• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 desa pilot project di wilayah kerja proyek Bioclime.

2. Menyeleksi setidaknya sebanyak 20 orang anggota kelompok dari masyarakat desa yang bersedia berperan, dan mengemban tanggung jawab terhadap pengelolaan organisasi kelompok.

3. Menyusun Rencana Program untuk tiap KTH di masing-masing desa yang sinergi dengan program Bioclime.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

2 Metodologi

2.1. Kerangka Pendekatan

Salah satu upaya proyek Bioclime adalah program pemberdayaan masyarakat yang berada di sekitar hutan, khususnya pada kawasan-kawasan yang dilindungi melalui pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di desa-desa binaan yang berada di dalam wilayah kerja proyek Bioclime. Desa-desa tersebut selain mewakili tipe ekosistem yang berbeda, juga dipertimbangkan sebagai wilayah desa yang memiliki potensi Sumberdaya Hutan yang dilindungi, namun memiliki tingkat ancaman tinggi dengan tingkat kesejahteraan rendah yang masih sangat bergantung pada hutan.

KTH dibentuk dalam rangka mendesain model pemberdayaan masyarakat untuk kegiatan peningkatan pendapatan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pendekatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (CBFM) dan kegiatan Agroforestry (Perhutanan Sosial), dengan tujuan meningkatnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan berkeadilan gender untuk kesejahteraanya.

Lebih lanjut, KTH dibentuk oleh proyek sebagai kelompok binaan yang terfokus dan dapat terukur tingkat pencapaian hasilnya, dan fungsikan sebagai:

(1) Mitra proyek di tingkat desa.

(2) Kelompok Binaan yang mengikuti proses secara partisipatif aktif dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan kerja, dan proses-proses evaluasi program.

(3) Model pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kewirausahaan masyarakat (Bisnis Masyarakat) berbasis pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan kegiatan Agroforestri.

2.2. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan untuk pembentukan KTH dilakukan sebagai berikut:

(1) Penyiapan modul mengenai perencanaan dan pemberdayaan kelompok untuk pembentukan KTH.

(2) Melakukan pembentukan KTH, pemetaan dan identifikasi peran, kemampuan, dan tanggung jawab dari anggota kelompok terhadap

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

operasional organisasi dan pengembangan sumber-sumber penghidupannya.

(3) Kunjungan dan pertemuan dengan penduduk setempat, khususnya di 5 desa pilot proyek di Desa Napal Licin Kab. Musi Rawas Utara, Desa Karang Panggung Kab. Musi Rawas, Desa Pangkalan Bulian dan Desa Kepayang Kab. Musi Banyuasin, dan Desa Muara Sungsang Kab.

Banyuasin.

(4) Pengumpulan dan analisis data dan informasi terkait berdasarkan kerangka kerja/pendekatan kegiatan ini, khususnya difokuskan pada Perencanaan Program KTH dan Jenis-jenis kegiatan penciptaan pendapatan alternatif bagi anggota KTH.

(5) Transfer pengetahuan kepada para pihak terkait tentang KTH dan perannya dalam upaya konservasi biodiversitas dan pengembangan bisnis berbasis HHBK, terutama kepada pihak Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Balai TNKS, KPH, dan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait lainnya.

(6) Survey, wawancara dan proses fasilitasi dinamika kelompok dengan melibatkan warga/penduduk desa yang mewakili berbagai lapisan dan kepentingan.

(7) Membuat daftar anggota KTH.

(8) Menyusun Rencana Program KTH.

Metode yang digunakan adalah pendekatan Tujuh Langkah Pembentukan KTH dan Perencanaan Berasas Nilai-Nilai, sebagai berikut:

(1) Siapa?

 30 masyarakat, Kepala Desa dan perangkat Desa juga lembaga yang ada di desa.

(2) Mengapa?

 Fasilitator akan mencoba penerapan pembentukan KTH dan Rencana Program, Pengelolaan Berasas Nilai (Model Cornerstones) dan Model CLAPS.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(3) Kapan?

