VI. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DESA NAPALICIN
6.7. Analisa Sumber Penghidupan dengan Metode CLAPS
Faslitator menyampaikan kepada peserta tentang mengapa harus HHBK bahwa Hasil hutan kayu dari ekosistem hutan hanya sebesar 10 % sedangkan sekitar 90% hasil lain berupa hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang sejauh ini belum dikelola dan
Fasilitator menyampaikan bahwa Kerentanan adalah ketidak mampuan individu rumah tangga dan masyarakat dalam menghadapi perubhan ingkungan eksternal yang berdampak pada penghidupan.
Fasailitator juga menyampaikan bahwa kerentanan dibagi menjadi dua yaitu faktor ekternal berupa guncangan dan sres dan internal berupa kurangnya kemampuan serta kurangnya sarana dan prasarana.
Fasilitator membagi peserta kedalam dua kelompok diskusi dengan cara menghitung dan bergabung berdasarkan angka yang didapat.
Kelompok 2 mendiskusikan 5 Aset Kehidupan yang ada di Desa Napallicin, hasil diskusi : ASET
PENGHIDUPAN Sub Aset Capaian / Bidang Keterangan
MANUSIA
Kesehatan Sedang
Belum tersedianya WC di masyarakat masih menggunakan sungai Petugas kesehatan tidak selalu di tempat
Nutrisi Sedang
Masyarakat belum mengerti tentang gizi yang baik atau yang dibutuhkan dan keahlian
Pertanian Masih tradisional Karet
pengolah masih standart
Keahlian masih tradisional cara membuat bibit yang unggul
Kerajinan Belum maksmal
Sudah ada yang
melakukan di
masyarakat Kapasitas kerja Tinggi
Aktif dan tidak malas tetapi keahlian belum memadai
Kapasitas
adaptasi Kurang Kurang menyerap
sosialisasi dari pihak luar
SDA
Tanah dan
lahan Perbukitan dan dataran
kesuburan tinggi sangat baik untuk penanaman bahan pertanian
Air dan SDA air Melimpah
Melimpah tapi belum dimanfaatkan secara maksimal seperti PDAM dan irigasi
Pohon dan hasil
hutan Melimpah
Belum dimanfaatkan secara maksimal.
Banyak pencari kayu illegal loging oleh orang yang tidak beratnggung jawab
Keragaman hayati dan kehidupan liar
Masih banyak tersedia
Keragaman hayati untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat sperti hasil hutan bukan kayu
Makanan hutan
dan serat Banyak Durian, cempedak dan
buah – buah hutan Jasa dan
lingkungan Ada
Gua batu napalicin, air terjun kerali dan batu ampar
FISIK
Infrastruktur Trasnpoertasi, jalan , kendraan
dll
Ada
Ketek, sepeda, jembatan gantung, perahu dan rakit
Bangunan umum
Tidak ada Pasar Tidak ada Rumah sakit
Ada Pustu
Ada Posyandu
Suplai air dan sanitasi Peralatan untuk
produksi Ada Mesin penggilingan padi,
hand tractor.
Benih, pupuk
dan pestisida Ada Benih
Tidak ada Pupuk dan pestisida Tehnologi
tradisional Ada
Kincir air, perontok padi, penyulingan nilam, lau dan antan, gisara padi
FINANCIAL
Tabungan Tidak ada
Simpan pinjam Tidak ada
Upah Ada
Pembershan lahan, buruh panen dan buruh tani
Pensiun Ada pensiunan PNS Bantuan anak Tidak ada
SOSIAL
Jaringan
koneksi Ada Hubungan dengan KPH
dan Bioclime Relasi
kepercayaan dan saling dukungan saling
menguntngkan
Sudah ada
Kelompok formal dan
informal
Ada Kelompok Tani, BPD,
LPA dan Karang Taruna
Aturan Bersama Ada
Sangsi bagi yang mengambil bambu secara berlebihan
Arak-arakan penganten Mekanisme
partisipasi dan pengambilan
keputusan
Ada
Rapat musyawarah untuk mufakat dan rapat pengurus mesjid, rapat kepengurusan
kepemudaan Kepemimpinan
Tidak otoriter, mengayomi berwibawa dan enerjik.
