• Tidak ada hasil yang ditemukan

Final Report Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 Desa Pilot Project Bioclime

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Final Report Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 Desa Pilot Project Bioclime"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

Final Report

Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 Desa Pilot Project Bioclime

( Establishment of the local community groups in 5 pilot villages )

Nurnajati ZA, Silahuddin, Herwan, M. Sidiq dan Berthold Haasler

(2)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

Kata Pengantar

Laporan ini disusun sebagai bahan verifikasi untuk Tujuan Spesifik/Output-5 (Working Package 5): “Sumber-sumber pendapatan alternatif untuk masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan-kawasan yang dilindungi teridentifikasi dan dikembangkan”, dan sebagai laporan capaian Kegiatan Utama 5.2: “Dukungan pada kelompok pengguna melalui upaya penciptaan pendapatan untuk pemberdayaan masyarakat”, Sub–Kegiatan 5.2.1 “Pembentukan kelompok-kelompok masyarakat di 5 desa pilot project”.

Laporan ini menyajikan rekaman kegiatan pada proses pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 desa pilot project, yakni di Desa Karang Panggung Kab. Musi Rawas, Desa Pangkalan Bulian dan Desa Kepayang Kab. Musi Banyuasin, Desa Napal Licin Kab. Musi Rawas Utara, dan Desa Muara Sungsang Kab. Banyuasin. Kegiatan pembentukan KTH ini dilaksanakan dalam rangka menetapkan kelompok masyarakat yang akan dibina oleh proyek Bioclime selama priode proyek berlangsung. Pelaksana dari kegiatan ini adalah proyek Bioclime bekerjasama dengan, yakni Yayasan Kemasda (Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Desa). Sebuah LSM lokal di Sumatera Selatan yang memiliki pengalaman pada proses pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.

Isi laporan ini menjelaskan latar belakang, metodologi, dan hasil dari proses pembentukan KTH di tiap desa, mencakup Rencana Program KTH dari tiap desa pilot proyek, dan hasil penilaian awal mengenai sumber-sumber penghidupan masyarakat desa.

Pendapat, pandangan dan rekomendasi yang disampaikan pada laporan ini adalah pendapat, pandangan dan rekomendasi dari penulis dan tidak mencerminkan pendapat resmi dari BMUB dan/atau GIZ.

Palembang, Juli 2015 Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………... ii

I. PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Tujuan………... 2

II. METODOLOGI ………... 3

2.1. Kerangka Pendekatan ………... 3

2.2. Tahapan Kegiatan ………... 3

2.3. Rekaman Proses dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan ………... 5

III. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DESA KARANG PANGGUNG ………….. 7

3.1. Pembukaan ... 7

3.2. Perkenalan ... 9

3.3. Penjelasan Model Perencanaan Berazas Nilai ... 10

3.4. Penetapan Situasi Masyarakat Desa (Benchmark) ... 11

3.5. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) ... 13

3.6. Penetapan Visi dan Misi KTH (Memandang ke Masa Depan) ... 15

3.7. Identifikasi Sumber Daya Potensial (Masa Depan) ... 16

3.8 Identifikasi Nilai-nilai (Masa Depan) ... 18

3.9. Penetapan Indikator Nilai-nilai Kelompok Tani (KTH) ... 18

3.10. Perencanaan Program KTH Tunas Harapan priode 2015-2016/2017... 20

3.11. Kajian Kategori Cita-cita Kelompok ... 21

3.12. Rencana Kerja KTH Tunas Harapan 2015-2016/2017... 21

3.13. Kunjungan Lapangan di Lingkungan Desa Karang Panggung ... 21

IV. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DESA PANGKALAN BULIAN ... 29

4.1. Pembukaan ... 30

4.2. Perkenalan ... 31

4.3. Penjelasan Model Perencanaan Berazas Nilai ... 32

4.4. Penetapan Situasi Masyarakat Desa (Benchmark) ... 33

4.5. Penetapan Visi dan Misi KTH (Memandang ke Masa Depan) ... 35

4.6. Penetapan Cita-cita Kelompok ... 36

4.7. Kajian Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Kelompok ... 37

4.8. Penetapan Indikator Nilai-nilai Kelompok Tani (KTH) ... 38

4.9. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) ... 39

4.10. Kunjungan Lapangan di Lingkungan Desa Pangkalan Bulian ... 42

4.11. Perencanaan Program KTH Bulian Alam Mulia priode 2015-2016/2017... 43

4.12. Rencana Kerja KTH Bulian Alam Mulia 2015-2016/2017... 43

V. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DESA KEPAYANG …………... 49

5.1. Pembukaan ... 50

5.2. Perkenalan ... 51

5.3. Penjelasan Model Perencanaan Berazas Nilai ... 52

5.4. Penetapan Situasi Masyarakat Desa (Benchmark) ... 53

5.5. Penetapan Visi dan Misi KTH (Memandang ke Masa Depan) ... 55

5.6. Penetapan Cita-cita Kelompok ... 56

5.7. Penetapan Indikator Nilai-nilai Kelompok Tani (KTH) ... 59

5.8. Kunjungan Lapangan di Lingkungan Desa Kepayang (ke Talang Nuaran) ... 60

5.9. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) ... 61

5.10. Kajian Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Kelompok ... 63

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(4)

5.11. Perencanaan Program KTH Kepayang Lestari priode 2015-2016/2017... 64

5.12. Rencana Kerja KTH Kepayang Lestari Tahun 2015-2016/2017... 64

VI. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) DESA NAPALICIN …………... 70

6.1. Pembukaan ... 71

6.2. Perkenalan ... 72

6.3. Penetapan Visi dan Misi KTH (Memandang ke Masa Depan) ... 74

6.4. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) ... 74

6.5. Kajian Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Kelompok ... 75

6.6. Penetapan Manfaat untuk Kelompok ... 75

6.7. Analisa Sumber Penghidupan dengan Metode CLAPS ... 76

VII. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) MUARA SUNGSANG …………... 122

7.1. Pembukaan ... 123

7.2. Perkenalan ... 124

7.3. Penetapan Visi dan Misi KTH (Memandang ke Masa Depan) ... 127

7.4. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) ... 127

7.5. Kajian Faktor Pendorong dan Penghambat Usaha Kelompok ... 129

7.6. Analisa Sumber Penghidupan dengan Metode CLAPS ... 130

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 178

8.1. Kesimpulan ... 178

8.2. Rekomendasi ... 179

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(5)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Paket Kerja 5 Proyek Bioclime adalah “Peningkatan sumber penghidupan penduduk desa, yang bertujuan untuk mendukung upaya penciptaan pendapatan alternatif untuk kelompok-kelompok masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan yang dilindungi.” Secara umum, proyek Bioclime akan membantu Pemerintah Daerah Sumatera Selatan membuat desain kegiatan peningkatan sumber-sumber penghidupan masyarakat desa sekitar hutan dengan mengedepankan aspek-aspek konservasi dan pemanfaatan lestari dari eksosistem hutan sebagai bagian dari sistem ekonomi masyarakat.

Berdasarkan hasil survey di 20 desa yang berada di sekitar kawasan- kawasan yang dilindungi di 4 kabupaten (Muba, Mura, Muratara, dan Banyuasin), telah ditetapkan 5 desa sebagai desa pilot proyek Bioclime, yakni di Desa Napal Licin Kab. Musi Rawas Utara, Desa Karang Panggung Kab. Musi Rawas, Desa Pangkalan Bulian dan Desa Kepayang Kab. Musi Banyuasin, dan di Desa Muara Sungsang Kab. Banyuasin. Selama periode proyek, Bioclime fokus pada kelima desa tersebut dalam rangka mendorong kelompok-kelompok tani hutan (KTH) bekerjasama dengan KPH mengembangkan usaha yang dapat menghasilkan pendapatan untuk masyarakat melalui program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (CBFM) dan Agroforestry, dengan pendekatan pembangunan Kewirausahaan Masyarakat melalui pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) secara lestari.

Untuk operasionalisasinya, proyek telah membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 desa pilot proyek tersebut. Pada tahap awal, pada akhir tahun 2014, telah dibentuk 3 KTH di desa-desa yang berdekatan dengan kawasan-kawasan yang dilindungi dan berada dekat dengan wilayah KPH, yakni Desa Karang Panggung (KPH Lakitan), Desa Pangkalan Bulian (KPH Meranti), dan Desa Kepayang (KPH Lalan Mendis). Selanjutnya pada awal tahun 2015, telah dibentuk 2 KTH masing-masing di Desa Napalicin (KPH Rawas dan TNKS), dan Desa Muara Sungsang (KPHL Banyuasin).

KTH yang terbentuk didesain untuk pelaksanaan proyek di tingkat desa dengan pendekatan kolaboratif. Pendekatan ini dikembangkan secara terpadu dengan upaya peningkatan penghidupan masyarakat desa yang tinggal di sekitar

(6)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

kawasan-kawasan yang dilindungi, dengan mengedepankan aspek-aspek konservasi dan pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan sebagai bagian dari sistem ekonomi masyarakat setempat. Lebih lanjut, keseluruhan proses dilakukan dengan pendekatan partisipatif melalui partisipasi dari 5 (lima) stakeholder kunci, yakni Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Forum KPH/KPH terkait, Perguruan Tinggi setempat, LSM lokal, masyarakat desa, dan perwakilan pihak swasta yang berada di lingkungan desa.