 Desember 2014 sampai dengan Mei 2015.

(4) Dimana?

 di 5 desa pilot proyek di Desa Napal Licin Kab. Musi Rawas Utara, Desa Karang Panggung Kab. Musi Rawas, Desa Pangkalan Bulian dan Desa Kepayang Kab. Musi Banyuasin, dan Desa Muara Sungsang Kab. Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

(5) Apa?

 Model Cornerstones dan CLAPS:

 Situasi desa, Sumberdaya potensial dan hal yang membawa pengaruh negatif ).

 Situasi KTH (Material, Abstrak, Nilai/Norma, Misi).

 Gambaran Situasi sumberdaya, dan nilai masa depan.

 Cita-Cita atau Visi KTH.

 Analisa medan kekuatan berdasarkan cita-cita (Visi).

 Rencana Tindak Lanjut KTH.

(6) Untuk Apa?

 Anggota KTH dapat memahami dan mencoba melakukan :

 Menetapkan situasi (sumberdaya potensial), tempat (keadaan pertanian, perkebunan peternakan dan sebagainya),

 Menetapkan situasi (sumberdaya potensial) anggota, dan KTH.

 Membuat cita-cita/Visi masa depan KTH.

 Mengidentifikasi sumberdaya potensial masa depan.

 Mengidentifikasi nilai-niai masa depan yang dapat mendukung Visi.

 Membuat indikator Nilai.

 Mengkaji cita-cita/visi, dan misi yang akan dibuat perencanaan nya berdasarkan kekuatan pendorong dan penghambatnya.

 Membuat Rencana Tindak Lanjut untuk selama periode proyek Bioclime (3 tahun).

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(7) Bagaimana ?

 Melakukan pertemuan/workshop dengan metode Androgogi atau pendidikan orang dewasa, melalui :

 Diskusi Kelompok

 Barinstorming

 Simulasi

 Diskusi Pleno

 Berbagi pengalaman

 Dan lain-lainnya

2.3. Rekaman Proses dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Proses dan hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah:

(1) Catatan rekaman proses fasilitasi.

(2) Rencana Program KTH.

(3) Dokumentasi (photo) kegiatan.

Kelompok Tani Hutan (KTH) Tunas Harapan Desa Karang Panggung Kec. Selangit

Kab. Musi Rawas

3. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Karang Panggung

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

REKAMAN PROSES DAN HASIL KEGIATAN 3.1. PEMBUKAAN

SAMBUTAN-SAMBUTAN.

A. Sambutan Kepala Desa oleh Pak Yendra

Pertemuan dibuka oleh Kepala Desa Karang Panggung dengan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sempat hadir pada hari ini. Penyampaian tujuan dari pertemuan yang dilaksanakan pada hari ini. Beberapa waktu yang lalu pernah ada perencanaan untuk membentuk KTH dan pada saat ini rencana tersebut akan dilaksanakan. Ada 4 (empat) Kabupaten yang direncanakan akan dibentuk KTH yaitu MUBA, Banyuasin, MURA dan Muratara. Pertemuan ini merupakan salah satu upaya bersama yang akan dilakukan guna peningkatan taraf ekonomi dan sosial kemasayarakatan di desa karang panggung ini. Harapan kita semua semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan Kelompok Tani Hutan (KTH) serta perencanaan di tingkat desa.

B. Sambutan Yayasan KEMASDA Ibu Nurnajati, ZA.

Penjelasan tentang tujuan dari program BIOCLIME yaitu mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan hutan dan keanekaragaman hayati sehigga hutan lestari. Dan juga bersama masyarakat berupaya untuk menciptakan usaha-usaha alternatif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar hutan.

Desa karang panggung merupakan salah satu desa yang menjadi mitra dalam rangka menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati. Sumberdaya hutan yang ada dapat memberikan manfaat guna peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Karang Panggung. Adanya sumber – sumber mata pencaharian baru di masyarakat desa baik berhubungan dengan hasil hutan maupun jasa yang dihasilkan oleh hutan.