Hasil Diskusi Kelompok I yang membuat peta desa dan menentukan titik Hasil Hutan Buak Kayu yang ada di Desa Napallicin
PETA DESA NAPALLICIN DAN SEBARAN HHBK
Pada peta desa Napallicin tergambar bahwa ada banyak HHBK yang tersebar di wilayah desa Napallicin baik HHBK yang berasal dari hutan dan non hutansebanyak 27 jenis yaitu ; bambu, rotan, manau, karet, nilam, buah jengkol, buah pinang, buah kelapa, sarang walet, enau, madu sialang, buah petai, buah durian, buah kabau, buanh nangka, duku, air
pegunungan, daun gambir, gaharu, pisang, jahe, kopi, nanas, gadung, singkong, sawit dan jagung.
Dari 27 jenis HHBK hasil hutan dan non hutan yang di identifikasi yang potensial dikembang terdiri dari :
1. Karet, yang sudah diusahakan masyarakat sejak lama, karet merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat desa Napallicin. Hal ini karena karet pernah menjadi tanaman primadona pada tahun 2010 dengan harga yang cukup baik dan pernah mencapai pada harga Rp.20.000,-/Kilogram. Setelah harga karet turun sebagian masyarakat masih tetap mengandalkan karet sebagai mata pencaharian mereka.
2. Bambu, tersedia cukup melimpah dan telah diusahakan dijadikan kerajinan oleh ibu-ibu, akan tetapi belum bisa menembus pasar karena saat masih banyak dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga saat ini belum dipasarkan secara komersil.
3. Rotam, salah satu hasil hutan yang banyak terdapat di sebaran HHBK desa Napallicin aan tetapi belum mempunyai keterampilan yang cukup untuk mengolahnya, akan tetapi semangat masyarakt untuk bisa mengolah rotan menjadi produk bernilai ekonomi cukup tinggi
4. Nilam, merupakan tanaman yang baru dikenalkan oleh salah satu masyarakat desa (Pak Amir) akan tetapi memiliki prospek pasar yang cukup menjanjikan karena tidak memerlukan perawatan yang ekstra dan juga bisa di tumpang sari dengan tanaman lainnya.
5. Air pegunungan, mempunyai kelimpahan yang tinggi dan bisa diolah untuk menjadi sumber air mineral yang saat ini cukup mempunyai pasar.
Penjelasan tentang aset kehidupan dibagi kedalam 5 point dan telah dianalisis dengan melihat potret situasi desa yang ada saat ini. Dari kegiatan identifikasi HHBK hutan dan Non Hutan dilakukan pemetaan dengan menempatkan titik HHBK yang mendapat skor tertinggi.