Sebagai langkah untuk melembagakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut, Proyek Bioclime bekerjasama dengan LSM Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Desa (Yayasan Kemasda).

1.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Membentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) di 5 desa pilot project di wilayah kerja proyek Bioclime.

2. Menyeleksi setidaknya sebanyak 20 orang anggota kelompok dari masyarakat desa yang bersedia berperan, dan mengemban tanggung jawab terhadap pengelolaan organisasi kelompok.

3. Menyusun Rencana Program untuk tiap KTH di masing-masing desa yang sinergi dengan program Bioclime.

(7)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

2 Metodologi

2.1. Kerangka Pendekatan

Salah satu upaya proyek Bioclime adalah program pemberdayaan masyarakat yang berada di sekitar hutan, khususnya pada kawasan-kawasan yang dilindungi melalui pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di desa-desa binaan yang berada di dalam wilayah kerja proyek Bioclime. Desa-desa tersebut selain mewakili tipe ekosistem yang berbeda, juga dipertimbangkan sebagai wilayah desa yang memiliki potensi Sumberdaya Hutan yang dilindungi, namun memiliki tingkat ancaman tinggi dengan tingkat kesejahteraan rendah yang masih sangat bergantung pada hutan.

KTH dibentuk dalam rangka mendesain model pemberdayaan masyarakat untuk kegiatan peningkatan pendapatan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pendekatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (CBFM) dan kegiatan Agroforestry (Perhutanan Sosial), dengan tujuan meningkatnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan berkeadilan gender untuk kesejahteraanya.

Lebih lanjut, KTH dibentuk oleh proyek sebagai kelompok binaan yang terfokus dan dapat terukur tingkat pencapaian hasilnya, dan fungsikan sebagai:

(1) Mitra proyek di tingkat desa.

(2) Kelompok Binaan yang mengikuti proses secara partisipatif aktif dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan kerja, dan proses- proses evaluasi program.

(3) Model pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kewirausahaan masyarakat (Bisnis Masyarakat) berbasis pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan kegiatan Agroforestri.

2.2. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan untuk pembentukan KTH dilakukan sebagai berikut:

(1) Penyiapan modul mengenai perencanaan dan pemberdayaan kelompok untuk pembentukan KTH.

(2) Melakukan pembentukan KTH, pemetaan dan identifikasi peran, kemampuan, dan tanggung jawab dari anggota kelompok terhadap

(8)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

operasional organisasi dan pengembangan sumber-sumber penghidupannya.

(3) Kunjungan dan pertemuan dengan penduduk setempat, khususnya di 5 desa pilot proyek di Desa Napal Licin Kab. Musi Rawas Utara, Desa Karang Panggung Kab. Musi Rawas, Desa Pangkalan Bulian dan Desa Kepayang Kab. Musi Banyuasin, dan Desa Muara Sungsang Kab.

Banyuasin.

(4) Pengumpulan dan analisis data dan informasi terkait berdasarkan kerangka kerja/pendekatan kegiatan ini, khususnya difokuskan pada Perencanaan Program KTH dan Jenis-jenis kegiatan penciptaan pendapatan alternatif bagi anggota KTH.

(5) Transfer pengetahuan kepada para pihak terkait tentang KTH dan perannya dalam upaya konservasi biodiversitas dan pengembangan bisnis berbasis HHBK, terutama kepada pihak Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Balai TNKS, KPH, dan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait lainnya.

(6) Survey, wawancara dan proses fasilitasi dinamika kelompok dengan melibatkan warga/penduduk desa yang mewakili berbagai lapisan dan kepentingan.

(7) Membuat daftar anggota KTH.

(8) Menyusun Rencana Program KTH.

Metode yang digunakan adalah pendekatan Tujuh Langkah Pembentukan KTH dan Perencanaan Berasas Nilai-Nilai, sebagai berikut:

(1) Siapa?

 30 masyarakat, Kepala Desa dan perangkat Desa juga lembaga yang ada di desa.

(2) Mengapa?

 Fasilitator akan mencoba penerapan pembentukan KTH dan Rencana Program, Pengelolaan Berasas Nilai (Model Cornerstones) dan Model CLAPS.

(9)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(3) Kapan?

 Desember 2014 sampai dengan Mei 2015.

(4) Dimana?

 di 5 desa pilot proyek di Desa Napal Licin Kab. Musi Rawas Utara, Desa Karang Panggung Kab. Musi Rawas, Desa Pangkalan Bulian dan Desa Kepayang Kab. Musi Banyuasin, dan Desa Muara Sungsang Kab. Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

(5) Apa?

 Model Cornerstones dan CLAPS:

 Situasi desa, Sumberdaya potensial dan hal yang membawa pengaruh negatif ).

 Situasi KTH (Material, Abstrak, Nilai/Norma, Misi).

 Gambaran Situasi sumberdaya, dan nilai masa depan.

 Cita-Cita atau Visi KTH.

 Analisa medan kekuatan berdasarkan cita-cita (Visi).

 Rencana Tindak Lanjut KTH.

(6) Untuk Apa?

 Anggota KTH dapat memahami dan mencoba melakukan :

 Menetapkan situasi (sumberdaya potensial), tempat (keadaan pertanian, perkebunan peternakan dan sebagainya),

 Menetapkan situasi (sumberdaya potensial) anggota, dan KTH.

 Membuat cita-cita/Visi masa depan KTH.

 Mengidentifikasi sumberdaya potensial masa depan.

 Mengidentifikasi nilai-niai masa depan yang dapat mendukung Visi.

 Membuat indikator Nilai.

 Mengkaji cita-cita/visi, dan misi yang akan dibuat perencanaan nya berdasarkan kekuatan pendorong dan penghambatnya.

 Membuat Rencana Tindak Lanjut untuk selama periode proyek Bioclime (3 tahun).

(10)

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(7) Bagaimana ?

 Melakukan pertemuan/workshop dengan metode Androgogi atau pendidikan orang dewasa, melalui :

 Diskusi Kelompok

 Barinstorming

 Simulasi

 Diskusi Pleno

 Berbagi pengalaman

 Dan lain-lainnya

2.3. Rekaman Proses dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Proses dan hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah:

(1) Catatan rekaman proses fasilitasi.

(2) Rencana Program KTH.

(3) Dokumentasi (photo) kegiatan.

(11)

Kelompok Tani Hutan (KTH) Tunas Harapan Desa Karang Panggung Kec. Selangit

Kab. Musi Rawas

3. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Karang Panggung

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(12)

REKAMAN PROSES DAN HASIL KEGIATAN 3.1. PEMBUKAAN

SAMBUTAN-SAMBUTAN.

A. Sambutan Kepala Desa oleh Pak Yendra

Pertemuan dibuka oleh Kepala Desa Karang Panggung dengan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sempat hadir pada hari ini. Penyampaian tujuan dari pertemuan yang dilaksanakan pada hari ini. Beberapa waktu yang lalu pernah ada perencanaan untuk membentuk KTH dan pada saat ini rencana tersebut akan dilaksanakan. Ada 4 (empat) Kabupaten yang direncanakan akan dibentuk KTH yaitu MUBA, Banyuasin, MURA dan Muratara. Pertemuan ini merupakan salah satu upaya bersama yang akan dilakukan guna peningkatan taraf ekonomi dan sosial kemasayarakatan di desa karang panggung ini. Harapan kita semua semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan Kelompok Tani Hutan (KTH) serta perencanaan di tingkat desa.

B. Sambutan Yayasan KEMASDA Ibu Nurnajati, ZA.

Penjelasan tentang tujuan dari program BIOCLIME yaitu mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan hutan dan keanekaragaman hayati sehigga hutan lestari. Dan juga bersama masyarakat berupaya untuk menciptakan usaha-usaha alternatif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitar hutan.

Desa karang panggung merupakan salah satu desa yang menjadi mitra dalam rangka menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati. Sumberdaya hutan yang ada dapat memberikan manfaat guna peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Karang Panggung. Adanya sumber – sumber mata pencaharian baru di masyarakat desa baik berhubungan dengan hasil hutan maupun jasa yang dihasilkan oleh hutan.

Syarat kerjasama dengan BIOCLIME adalah perlu dibentuk kelompok pada setiap desa yang bekerjasama dengan BIOCLIME.

Guna memenuhi kebutuhan akan kelompok tersebut maka perlu dibentuk kelompok masyarakat yang peduli terhadap hutan serta sumberdaya yang ada didalamnya.

Jadwal pertemuan telah disepakati bersama bapak Kepala Desa akan dilakukan pada sore hari setelah mereka melakukan aktivitas mencari nafkah di pagi dan dilanjutkan malam hari. Pertemuan dilaksanakan selama 3 hari efektif dengan menggunakan metode pendidikan orang dewasa.

PENJELASAN TUJUAN

Penjelaskan tujuan dari pertemuan adalah pembentukan kelompok KTH dan perencanaan berasas nilai-nilai. Disampaikan oleh Ibu Nurnajati, ZA.