Syarat kerjasama dengan BIOCLIME adalah perlu dibentuk kelompok pada setiap desa yang bekerjasama dengan BIOCLIME.

Guna memenuhi kebutuhan akan kelompok tersebut maka perlu dibentuk kelompok masyarakat yang peduli terhadap hutan serta sumberdaya yang ada didalamnya.

Jadwal pertemuan telah disepakati bersama bapak Kepala Desa akan dilakukan pada sore hari setelah mereka melakukan aktivitas mencari nafkah di pagi dan dilanjutkan malam hari. Pertemuan dilaksanakan selama 3 hari efektif dengan menggunakan metode pendidikan orang dewasa.

PENJELASAN TUJUAN

Penjelaskan tujuan dari pertemuan adalah pembentukan kelompok KTH dan perencanaan berasas nilai-nilai. Disampaikan oleh Ibu Nurnajati, ZA.

Adapun Tujuan pada pertemuan ini adalah : a. Pembentukan Kelompok KTH.

b. Menetapkan situasi ( sumberdaya potensial ) tempat ( keadaan pertanian, perkebunanan, peternakan dan sebagainya).

c. Menetapkan situasi ( sumberdaya potensial ) anggota dan KTH.

d. Membuat Cita-Cita / Visi dan Misi.

e. Mengidentifikasi nilai-nilai masa depan.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

f. Membuat indikator nilai – nilai.

g. Mengkaji katagori cita-cita/visi dan misi yang akan dibuat perencanaannya berdasarkan kekuatan pendorong dan penghambatnya.

h. Membuat rencana kerja KTH untuk 1-2 tahun kedepan.

3.2. PERKENALAN DAN PROSES SELAMA KEGIATAN

Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada pertemuan ini dan fasilitator meminta peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, pekerjaan dan nilai – nilai yang dianut atau dipercaya didalam keluarga.

Fasilitator meminta pada peserta untuk menjelaskan hal-hal dibawah ini : a. Siapa nama Bapak/Ibu?

b. Pekerjaan Bapak/ Ibu ?

c. Sebutkan nilai/norma paling penting dan harus ada bagi Bapak/Ibu dalam keluarga dan atau dalam masyarakat? (hanya 1 nilai/norma untuk 1 orang)

Hasil dari perkenalan dan daftar nilai-nilai/norma yang dimiliki oleh anggota Kelompok saat ini. Hasil perkenalan :

No Nama Pekerjaan Nilai L/P

1. Samiah Petani karet Sabar P

2. Anzalnah Petani Sabar P

3. Jali Petani kopi Yakin L

4. Arpan Jugir Petani karet Do’a L

5. Ali Jono Petani Kerjasama L

6. Baijuri Petani karet Kerjasama L

7. Ali Brimob Petani kopi Tekun L

8. Zakaria Petani kopi Rajin L

9. Joni Petani karet Kejujuran L

10. Dedi Petani karet Jujur L

11. Jumadi Petani karet Jujur dan yakin L

12. Andi Petani Jujur L

13. Topan Petani karet Jujur dan tekun L

14. Deska Petani Jujur P

15. Kartini Petani Jujur P

16. Aliah Petani kopi Jujur P

17. Nani Petani kopi Pengertian P

18. Jana Petani kopi Jujur dan yakin P

19. Endang Petani kopi Kerjasama P

20. Leni Petani kopi Rajin P

21. Erni Mustika Petani kopi Tekun dan damai P

22. Eli Petani kopi Jujur P

23. Arina Petani kopi/karet Jujur dan yakin P

24. Harmi Petani kopi Sabar P

25. Zahara Petani kopi Jujur P

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

26. Asmara Petani kopi Kerjasama P

27. Yuliana Petani kopi/karet Kerjasama P

28. Elvisari Petani kopi Tanggung jawab P

29. Ramlin Petani kopi/karet Jujur P

30. Inansi Pedagang Jujur dan sabar P

31. Mulya asni IRT Setia P

32. Silahuddin Petani Tanggung jawab L

33. Nurnajati Fasilitator Terbuka P

34. Herwan Petani Tanggung jawab L

Setelah perkenalan dilaksanakan fasilitator membahas nilai-nilai yang dianut oleh peserta dan selanjutnya nilai – nilai tersebut akan menjadi nilai – nilai kelompok untuk mendukung keberlanjutan kelompok.

