• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 19. Tampilan menu HOME program Sumaport Setelah user menekan tombol “lanjut” maka user disuguhkan dengan pilihan form “model”. Pada form model tersebut user dihadapkan pada empat pilihan model yaitu klasifikasi ABC, perkiraan permintaan, pengendalian persediaan, dan simulasi persediaan. Tahapan model tersebut merupakan tahapan awal sampai dengan akhir pada program tersebut untuk mendapatkan output atau hasil akhir yang diinginkan oleh user berupa total biaya persediaan yang optimal. Selain itu, dalam program terdapat deskripsi bahan baku impor yang dibagi ke dalam 5 kelompok, sehingga pengguna dapat melihat bahan baku bahan baku impor yang akan dikendalikan.

C. ANALISIS ABC

Bahan baku yang dibutuhkan dan digunakan oleh PT Goodyear Indonesia, Tbk. dalam proses produksi sangat beragam. Umumnya persediaan terdiri dari berbagai jenis barang dengan jumlah yang banyak, di mana masing-masing jenis barang membutuhkan analisis tersendiri

untuk mengetahui besarnya order size dan order point. Berbagai jenis barang tersebut tidak seluruhnya memiliki tingkat prioritas yang sama. Oleh karena itu, untuk mengetahui jenis-jenis barang yang perlu mendapat prioritas maka dapat menggunakan analisis ABC.

Analisis ABC merupakan alat yang sangat berguna untuk menentukan jenis persediaan bahan baku impor mana yang penting untuk dikendalikan berdasarkan kriteria tertentu yang dianggap penting bagi perusahaan, karena setiap unit persediaan bahan baku merupakan kapital sehingga kriteria yang umum digunakan adalah dalam satu tahun, yang dicari dengan mengalikan jumlah persediaan yang digunakan dalam satu tahun dengan harga per unit persediaan.

Pada progam Sumaport didukung oleh program analisis ABC. Model analisis ABC ini dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengetahui bahan baku mana yang tergolong ke dalam bahan baku yang paling penting untuk dikendalikan. Jumlah bahan baku impor yang digunakan oleh perusahaan adalah sebanyak 76 buah bahan baku yang tergolong ke dalam 5 kelas utama yaitu Synthetics Rubber, Wire & Steel Cord, Pigment & Chemicals, Fabrics, dan Carbon Black. Pada model analisis ABC bahan baku tersebut dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar yaitu kelompok A (sangat penting), B (penting), dan C (kurang penting). Setiap kelompok tersebut memiliki porsi penyerapan modal dan jumlah bahan baku yang berbeda-beda.

Pada program aplikasi Sumaport, terdapat menu model analisis atau klasifikasi ABC. Ketika user menekan atau memilih tahapan pertama pada program yaitu analisis ABC maka user akan dihadapkan kepada tahapan proses untuk melakukan analisis atau klasifikasi model ABC. Terdapat 3 tombol dalam analisis ABC yaitu tombol ”bahan baku”, ”penyerapan modal”, dan ”analisis ABC”. Pada tombol pertama merupakan ”bahan baku”. Pada menu ini akan disuguhkan daftar bahan baku impor yang dibagi kedalam 5 kelompok utama. Menu ini dapat dilihat pada Gambar 20 berikut ini

Gambar 20. Menu Daftar Bahan Baku Impor PT Goodyear Indonesia, Tbk.

Menu selanjutnya dalam analisis ABC adalah ”penyerapan modal”. Pada menu ini terdapat beberapa field yaitu ”No, Kelompok Bahan Baku, Nama Bahan Baku, Kode SAP, Pemakaian (kg/tahun), Harga (rupiah), dan Penyerapan Modal (rupiah). Pada menu ini user dapat melakukan input data baru atau menambahkan data, menghapus data, atau pun mengedit data. Fasilitas pengeditan data tersebut disusun atau dirancang semudah mungkin.

Apabila user ingin menambah data maka user hanya menekan atau memilih kolom di bawah menu dan langsung memasukan data yang ingin ditambahkan. Fasilitas merubah atau menghapus data dapat dilakukan dengan mudah, di mana user hanya tinggal memilih dengan mengarahkan kursor kepada kolom data yang ingin dirubah kemudian tekan tombol ”delete” (hapus) pada keyboard komputer, setelah itu masukan data baru. Data baru yang dimasukan disimpan dengan menekan tombol gambar

disket yang terletak pada ujung kiri form. Hal ini dilakukan agar data yang dimasukan tidak hilang.