Adapun Tujuan pada pertemuan ini adalah : a. Pembentukan Kelompok KTH.

b. Menetapkan situasi ( sumberdaya potensial ) tempat ( keadaan pertanian, perkebunanan, peternakan dan sebagainya).

c. Menetapkan situasi ( sumberdaya potensial ) anggota dan KTH.

d. Membuat Cita-Cita / Visi dan Misi.

e. Mengidentifikasi nilai-nilai masa depan.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(13)

f. Membuat indikator nilai – nilai.

g. Mengkaji katagori cita-cita/visi dan misi yang akan dibuat perencanaannya berdasarkan kekuatan pendorong dan penghambatnya.

h. Membuat rencana kerja KTH untuk 1-2 tahun kedepan.

3.2. PERKENALAN DAN PROSES SELAMA KEGIATAN

Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada pertemuan ini dan fasilitator meminta peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, pekerjaan dan nilai – nilai yang dianut atau dipercaya didalam keluarga.

Fasilitator meminta pada peserta untuk menjelaskan hal-hal dibawah ini : a. Siapa nama Bapak/Ibu?

b. Pekerjaan Bapak/ Ibu ?

c. Sebutkan nilai/norma paling penting dan harus ada bagi Bapak/Ibu dalam keluarga dan atau dalam masyarakat? (hanya 1 nilai/norma untuk 1 orang)

Hasil dari perkenalan dan daftar nilai-nilai/norma yang dimiliki oleh anggota Kelompok saat ini. Hasil perkenalan :

No Nama Pekerjaan Nilai L/P

1. Samiah Petani karet Sabar P

2. Anzalnah Petani Sabar P

3. Jali Petani kopi Yakin L

4. Arpan Jugir Petani karet Do’a L

5. Ali Jono Petani Kerjasama L

6. Baijuri Petani karet Kerjasama L

7. Ali Brimob Petani kopi Tekun L

8. Zakaria Petani kopi Rajin L

9. Joni Petani karet Kejujuran L

10. Dedi Petani karet Jujur L

11. Jumadi Petani karet Jujur dan yakin L

12. Andi Petani Jujur L

13. Topan Petani karet Jujur dan tekun L

14. Deska Petani Jujur P

15. Kartini Petani Jujur P

16. Aliah Petani kopi Jujur P

17. Nani Petani kopi Pengertian P

18. Jana Petani kopi Jujur dan yakin P

19. Endang Petani kopi Kerjasama P

20. Leni Petani kopi Rajin P

21. Erni Mustika Petani kopi Tekun dan damai P

22. Eli Petani kopi Jujur P

23. Arina Petani kopi/karet Jujur dan yakin P

24. Harmi Petani kopi Sabar P

25. Zahara Petani kopi Jujur P

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(14)

26. Asmara Petani kopi Kerjasama P

27. Yuliana Petani kopi/karet Kerjasama P

28. Elvisari Petani kopi Tanggung jawab P

29. Ramlin Petani kopi/karet Jujur P

30. Inansi Pedagang Jujur dan sabar P

31. Mulya asni IRT Setia P

32. Silahuddin Petani Tanggung jawab L

33. Nurnajati Fasilitator Terbuka P

34. Herwan Petani Tanggung jawab L

Setelah perkenalan dilaksanakan fasilitator membahas nilai-nilai yang dianut oleh peserta dan selanjutnya nilai – nilai tersebut akan menjadi nilai – nilai kelompok untuk mendukung keberlanjutan kelompok.

Adapun proses selama pertemuan adalah secara partisipatif , melalui curah pendapat, berbagi pengalaman, diskusi kelompok, diskusi pleno, brainstorming, juga kunjungan lapangan.

3.3. PENJELASAN MODEL PERENCANAAN BERAZAS NILAI

Perencanaan Berasas Nilai – Nilai ini adalah untuk membuat perencanaan dan pengelolaan dengan menggabungkan berbagai unsur yang biasa digunakan dam sistem perencanaan dan pengelolaan lain. Akan tetapi ada beberapa hal yang membuat pendekatan ini unik :

1. Perencanaan dengan model ini dibuat secara holistik (menyeluruh) yang di tetapkan, kemudian melihat semua kegiatan dalam konteks perspektif fisik, intelektual, spiritual, sosial dan ekologi.

2. Perencanaan Berasas Nilai-niai menyediakan suatu landasan yang konsisten untuk keputusan dari semua segi proses, baik analisa situasi, maupun dalam menetapkan tujuan, merencanakan proyek, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi. Dan ada beberapa bagian pokok yang saling berhubungan dengan model ini yaitu : a. Menetapkan Situasi.

b. Memandang ke Masa Depan.

c. Merencanakan Program atau Peroyek.

d. Mengelola dan memonitor Prosesnya.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(15)

SKEMA PERENCANAAN BERAZAS NILAI

3.4. PENETAPAN SITUASI MASYARAKAT DESA (BENCHMARK)

Menetapkan situasi (sumber-daya potensial), Tempat ( keadaan pertanian, perkebunan, perternakan dsb)

Fasilitator membagi peserta ke dalam 2 (dua) kelompok untuk memberikan situasi awal desa Karang Panggung

Tugas Kelompok Situasi I

1. Kelompok membuat peta sumberdaya desa. Dalam kelompok kecil diskusikan dan gambarkanlah jawaban atas pertanyaan di bawah ini dalam peta;

a) Bagaimana bentuk desa dan batas desa/ kampung Bapak/Ibu?

b) Gambaran rumah, kantor desa, balai desa, sarana ibadah, sawah, sungai, jalan dan segala sesuatu sarana/bagian desa yang berpengaruh dalam hidup masyarakat desa ini pada peta tersebut!

c) Gambaran jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang paling banyak ditanam dan terdapat di desa ini!

d) Gambaran jenis hewan ternak yang banyak dipelihara masyarakat!

Hasil Diskusi Kelompok satu

(16)

Adapun Jenis tanaman yang banyak ditanam dilahan pertanian dan perkebunan adalah : - Sayur mayur.

- Padi talang.

- Kopi - Karet.

Sedangkan hewan yang biasa di pelihara di Desa Karang Panggung adalah : - Ayam kampung.

- Kambung lokal Kelompok Situasi II

Hasil Tugas Kelompok Situasi II.

Peserta menjelaskan, Dalam kelompok diskusikan beberapa pokok bahasan di bawah ini:

A. Misi (alasan dibentuknya atau kelompok)

Tujuan mendirikan kelompok adalah untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

B. Nilai-nilai/norma kelompok;

 Jujur

 Tanggungjawab

 Terbuka

 Kompromi

 Kerja keras

 Sabar

C. Kondisi Kelompok

1. Tingkat kehadiran perempuan dalam pertemuan di tingkat desa masih rendah 2. Secara umum mata pencaharian masyarakat desa Karang Panggung petani

karet, kopi, dan holtikultura, nelayan, pedagang dan peternak

3. Secara umum mata pencaharian masyarakat desa Karang Panggung adalah petani karet dan kopi

4. Tingkat pendidikan masyarakat desa Karang Pangggung secara umum adalah SD : 590 orang

SMP : 129 orang SLTA. : 49 orang Akademi : 5 orang Sarjana : 3 orang

5. Latihan atau keterampilan apa yang dimiliki oleh anggota kelompok adalah beternak, anyaman bambu dan rotan.

6. Tingkat pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah mufakat.

Kondisi Desa

Nama Desa : Karang Panggung Kecamatan : Selangit

Kabupaten : Musi Rawas Provinsi : Sumatera Selatan

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(17)

Batas – batas desa :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Sungai Bal Sebelah Selatan berbatasan dengan : Bukit Curup Sebelah Timur berbatasan dengan : Sungai Gambir Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Muara Nilau

Luas Wilayah : 4.100 Ha

Jarak desa ke Kecamatan : 21 KM Jarak desa ke Kabupaten : 65 KM Jarak desa ke Provinsi : 521 KM

Jumlah Penduduk : 1288 jiwa Laki-laki : 660 Perempuan : 628 Jumlah Kepala Keluarga : 322 KK

Sarana pendidikan SD : 1 buah SMP : 1 buah

Sarana Ibadah Mesjid : 1 buah Sarana Olahraga : 3 buah Sarana Balai Pertemuan : 1 buah

Lembaga yang ada di desa : Pemerintahan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Pemangku Adat (LPA), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, Remaja Mesjid, Persatuan Amal Kematian, Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)

Jumlah Dusun : 3 (tiga) dusun

3.5. PEMBENTUKAN KELOMPOK TANI HUTAN ( KTH )

Sebelum proses pembentukan kelompok dimulai fasilitator menjelaskan tentang pentingnya kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan (kesetaraan gender) dimulai dari peran keanggotaan, akses dan kontrol terhadap kelompok yang dibentuk. Dibanyak tempat terjadi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai kegiatan baik sosial, politik dan budaya.

Fasilitator meminta sumbang saran peserta tentang pengertian kelompok, hasil sumbang saran peserta:

 Perkumpulan orang

 Ada tujuan tertentu

Fasilitator menjelaskan “Pengertian Kelompok KTH” adalah “Kumpulan orang – orang yang menyatukan diri dalam suatu organisasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan menuju kelestarian hutan”.

Fasilitator menjelaskan KTH adalah Kelompok Tani Hutan dan sebuah organisasi masyarakat yang peduli terhadap sistem pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan.

Fasilitator kembali meminta pendapat peserta tentang alasan mengapa berkelompok :

 Untuk mempermudah pengaturan

 Untuk mempermudah pekerjaan

 Dapat saling membantu

 Tempat tukar pikiran

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(18)

Tujuan berkelompok

 Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

 Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat

 Untuk meningkatkan hubungan kemitraan/kerjasama antar anggota dan pengurus juga pihak luar.