Daftar HHBK Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
NO Nama HHBK
Pemanfaatan Makanan dan
minuman
Ritual adat Konstruksi Lain-lain
1. Bambu Rebung - Anyaman (bakul,
cakik, kiding cindera mata)
- - - Atap rumah,
dinding, kandang
ternak dan pagar
keranjangkunju dll
Biji jernang - - Tali pengikat
6. Buah jengkol Kerupuk, lauk pauk
- - - Kayu bakar
7. Buah pinang Nginang,
mayang pinang, jus
Obat cacing Sapu lidi - Getah buah Pelengkap pelimanan
- -
8. Buah kelapa Dogan, santan Obat campak (air)
Sapu lidi,
tempurung
- - - - Tempurung
penampung lateks 9. Sarang walet Bubur
kesehatan
Obat sesak napas
- - Lilin - - -
10. Enau Gula aren,
umbut, beluluk, sagu
Sapu lidi, sapu ijuk - Air kabung - - Janur
11. Madu sialang Pemanis campuran ketan
Obat stamina, obat
luka bakar
- - - -
12 Buah petai Lalap, sambal Obat cacing - - - -
13. Buah durian Tempoyak, lempok dan bua segar
- - - -
14. Buah kabau Lalap, sayur, keripik
- - - -
15 Buah nangka Buah segar, sayur
- - - Getah pulut - - -
16. Duku Buah segar Obat malaria, obat penurun panas (kuit batang)
- - Obat-obatan - - -
17. Air pegunungan Air kemasan - - - Kolam ikan
-irigasi 18. Daun gambir Nginang Obat luka,
obat sengatan
- Campuran
pewarna alami
Getah Pelengkap pelimanan (tepak)
- -
19. Gaharu - - - - Gubal gaharu - - -
20 Pisang Buah segar,
keripik, umbut bahan makanan
- - - - Ritual
membangun rumah
- Pembungus makanan 21. Jahe Bumbu dapur Obat masuk
angin
- - - -
22. Kopi Bubuk kopi Obat
persalinan
- - - -
23. Nanas Buah segar,
bubu masakan
Obat dalam Untuk benang jahit - - - - -
24. Gadung Keripik - - - Asam getah
karet 25. Singkong Keripik, tape
dan pempek
- - - -
26. Sawit Umbi, minyak
sayur
- Sapu lidi - - - - -
27 Jagung Bubur, pakan
ayam
- Atap pondok - - - - -
Panduan Penilaian Daftar HHBK Prioritas Hutan
Kriteria Uraian Tingkat Tinggi Nilai Uraian Tingkat Sedang
(Menegah) Nilai Uraian Tingkat Rendah Nilai
Kelimpahan dan Distribusi (penyebaran)
Sangat berlimpah
(banyak) 3 Cukup 2 Tersedia dalam jumlah rendah 1
Tingkat Kesulitan saat
Panen Mudah di panen 3 Sulit tapi memungkinkan
untuk dilakukan 2 Terlalu sulit untuk dilakukan 1
Jarak dari Masyarakat
(kampung) Sangat dekat 3 Jauh tapi dapat
dijangkau (dituju) 2 Terlalu jauh, tidak dapat
dikunjungi secara teratur 1
Kemudahan Untuk Berkembang Biak
Jumlah semai banyak dan tingkat kemampuan
bertahan hidup semai tinggi
3
Jumlah semai dan kemampuan bertahan
hidup semai menengah/sedang
2
Sumber bibit jarang ditemukan dan kemampuan hidup semai
rendah
1
Hubungan dengan
Pengelolaan Hutan Tidak berdampak 3 Cukup berdampak 2 Sangat berdampak 1
Sumber Daya HHBK Prioritas (Hutan) Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
NO HHBK
Kelimpahan dan Distribusi (penyebaran)
Tingkat Kesulitan saat Panen
Jarak dari Masyarakat
(kampung)
Kemudahan Untuk Berkembang
Biak
Hubungan dengan Pengelolaan Hutan
SKOR
1. Bambu 3 3 3 3 3 15
2. Rotan 2 2 2 1 1 8
3. Manau 2 2 2 1 1 8
4. Sarang Walet 1 1 3 1 1 7
5. Madu Sialang 1 1 1 2 3 8
6. Air pegunungan 3 1 1 3 3 11
7. Daun gambir 1 1 1 1 3 7
8. Gaharu 1 1 1 1 1 5
9. Gadung 1 1 2 1 2 7
Peserta yang ditunjuk untuk menjelaskan kepada peserta menceritakan bahwa telah dilakukan perumusan dan identifikasi baik terhadap hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hutan dan juga telah dilakukan hasil hutan bukan kayu yang telah dibudidayakan oleh masayarakat. Dari kegiatan identifikasi tersebut didapat skor tertinggi dengan ketentuan beberapa ketentuan yang telah dirumuskan.