Field yang terdapat dalam klasifikasi ABC terutama dalam menu ”penyerapan modal” terdiri dari ”No” kolom ini memuat nomor urut bahan baku. Kolom ”Kelompok Bahan Baku” merupakan kolom yang menjelaskan kelas bahan baku impor yang terdiri dari 5 kelas. Kolom ”Nama Bahan Baku” yaitu kolom yang memuat tentang nama bahan baku impor. Kolom ”Kode SAP” merupakan kolom yang memuat kode SAP untuk setiap bahan baku impor. Setiap bahan baku memiliki kode SAP, hal ini dilakukan agar bahan baku memiliki nomor identitas untuk memudahkan dalam hal administrasi.

Kolom ”Pemakaian (kg/tahun)” merupakan kolom yang memuat banyaknya penggunaan (kg) dari setiap bahan baku impor dalam satu periode (tahun). Kolom ”Harga” merupakan kolom yang memuat harga/satuan unit yaitu harga/kg dari setiap bahan baku impor. Harga bahan baku impor yang dimasukan dalam satuan rupiah. Kolom ”Penyerapan Modal” merupakan kolom yang memuat banyaknya modal perusahaan yang dikeluarkan dalam pembelian bahan baku impor, di mana formula rumus untuk menghitung penyerapan modal adalah banyaknya penggunaan bahan baku impor dikalikan dengan harga/unit bahan baku impor. Menu penyerapan modal dapat dilihat lebih lengkapnya pada Gambar 21 di bawah ini

Gambar 21. Form Menu Penyerapan Biaya Modal Bahan Baku Impor

Menu selanjutnya yaitu analisis ABC merupakan menu inti dari proses klasifikasi ABC. Pada menu ini terdiri dari ”No, Kelompok Bahan Baku, Nama Bahan Baku, Kode SAP, % Penyerapan Modal, % Kumulatif Modal, % Kumulatif Item, dan Jenis Kelompok”. Kolom % Penyerapan Modal merupakan suatu perhitungan penyerapan modal dari setiap masing-masing bahan baku impor dalam bentuk persentase. Kolom % Kumulatif Modal merupakan kolom yang memuat nilai kumulatif dari modal yang dikeluarkan untuk setiap bahan baku. Kolom % Kumulatif Item merupakan kolom yang memuat nilai persentase dari setiap jenis bahan baku impor yang dibandingkan dengan jumlah total bahan baku impor.

Pada kolom terakhir dari menu analisis ABC adalah penentuan kelompok setiap bahan baku impor. Analisis ABC merupakan analisis untuk mengelompokan ke dalam kelompok A, B, dan C. Oleh karena itu, pada akhir proses analisis ini setiap bahan baku impor dikelompokkan ke

dalam kelompok A, B, dan C. Menurut Gasperz (2000), syarat pengelompokan setiap bahan baku impor tersebut diantaranya yaitu kelompok A memiliki persentasi jumlah bahan baku sebesar 20% dari jumlah total persediaan. Kelompok B memiliki persentasi jumlah bahan baku sebesar 30% dari jumlah total persediaan. Kelompok C memiliki persentasi jumlah bahan baku sebesar 50% dari jumlah total persediaan.

Selain jumlah bahan baku, penyerapan modal setiap bahan baku pun menjadi salah satu syarat pengelompokan bahan baku, di mana bahan baku yang tergolong ke dalam kelompok A adalah bahan baku yang menyerap modal atau biaya persediaan sekitar 80% dari jumlah total biaya persediaan. Bahan baku yang tergolong ke dalam kelompok B adalah bahan baku yang menyerap modal sebesar 15% dari jumlah total biaya persediaan. Bahan baku yang termasuk ke dalam kelompok C adalah bahan baku yang menyerap modal sebesar 5% dari jumlah total biaya persediaan.

Untuk mengelompokan 76 jenis bahan baku impor PT Goodyear Indonesia, Tbk. ke dalam tiga kelompok dengan menggunakan model analisis ABC dapat dilihat pada Gambar 22 berikut ini

Berdasarkan hasil perhitungan pada Gambar 22., pengelompokan bahan baku dengan analsis ABC dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini

Tabel 4. Pengelompokan Bahan Baku Impor dengan Analisis ABC Kelas Jenis Bahan Baku Nilai Pemakaian

n % Rp/Tahun %

A 15 19,74 % 178.473.000.000 82,46 %

B 23 30,26 % 31.902.722.309 14,74 %

C 38 50 % 4.047.360.293 1,87 %

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa :

Kelompok A memiliki jumlah bahan baku sebanyak 19,74 % atau sebanyak 15 jenis dari jumlah total jenis bahan baku impor (76 jenis). Selain itu, kelompok A memiliki persen kumulatif penyerapan modal sebesar 82,46 % atau sejumlah Rp 178,4 Milyar dari jumlah total biaya persediaan bahan baku impor Rp 216,4 Milyar. Bahan baku impor yang tergolong ke dalam kelompok A adalah Synthetic Rubber (BUD 1207, Lunaric, Stovic, BUD 1208, Rockic, Rionic, Irmgic ), Pigment & Chemical (PIG.1171, Zonflax, Rosnic, Sponbax, Berolic, Nailax, Binic), dan Bead Wire & Steel Cord (Wire 0.038).

Kelompok B memiliki jumlah bahan baku sebanyak 30,26 % atau sebanyak 23 jenis dari jumlah total bahan baku impor (76 jenis). Persen kumulatif penyerapan modal sebesar 14,74 % atau sejumlah Rp 31,9 Milyar dari jumlah total biaya persediaan bahan baku impor Rp 216,4 Milyar. Bahan baku impor yang tergolong ke dalam kelompok B adalah Synthetic Rubber (Edbrisic), Pigment & Chemical (OL6042/OP600, Hawkax, Kerwax, Goodine, PIG 1044, Olivax, Promolic, Leibax, PIG 1144, Multrax, Sun, Buclic, Surfax, Dirosic, PIG.4E, PIG.450, Grudnic), Fabrics (LO2NV, EO2NS/NSX/LO2NS, EO2NN, H01LN), dan Carbon Black (CB-267 Comp.Blad).

Kelompok C memiliki jumlah bahan baku sebanyak 50 % atau sebanyak 38 jenis dari jumlah total bahan baku impor (76 jenis). Persen kumulatif

penyerapan modal sebesar 1,87 % atau sejumlah Rp 4,04 Milyar dari jumlah total biaya persediaan bahan baku impor Rp 216,4 Milyar. Bahan baku impor yang tergolong ke dalam kelompok C adalah Pigment & Chemical (PIG.72, Purwanic/ML3001, Phenax, Adamax, Citax, Cymic A, Lucine, PIG.567/X50S, Chrisic, Tilubic/IL-8074, Wirothic, Renardic, Galwic, PIG. 1202, Jopline, Code 1700, Henric, Hindax, Grocic, Code 364, Yakine, Waxine, Sticic, Ivine, Code 192, Croydax, Code 225, Maricax Corrugated-GRM, Jasanic, TR-413A,), Bead Wire & Steel Cord (Wire 050H), Fabrics (EO2NA) dan Carbon Black (CB-841).

Pengelompokan jenis bahan baku impor berdasarkan analisis ABC secara jelas dan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9. Kelompok bahan baku impor PT Goodyear Indonesia, Tbk. dapat diplotkan ke dalam sebuah bentuk grafik pada Gambar 23.

Gambar 23. Grafik Pengelompokan Bahan Baku dengan Analisis ABC Berdasarkan hasil analisis ABC, kelompok bahan baku yang tergolong ke dalam kelompok A yang harus dikendalikan persediaannya karena kelompok A merupakan kelompok bahan baku impor yang memiliki frekuensi pemakaiannya sering dan jumlah pemakaiannya banyak. Bahan baku yang termasuk ke dalam kelompok A adalah Synthetic Rubber (BUD 1207, Lunaric, Stovic, BUD 1208, Rockic, Rionic, Irmgic ), Pigment

Grafik Analisis ABC

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 Jumlah Item Persediaan Bahan Baku Impor

Pe rs en ta se N ila i K um ula tif M od al % Kumulatif Modal % Kumulatif Jumlah Item

& Chemical (PIG.1171, Zonflax, Rosnic, Sponbax, Berolic, Nailax, Binic), dan Bead Wire & Steel Cord (Wire 0.038).

Perusahaan harus melakukan analisis ABC terhadap bahan baku impor secara periodik terutama jika terjadi perubahan volume produksi, penambahan jenis persediaan, sehingga manajemen atau pengendalian persediaan tetap terkontrol dengan baik. Setelah melakukan analisis ABC maka tahapan selanjutnya adalah menentukan pengendalian persediaan bahan baku yang akan digunakan terutama pengendalian difokuskan terhadap bahan baku impor yang tergolong ke dalam kelompok A.

D. PROSES SIMULASI