Adapun proses selama pertemuan adalah secara partisipatif , melalui curah pendapat, berbagi pengalaman, diskusi kelompok, diskusi pleno, brainstorming, juga kunjungan lapangan.

3.3. PENJELASAN MODEL PERENCANAAN BERAZAS NILAI

Perencanaan Berasas Nilai – Nilai ini adalah untuk membuat perencanaan dan pengelolaan dengan menggabungkan berbagai unsur yang biasa digunakan dam sistem perencanaan dan pengelolaan lain. Akan tetapi ada beberapa hal yang membuat pendekatan ini unik :

1. Perencanaan dengan model ini dibuat secara holistik (menyeluruh) yang di tetapkan, kemudian melihat semua kegiatan dalam konteks perspektif fisik, intelektual, spiritual, sosial dan ekologi.

2. Perencanaan Berasas Nilai-niai menyediakan suatu landasan yang konsisten untuk keputusan dari semua segi proses, baik analisa situasi, maupun dalam menetapkan tujuan, merencanakan proyek, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi. Dan ada beberapa bagian pokok yang saling berhubungan dengan model ini yaitu : a. Menetapkan Situasi.

b. Memandang ke Masa Depan.

c. Merencanakan Program atau Peroyek.

d. Mengelola dan memonitor Prosesnya.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

SKEMA PERENCANAAN BERAZAS NILAI

3.4. PENETAPAN SITUASI MASYARAKAT DESA (BENCHMARK)

Menetapkan situasi (sumber-daya potensial), Tempat ( keadaan pertanian, perkebunan, perternakan dsb)

Fasilitator membagi peserta ke dalam 2 (dua) kelompok untuk memberikan situasi awal desa Karang Panggung

Tugas Kelompok Situasi I

1. Kelompok membuat peta sumberdaya desa. Dalam kelompok kecil diskusikan dan gambarkanlah jawaban atas pertanyaan di bawah ini dalam peta;

a) Bagaimana bentuk desa dan batas desa/ kampung Bapak/Ibu?

b) Gambaran rumah, kantor desa, balai desa, sarana ibadah, sawah, sungai, jalan dan segala sesuatu sarana/bagian desa yang berpengaruh dalam hidup masyarakat desa ini pada peta tersebut!

c) Gambaran jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang paling banyak ditanam dan terdapat di desa ini!

d) Gambaran jenis hewan ternak yang banyak dipelihara masyarakat!

Hasil Diskusi Kelompok satu

Adapun Jenis tanaman yang banyak ditanam dilahan pertanian dan perkebunan adalah : - Sayur mayur.

- Padi talang.

- Kopi - Karet.

Sedangkan hewan yang biasa di pelihara di Desa Karang Panggung adalah : - Ayam kampung.

- Kambung lokal Kelompok Situasi II

Hasil Tugas Kelompok Situasi II.

Peserta menjelaskan, Dalam kelompok diskusikan beberapa pokok bahasan di bawah ini:

A. Misi (alasan dibentuknya atau kelompok)

Tujuan mendirikan kelompok adalah untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

B. Nilai-nilai/norma kelompok;

 Jujur

 Tanggungjawab

 Terbuka

 Kompromi

 Kerja keras

 Sabar

C. Kondisi Kelompok

1. Tingkat kehadiran perempuan dalam pertemuan di tingkat desa masih rendah 2. Secara umum mata pencaharian masyarakat desa Karang Panggung petani