Hasil penskoran HHBK hutan bambu, air pegunungan dan rotan dengan skor tertinggi. Hal ini dikarenakan bahan tersedia banyak dan mudah didapat serta dibudidayakan.
Sumber Daya HHBK Prioritas (Non Hutan)
KRITERIA SKOR
1 3 5
1. Kelimpahan (Luas area tertanam) Rendah Sedang Tinggi
2. Kesesuaian lahan & biofisik (tanah, kemiringan, ketinggian tempat, suhu, curah hujan, kelembaban dll)
Tidak sesuai Cukup sesuai (sedang) Sesuai
3. Tingkat Ketahanan hhbk terhadap kekeringan Tidak tahan Cukup tahan Tahan
4. Pengetahuan budidaya dan pemeliharaan Tidak tahu Cukup mengerti Mengerti
5. Ketersediaan & akses terhadap input/saprodi (pupuk, obat-obatan dan lain-lain)
Sulit Cukup Mudah Mudah
6. Sumber benih tanaman Sulit Cukup mudah Mudah
7. Cara Panen Sulit Cukup mudah Mudah
8. Biaya Murah Cukup mahal Mahal
Sumber Daya HHBK Prioritas (Non Hutan) Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
No HHBK Kelimpahan
Kesesuaian tanah &
biofisik
Tingkat ketahanan
HHBK terhadap kekeringan
Pengetahuan budidaya dan pemeliharaan
Ketersediaan/
akses input
Sumber Benih Tanaman
Cara
panen Biaya Skor
1 Karet 5 5 5 5 5 5 5 5 40
2 Nilam 3 5 5 5 5 5 5 3 36
3 Jengkol 1 5 5 5 3 5 5 5 34
4 Pinang 1 5 5 3 1 3 3 3 23
5 Kelapa 1 5 5 5 1 5 5 5 32
6 Enau (Aren) 1 5 5 5 1 3 5 5 30
7 Petai 1 5 3 5 1 5 5 5 30
8 Kabau 1 5 3 5 1 5 1 1 26
9 Durian 1 5 5 5 1 5 1 1 28
10 Nangka 1 5 3 5 1 3 3 3 34
11 Duku 1 5 3 5 1 5 3 3 28
12 Pisang 1 5 1 5 1 5 1 1 20
13 Jahe 1 5 5 5 1 5 3 3 30
14 Kopi 1 5 1 1 1 5 1 1 16
15 Nanas 1 5 1 1 1 5 1 1 16
16 Singkong 1 5 1 1 1 5 1 1 16
17 Sawit 1 5 3 1 1 1 1 1 14
18 Jagung 1 5 1 1 1 5 1 1 16
Hasil penskoran HHBK Non Hutan karet karena karet merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa napallicin sehingga dengan sendirinya kelimphan karet banyak dan telah diolah secara turun temurun oleh masyarakat, nilam adalah jenis tanam yang baru diperkenalkan kepada masyarakt dan mempunyai prosfe pasar yang baik sehingga kemungkinan untk mengembangkan nilam sangat baik karen tanaman tersebut mudah dipelihara, dapat tumbuh dengan kondis lahan yang ada di Naallicin serta tidak memerlukan pemupukan dan pemeliharaan ekstra. Dan jengkol merupakan tanaman musiman yang sempat memiliki harga yangtinggi sehingga patut untuk dikaji lebih jauh tentang pengembangannya.