Fasilitator meminta peserta untuk memberikan sumbang sarannya tentang syarat-syarat menjadi anggota dan pengurus kelompok :

Syarat menjadi anggota kelompok :

 Jujur

 Adil

 Bertanggung jawab pekerjaan

 Berdomisili di desa Karang Panggung

 Tidak boleh suami istri dalam satu kelompok Syarat menjadi pengurus kelompok :

 Tidak boleh rangkap jabatan di kelompok lain

 Jujur

 Adil

 Bertanggungjawab terhadap kelompoknya

 Mampu dan mau menjalankan tugas administrasi organisasi dan keuangan

 Transparan dan terbuka

Pemilihan Pengurus Kelompok KTH : Adapun pengurus KTH yang terpilih adalah :

1. Ketua kelompok : Yendra 2. Sekretaris : Fatur Rozi

3. Bendahara : Nani Ulfa Diansari

Anggota :

1. Jumadi 10. Topan 18 Rusdi

2. Dedi 11 Baijuri 19 Ali Brimob

3. Arpan 12 Edi 20 Ely

4. Andi 13 Arina 21 Holiyah

5. Jali 14 Reno 22 Jana

6. Zakaria 15 Tommy 23 Mulia Asnaini

7. Harmini 16 Zahara 24 Samiah

8. Herli Mustika 17 Yunansih 25 Elvisari

9. Jhon

Nama Kelompok KTH “TUNAS HARAPAN”

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(19)

3.6. PENETAPAN VISI DAN MISI KTH (MEMANDANG KE MASA DEPAN).

PROSES :

Penjelasan tahap Memandang ke Masa Depan atau Visi ; Adalah cita-cita jangka panjang yang dapat kita capai dalam waktu yang sangat lama.

Sedang Misi atau Tujuan jangka pendek untuk mencapai Visi.

Kualitas hidup yang diinginkan oleh kita semua harus didukung sumber daya yang berkesinambungan, sebagaimana suatu cita-cita/visi jangka panjang mengandung nilai-nilai sosial dan masalah keagamaan, begitu pula harus mengandung sesuatu tentang cara-cara yang dapat menunjang kualitas hidup berdasarkan suatu hubungan yang baik dengan lingkungan.

Adapun prinsip – prinsip yang menunjang tujuan jangka panjang ini harus konsisten dengan prinsip berkelanjutan. Kita percaya sistem produksi apapun baik pertanian, atau yang lainnya, harus mengikuti prinsip – prinsip ini supaya berkelanjutan.

Bentuk produksi berupa sebagai berikut :

 Adil secara sosial.

 Dapat diterima secara ekologi.

 Dapat di jalankan secara ekonomi.

 Pri kemanusiaan

 Memandang ke Masa Depan. Dengan mencoba menggali pengertian anggota kelompok (brainstroming).

Hasil sumbang saran tentang cita-cita?

 Keinginan yang sulit untuk dicapai

 Sesuatu yang ingin dicapai dalam waktu yang lama.

MEMBUAT CITA-CITA /VISI KTH.

PROSES :

Fasilitator memperlihatkan poster/gambar pendapat peserta, kemudian fasilitator meminta kepada semua pesera memperhatikan poster/gambar pertama (desa miskin yang kumuh).

Pendapat peserta tentang gambar yang dibagikan :

 Susunan rumah masih berantakan

 Belum ada jalan desa

 Desa masih kuno

 Desa terisolir

 Buang air besar sembarangan

 Ternak liar / belum dikandangkan

 Desa kumuh

 Belum ada pagar rumah masyarakat

 Masih banyak pengangguran

(20)

Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan cita – cita / visi mereka dan hasil sumbang saran peserta :

 Melindungi hutan

 Kesejahteraan masyarakat terjamin

Kesimpulan cita – cita / Visi hasil diskusi bersama peserta VISI KTH “ TUNAS HARAPAN “ ADALAH

“Meningkatnya kepedulian dan kesejahteraan masyarakat dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan berkeadilan gender”.

 Setelah semua paham bagaimana pembuatan cita-cita baru kelompok menentukan cara/misi untuk kelompok. Hasil sumbang saran peserta untuk usaha pencapaian cita- cita / misi kelompok kedepan

 MISI KTH“ TUNAS HARAPAN “ ADALAH :

 Adanya alternatif usaha untuk mendukung ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam hal mengembangkan usahanya.

 Mengurangi penebangan hutan secara liar / ilegal.

 Meningkatkan kerjama antar anggota dan pengurus juga pihak luar yang dapat mendukung program kelompok.

3.7. MENGIDENTIFIKASI SUMBER DAYA POTENSIAL (MASA DEPAN) PROSES :

Masih dalam kelompok yang sama dengan kelompok saat membuat cita-cita;

a. Masing-masing kelompok diskusikan 1-2 kategori cita-cita dan bahas bagaimana sumberdaya yang telah ada sekarang dapat mendukung pencapaian cita-cita tersebut (gunakan daftar sumberdaya potensial dari menetapkan situasi)

 Mendiskusikan dan membahas sumberdaya lain yang dibutuhkan/harus ada dalam pencapaian cita-cita tersebut.

 Hasil dari bagian ini daftar sumberdaya yang paling penting untuk mencapai cita-cita Kelompok di masa depan.

Fasilitator meminta peserta untuk bergabung dalam 2 kelompok diskusi untuk mendiskusikan sumberdaya pendukung yang dapat mendukung cita-cita kelompok. Setelah selesai berdikusi fasilitator meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Hasil diskusi Kelompok 2 a. Katagori Peternakan

 Tersedianya padang rumput

 Tersedianya lahan untuk kandang

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(21)

b. Katagori Pertanian / perkebunan

 Tersedianya lahan kosong untuk usaha perkebunan / pertanian untuk anggota kelompok lebih kurang 20 hektare

c. Katagori Sumberdaya hutan yang dapat dikembangkan.

 Manau, bambu, rotan dan air.

d. Katagori Peningkatan Pendapatan melalui Usaha Koperasi/ Simpan Pinjam.

 Ada anggota yang solid (28 orang 16 orang laki-laki dan 12 orang perempuan)

 Ada pengurus handal (3 orang 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan)

 Sudah terbentuk organisasi / KTH (Tunas Harapan) e. Pendidikan dan keterampilan

 Ada balai desa untuk tempat pelatihan

 Ada LSM yang bisa diajak kerjasama

 Ada BIOCLIME sebagai mitra kerja

 Ada Dinas terkait yag dapat mendukung program

 Ada orang yang terampil salam pemibitan (buah, kayu hutan, karet dll) Keterangan Anggota diskusi kelompok 2

1. Dedi 4. Jana 7. Eli Asmara 10. Nani Ulva Dian Sari 2. Zakaria 5. Rusdi 8. Inansi

3. Topan 6.Mulya Asni 9. Herli Mustika Hasil diskusi Kelompok 1

a. Katagori Peternakan dengan Sumber daya ada : 1. Tempat / kandang

2. Tersedianya padangan rumput 3. Pemadangan sapi

4. Ada keahlian

5. Sumber air untuk ternak 6. Adanya pasaran ternak

b. Katagori Keterampilan rotan dan bambu dengan dukungan sumberdaya : 1. Tersedianya bahan baku rotan dan bambu

2. Tersedianya keahlian menganyam rotan dan bambu 3. Adanya peralatan untuk kerajinan

c. Katagori Penyediaan bibit tanaman hutan dan tanaman produktif

1. Tersedianya bibit – bibit kayu di hutan (bambang lanang, bayur, meranti, balam, garu, jabon dan lain-lain)

2. Tersedianya pohon buah-buahan untuk dijadikan tanaman produktif ( rambutan, mangga, kelengkeng dan durian) dan adanya kebutuhan bibit karet

Keteranga Anggota diskusi kelompok 1

1. Arpan Jalil 5. Baijuri 9. Samiya 2. Elpisari 6. Arina 10. Jum 3. Tomi 7. Zahara

4. Jali 8. Harmini

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(22)

PROSES :

Fasilitator menempelkan dan membaca kembali nilai-nilai yang telah ditemui dan terimplemetasi dalam kehidupan kelompok. Di dalam kelompok kecil;

Di dalam kelompok besar, fasilitator menanyakan bila ada nilai-nilai lain yang akan digabungkan dalam daftar nilai yang telah ada, tegaskan hasilnya, daftar nilai-nilai sekarang merupakan nilai masa depan yang dibutuhkan mendukung pencapaian cita-cita.

 Daftar nilai-nilai/norma dalam KSM yang paling penting untuk mencapai cita-cita KTH Tunas Harapan :

1. Jujur / Terbuka 2. Tanggung jawab

3. Kompromi/musyawarah 4. Kerja keras

5. Sabar

3.9. PENETAPAN INDIKATOR NILAI-NILAI KELOMPOK TANI (KTH).

PROSES :

Di dalam kelompok diskusi peserta membuat indikator nilai-nilai yan dimiliki. Dengan indikator tersebut anggota kelompok dapat menyatakan bahwa nilai-nilai tersebut telah terlaksanakan atau belum.

 Hasil sumbang saran peserta tentang daftar indikator untuk masing-masing nilai.

