• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analis Kinerja Sasaran 14 : “Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah”

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) (Halaman 113-118)

Persentase pertumbuhan industri kecil dan menengah tahun 2020

14. Analis Kinerja Sasaran 14 : “Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah”

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Pelestarian keragaman dan kekayaan budaya daerah” dengan indikator persentase benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan mencapai 105,26 % dan termasuk predikat “Sangat Tinggi” sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

Tabel III.38

Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah Tahun 2020

Indikator Kinerja Realisasi 2017 Realisasi 2018 Realisasi 2019

Realisasi 2020 Target Akhir RPJMD (2021) Capaian s.d 2020 terhadap 2021 Target Realisasi Capaian

Persentase benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

60% 75% 100% 95% 100% 105,26% 100% 100%

Sumber data : Dindikbud Kab Demak, tahun 2020

Realisasi = ∑ 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎,𝑠𝑖𝑡𝑢𝑠,𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑠𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

∑ 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎,𝑠𝑖𝑡𝑢𝑠,𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑑𝑎𝑦𝑎 x 100 %

= 201

201 x 100 % = 100%

Sasaran Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah diukur menggunakan indikator sebagaimana tertera di atas. Pencapaian atas sasaran Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah tercapai 105,26% dengan target yang ditetapkan sebesar 95% dan realisasi sebesar 100%. Realisasi sasaran ini sebesar 201 benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dibagi total benda, situs dan kawasan cagar budaya sejumlah 201. Capaian kinerja pada Sasaran Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD telah tercapai 100%.

Tahun 2017 jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan sebanyak 143 buah, tahun 2018 sebanyak 180 buah, sedangkan tahun 2019 sebanyak 201 koleksi dan tahun 2020 sebanyak 201 koleksi dalam keadaan terawat dan terpelihara. Dari data ini dapat dilihat adanya peningkatan jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya dari tahun ke tahun, namun untuk tahun 2020 tidak terjadi peningkatan jumlah benda.

Obyek Benda/Bangunan Cagar Budaya (BCB), selain memiliki kedudukan penting sebagai bukti-bukti yang berperan sebagai pengkonstruksi sejarah, juga memiliki

100

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

potensi yang besar sebagai obyek wisata budaya dan sejarah. Obyek BCB di Kabupaten Demak merupakan potensi yang sangat baik jika dapat diintegrasikan untuk kegiatan pengembangan pariwisata dalam rangka pemanfaatannya yang merupakan salah satu unsur dari pelestarian (pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan). Saat ini pada era otonomi daerah, telah berkembang pula tuntutan akan hak dalam pengelolaan cagar budaya dan museum oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat. Selain itu, kepedulian akan pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya dan permuseuman di kalangan internasional sudah tinggi, ditandai dengan adanya konvensi internasional pelestarian budaya dan permuseuman yang berimplikasi pada upaya pelestarian warisan budaya dan museum di Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia dalam era globalisasi di bidang kebudayaan.

Upaya-upaya penanaman nilai-nilai sejarah, pelestarian benda-benda tinggalan purbakala, serta pengembangan permuseuman menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun jatidiri bangsa agar dapat diwariskan dan dimanfaatkan bagi generasi muda dan mendukung upaya persatuan dan kesatuan. Kegiatan pelestarian peninggalan sejarah dan purbakala dalam perkembangannya juga memiliki kontribusi yang cukup penting dalam rangka memperkokoh ketahanan budaya serta persatuan dan kesatuan bangsa dari ancaman konflik yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Pembangunan sejarah dan purbakala diharapkan akan dapat berperan dalam membangun watak bangsa. Upaya memperkenalkan masyarakat terhadap pentingnya pelestarian peninggalan sejarah dan purbakala di Kabupaten Demak dilakukan melalui kegiatan eduwisata pelajar, yaitu kegiatan mengunjungi tempat-tempat bersejarah setiap akhir pekan yang dijadual secara bergantian.

Untuk menjaga pelestarian benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan, Pemerintah Kabupaten Demak juga membeli benda bersejarah yang masih berada di tangan perorangan atau dimiliki secara pribadi oleh masyarakat secara bertahap setiap tahunnya. Saat ini koleksi benda, situs dan kawasan cagar budaya sudah mencapai 201 jenis.

Kondisi obyektif saat ini menunjukkan bahwa pada era otonomi daerah, kualitas pengelolaan warisan budaya bangsa, seperti benda cagar budaya, situs, kawasan cagar budaya, dan museum masih sangat beragam. Disamping itu apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap warisan budaya seperti candi, istana, masjid kuno, monumen, dan bangunan bersejarah lainnya belum berkembang secara optimal. Hal tersebut menunjukkan masih kurangnya apresiasi, pemahaman, komitmen, dan kesadaran tentang arti pentingnya warisan budaya dengan berbagai kandungan nilai-nilai luhurnya. Disamping itu, museum sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi belum

101

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

sepenuhnya terealisasi. Dengan demikian, tantangan kedepan adalah peningkatan upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya (benda, bangunan, situs, dan kawasan cagar budaya) dan nilai-nilai sejarah,dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja adalah sebagai berikut:

a. Pemberian bimbingan teknis sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum;

b. Pelaksanaan administrasi, perawatan dan pemeliharaan UPTD Museum Glagah Wangi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak;

c. Menginventarisasi Benda-benda Cagar Budaya (BCB) yang ada di Kabupaten Demak dan mensosialisasikan upaya perawatan dan pemeliharaan BCB kepada masyarakat.

d. Membuat aturan hukum terkait pengelolaan Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Demak.

e. Membuat website/laman yang berisi data situs budaya sehingga bisa diakses oleh generasi milenial.

Hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran ini diantaranya adalah : a. Masih rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap pelestarian sejarah dan

purbakala sebagai identitas asli Bangsa Indonesia akan menjadi ancaman yang serius terhadap ketahanan bangsa;

b. Masih lemahnya pemahaman masyarakat terhadap perubahan lingkungan geografi sejarah dan lemahnya pemahaman tentang kondisi wilayah Indonesia;

c. Perdagangan ilegal, pemalsuan, dan pencurian benda cagar budaya disebabkan faktor ekonomi karena berhadapan pada situasi yang sulit bagi sebagian besar masyarakat untuk mendapatkan penghasilan

d. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penghargaan pada bendabenda peninggalan sejarah dan purbakala telah mendorong tindakan-tindakan yang merusak kelestarian obyek tersebut

e. Masih kurangnya perhatian masyarakat terhadap pengelolaan kekayaan budaya dengan adanya kecenderungan pengalihan fungsi bangunan, situs, dan kawasan cagar budaya menjadi ruang komersial yang modern tanpa mematuhi azas pelestarian bangunan cagar budaya

f. Belum optimalnya pembinaan, perlindungan dan pelestarian sejarah dan bendabenda Purbakala atau Benda Cagar Budaya ( BCB).

102

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut:

a. Melaksanakan kebijakan di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Melaksanakan kegiatan sejarah, purbakala, dan museum berdasarkan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala dan museum.

c. Membuat Aplikasi si PAGAR DAYA (Sistem Informasi Peta Cagar Budaya) yang berisi data situs budaya sehingga bisa diakses oleh generasi milenial.

d. Melaksanakan kegiatan eduwisata yaitu kunjungan ke museum oleh peserta didik setiap hari sabtu yang diintegrasikan dengan kegiatan kepramukaan dan kunjungan ke Masjid Agung Demak.

e. Melakukan kerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dan Badan Arkeologi Nasional.

f. Membentuk Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dengan menetapkannya melalui SK Bupati di masa mendatang.

g. Mengadakan event secara virtual selama masa pandemic covid-19 untuk mewadahi kegiatan pelakuk budaya dan seni.

Pada tahun 2020, terdapat 1 (satu) program dengan 4 kegiatan yang dilaksanakan untuk sasaran strategis ini yaitu :

1. Program Pengembangan Nilai Budaya.

a. Kegiatan Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah, dengan pekerjaan diantaranya:

- Sosialisasi Peraturan dan Kebijakan yang terkait Kebudayaan - Lawatan Sejarah, Cagar Budaya dan Seni Budaya

b. Fasilitasi pengelolaan sejarah, cagar budaya, dan permuseuman, dengan pekerjaan :

- Belajar Bersama DiMuseum - Kegiatan Penjamasan Keris

- Lomba Menggambar SMP dengan Tema Belajar di Museum - Lomba Tradisi Lisan SD dan SMP

- Lomba Permainan Anak tradisi SD dan SMP - Lomba geguritan SD dan SMP

- Lomba karya tulis sejarah

103

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

- Kegiatan Jelajah Museum dan Cagar Budaya c. Pengembangan kesenian dan kebudayaan - Pagelaran Wayang Kulit secara virtual

- Pentas Seni hasil GSMS (Gerakan Seniman Masuk Sekolah) d. Penyelenggaraan dialog kebudayaan

- sarasehan budaya pada generasi muda - sarasehan sejarah

Gambar III.20

Workshop Penjamasan Keris bagi Generasi Muda di halaman Dindikbud

Sumber data : Dindikbud Kab Demak, tahun 2020 Tabel III.39

Program dan Anggaran Sasaran Meningkatnya Pelestarian Keragaman dan Kekayaan Budaya Daerah

No Program/ Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi Prosentase

1 Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah 85.000.000 76.786.000 90,34% 2 Fasilitasi pengelolaan sejarah, cagar budaya, dan permuseuman 794.025.000 327.004.000 41,18%

3 Penyelenggaraan dialog kebudayaan 40.000.000 40.000.000 100,00%

Total 919.025.000 443.790.000 48,29%

Sumber data : Dindikbud Kab Demak, tahun 2020

Anggaran sebesar 919.025.000 bersumber dari APBD Kabupaten Demak sebesar 319.025.000 dan DAK Non Fisik BOP Museum sebesar Rp. 600.000.000,-. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah sebesar Rp 443.790.000,- dari anggaran sebesar Rp 919.025.000,- atau 48,29 %. Realisasi keuangan sebesar 48,29 % dibandingkan dengan capaian kinerja sasaran sebesar 105,26 %, maka terjadi efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut sebesar 56,97 % dan untuk efektifitas sebesar 217,97%.

104

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

15. Analis Kinerja Sasaran 15 : “Meningkatnya Kualitas Kondisi Jaringan Jalan”

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) (Halaman 113-118)