Matrik Sumber Daya HHBK Prioritas (Hutan) Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
NO HHBK
PRAKTEK / UPAYA PEMANFAATAN PRAKTEK / UPAYA PENGELOLAAN
Bagian yang digunakan
Pemanfaatan
Jumlah Produk perpohon /subsistem / budaya) yang sudah ada 1. BAMBU
-batang tuah
Kontruksi, lantai, pagar dan dinding
± 100
Jika diambil diambil secara terus menerus akan
mengakibatkan tanah lonsor
Ulat dan hama penyakit
Bagi pendatang ada batasan dan untuk masayarakat pribumi bebas
Matrik Sumber Daya HHBK Prioritas (Non Hutan) Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
NO HHBK
PRAKTEK / UPAYA PEMANFAATAN PRAKTEK / UPAYA PENGELOLAAN
Bagian Musim Panen
Sumberdaya HHBK digunakan (dijual /subsistem / budaya) yang sudah ada sebanyak 3 kali panen (dalam 1 tahun)
Dijual (minyak atsiri)
Jika areal kebun nilam diperluas
Matrik Sumber Daya HHBK Prioritas (Non Hutan) Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
NO HHBK
PRAKTEK / UPAYA PEMANFAATAN PRAKTEK / UPAYA PENGELOLAAN Bagian Musim Panen
Sumberdaya HHBK digunakan (dijual /subsistem / budaya) yang sudah ada jamur akar putih dan rayap
Tidak ada KPHP Rawas
Peta Sebarab HHBK Prioritas di Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
Tabel : Evaluasi Pengelolaan Lestari Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA HHBK Bagian Tanaman Kelimpahan (Ketersedian )& Distribusi
(Penyebaran)
Pertumbuhan & Reproduksi Bagian n Populasi
Lokal
Kemampuan tumbuh
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Bambu Batang Tinggi Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Tinggi Tinggi Karet Batang Rendah Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi
Proses seleksi produk yang ada di Desa Napallicin diperoleh hasil hutan bukan kayu (hutan) prioritas berupa nilam dan sumberdaya air pegunungan. Keberadaan bambu sangat melimpah dan tersebar di setiap perkebunan milik warga. Masyarakat mengambil bambu untuk dijadikan kerajinan bambu berupa bakul, keranjang, cakik dan ambung. Saat ini pemasaran produk masih dipasarkan didalam desa dan kepada pendatang yang sedang berkunjung kedesa Napallicin. Sebagian besar hanya dipergunakan untuk keperluan rumah tangga mereka.
Yang menjadi prioritas utama lainnya adalah adalah air pegunungan yang tersedia sepanjang tahun dan sangat perpotensi untuk dikembangkan untuk dikemas sehingga dapat dipasaran secara komersil.
Rotan adalah tanaman hutan yang cukup tersedia di hutan yang ada di Desa Napalicin dan mempunyai nilai ekonomis. Saat ini rotan hanya dijual dalam bentuk mentah dan belum dilolah menjadi produk kerajinan. Permintaan pasar akankerajinan rotan cukup tinggi akan tetapi keterampilan dalam mengelolahnya masih belum ada
Nilam, meski baru beberapa rumah tangga yang memulai budidaya nilam akan tetapi peluang usaha dari nilam ini sangat menjanjikan. Masyarakat mempunyai semangat yang tinggi untuk bisa menanam nilam yang selanjutnya diambil minyaknya dengan cara penyulingan yang masih tradisional. Nilam sudah bisa diambil daunnya untuk dijadikan minyak atsiri dalam jangka waktu 6 bulan dan begitu seterusnya setiap 3 bulan sampai masa untuk 3 kali panen. Nilam tidak memerlukan perawatan khusus, tidak memerlukan pupuk kimia sehingga bisa dibudidayakan dengan biaya rendah. Saat ini harga nilam setiap Kg mencapai Rp.700.000,- dengan menyuling 5 – 6 karung daun nilam. Disuling dengan memakai sistem tradisional yang membutuhkan waktu sampai 8 jam. Minyak nilam akan terbentuk dari uap yang dihasilkan melalui proses perebusan dan minyak adan terpisah dari air melalui proses pendinginan pipa didalam air yang mengalir.