Jujur / Terbuka indikatornya :

 Seluruh kegiatan yang akan dilakukan harus diketahui oleh seluruh anggota

 Setiap ada informasi tentang kelompok harus disampaikan pada seluruh anggota.

Tanggung jawab indikatornya :

 Pengurus dan anggota melaksanakan hak dan kewajibannya

 Pengurus melaporkan seluruh kegiatan kelompok dalam rapat anggota.

 Pengurus melaporkan seluruh transaksi keuangan dalam rapat anggota Kompromi / Musyawarah indikatornya :

 Seluruh kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil musyawarah mufakat.

 Masalah – masalah dalam berkelompok harus diselesaikan seara musyawarah mufakat.

Kerja Keras indikatornya :

 Anggota dan pengurus harus berjuang dengan giat terhadap program yang akan dilakukan

 Anggota dan pengurus tidak boleh malas.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

3.8. IDENTIFIKASI NILAI-NILAI (MASA DEPAN)

(23)

Sabar indikatornya :

 Selalu solid dan akur antara anggota dan pengurus

 Tidak berputus asa dan berusaha terus

Fasilitator meminta peserta untuk melihat kembali sumberdaya pendukung yang ada untuk dijadikan cita-cita kelompok. Cita – cita tersebut dirangkum diantaranya :

Cita – cita di bidang ekonomi

1. Adanya usaha ternak yang dilakukan baik oleh anggota maupun kelompok

2. Adanya usaha koperasi atau mikro kredit / usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh kelompok

Cita – cita dibidang pengetahuan dan keterampilan

1. Pengurus dan anggota terampil dalam mengurus dan mengelolah organisasi dan usahanya.

2. Anggota kelompok perempuan mempunyai keterampilan kerajinan anyaman bambu dan rotan.

3. Anggota dan pengurus terampil dalam mengelolah usaha pembibitan Cita – cita dibidang pertanian /perkebunan

a. Adanya bentuk usaha pertanian holtikultura yang dikelolah oleh anggota dan kelompok.

Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan apa yang menjadi faktor penghambat dalam mencapai cita-cita. Dan setiap kelompok mempresentasikannya.

Hasil diskusi kelompok 1

1. Adanya usaha ternak yang dilakukan baik oleh anggota maupun kelompok Faktor penghambatnya :

 Ternak masih diliarkan

 Belum adanya pemberian pakan secara teratur

2. Adanya usaha koperasi atau mikro kredit / usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh kelompok

Faktor penghambatnya :

 Belum adanya modal

 Belum adanya keterampilan dan usaha simpan pinjam

3. Pengurus dan anggota terampil dalam mengurus dan mengelolah organisasi dan usahanya.

Faktor penghambatnya :

 Belum adanya keterampilan pengurus dan anggota untuk mengelolah organisasinya

 Tidak adanya pendamping kelompok dalam mengelolah organisasinya

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(24)

Kelompok 1

1. Arpan Jalil 5. Baijuri 9. Samiya 2. Elpisari 6. Arina 10. Jum 3. Tomi 7. Zahara

4. Jali 8. Harmini Hasil diskusi kelompok 2

1. Anggota kelompok khususnya perempuan mempunyai keterampilan kerajinan anyaman bambu dan rotan.

Faktor penghambatnya :

 Tidak ada pemasaran yang jelas

 Kurangnya keterampilan dalam menganyam bambu dan rotan

2. Anggota dan pengurus terampil dalam mengelolah usaha pembibitan dan juga pengelolaannya.

Faktor penghambatnya :

 Belum adanya pengetahuan dan keterampilan dalam usaha pembibitan.

 Belum adanya pengalaman usaha pembibitan

 Belum ada modal usaha

3. Adanya bentuk usaha pertanian holtikultura yang dikelolah baik oleh anggota maupun kelompok.

Faktor penghambatnya :

 Sulitnya bibit unggul

 Banyaknya hama tanaman sayuran

 Cara berkebun masih tradisional

 Masyarakat masih malas Anggota diskusi kelompok 2

1. Dedi 4. Jana 7. Eli Asmara 10. Nani Ulva Dian Sari

2. Zakaria 5. Rusdi 8. Inansi 3. Topan 6.Mulya Asni 9. Herli Mustika

3.10. PERENCANAAN PROGRAM KTH TUNAS HARAPAN PRIODE 2015-2016/2017.

PROSES :

Fasilitator menjelaskan bahwa, Sekarang kita berada pada bagian perencanaa, dalam tahapan ini tujuan adalah mengetahui hal-hal yang menjadi perlu diperhatikan dan memungkinkan dikerjakan oleh kelompok bersama-sama dalam mencapai cita-cita yang telah dinyatakan dalam tahapan Memandang ke Masa Depan.

Membuat rencana adalah memanfaatkan sumberdaya yang dapat digunakan secara optimal. Untuk itu langkah-langkah yang jelas (konkrit) dan berurutan (sistematis) untuk mencapai cita-cita adalah sangat penting.

Fasilitator membagikan Media gambar (poster seri) tentang kera menolong ikan, poster kepada peserta, setelah dibaca fasilitator mengajukan pertanyaan:

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(25)

a). Apa yang terlihat/terjadi dalam gambar itu?

Monyet menolong ikan dari bahaya banjir b). Mengapa hal itu terjadi?

Karena monyet tidak paham dengan habitat asli dari ikan c). Bagaimana bila hal itu terjadi pada Bapak/Ibu?

Monyet berniat baik akan tetapi tidak paham dengan situasi dan kondisi.

Fasilitator kembali meminta pendapat peseta tentang ilustrasi monyet menolong ikan

1. Tidak boleh menebang pohon sembarangan 2. Pinggir sungai harus ditanami dengan pohon 3. Usir saja monyet

4. Niat monyet baik akan tetapi caranya salah.

5. Pemberian bantuan tidak sesuai dengan kebutuhan.

6. Pihak luar (BIOCLIME) ingin membantu masyarakat sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat.

3.11. KAJIAN KATEGORI CITA-CITA YANG AKAN DIBUAT PERENCANAANNYA BERDASARKAN FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBATNYA.

PROSES :

Fasilitator meminta peserta melihat kembali cita-cita 1-2 tahun ke depan dalam tahap Memandang ke Masa Depan. Fasilitator membacakan kembali. Sekedar membuat anggota kelompok menyadari bahwa mereka mempunyai cita-cita masa depan.

Peserta diminta untuk mengkaji cita-cita untuk setiap kategori prioritas yang telah ditentukan dalam tahap sebelumnya. Bagikan satu kategori untuk satu kelompok diskusi, dan anggota kelompok akan menjawab pertanyaan berikut ini untuk kategori yang jadi tugasnya;

Hasil dari diskusi kelompok.

Cita - cita Faktor pendorong Faktor penghambat Adanya usaha ternak yang

dilakukan baik oleh anggota maupun kelompok

 Tersedianya padang rumput

 Tersedianya lahan untuk kandang

 Tempat / kandang

 Tersedianya padangan rumput

 Pemadangan sapi

 Ada keahlian

 Sumber air untuk ternak

 Adanya pasaran ternak

 Ternak masih diliarkan

 Belum adanya pemberian pakan secara teratur

Adanya usaha koperasi atau mikro kredit / usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh kelompok

 Ada anggota yang solid (28 orang 16 orang laki- laki dan 12 orang perempuan)

 Belum adanya modal

 Belum adanya

keterampilan dan usaha simpan pinjam

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(26)

 Ada pengurus handal (3 orang 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan)

 Sudah terbentuk

organisasi / KTH (Tunas Harapan)

Pengurus dan anggota terampil dalam mengurus dan mengelolah organisasi dan usahanya

 Ada anggota yang solid (28 orang 16 orang laki- laki dan 12 orang perempuan)

 Ada pengurus handal (3 orang 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan)

 Sudah terbentuk

organisasi / KTH (Tunas Harapan)

 Belum adanya

keterampilan pengurus dan anggota untuk mengelolah organisasinya

 Tidak adanya pendamping kelompok dalam mengelolah organisasinya

Anggota kelompok khususnya perempuan mempunyai keterampilan kerajinan anyaman bambu dan rotan

 Tersedianya bahan baku rotan dan bambu

 Tersedianya keahlian menganyam rotan dan bambu

 Adanya peralatan untuk kerajinan Manau, Bambu, Rotan

 Air

 Tidak ada pemasaran yang jelas

 Kurangnya keterampilan dalam menganyam bambu dan rotan

Anggota dan pengurus terampil dalam mengelolah usaha pembibitan dan juga pengelolaannya

 Tersedianya bibit – bibit kayu di hutan (bambang lanang, bayur, meranti, balam, garu, jabon dan lain-lain)

 Tersedianya pohon buah- buahan untuk dijadikan tanaman produktif ( rambutan, mangga, kelengkeng dan durian) dan adanya kebutuhan bibit karet

 Ada balai desa untuk tempat pelatihan

 Ada LSM yang bisa diajak kerjasama

 Ada BIOCLIME sebagai mitra kerja

 Ada Dinas terkait yang dapat mendukung program

 Ada orang yang terampil salam pemibitan (buah, kayu hutan, karet dll)

 Belum adanya

pengetahuan dan

keterampilan dalam usaha pembibitan.