karet, kopi, dan holtikultura, nelayan, pedagang dan peternak

3. Secara umum mata pencaharian masyarakat desa Karang Panggung adalah petani karet dan kopi

4. Tingkat pendidikan masyarakat desa Karang Pangggung secara umum adalah SD : 590 orang

SMP : 129 orang SLTA. : 49 orang Akademi : 5 orang Sarjana : 3 orang

5. Latihan atau keterampilan apa yang dimiliki oleh anggota kelompok adalah beternak, anyaman bambu dan rotan.

6. Tingkat pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah mufakat.

Kondisi Desa

Nama Desa : Karang Panggung Kecamatan : Selangit

Kabupaten : Musi Rawas Provinsi : Sumatera Selatan

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

Batas – batas desa :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Sungai Bal Sebelah Selatan berbatasan dengan : Bukit Curup Sebelah Timur berbatasan dengan : Sungai Gambir Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Muara Nilau

Luas Wilayah : 4.100 Ha

Jarak desa ke Kecamatan : 21 KM Jarak desa ke Kabupaten : 65 KM Jarak desa ke Provinsi : 521 KM

Jumlah Penduduk : 1288 jiwa Laki-laki : 660 Perempuan : 628 Jumlah Kepala Keluarga : 322 KK

Sarana pendidikan SD : 1 buah SMP : 1 buah

Sarana Ibadah Mesjid : 1 buah Sarana Olahraga : 3 buah Sarana Balai Pertemuan : 1 buah

Lembaga yang ada di desa : Pemerintahan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Pemangku Adat (LPA), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, Remaja Mesjid, Persatuan Amal Kematian, Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Jumlah Dusun : 3 (tiga) dusun

3.5. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN ( KTH )

Sebelum proses pembentukan kelompok dimulai fasilitator menjelaskan tentang pentingnya kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan (kesetaraan gender) dimulai dari peran keanggotaan, akses dan kontrol terhadap kelompok yang dibentuk. Dibanyak tempat terjadi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai kegiatan baik sosial, politik dan budaya.

Fasilitator meminta sumbang saran peserta tentang pengertian kelompok, hasil sumbang saran peserta:

 Perkumpulan orang

 Ada tujuan tertentu

Fasilitator menjelaskan “Pengertian Kelompok KTH” adalah “Kumpulan orang – orang yang menyatukan diri dalam suatu organisasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan menuju kelestarian hutan”.

Fasilitator menjelaskan KTH adalah Kelompok Tani Hutan dan sebuah organisasi masyarakat yang peduli terhadap sistem pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan.

Fasilitator kembali meminta pendapat peserta tentang alasan mengapa berkelompok :

 Untuk mempermudah pengaturan

 Untuk mempermudah pekerjaan

 Dapat saling membantu

 Tempat tukar pikiran

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

Tujuan berkelompok

 Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

 Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat

 Untuk meningkatkan hubungan kemitraan/kerjasama antar anggota dan pengurus juga pihak luar.

Fasilitator meminta peserta untuk memberikan sumbang sarannya tentang syarat-syarat menjadi anggota dan pengurus kelompok :

Syarat menjadi anggota kelompok :

 Jujur

 Adil

 Bertanggung jawab pekerjaan

 Berdomisili di desa Karang Panggung

 Tidak boleh suami istri dalam satu kelompok Syarat menjadi pengurus kelompok :

 Tidak boleh rangkap jabatan di kelompok lain

 Jujur

 Adil

 Bertanggungjawab terhadap kelompoknya

 Mampu dan mau menjalankan tugas administrasi organisasi dan keuangan

 Transparan dan terbuka

Pemilihan Pengurus Kelompok KTH : Adapun pengurus KTH yang terpilih adalah :

1. Ketua kelompok : Yendra 2. Sekretaris : Fatur Rozi

3. Bendahara : Nani Ulfa Diansari

Anggota :

1. Jumadi 10. Topan 18 Rusdi

2. Dedi 11 Baijuri 19 Ali Brimob

3. Arpan 12 Edi 20 Ely

4. Andi 13 Arina 21 Holiyah

5. Jali 14 Reno 22 Jana

6. Zakaria 15 Tommy 23 Mulia Asnaini

7. Harmini 16 Zahara 24 Samiah

8. Herli Mustika 17 Yunansih 25 Elvisari

9. Jhon

Nama Kelompok KTH “TUNAS HARAPAN”

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

3.6. PENETAPAN VISI DAN MISI KTH (MEMANDANG KE MASA DEPAN).

PROSES :

Penjelasan tahap Memandang ke Masa Depan atau Visi ; Adalah cita-cita jangka panjang yang dapat kita capai dalam waktu yang sangat lama.

