IV. METODE PENELITIAN
4.9. Analisis Aspek Finansial
4.9. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha pembesaran itik pedaging di Perusahaan Maju Bersama secara finansial. Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui apakan usaha pembesaran itik pedaging tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan investasi yang akan digunakan antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), Break even point (BEP), dan Harga Pokok Produksi (HPP).
4.9.1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis (Nurmalina et al. 2009). Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan NPV adalah satuan mata uang, yang dalam penelitian ini menggunakan satuan rupiah. Secara matematis, formulasi (rumus) yang digunakan untuk menghitung NPV adalah:
NPV B 1 i ⁄ C 1 i ⁄ Dimana:
B = Manfaat (benefit) pada tahun t C = Biaya (cost) pada tahun t
t = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, 3, ...., n) tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya
i = Tingkat discount atau suku bunga (%) Sumber : Nurmalina et al. (2009)
Hasil penilaian kelayakan investasi dalam metode NPV ini adalah dengan menggunakan kriteria:
47 2) Jika NPV = 0, maka proyek dinyatakan “sulit” untuk dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan, dan
3) Jika NPV < 0, maka proyek dinyatakan “tidak layak” untuk dilaksanakan.
4.9.2. Rasio Biaya dan Manfaat (Net B/C)
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif (Nurmalina et al. 2009). Nilai Net B/C menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan (rupiah). Secara matematis, Net B/C dapat dinyatakan sebagai:
Net B C
∑ / B1 Ci , untuk B C 0 ∑ / B1 Ci , untuk B C 0
Dimana:
Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t i = discount rate (DR) t = Tahun
Sumber : Nurmalina et al. (2009)
Hasil penilaian kelayakan investasi dalam metode Net B/C ini adalah dengan menggunakan kriteria:
1) Jika Net B/C > 1, maka proyek dinyatakan “layak” untuk dilaksanakan,
2) Jika Net B/C = 1, maka proyek dinyatakan “sulit” untuk dilaksanakan, karena tidak ada tambahan manfaat dari satu satuan biaya yang dikeluarkan selama umur proyek, dan
48
4.9.3. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembalian internal adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0 (Nurmalina et al. 2009). Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek setiap tahunnya, yang dapat digunakan kembali untuk mendanai biaya-biaya operasional dan investasi proyek baru, sekaligus untuk menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman.
Perhitungan IRR pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi yang menghasilkan NPV negatif. Secara matematis, rumus untuk menghitung IRR melalui metode interpolasi adalah:
IRR i NPV
NPV NPV x i i
Dimana:
i1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif i2 = discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negatif
Sumber : Nurmalina et al. (2009)
Hasil penilaian kelayakan investasi dalam metode IRR ini adalah dengan menggunakan kriteria:
1) Jika IRR > opportunity cost of capital (OCC) atau discount rate (DR), maka proyek dinyatakan “layak” untuk dilaksanakan,
2) Jika IRR = opportunity cost of capital (OCC) atau discount rate (DR), maka proyek dinyatakan “sulit” untuk dilaksanakan (berada dalam posisi pulang modal atau break even point, hanya dapat mengembalikan modal, biaya operasional, dan dapat melunasi bunga penggunaan uang; tidak ada pengembalian internal untuk pengembangan usaha selanjutnya), dan
49 3) Jika IRR < opportunity cost of capital (OCC) atau discount rate (DR), maka
proyek dinyatakan “tidak layak” untuk dilaksanakan.
4.9.4. Payback Periode (PP)
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi akan kembali. Proyek yang memiliki nilai PP kecil atau cepat, dinyatakan baik dan kemungkinan besar akan dipilih. Jika sampai pada saat proyek berakhir belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan. Secara matematis, rumus yang digunakan untuk menghitung PP ini adalah:
PP I Ab Dimana :
I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan
Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya Sumber: Nurmalina, et al. (2009)
4.9.5. Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana Total Revenue (TR) = Total Cost (TC). Selama usaha masih berada dibawah break even, maka perusahaan masih mengalami kerugian. Analisis BEP dapat dibedakan menjadi beberapa tujuan salah satunya BEP unit yang digunakan untuk mengetahui jumlah produk minimal yang harus diproduksi agar bisnis tidak rugi. Rumus untuk BEP unit adalah sebagai berikut:
BEP unit TFC P AVC Dimana :
TFC = Total biaya tetap P = Harga jual per unit AVC = Biaya variabel per unit Sumber: Nurmalina, et al. (2009)
50
4.9.6. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Popok Produksi (HPP) merupakan cara penentuan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu proyek (komoditas) dan besarnya harga pokok produksi merupakan acuan yang digunakan oleh produsen dalam penetapan harga jual produk. Perhitungan HPP dapat dilakukan melalui formula berikut:
HPP TFC TVC Q Dimana:
TFC = Total biaya tetap TVC = Total biaya variabel
Q = Jumlah output yang dihasilkan Sumber: Ibrahim (2003)
4.10. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
Gittinger (1986) menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Switching value adalah suatu nilai dimana pada nilai tersebut NPV yang dihasilkan sama dengan nol, Net B/C sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga (pinjaman atau deposito). Menurut Husnan dan Muhammad (2005) analisis nilai pengganti dilakukan dengan cara mengubah besarnya suatu komponen inflow dan outflow misalnya kenaikan biaya produksi, penurunan volume produksi, dan penurunan harga output. Besarnya perubahan ditentukan secara trial and error (coba-coba) hingga diperoleh nilai perubahan maksimum yang dapat ditoleransi oleh suatu usaha dari sudut pandang finansial sehingga usaha masih dinyatakan layak untuk dijalankan (limit kelayakan).
Analisis switching value dilakukan terhadap variabel-variabel yang paling mempengaruhi kelayakan usaha pembesaran itik pedaging di Peternakan Maju Bersama. Variabel yang dianggap paling mempengaruhi adalah variabel harga bibit, harga pakan broiler, harga jual karkas, dan volume produksi.
51