PENJELASAN FASE – FASE KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN
Fasilitator menjelaskan fase – fase dari kegiatan yang akan dilaksanakan selama beberapa hari kedepan
Fasilitator memeberikan motivator kepada sleuruh peserta tntang prosfek usaha yang akan mereka lakukan dalam mendukung kegiatan dalam berkelompok
PENGEMBANGAN DAN ANALISA PASAR (PAP)
Fasilitator meminta peserta yang melakukan survey untuk masing – masing menyampaikan hasil yang didapat dari survey lapangan kunjungan ke Kebun Nilam.
Kelompok I (Izazi), Dengan survey tersebut kami menjadi tahu tentang tanaman nilam.
Tanaman nilam banyak memberikan motivasi untuk melakukan usaha sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pak Amir.
Kelompok II (Taufik), Kita bisa mengetahui tentang indahnya alam yang dtemui dalam kunjungan tersebut tentang kebesaran Tuhan YME. Tanaman nilam bisa dilakukan dengan jarak yang lebih dekat. Pengelolaan nilam tidak membutuhkan perawatan yang ekstra. Tidak perlu dipupuk, dan diberikan perlakuan khusus. Proses penanaman tidak memerlukan perlakuan. Mengetahui hasil dalam 5 bulan tanaman sudah bisa dipanen dengan hasil 1 Kg, dan panen kedua pada tanaman berumur 3 bulan dengan hasi 0,7 Kg. Demikian seterusnya sampai dengan 3 kali kanan. Ada tawaran baik tentang pemasaran yang bisa disepakati baik sistem borongan maupun sistem upah suling.
Sistem penanaman yang menggunakan sistem Karet, Kopi, Nilam (KKN). Waktu penyulingan selama 8 jam, di rendam dalam air yang mengalir.
Kelompok III (Suhardani), Nilam merupakan salah satu jenis HHBK yang mempunyai prosfek yang cukup menjanjikan. Besar harapan kiranya agar keberlanjutan kegiatan untuk mengembangkan usaha nilam dimulai dari proses penanaman, panen dan penyulingan. Penyulingan (alat) agar bisa di fasilitasi oleh pihak Bioclime.
Fasiliator meminta peserta untuk melihat potret yang telah dilakukan dalam survey untuk dituangkan kedalam skema yang nantinya akan memberikan secara pasti tentang proses yang dilakukan dalam beberapa hari ini sudah pada fase mana.
Fasilitator meminta sumbang saran tentang gambaran/karakteristik yang didapat “Unit Usaha Pak Amir” dengan semua potret yang didapat.
Fasilitator menyampaikan bahwa karatersitik seperti diatas adalah usaha yang dilakukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan/pendekatan penghidupan (Livehood).
1. Usaha skala kecil.
2. Usaha mandiri (individu) 3. Tenaga kerja sedikit.
4. Modal kecil
5. Alat penyulingan sederhana 6. Akses susah dijangkau 7. Lahan tidak luas
8. Sistem pengelolaa belum memadai 9. Administrasi sederhana
10. Pemasaran masih lokal
1. Usaha skala Besar.
2. Usaha Bersama (Citra Lestari) 3. Tenaga kerja banyak.
4. Modal Besar 5. Inovasi Tehnologi 6. Akses susah dijangkau 7. Lahan luas
8. Sistematis maju / terorganisisir 9. Administrasi tertib
10. Pemasaran luas (pengembangan pasar)
PENDEKATAN PEMENUHAN PENGHIDUPAN / TRADISIONAL POLA PENGHIDUPAN MASYARAKAT
PENDEKATAN PENGEMBANGAN USAHA (BERKELOMPOK) POLA PENGEMBANGAN USAHA
Fasilitator mengajak peserta untuk merubah livehood menjadi market development.
Skala individu adalah skala kecil dan akan menjadi besar jika dilakukan dalam berkelompok.