Sedang Misi atau Tujuan jangka pendek untuk mencapai Visi.

Kualitas hidup yang diinginkan oleh kita semua harus didukung sumber daya yang berkesinambungan, sebagaimana suatu cita-cita/visi jangka panjang mengandung nilai-nilai sosial dan masalah keagamaan, begitu pula harus mengandung sesuatu tentang cara-cara yang dapat menunjang kualitas hidup berdasarkan suatu hubungan yang baik dengan lingkungan.

Adapun prinsip – prinsip yang menunjang tujuan jangka panjang ini harus konsisten dengan prinsip berkelanjutan. Kita percaya sistem produksi apapun baik pertanian, atau yang lainnya, harus mengikuti prinsip – prinsip ini supaya berkelanjutan.

Bentuk produksi berupa sebagai berikut :

 Adil secara sosial.

 Dapat diterima secara ekologi.

 Dapat di jalankan secara ekonomi.

 Pri kemanusiaan

 Memandang ke Masa Depan. Dengan mencoba menggali pengertian anggota kelompok (brainstroming).

Hasil sumbang saran tentang cita-cita?

 Keinginan yang sulit untuk dicapai

 Sesuatu yang ingin dicapai dalam waktu yang lama.

MEMBUAT CITA-CITA /VISI KTH.

PROSES :

Fasilitator memperlihatkan poster/gambar pendapat peserta, kemudian fasilitator meminta kepada semua pesera memperhatikan poster/gambar pertama (desa miskin yang kumuh).

Pendapat peserta tentang gambar yang dibagikan :

 Susunan rumah masih berantakan

 Belum ada jalan desa

 Desa masih kuno

 Desa terisolir

 Buang air besar sembarangan

 Ternak liar / belum dikandangkan

 Desa kumuh

 Belum ada pagar rumah masyarakat

 Masih banyak pengangguran

Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan cita – cita / visi mereka dan hasil sumbang saran peserta :

 Melindungi hutan

 Kesejahteraan masyarakat terjamin

Kesimpulan cita – cita / Visi hasil diskusi bersama peserta VISI KTH “ TUNAS HARAPAN “ ADALAH

“Meningkatnya kepedulian dan kesejahteraan masyarakat dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan berkeadilan gender”.

 Setelah semua paham bagaimana pembuatan cita-cita baru kelompok menentukan cara/misi untuk kelompok. Hasil sumbang saran peserta untuk usaha pencapaian cita-cita / misi kelompok kedepan

 MISI KTH“ TUNAS HARAPAN “ ADALAH :

 Adanya alternatif usaha untuk mendukung ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam hal mengembangkan usahanya.

 Mengurangi penebangan hutan secara liar / ilegal.

 Meningkatkan kerjama antar anggota dan pengurus juga pihak luar yang dapat mendukung program kelompok.

3.7. MENGIDENTIFIKASI SUMBER DAYA POTENSIAL (MASA DEPAN) PROSES :

Masih dalam kelompok yang sama dengan kelompok saat membuat cita-cita;

a. Masing-masing kelompok diskusikan 1-2 kategori cita-cita dan bahas bagaimana sumberdaya yang telah ada sekarang dapat mendukung pencapaian cita-cita tersebut (gunakan daftar sumberdaya potensial dari menetapkan situasi)

 Mendiskusikan dan membahas sumberdaya lain yang dibutuhkan/harus ada dalam pencapaian cita-cita tersebut.

 Hasil dari bagian ini daftar sumberdaya yang paling penting untuk mencapai cita-cita Kelompok di masa depan.

