• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analis Kinerja Sasaran 31 : “Meningkatnya Kesetaraan dan Keadilan Gender dan Perlindungan Anak”

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) (Halaman 178-181)

Sasaran tersebut dicapai melalui program sebagai berikut : Tabel III.80

31. Analis Kinerja Sasaran 31 : “Meningkatnya Kesetaraan dan Keadilan Gender dan Perlindungan Anak”

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Kesetaraan dan keadilan gender dan perlindungan anak” mencapai 74,54 % dan termasuk predikat “Sedang” sebagaimana disajikan dalam tabel berikut :

Tabel III.86

Capaian Indikator Kinerja Utama

Sasaran Meningkatnya Kesetaraan dan Keadilan gender dan perlindungan anak tahun 2020

Indikator Kinerja Realisasi 2017 Realisasi 2018 Realisasi 2019 2020 Target akhir RPJMD ( 2021) capaian s/d 2019 thd 2021 (%) Target Realisasi Capaian

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 68,48 70,79 (2018) 70,79 70,9 (2019) 67,2 94,78% 80,1 Kasus 88,38 % Menurunnya kasus kekerasan terhadap anak 48 kasus

46 kasus 32 kasus 45 Kasus 35 kasus 122,22 % kasus 35 100 %

RATA-RATA 108,50 %

Sumber data : Dinsos P2PA Kab. Demak, tahun 2020 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Dalam penghitungan IDG ada 3 komponen penyusun yaitu : keterwakilan di parlemen, pengambilan keputusan dan distribusi pendapatan. Berdasarkan tabel diatas capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG ) pada tahun 2020 mencapai 67,20 merupakan realisasi dari tahun 2019, hal ini karena IDG dapat dihitung setiap 2 tahun sekali (Data dari BPS Nasional). Capaian IDG tahun 2020 mencapai 94,78 %, dibanding dengan tahun 2019 ( 70,79) mengalami penurunan sebesar 35,59 %. Hal itu dikarenakan dari 3 komposit pendukung IDG, yang mengalami penurunan adalah keterlibatan perempuan di parlemen, yaitu 16 % ( 2018 ) menjadi 12 % ( 2019 ). Jika dibandingkan dengan IDG Provinsi Jawa Tengah yang capaiannya 72,18, dan Indonesia 72,10 , maka IDG Kabupaten Demak masih lebih rendah, sehingga perlu ditingkatkan.

Beberapa factor yang mempengaruhi Indeks Pemberdayaan Gender ( IDG ) di Kabupaten Demak mengalami penurunan ditahun 2020 adalah keterlibatan perempuan dilembaga legislatif, pemilihan anggota legislatif tahun 2019 memberikan harapan baru bagi upaya peningkatan capaian Indeks Pemberdayaan Gender disbanding dengan periode sebelumnya. Pada periode 2014-2019 dari 50 anggota legislatif Kabupaten Demak, hanya ada 16 persen anggota perempuan, masih jauh dari angka 30 persen. Di tingkat Provinsi jawa Tengah juga hanya 19,17% (2019) . Dalam analisis Hubeis (2010) bahwa situasi politik yang ada masih menempatkan para perempuan politisi dalam situasi diskriminasi politik berbasis gender yang membuat mereka tidak lagi menjadi mitra politik yang dikawal dengan affirmative action (quota 30 persen keterwakilan perempuan),

165

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

melainkan harus berjuang sendiri sebagai layaknya seorang politisi kawakan yang harus berjuang dengan prinsip-prinsip demokratis dan fairness. Dengan kondisi ini ketimpangan gender dalam bidang politik akan tetap tinggi. Dan hal inipun bisa dipengaruhi oleh kultur daerah, agama dan budaya setempat.

Menurunnya kasus Kekerasan Terhadap Anak

Indikator menurunnya kasus kekerasan terhadap anak adalah indikator negatif yang artinya ketika capaian kinerjanya kurang dari target menunjukan kinerja yang baik. Mengacu pada hasil pengukuran diatas terlihat bahwa, Pada tahun 2020 untuk indikator menurunnya kasus kekerasan terhadap anak terdapat kasus kekerasan terhadap anak sejumlah 35 kasus, bila dibandingkan dengan target ditetapkan sejumlah 45 kasus, maka hal ini menunjukan bahwa kinerja sudah sesuai harapan dengan realisasi dibawah target yang ditetapkan, dengan capaian kinerja sebesar 122,22 %. Jika dibandingkan tahun 2019 dengan jumlah kasus sebesar 32 kasus, maka tahun 2020 terjadi kenaikan kasus sebanyak 3 kasus, namun begitu masih dibawah angka target. Anak-anak sangat rentan mengalami kekerasan. Bahkan yang lebih memprihatinkan pelaku-pelaku kekerasan terhadap anak sebagian adalah orang-orang yang telah dikenal dekat oleh korban atau orang-orang di lingkungan terdekatnya.