 Belum adanya

pengalaman usaha pembibitan

 Belum ada modal usaha

Adanya bentuk usaha pertanian holtikultura yang dikelolah baik oleh anggota maupun kelompok

 Tersedianya lahan kosong untuk usaha perkebunan / pertanian untuk anggota

 Sulitnya bibit unggul

 Banyaknya hama

tanaman sayuran

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(27)

kelompok lebih kurang 20 hektare

 Cara berkebun masih tradisional

 Masyarakat masih malas

3.12. RENCANA KERJA KTH “ TUNAS HARAPAN PRIODE 2015-2016/2017

PROSES :

Fasilitator menjelaskan tentang perencanaan yang sedapat mungkin memenuhi prinsip CERDAS (Cocok, tEpat, Realistik, DApat diukur, dan Sesuai dengan kebutuhan atau keadaan).

Latihan membuat rencana CERDAS.

Contoh rencana CERDAS; Melakukan latihan kesehatan ternak kambing untuk 15 anggota kelompok sampai akhir tahun 2002.

Contoh rencana kurang CERDAS; Latihan kesehatan ternak untuk anggota kelompok.

Diskusikan bersama dalam pleno kategori mana yang akan dibuat rencana kerjanya (dengan mempertimbangan hasil di atas, berdasarkan optimisme yang muncul di atas)

Kembali lagi dengan kelompok yang sebelumnya, buatlah beberapa rencana yang bisa dilakukan kelompok untuk mencapai cita-cita yang telah dirumuskan. Rencana yang telah dirumuskan didiskusikan bersama anggota keompok yang lainnya dalam pleno.

Terakhir kelompok tadi akan membuat perincian unruk rencana yang telah diepakati bersama dalam diskusi pleno. Dimana perencanaan tersebut terdiri dari; Kegiatan (rencana itu sendiri), Siapa (yang akan bertanggung jawab untuk pelaksanaanya), Kapan (waktu dilakukan), dan Dimana (tempat kegiatan dilakukan).

Fasilitator membagikan Tabel Rencana Kerja pada masing-masing kelompok.

Hasil diskusi kelompok disampaikan pada anggota kelompok lainnya untuk mendapatkan tanggapan.

 Hasil adalah daftar objektif yang CERDAS kegiatan KSM dalam 1-3 tahun ke depan.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(28)

RENCANA KERJA KTH TUNAS HARAPAN DESA KARANG PANGGUNG, KECAMATAN SELANGIT KABUPATEN MUSI RAWAS.

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YANG DI HARAPKAN Lokasi UNSUR YANG TERLIBAT

PENANGGUNG JAWAB 1. Melaksanakan usaha

ternak kambing sebanyak 30 ekor (25

ekor betina dan 5 ekor jantan) paling lambat april 2015

Untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan anggota dan kelompok

 Mendapatkan bibit ternak yang baik untuk dikelolah dan dipelihara oleh 5 kelompok kecil, masing – maing kelompok 6 ekor

 Adanya pembagian tugas yang jelas dalam pemeliharaan ternak kambing

 Adanya bantuan untuk pembuatan kandang

Desa Karang Panggung

Pengurus dan angota kelompok, BIOCLIME, Dinas Peternakan dan tenaga ahli

Pengurus dan anggota kelompok

2. Melaksanakan usaha simpan pinjam / kredit mikro paling lambat april 2015

Untuk meningkatkan jiwa kooperatif bagi anggota dan pengurus dan dapat membantu usaha anggota

 Anggota melaksanakan tabungan pokok, wajib dan sukarela. Sesuai kesepakatan dalam rapat anggota

 Adanya bantuan modal pengembangan usaha sebesar Rp.30 juta

 Adanya pembukuan yang

jelas dalam

melaksanakan usaha simpan pinjam

Desa Karang Panggung

Pengurus dan anggota

kelompok, BIOCLIME, LSM

Pengurus dan anggota kelompok Tunas Harapan

Kelompok 1

1. Ali Brimob 2. Joni 3. Baijuri 4. Rusdi

5. Elpisari 6. Nani Ulpa 7. Herli Mustika 8.Mulya Asni

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(29)

RENCANA PROGRAM KTH TUNAS HARAPAN

DESA KARANG PANGGUNG, KECAMATAN SELANGIT, KABUPATEN MUSI RAWAS.

NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YANG DI HARAPKAN Lokasi UNSUR YANG TERLIBAT

PENANGGUNG JAWAB 1. Melaksanakan

pelatihan Manajemen Organisasi KTH Tunas Harapan,

Pengurus kelompok supaya terampil dalam mengelola kelompok.

Desa Karang Panggung

Pengurus dan angota kelompok, BIOCLIME, LSM

Pengurus dan anggota kelompok

2. Melaksanakan pelatihan keterampilan anyaman bambu dan rotan

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota dan pengurus dalam mengelola organisasi KTH

Untuk meningkatkan keterampilan dalam

menganyam rotan dan bambu

Adanya kerajinan untuk menganyam rotan dan bambu Adanya usaha kerajinan bambu dan rotan yang dilakkan oleh anggota

Desa Karang Panggung

Pengurus dan anggota

kelompok, BIOCLIME, LSM

Pengurus dan anggota kelompok Tunas Harapan

3. Melaksanakan study banding tentang kerajinan rotan dan bambu

Untuk meningkatkan wawasan tentang kerajinan rotan dan bambu

Wawasan anggota meningkat Terdorong untuk menjadikan kerajinan sebagai bentuk usaha

Kalimantan Lombok.

Atau lainnya.

Pengurus.

Bioclime.

Dinas

Perindustrian dan Koperasi. LSM

Pengurus dan Anggota.

4. Adanya pendampingan yang intensif dari pihak luar

Untuk meningkatkan kapasitas anggota dan pengurus dalam mengelola kelompok juga usahanya.

Kelompok KTH semakin trampil dan dinamis.

Desa Karang Panggung

Pengurus dan anggota.

Bioclime.

LSM PPL.

Pengurus dan anggota.

5 Melakukan pelatihan pembibitan tanaman (karet dan buah- buahan)

Anggota kelompok terampil dalam hal pembuatan bibit tanaman

Adanya keterampilan

pengurus dan anggota dalam pembibtan tanaman

Tersedianya bibit tanaman di kelompok

Desa Karang Panggung

Seluruh anggota kelompok

Pengurus dan anggota kelompok Bioclime dias kehutanan 6 Melaksanakan usaha

pembibitan

Seluru angota kelompok dalam mengelolah usahanya

Adanya usaha pembibitan di kelompok

Adanya mitra kerja .

Desa Karang Panggung

Pengurus dan anggota kelompok, BIOCLIME, LSM

Pengurus dan anggota kelompok Bioclime dias kehutanan 7 Melaksanakan Usaha

pertanian campuran / tumpang sari

Seluruh anggota terampil dalam melaksanakan pertanian

campuran/tumpang sari

Adanya pertanian di masing – masing lahan anggota

kelompok (cabe, tanam sayur sayuran dll)

Desa Karang Panggung

SDA SDA

(30)

3.13. KUNJUNGAN LAPANGAN MELIHAT SUMBERDAYA PENDUKUNG RENCANA PROGRAM KTH TUNAS HARAPAN DESA KARANG PANGGUNG KEC.

SELANGIT MURA

Desa Karang Panggung Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu desa yang mempunyai beberapa sumberdaya potensial pendukung rencana program yang akan dilakukan kelompok dalam 1 – 2 tahun kedepan.

Rumput yang tumbuh diantara tanaman karet dan kopi tersedia banyak yang dapat dijadikan pakan ternak terutama kambing. Tanaman rumput yang tumbuh dengan sendirinya sehingga tidak perluh di tanam lagi. Masyarakat dapat mengambil rumput tersebut sembari mengisi waktu luang setelah menyadap karet atau memanen kopi. Sistem peternakan yang akan dilakukan memakai sistem di kandangkan agar ternak lebih terurus dan bebas dari gangguan dimangsa oleh hewan lain . Hal ini dapat memberikan contoh kepada masyarakat yang telah terlebih dahulu melakukan peternakan kambing dengan diliarkan yang rawan di mangsa oleh predator lain.

Kebutuhan akan bibit unggul baik karet maupun tanaman buah lainnya menjadikan kelompok sepakat untuk mengembangkan usaha pembibitan baik pembibitan karet maupun pembibitan tanaman buah (durian, duku, rambutan, mangga dan lainnya). Ketersediaan lahan yang mudah dijangkau dan juga adanya tenaga yang dapat menjalankan usaha tersebut menjadi faktor pendukung yang cukup menjanjikan untuk suksenya usaha ini.

Ketersediaan lahan pekarangan yang cukup untuk dijadikan sebagai media tanam sayuran yang menjadi kebutuhan sehari-hari, sehingga kelompok membuat rencana untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman kebutuhan rumah tangga, agar kebutuhan rumah tangga akan sayur dapat terpenuhi dan dapat membantu ekonomi keluarga. Sistem pertanian yang tidak menggunakan pupuk dan juga tingkat kesuburan tanah yang tinggi menjadikan tanaman sayur menjadi sehat karena tidak terkontaminasi bahan kimia berbahaya.