Fasilitator meminta peserta untuk bergabung dalam 2 kelompok diskusi untuk mendiskusikan sumberdaya pendukung yang dapat mendukung cita-cita kelompok. Setelah selesai berdikusi fasilitator meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Hasil diskusi Kelompok 2 a. Katagori Peternakan

 Tersedianya padang rumput

 Tersedianya lahan untuk kandang

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

b. Katagori Pertanian / perkebunan

 Tersedianya lahan kosong untuk usaha perkebunan / pertanian untuk anggota kelompok lebih kurang 20 hektare

c. Katagori Sumberdaya hutan yang dapat dikembangkan.

 Manau, bambu, rotan dan air.

d. Katagori Peningkatan Pendapatan melalui Usaha Koperasi/ Simpan Pinjam.

 Ada anggota yang solid (28 orang 16 orang laki-laki dan 12 orang perempuan)

 Ada pengurus handal (3 orang 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan)

 Sudah terbentuk organisasi / KTH (Tunas Harapan) e. Pendidikan dan keterampilan

 Ada balai desa untuk tempat pelatihan

 Ada LSM yang bisa diajak kerjasama

 Ada BIOCLIME sebagai mitra kerja

 Ada Dinas terkait yag dapat mendukung program

 Ada orang yang terampil salam pemibitan (buah, kayu hutan, karet dll) Keterangan Anggota diskusi kelompok 2

1. Dedi 4. Jana 7. Eli Asmara 10. Nani Ulva Dian Sari 2. Zakaria 5. Rusdi 8. Inansi

3. Topan 6.Mulya Asni 9. Herli Mustika Hasil diskusi Kelompok 1

a. Katagori Peternakan dengan Sumber daya ada : 1. Tempat / kandang

2. Tersedianya padangan rumput 3. Pemadangan sapi

4. Ada keahlian

5. Sumber air untuk ternak 6. Adanya pasaran ternak

b. Katagori Keterampilan rotan dan bambu dengan dukungan sumberdaya : 1. Tersedianya bahan baku rotan dan bambu

2. Tersedianya keahlian menganyam rotan dan bambu 3. Adanya peralatan untuk kerajinan

c. Katagori Penyediaan bibit tanaman hutan dan tanaman produktif

1. Tersedianya bibit – bibit kayu di hutan (bambang lanang, bayur, meranti, balam, garu, jabon dan lain-lain)

2. Tersedianya pohon buah-buahan untuk dijadikan tanaman produktif ( rambutan, mangga, kelengkeng dan durian) dan adanya kebutuhan bibit karet

Keteranga Anggota diskusi kelompok 1

1. Arpan Jalil 5. Baijuri 9. Samiya 2. Elpisari 6. Arina 10. Jum 3. Tomi 7. Zahara

4. Jali 8. Harmini

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

PROSES :

Fasilitator menempelkan dan membaca kembali nilai-nilai yang telah ditemui dan terimplemetasi dalam kehidupan kelompok. Di dalam kelompok kecil;

Di dalam kelompok besar, fasilitator menanyakan bila ada nilai-nilai lain yang akan digabungkan dalam daftar nilai yang telah ada, tegaskan hasilnya, daftar nilai-nilai sekarang merupakan nilai masa depan yang dibutuhkan mendukung pencapaian cita-cita.

 Daftar nilai-nilai/norma dalam KSM yang paling penting untuk mencapai cita-cita KTH Tunas Harapan :

1. Jujur / Terbuka 2. Tanggung jawab

3. Kompromi/musyawarah 4. Kerja keras

5. Sabar

3.9. PENETAPAN INDIKATOR NILAI-NILAI KELOMPOK TANI (KTH).

PROSES :

Di dalam kelompok diskusi peserta membuat indikator nilai-nilai yan dimiliki. Dengan indikator tersebut anggota kelompok dapat menyatakan bahwa nilai-nilai tersebut telah terlaksanakan atau belum.

 Hasil sumbang saran peserta tentang daftar indikator untuk masing-masing nilai.

 Hasil sumbang saran peserta tentang daftar indikator untuk masing-masing nilai.