IDENTIFIKASI KARATERISTIK KELOMPOK PELAKU USAHA
Fasilitator meminta peserta untuk menuliskan karateristik pelaku usaha yang dinginkan peserta. Hasil identifikasi :
KARATERISTIK PELAKU USAHA DI DESA NAPALICIN
Semangat tinggi, Punya keyakinan
Menginginkan perubahan kedepan (Visioner)
Tidak mudah menyerah
Ketepatan mengambil keputusan Tidak mudah putus asa
Jujur dan Adil Berdedikasi tinggi
Etos kerja tinggi Tidak terpengeruh oleh orang
lain
Punya relasi Berani berspekluasi
Berani ambil resiko Berani ambil keputusan
Saling percaya sesama anggota Sedikit bicara banyak bekerja
Ulet Pantang menyerah
IDENTIFIKASI KELOMPOK PELAKU USAHA
Fasilitator memita peserta maju kedepan yang merasa dirinya mempunyai 5 karateristik
1. Bastari
2. Amir Syarifudin 3. Izazi
4. Asnawi 5. Taufik
MENILAI KAPASITAS PELAKU USAHA
Fasilitator memperlihatkan rantai pasar karet (gmbr) dan menanyakan kepada peserta : 1. Alasan apa ingin memulai usaha “Nilam”
Budi dayanya mudah
Peningkatkan Ekonomi (Harganya mahal)
Tanaman jangka pendek (cepat menghasilkan)
Memulai usaha baru
Harus tahu luar dalam dari usaha
Mengobah nasib yang terpuruk
Menambah penghasilan
Harganya mahal
Mempunyai prosfek yang menjanjikan
Mudah dalam pemeliharaan
Bebas pupuk dan pestisida
Cepat menghasilkan dan cocok dengan alam
2. Visi / cita-cita apa bila telah mempunyai usaha baru “Nilam” (Apa yang akan dilakukan bila mendapat penghasilan tambahan)
Menambah modal
Membuka usaha baru
Supaya anak bisa bersekolah lebih tinggi (pendidikan)
Ingin membantu orang lain (wakaf dan amal)
Mencari kepuasan dalam usaha
Membuka usaha yang lebih besar lagi
Untuk modal kerja
Menambah areal usaha dan tenaga kerja
Mempunyai kesempatan menabung
Dapat meningkatkan ekonomi
Pemenuhan kebutuhan hidup
3. Hambatan apa yang muncul ketika memulai usaha (tenaga dan waktu)
Skil terbatas (SDM)
Kondisi tidak mengizinkan (keterbatasan fisik)
Kondisi alam yang tidak memungkinkan (cuaca)
Mempunyai kesibukan lain dan kurang bisa membagi waktu (kerja pokok)
Pola pikir yang belum maju
4. Tantangan apa saja yang mungkin muncul pada waktu (musim) tertentu dalam melakukan usaha?
Hangat hangat tahi ayam
Sabar dalam menghadapi masalah
Tantangan dalam mendapat musibah
Sulit mengajak masyarakat untuk berpikir maju
Selalu melihat masa lalu
Cemburu sosial dan cemooh dari masyarakat
Keterbatasan permodalan
Keterbatasan lahan yang dimiliki
Belum bisa diterima lingkugan dan keluarga
Harga labil
Adanya alternatif usaha
Kebijakan pemerintah
Permasalahan pengairan di penyulingan nilam bisa diatasi dengan membangun bak penampungan air secara terbuka disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan karena fungsi air hanya ebagai pendingin yang dilewati hasil sulingan nilam, agar minyak nilam tidak lengket di pipa sulingan. (PaK Harahap)
Adakah kebijakan pemerintah terhadap penggunaan lahan kawasan?. Untuk tanam nilam bisa dilakukan di lahan yang sudah terpakai sebagai tanaman sela. Karena hutan kawasan tidak bisa ditebang dan ditanam dengan tanaman lain.