Meskipun masih ada laporan/kejadian kekerasan terhadap anak ada sisi positif yang bisa diambil, yaitu dengan semakin banyaknya kasus yang dilaporkan kepada lembaga yang berwajib menunjukkan masyarakat sadar akan hukum di negara kita, artinya kasus kekerasan terhadap anak yang dulu dianggap merupakan aib keluarga sehingga tidak dilaporkan , namun sekarang ini banyak kasus yang telah dilaporkan kepada aparat penegak hukum. Dimasyarakat sangat banyak kejadian/kasus, layaknya gunung es, yang terkjadi dimasyarakat jauh lebihh banyak dari yang dilaporkan, maka dengan adanya kasus yang dilaporkan pada tahun 2020 mencapai 35, maka dikategorikan baik, karena masyarakat sudah sadar hukum dalam mencari keadilan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator sasaran yang baik adalah tidak lepas dari apa yang kondisi sekarang terjadi dimasyarakat, dimana kasus kekerasan anak, baik dilakukan oleh orang dewasa maupun anak, tidak lepas dari pengaruh tehnologi informasi yang tidak tidak ada sekat, maupun lingkungan diluar keluarga. Memudarnya pendidikan keluarga dan masyarakat yang lebih mengedepankan materi; longgarnya pergaulan anak di masyarakat; memudarnya rasa persaudaraan masyarakat dengan lingkungannya, egois dan materialisme menjadi simbolik di masyarakat;

Factor yang mempengaruhi keberhasilan sasaran tersebut adalah :

a. Adanya kelembagaan organisasi pemerintah yang membidangi Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak.

166

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Perencanaan resposif gender dalam pembangunan menjadi bagian dari kegiatan Dinas.

c. Adanya komitmen OPD dalam mewujudkan Kabupaten Demak layak Anak, d. Koordinasi dan komitmen Tim PPT yang baik, dalam perlindungan terhadap anak. Faktor yang mempengaruhi kegagalan adalah :

a. Belum terpenuhinya kuota 30 persen perempuan duduk dilembaga legislative. b. Pelaksanaan Anggaran Responsif Gender ( ARG ) belum maksimal.

c. Belum banyak masyarakat yang memanfaatkan lembaga perlindungan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak ( PPT) sebagai lembaga layanan pendampingan dan pengaduan, hanya bersifat konseling.

d. Kasus kekerasan terhadap anak, layaknya gunung es, apa yang terjadi dimasyarakat lebih banyak dari yang telah dilaporkan ke aparat berwajib.

Adapun strategi yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan dalam pencapaian indikator sasaran ini adalah :

a. Advokasi pada pengambil kebijakan terkait PUG dan PUHA; b. Tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan.

c. Meningkatkan advokasi kepada pengambil kebijakan untuk mewujudkan Kabupaten Layak Anak.

d. Meningkatkan pelayanan bagi korban kekerasan terhadap perempuan;

e. Mengupayakan peningkatan peran serta masyarakat dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.

f. Sosialisasi tentang layanan terpadu untuk korban kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah disediakan pemerintah;

g. Melakukan advokasi, pembinaan dan mengadakan sosialisasi Kabupaten Layak Anak.

Sasaran tersebut dicapai melalui program , sebagai berikut : Tabel III.87

Program dan Anggaran Sasaran Meningkatnya Kesetaraan gender dan perlindungan anak

NO Program Anggaran Realisasi % Capaian

1 Program Penguatan Kelembagaan

pengarusutamaan Gender dan Anak 2.320.705.500 2.244.413.100 96,71%

Sumber data : Dinsos P2PA Kab. Demak, tahun 2020

Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah sebesar Rp. 2.244.413.100 dari anggaran sebesar Rp. 2.320.705.500,- atau 96,71 %. Realiasai keuangan jika dibandingkan dengan capaian kinerja yang mendukung sasaran sebesar 108,50 %. maka terjadi efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut sebesar 11,79% dan efektivitasnya sebesar 112,19%.

167

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) (Halaman 178-181)