Rotan dan bambu sebagai hasil hutan bukan kayu banyak didapati hampir di seluruh wilayah areal perkebunan karet masyarakat. Rotan dan bambu bisa dimanfaatkan sebagai barang kebutuhan rumah tangga berupa keranjang dan barang lainnya. Keahlian menganyam rotan dan bambu untuk dijadikan produk bernilai ekonomi sudah dimiliki turun temurun, akan tetapi modifikasi dan model dari kerajinan ini masih memakai pola tradisional yaitu sebatas keranjang angkut hasil kopi (ambung) sehingga pelatihan yang dapat memberikan keterampilan penduduk untuk mengolah rotan dan bambu sebagai usaha alternatif sangat diperlukan. Dengan adanya upaya modifikasi dan bervariasinya hasil anyaman dapat memberikan nilai ekonomi pada hasil kerajinan yang memanfaatkan rotan dan bambu.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(31)

PHOTO – PHOTO KEGIATAN

Proses pembentukan kelompok dan penyusunan rencana program di KTH Tunas Harapan Desa Karang Panggung Kecamatan Selangit Kabupaten Musi Rawas

(32)

PHOTO – PHOTO

Sumberdaya pendukung rencana program KTH Tunas Harapan contoh peternakan kambing, lahan rumput, bambu dan areal pembibitan tanaman di Desa Karang Panggung Kecamatan

Selangit Kabupaten Musi Rawas

(33)

Kelompok Tani Hutan (KTH) Bulian Alam Mulia Desa Pangkalan Bulian Kec. Batanghari Leko

Kab. Musi Banyuasin

4. Pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Pangkalan Bulian

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(34)

REKAMAN PROSES DAN HASIL KEGIATAN 4.1 PEMBUKAAN

SAMBUTAN

1. Sambutan Kepala Desa oleh Aprianto (Kaur Pemerintahan)

Pertemuan dibuka oleh Kepala Urusan Pemerintahan Desa Pangkalan Bulian dengan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sempat hadir pada hari ini. Pertemuan yang dilaksanakan dalam beberapa hari ini berupa pembentukan kelompok dan membuat perencanaan kelompok. Kita telah banyak diberikan kesempatan untuk memajukan desa dengan berbagai dari pemerintah. Dengan mengikuti kegiatan ini semoga kedepan masing – masing kita dapat merasakan manfaat dari program tersebut. Kelompok yang akan dibentuk saat ini merupakan para pemuda dan generasi muda sehingga kelompok ini akan mempunyai semangat baru. Harapan kita semua semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan Kelompok Tani Hutan (KTH) serta perencanaan di tingkat desa.

2. Sambutan Yayasan KEMASDA Ibu Nurnajati

Penjelasan tentang tujuan dari program BIOCLIME (biodiversity and climate change). Ada 4 (empat) Kabupaten yang akan di dampingi yaitu MUBA, MURA, Banyuasin dan MURATARA. Dalam perencanaan proyek ada 20 desa akan tetapi tahap awal baru 3 desa yaitu Pangkalan Bulian, Pangkalan Bulian dan Pangkalan Bulian.

Desa Pangkalan Bulian merupakan salah satu desa yang menjadi mitra dalam rangka menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati. Sumberdaya hutan yang ada dapat memberikan manfaat guna peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Pangkalan Bulian. Adanya sumber – sumber mata pencaharian baru di masyarakat desa baik berhubungan dengan hasil hutan maupun jasa yang dihasilkan oleh hutan.

Kelompok yang akan terbentuk diharapkan dapat menganut nilai – nilai (prinsip dasar) sehingga kelompok dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Syarat kerjasama dengan BIOCLIME adalah perlu di bentuk kelompok pada setiap desa yang bekerjasama dengan BIOCLIME.

Guna memenuhi kebutuhan akan kelompok tersebut maka perlu dibentuk kelompok masyarakat yang peduli terhadap hutan serta sumberdaya yang ada didalamnya.

Pertemuan dilaksanakan selama 3 hari efektif dengan menggunakan metode pendidikan orang dewasa.

Biodiversity and Climate Change (BIOCLIME) Project 2015

A521: “Pembentukan Kelompok Masyarakat di 5 Desa Pilot Project”

(35)

PENJELASAN TUJUAN

Failitator menjelaskan tujuan dari pertemuan pembentukan KTH dan perencanaan berasas nilai-nilai. Dengan menyampaikan tujuan yang tertulis pada bagian Untuk Apa ? pada 8 Langkah perencanaan pertemuan.

Adapun Tujuan pada pertemuan ini adalah : 1. Pembentukan KTH.

2. Menetapkan situasi ( sumberdaya potensial ) tempat ( keadaan pertanian, perkebunanan, peternakan dan sebagainya.

3. Menetapkan situasi ( sumberdaya potensial ) anggota dan KTH.

4. Membuat Cita-Cita / Visi dan Misi.

5. Mengidentifikasi nilai-nilai masa depan.

6. Membuat indikator nilai – nilai.

7. Mengkaji katagori cita-cita/visi dan misi yang akan dibuat perencanaannya berdasarkan kekuatan pendorong dan penghambatnya.

8. Membuat rencana kerja KTH untuk 1-2 tahun kedepan.

Fasilitator menjelaskan bahwa dalam pertemuan ini kita harus berpartisipasi aktif dalam semua proses selama beberapa hari kegiatan berlangsung.

Fasilitator bersama peserta menyusun jadwal pertemuan berdasarkan kebutuhan yaitu pertemuan dilakukan pada siang hari dan juga dilanjutkan pada malam hari.

4.2. PERKENALAN

Fasilitator mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada pertemuan ini dan fasilitator meminta peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, pekerjaan dan nilai – nilai yang dianut.

Fasilitator meminta pada peserta untuk menjelaskan hal-hal dibawah ini :

a. Siapa nama Bapak/Ibu?

b. Pekerjaan Bapak/ Ibu ?

c. Sebutkan nilai/norma paling penting dan

harus ada bagi Bapak/Ibu dalam keluarga dan atau dalam masyarakat? (hanya 1 nilai/norma untuk 1 orang)

Hasil dari perkenalan dan daftar nilai-nilai/norma yang dimiliki oleh anggota Kelompok saat ini.

No Nama L/P Pekerjaan Nilai

1. Silahudin L Wiraswasta Tanggung jawab

2. Herwan L Wiraswasta Terbuka

3. Riadi L Wiraswasta Kerjasama

4. Mustika Sari L Wiraswasta Terbuka

5. Junaini L Petani karet Transparan

6. Yaumil Akhiri L Petani karet Saling percaya

7. Afendi L Petani karet Adil

(36)

8. Sudardi L Petani karet Kompak

9. Afrianto L Petani karet Cerdas

10. Maulana L Petani karet Terbuka

11. Bahamin L Petani karet Terbuka

12. Suhaimi L Petani karet Keterbukaan

13. Idris L Petani karet Tanggung jawab

14. Nurnajati P Wiraswasta Transparan

15. Saipul L Petani karet Terbuka

16. Abduh L Petani karet Jujur

17. Ishak L Petani karet Tanggung jawab

18. Suud L Petani karet Terbuka

19. Jonheri L Petani karet Tanggung jawab

20. Asir Yasik L Petani karet Terbuka

21. Agoni L Petani karet Jujur

22. Akodir L Petani karet Terbuka

23. Komar L Petani karet Jujur

Setelah perkenalan dilaksanakan fasilitator membahas nilai-nilai yang dianut oleh peserta dan selanjutnya menjadi nilai – nilai kelompok untuk mendukung keberlanjutan kelompok.

4.3 PENJELASAN MODEL PERENCANAAN BERAZAS NILAI

Model Cornerstoners untuk perencanaan dan pengelolaan dengan menggabungkan berbagai unsur yang biasa digunakan dam sistim perencanaan dan pengelolaan lain. Akan tetapi ada beberapa hal yang membuat pendekatan ini unik :

1. Perencanaan dengan model ini dibuat dengan ‘ keseluruhan ‘ yang di tetapkan, kemudian melihat semua kegiatan dalam konteks perspektif fisik, intelektual, spiritual, sosial dan ekologi.

2. Cornerstoners menyediakan suatu landasan yang konsisten untuk keputusan dari semua segi proses, baik analisa situasi, maupun dalam menetapkan tujuan, merencanakan proyek, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi. Dan ada beberapa bagian pokok yang saling berhubungan dengan model ini yaitu :

a. Menetapkan Situasi.

b. Memandang ke Masa Depan.

c. Merencanakan Program atau Peroyek.

d. Mengelola dan memonitor Prosesnya.

(37)

SKEMA PERENCANAAN BERAZAS NILAI

4.4. PENETAPAN SITUASI MASYARAKAT DESA (BENCHMARK)

Menetapkan situasi (sumber-daya potensial), Tempat (keadaan pertanian, perkebunan, perternakan dsb)

Fasilitator membagi peserta kedalam 2 (dua) kelompok dengan cara menghitung dan berkumpul berdasarkan nomor yang disebut, untuk memberikan situasi awal desa Pangkalan Bulian Kecamatan Batanghari Leko Kabupaten Musi Banyuasin baik berupa peta sosial desa maupun sumberdaya potensial yang ada didesa.

Fasilitator menjelaskan sumberdaya yang dimaksud adalah apa – apa yang bisa mendukung kegiatan yang akan dilakukan sumberdaya terdiri dari Sumberdaya Alam (SDA), Sumberdaya Manusia (SDM) dan sarana dan prasarana yang tersedia.