Fasilitator meminta peserta menuliskan harapan peserta / anggota kelompok terhadap keberadaan kelompok Citra Lestari
Harapan peserta terhadap keberadaan Kelompok : 1. Citra lestari lebih maju, sukses dan kreatif 2. Punya modal untuk pengembangan usaha
3. Dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan kelompok 4. Dapat meningkatkan kapasitas (SDM)
5. Dapat mengembangkan sumberdaya alam
6. Dapat menyatukan visii misi serta mempunyai managemen usaha yang bersih 7. Bisa terkenal
8. Adanya bantuan yang dibutuhkan
Langkah 3 Pelaku Usaha Menyusun Daftar Sumber Daya Alam dan Produk – Produk Lokal Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab. MURATARA
Fasilitatr menjelaskan perbedaan pengertian antara sumberdaya alam dan produk
Sumberdaya alam dapat di kategorikan sebgai Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), dan jasa lingkungan.
Produk adalah bahan mentah atau bahan setengah jadi yang telah diolah dari sumber daya yang ada
Produk tersebut bisa merpakan produk yang telah diusahakan di masa lalu, masa sekarang, atau produk yang belum pernah diusahakan ssama sekali oleh masyarakat setempat.
No Sumber Daya Alam Produk lokal yang dihasilkan
1. NILAM
Minyak
Pupuk Organik
Obat Tradisional (limbah)
2. BAMBU
Dinding sasak
Lantai rumah
Alat Penangkap Ikan
3. KARET
Lateks
Kayu Pagar
Bahan Bangunan
Biji di buat makanan
Bibit
4. AIR PEGUNUNGAN
Air minum
Irigasi
Kolam ikan
Air mineral dalam kemasan
5. ROTAN
Keranjang
Kambu
Keruntung (kunju)
Pengikat (talli)
6. JENGKOL
Jual segar
Bahan makanan
Emping
Keripik
Kerupuk
7. KELAPA
Buah segar
Bahan masakan
Konstruksi
Kerajinan
Langkah 4. Pelaku Usaha Mengidentifikasi Hambatan Utama Dalam Sistem Pasar
Fasilitator menjalsakan hambatan utama dalam sistem pasar yang dapat dikategorikan dalam 5 (lima) areal utama sebagai berikut :
KRITERIA INDIKATOR
Pasar
Permintaan Pasar
Kuantitas Produk
Kualitas Produk
Akses Permodalan
Biaya Produksi
Sumber Daya Alam
Kelimpahan dan Distribusi (Persebaran)
Dampak terhadap Ekologi
Budidaya dan Pemeliharaan
Sosial Budaya
Kepercayaan/Budaya
Konflik Sosial
Gender
Legal / Institusi
Kebijakan Panen
Kebijakan Pengolahan
Kebijakan Pengangkutan/Transportasi
Kebijakan Perdagangan
Teknologi
Tehnologi
Sumber Daya Manusia (Keahlian)
Infrastruktur (Jalan, Sungai, dll)
Komunikasi (Internet, Sinyal, dll)
Langkah 5 Pelaku Usaha Menyusun Daftar Pendek (Shortlist) Produk Potensial untuk Bisnis Desa Napallicin Kec. Ulu Rawas Kab.
MURATARA
Pada langkah ini dilakukan penyaringan terhadap produk-produk yangtelah di identifikasi pada langkah 3 sblumnya.
Keluaran dari langah 5 ini adalah didapatkan produk-produk yang potensial atau tidak potensial untuk dikembangkan.
Produk Pasar Sumber Daya Alam Sosial Budaya Legal / Isntitusi Tehnologi Potensial
MINYAK NILAM
Permintaan pasar tinggi
Jumlah produk masih sedikit
Kwalitas terjamin
Akses modal masih rendah
Belum dapat menghitung biaya produksi
Masih sedikitnya kelimpahan dan distribusi
Tidak berdampak terhadap
lingkungan
Mudah, murah dan cepat dalam pemeliharaan
Tidak bertentangan dengan budaya setempat
Tidak
menimbulkan konflik sosial
Melibatkan
perempuan dalam pekerjaan
perempuan dalam pekerjaan