pengumpulan data kinerja.

3. Pelaporan Kinerja

a. Penyampaian laporan capaian kinerja tiap triwulan banyak OPD yang tidak tepat waktu bahkan ada yang tidak melaporkan capaian tiap triwulannya.

b. Belum semua perangkat daerah melakukan publikasi dokumen yang dibutuhkan dalam penyusunan LKjIP sehingga penyusunan laporan menggunakan data manual dengan cara mengambil data dari OPD, sehingga data tidak bisa langsung disajikan dan membutuhkan waktu lama.

c. Belum semua perangkat daerah menyajikan data kinerja dengan pembandingan yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan untuk semua capaian kinerja.

d. Belum semua perangkat daerah menyusun laporan kinerja yang menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya.

4. Evaluasi Kinerja

a. Belum semua perangkat daerah melaksanakan evaluasi internal secara berkala. b. Belum semua perangkat daerah mendokumentasikan hasil evaluasi internal. c. Mindset yang berpegang pada penyerapan anggaran tanpa memperhatikan

54

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

5. Capaian Kinerja

a. Laporan kinerja yang disusun belum menyajikan informasi capaian kinerja pada tahun berjalan, dan tahun sebelumnya. Batang tubuh laporan kinerja didukung oleh bukti pendukung seperti Pengukuran Kinerja Sasaran. Informasi capaian kinerja harus dapat diandalkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: diperoleh dari dasar perhitungan yang valid, dihasilkan dari basis data yang dapat dipercaya, dapat ditelusuri sumber datanya, dapat terverifikasi dan up to date. Strategi yang digunakan demi menangani faktor kegagalan tersebut, antara lain adalah:

1. Perencanaan Kinerja

a. Seluruh Perangkat Daerah menyusun Renstra yang selaras dengan RPJMD sehingga sasaran strategis Kepala Perangkat Daerah yang dituangkan dalam RKT dan PK menjawab sasaran strategis RPJMD.

b. Renstra Perangkat Daerah memuat tujuan yang telah ditetapkan dan dilengkapi dengan indikator keberhasilan.

c. Perangkat daerah menyusun cascading berpedoman pada RPJMD. 2. Pengukuran Kinerja

a. Seluruh Perangkat Daerah melakukan pengumpulan data kinerja atas rencana aksi secara berkala (bulanan/triwulanan/semester).

b. Dibuatkan mekanisme pengumpulan data kinerja untuk penyusunan laporan kinerja berupa pedoman atau Standar Operasional Prosedur (SOP) baku tentang pengumpulan data kinerja.

3. Pelaporan Kinerja

a. Seluruh Perangkat Daerah harus menyampaian laporan capaian kinerja tiap triwulan tepat waktu.

b. Seluruh Perangkat Daerah harus melakukan publikasi dokumen yang dibutuhkan dalam penyusunan LKjIP sehingga data bisa diakses oleh siapapun yang membutuhkan.

c. Seluruh Perangkat Daerah harus menyajikan data kinerja dengan pembandingan yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan untuk semua capaian kinerja.

d. Seluruh Perangkat Daerah harus menyusun laporan kinerja yang menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya.

4. Evaluasi Kinerja

55

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Seluruh Perangkat Daerah mendokumentasikan hasil evaluasi internal.

c. Mindset yang berpegang pada penyerapan anggaran dan memperhatikan capaian kinerja.

5. Capaian Kinerja

a. Laporan kinerja yang disusun harus menyajikan informasi capaian kinerja pada tahun berjalan, dan tahun sebelumnya. Batang tubuh laporan kinerja didukung oleh bukti pendukung seperti Pengukuran Kinerja Sasaran. Informasi capaian kinerja harus dapat diandalkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: diperoleh dari dasar perhitungan yang valid, dihasilkan dari basis data yang dapat dipercaya, dapat ditelusuri sumber datanya, dapat terverifikasi dan up to date. Walaupun sasaran ini belum mencapai 100 %, telah banyak upaya yang dilakukan. Upaya yang dilakukan guna keberhasilan pencapaian sasaran antara lain : a. Seluruh Perangkat Daerah menyusun cascading berpedoman pada RPJMD; b. Mereview dan merevisi Indikator Kinerja Utama Kabupaten dan Perangkat Daerah.

Kegiatan ini didampingi oleh Bappeda Provinsi Jawa Tengah ;

c. Mereview dan merevisi Rencana Strategis Perangkat Daerah sesuai IKU yang terbaru melalui pendampingan dan desk Renstra Perangkat Daerah oleh Tim Review;

d. Membuat dan menandatangani Perjanjian Kinerja Perangkat Daerah beserta perubahannya sampai dengan eselon IV bahkan kinerja individu;

e. Membuat rencana aksi atas Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani;

f. Menggunakan aplikasi e-sakip sebagai upaya penguatan dan transparansi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

g. Dilaksanakan evaluasi internal yang difasilitasi pemerintah kabupaten secara berkala atau triwulanan. Hasil evaluasi internal tersebut di dokumentasikan serta ditindaklanjuti.

h. Dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja triwulanan

Sasaran tersebut dicapai melalui program-program sebagai berikut : Tabel III.10

Program dan Anggaran Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Aparatur Tahun 2020

NO Program Anggaran Realisasi % Capaian

1

Peningkatan Siswasnal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH 2.207.200.000,00 2.205.469.937,00 99.92

2

Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur

Pengawasan 15.000.000,00 15.000.000,00 100.00

3 Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan 211.600.000,00 208.599.486,00 98,58

Peningkatan Sarana dan prasarana

56

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

NO Program Anggaran Realisasi % Capaian

4 Program Reformasi Birokrasi 2.181.550.000,00 2.152.653.363,00 98,68 5

Program Perencanaan

Pengembangan Wilayah Strategis

dan Cepat Tumbuh 3.109.650.000,00 3.020.154.871,00 97,12

6 Program perencanaan pembangunan daerah 1.635.185.000,00 1.438.063.269,00 87,94 7 Program perencanaan sosial dan budaya 457.900.000,00 455.332.085,00 99,44

Total 11.379.856.500 11.045.934.011 97,065

Sumber data : APBD Kabupaten Demak Tahun 2020

Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah sebesar Rp. 11.045.934.011,- dari anggaran sebesar Rp 11.379.856.500,- atau 97,065%. Realisasi keuangan sebesar 97,065 % dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran sebesar 90,16% maka tidak terjadi efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut, dikarenakan capaian kinerja kurang dari 100%.

4. Analis Kinerja Sasaran 4 : “Meningkatnya Nilai Laporan Kualitas Pengelolaan

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) (Halaman 64-70)