Tugas Kelompok Situasi I

1. Kelompok membuat peta sumberdaya desa. Dalam kelompok kecil diskusikan dan gambarkanlah jawaban atas pertanyaan di bawah ini dalam peta;

a) Bagaimana bentuk desa dan batas desa/ kampung Bapak/Ibu?

b) Gambaran rumah, kantor desa, balai desa, sarana ibadah, sawah, sungai, jalan dan segala sesuatu sarana/bagian desa yang berpengaruh dalam hidup masyaakat desa ini pada peta tersebut!

c) Gambaran dan penjelasan jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang paling banyak ditanam dan terdapat di desa ini!

d) Gambaran dan penjelasan jenis hewan ternak yang banyak dipelihara masyarakat!

(38)

Hasil Diskusi Kelompok satu

2. Sumberdaya yang dapat memberikan harapan yaitu

 Adanya sumber daya rotan

 Adanya sumberdaya bambu

 Padangan rumput untuk ternak

 Ada lahan 900 hektare program dari Conoco philip untuk pemuliaan hutan

Nama kelompok 1

1. Junaini 2. Mustika 3. Afendi 4. Idris 5. Yaumil ahiri

Kelompok Situasi II

Peserta menjelaskan, Dalam kelompok diskusikan beberapa pokok bahasan di bawah ini:

A. Misi (alasan dibentuknya atau kelompok) Tujuan mendirikan kelompok adalah untuk :

 Mengorganisir masyarakat yang berada/memanfaatkan kawasan hutan desa

 Menciftakan kesetaraan runding dalam membahas permasalahan yang ada dengan isntansi terkait.

 Memenuhi kebutuhan primer (peningkatan ksejahteraan) dan sekunder (Kebutuhan akan kebersihan udara dll) masyarakat terhadap hutan

B. Nilai-nilai/norma kelompok;

 Tanggug jawab

 Terbuka

 Cerdas

 Adil

 Kompak

(39)

 Saling percaya

 Jujur

C. Kondisi Masyarakat Desa Pangkalan Bulian

1. Jumlah penduduk desa Pangkalan Bulian (sensus 2012) 2.400 jiwa

2. Tingkat pendidikan masyarakat 30% tamat SD, 20% belum tamat SD, 10% tamat SLTP, 7,5% tamat SLTA,0,3% tamat Perguruan Tinggi, sisanya tidak tamat SD.

3. Secara umum mata pencaharian masyarakat desa Pangkalan Bulian adalah

 Peternak (kerbau, sapi, kambing dan ikan)

 Petani (padi talang)

 Perkebunan (karet, sawit, jeruk, kakao dan buah-buahan)

 Dagang (pedagang keliling, tokok manisan, pedagang pasar kalangan)

 PNS (guru)

 Guru

 Jasa (bengkel)

 Buru (perusahaan dan swasta)

 Pertukangan bengkel, kerajinan tangan (anyaman)

4. Tingkat pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah mufakat melibatkan unsur lintas msyarakat dan geder

5. Lembaga yang ada didesa lembaga adat, LPM, karang taruna, BPD, kelompok tani dan koperasi,

Kelompok II

1. Afrianto 2. Suhaimi 3. Sudardi 4. Bahamin 5. Maulana

.

4.5 PENETAPAN VISI DAN MISI KELOMPOK (MEMANDANG MASA DEPAN)

Penjelasan tahap Memandang ke Masa Depan;

tujuan, hasil yang akan diperoleh, bahan-bahan yang dibutuhkan, hubungan dengan tahap sebelum dan sesudahnya. Kualitas hidup yang di inginkan oleh kita semua harus didukung sumber daya yang berkesinambungan, sebagaimana suatu cita- cita/visi jangka panjang mengandung nilai-nilai sosial dan masalah keagamaan, begitu pula harus mengandung sesuatu tentang cara-cara yang dapat menunjang kualitas hidup berdasarkan suatu hubungan yang baik dengan lingkungan.

Adapun prinsip – prinsip yang menunjang tujuan jangka panjang ini harus konsisten dengan prinsip berkelanjutan. Kita percaya sistim produksi apapun baik pertanian, atau yang lainnya, harus mengikuti prinsip – prinsip ini supaya berkelanjutan.

Bentuk produksi berupa sebagai berikut :

(40)

 Adil secara sosial.

 Dapat diterima secara ekologi.

 Dapat di jalankan secara ekonomi.

 Peri kemanusiaan

Memandang ke Masa Depan. Dengan mencoba menggali pengertian anggota kelompok (brainstroming).

Hasil sumbang saran tentang cita-cita?

 Keinginan jangka panjang

 Harapan untuk masa depan 4.6. PENETAPAN CITA-CITA KELOMPOK Proses

Fasilitator memperlihatkan poster/gambar pendapat peserta, kemudian fasilitator meminta kepada semua pesera memperhatikan poster/gambar pertama (potret desa tertinggal).

Pendapat peserta tentang gambar yang dibagikan :

 Sampah berserakan

 Rumah penduduk

 Ada pagar belum selesai

 Ada hewan ternak berkeliaran

 Anak kecil main

 Masyarakat melamun

 Rumah tidak beraturan

 Hutan dibelakang rumah penduduk

 Ada rumput didepan rumah

Fasilitator bersama peserta menyimpulkan bahwa gambar diatas adalah “ Desa tertinggal”

Fasilitator menjelaskan bahwa dalam membuat cita-cita harus memperhatikan hal – hal adil secara sosial dapat diterima secara ekologi dapat dijaankan secara ekonomi dan peduli terhadap sesama.

Fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi membahas dan mengidentifikasi sumberdaya pendukung cita – cita kelompok.

Cita – cita peningkatan ekonomi kelompok

1. Adanya pertanian tumpang sari yang dilakukan oleh masyarakat dengan memanfaatkan hutan produksi yang di miliki oleh masyarakat/anggota kelompok.

2. Adanya usaha pembibitan (karet, buah-buahan dan tanaman kayu) yang dikelolah kelompok.

3. Adanya usaha peternakan (kerbau, sapi, kambing, ayam dan lain-lain) yang dikelolah oleh kelompok

(41)

4. Adanya usaha jasa dan kerajinan yang dilakukan oleh kelompok.

4.7 KAJIAN FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT USAHA KELOMPOK

Fasilitator membagi peserta kedalam 2 kelompok diskusi untuk membahas faktor pendorong dan penghambat dari cita – cita kelompok

Hasil diskusi Kelompok 1

Adanya usaha pertanian tumpang sari yang dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan hutan produksi

Faktor pendorong Faktor penghambat

 Tersedianya lahan 20 hektare

 Tersedianya tenaga kerja lokal

 Belum ada bibit karet yang ungggul

 Belum ada keterampian pembibitan tanaman karet

 Modal yang tersedia masih terbatas Adanya usaha pembibtan tanaman (karet, buah-buahan dan kayu) yang dikelolah oleh

kelompok

 Adanya lahan untuk pembibitan ½ hektare

 Adanya tenaga kerja yang akan mengelolanya

 Belum ada keterampilan pembibitan

 Belum tersedianya modal

 Belum ada bibit unggul untuk entres / mata bibit

Anggota diskusi kelompok 2

1. Mustika 5. Abduh

2. Jon heri 6. Kuniar

3. Ayani 7. Suud

4. Ishak 8. Saiipul

Hasil diskusi Kelompok 2

Adanya usaha peternakan ( sapi, kerbau, kambing, itik, ayam dan ikan) Faktor pendorong Faktor penghambat

 Tersedianya lahan pemadangan ternak dan kandang

 Adanya tenaga kerja

 Kurangnya tenaga ahali dibidang peternakan

 Jaringan pasar belum terbentuk Adanya usaha jasa bengkel dan kerajinan bambu dan rotan

 Tersedianya lahan / tempat untuk usaha

 Banyaknya bahan baku nutk kerajinan rotan dan bambu

 Adanya tenaga kerja

 Kurang tersedianya tenaga ahli

 Sumber bahan baku (pengadaan)

 Jaringan pasar belum ada

Anggota diskusi kelompok 2

1. Junaini 5. Yaumil ahiri

2. Suhaimi 6. Idris

3. Nurmal 7. Wani

4. Yasir

Referensi

Dokumen terkait

Budidaya kopi oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Warga Jaya, Kecamatan Sukamakmur umumnya masih dilakukan secara tradisional, yaitu minim input bahkan tanpa

Kelompok Tani Hutan yang selanjutnya disingkat KTH adalah kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan

Penerapan pola dan jenis tanaman pada lahan agroforestry di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sipatuo Sipatokkong ditemukan 3 sistem kombinasi yang termasuk dalam bagian

Memenuhi Kelompok Tani Hutan Argo Pager Gumolong Lestari telah melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai kesanggupan yang tertuang dalam dokumen

Ketersediaan Dokumen KKB atau PP Tidak dapat dinilai, N/A Kelompok Tani Hutan Lawu Lestari merupakan kelompok hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas

Memenuhi Kelompok KTH Santuso II telah memiliki dokumen hasil audit internal yaitu dokumen hasil pengawasan anggota terhadap seluruh anggotanya yang mengacu pada

Internal audit anggota kelompok Memenuhi Kelompok KTH Kembang Hijau telah memiliki dokumen hasil audit internal yaitu dokumen hasil audit inernal terhadap seluruh

Bila terjadi hal seperti tersebut di atas (nomor 4), Kelompok Tani Hutan “LIO MAJU” mengadakan Musyawarah Anggota sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah