• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pesaing

Dalam dokumen KELAYAKAN SNIS BOGOR SKRIPSI SARWANTO (Halaman 76-80)

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

6.1.2. Analisis Pesaing

Peternakan Maju Bersama pada tahun ke-1 sebesar jumlah yang dipanen tersebut yaitu 6.000 ekor.

6.1.2. Analisis Pesaing

Pesaing utama dari Peternakan Maju Bersama yaitu peternak lain yang melakukan usaha pembesaran itik pedaging atau pedagang itik pedaging. Pesaing yang berada di Kabupaten Bogor yang diketahui Peternakan Maju Bersama diantaranya peternakan yang terdapat di Kecamatan Gunung Bunder, Ciapus, Cipaku, dan Ciawi.

Persaingan yang terjadi pada saat ini diantara peternak itik pedaging maupun pedagang itik tidak terlalu ketat bahkan berpotensi terjadinya kerjasama dalam memasarkan produk itik pedaging. Peternak yang kekurangan produk dapat meminta ke Peternakan Maju Bersama begitu juga sebaliknya, Peternakan Maju Bersama dapat mengambil produk dari peternak lain. Selain itu, yang terjadi adalah peternak lain menunjukan lokasi Peternakan Maju Bersama sehingga Peternakan Maju Bersama mendapatkan pelanggan dari rekomendari peternak yang lain dan juga sebaliknya. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya kerjasama diantara peternak dikarenakan produk yang dihasilkan masih sedikit sementara jumlah pelanggan semakin banyak. Belum lagi para pedagang pengumpul dari luar Kabupaten Bogor untuk dipasarkan di luar daerah Bogor.

Persaingan terjadi apabila ada peternak yang bernegosiasi dengan palanggan yang sama. Hal ini berdampak pada turunnya harga yang berpotensi merugikan peternak dan menguntungkan pelanggan. Sehingga cara terbaik untuk mengatasi persaingan semacam ini adalah membentuk perkumpulan atau kelompok peternak atau bergabung dengan asosiasi peternak itik yang telah ada. Secara non formal hal tersebut sudah dilakukan oleh Peternakan Maju Bersama dengan membentuk perkumpulan sesama peternak atau pedagang pengumpul.

6.1.3. Bauran Pemasaran 6.1.3.1. Produk

Produk utama yang dihasilkan dari Peternakan Maju Bersama adalah itik pedaging dalam bentuk karkas utuh. Produk yang dapat dihasilkan dalam satu

63 siklus produksi sebesar 2.000 ekor itik pedaging dimana satu siklus produksi yang ditargetkan adalah 2,5 bulan atau 10 minggu.

Produk dijual dalam bentuk karkas yang dikemas dengan plastik transparan yang umum digunakan dalam pengemasan itik pedaging. Karkas dijual per ekor dengan bobot satu kilogram per ekor.

Selain produk utama, peternakan juga menghasilkan produk sampingan dan limbah industri yang dapat dijual. Produk sampingan berupa ati ampela dan limbah industri yang dihasilkan berupa pupuk kandang.

6.1.3.2. Harga

Produk utama yang dihasilkan Peternakan Maju Bersama yaitu itik karkas yang dijual dalam satuan ekor. Harga itik ditetapkan yaitu Rp 30.000 per ekor. Satu ekor karkas pada Peternakan Maju Berama memiliki bobot satu kilogram. Penetapan harga dilakukan berdsarkan pertimbangan harga dipasaran yang berkisar rata-rata Rp 30.000 per kg karkas.

Untuk produk sampingan, terdiri dari ati ampela dan pupuk kandang. Ati ampela masih ditujukan untuk konsumsi sedangkan pupuk kandang untuk dijual sebagai pupuk organik. Harga ati ampela ditetapkan sebesar Rp 1.000,00 per pasang sedangkan harga kotoran sebesar Rp 3.000,00 per karung.

6.1.3.3. Distribusi

Terdapat beberapa cara dalam mendistribusikan produk ke pelanggan yang disesuaikan dengan permintaan dari pelanggan tersebut. Pelanggan dapat mengambil sendiri karkas dari Peternakan Maju Bersama atau peternakan yang mengantar ke pelanggan. Semuanya cukup fleksibel sehingga memudahkan proses distribusi. Untuk pelanggan yang datang ke peternakan sangat dimungkinkan mengingat lokasi peternakan terjangkau untuk kendaraan roda dua. Untuk kendaraan roda tiga harus diparkir sekitar 200 meter dari lokasi kandang.

Sebagian besar konsumen yang membeli langsung adalah pedagang pengumpul atau rekan usaha yang merupakan pedagang perantara. Sehingga terjadi rantai pemasaran yang terjadi pada peternakan. Rantai pertama yaitu dari Peternakan Maju Bersama - Restoran. Rantai kedua yaitu dari Peternakan Maju

64 Bersama - pedagang perantara – konsumen akhir. Rantai ketiga adalah Peternak Lain - Peternakan Maju Bersama - Restoran. Dalam perencanaannya peternakan memilih rantai pertama yaitu dari Peternakan Maju Bersama menjual langsung ke Restoran dalam bentuk karkas. Di luar ketiga rantai tataniaga tersebut merupakan bentuk kondisional pelayanan peternakan.

Daerah tujuan pemasaran yaitu daerah Jabodetabek dengan daerah pemasaran utama Jakarta. Peternakan hanya mampu memenuhi permintaan dari Jakarta padahal permintaan baik dari Jabotabek maupun luar Jabotabek sangat tinggi. Pertimbangan lainnya adalah karena wilayah Jakarta cukup dekat dibandingkan dengan daerah di luar Jakarta. Secara tidak langsung peternakan telah memiliki segmen berdasarkan letak geografis yaitu mengambil wilayah Jakarta. Cita-citanya adalah ingin menjadi peternakan besar pemasok daging itik untuk wilayah Jabodetabek.

Biaya pengiriman itik dibebankan kepada konsumen. Jarak konsumen dengan Peternakan Maju Bersama mempengaruhi besarnya biaya kirim. Untuk pengiriman dari perusahaan sampai ke Stasiun Cawang biaya transportasi pengiriman sebesar Rp 100.000,00. Oleh karena itu perusahaan tidak akan mengeluarkan untuk biaya transportasi pengiriman karkas.

Untuk pemasaran ke Jakarta biasanya karkas dikirim melalui kereta dari stasiun Bogor. Sampai di Stasiun Cawang sudah ada penadah atau penjemput dari pihak pelanggan.

6.1.3.4. Promosi

Proses pemasaran yang utama dilakukan dengan cara peternakan menawarkan kepada restoran-restoran yang menyediakan menu itik (menu bebek). Selain dengan cara menawarkan, peternakan menggunakan jejaraing yang dimiliki karena manajemen telah memilik banyak relasi sesama peternak atau pedagang pengumpul itik. Sehingga dalam posisi Peternakan Maju Bersama sebagai peternak maka dapat menjadi pemasok bagi pedagang pengumpul atau peternak lain yang kelebihan permintaan dan dialihkan ke Peternakan Maju Bersama. Hal ini juga dilakukan untuk meminimalisir tingkat persaingan dan meningkatkan kerjasama diantara peternak sehingga memiliki daya tawar peternak. Daya tawar

65 peternak diperlukan terutama ketika bertransaksi dengan konsumen besar seperti restoran dan instansi tertentu yang membutuhkan daging itik dalam jumlah besar. Di luar itu, promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) terus berlangsung sehingga Peternakan Maju Bersama mulai dikenal masyarakat.

6.1.4. Strategi Pemasaran 6.1.4.1. Segmentasi

Pasar dari produk Peternakan Maju Bersama disegmentasikan berdasarkan georgafis dan demografis. Dari segi georgafis, pasar dibedakan menjadi pasar Jabodetabek, luar Jabodetabek, Jawa Barat, Pulau Jawa, dan luar negeri. Dari segmentasi pasar yang ada, peternakan memilih pasar daerah Jabodetabek dengan alasan wilayah tersebut permintaannya besar dan jaraknya cukup dekat. Di samping itu, peternak itik di daerah Jabodeatbek juga dirasa masih sedikit sehingga permintaan masih sangat besar dibandingkan penawaran.

Untuk wiilayah Jabodetabek sendiri peternakan memilih Jakarta sebagai pasar yang utama. Alasannya adalah restoran menu bebek banyak terdapat di Jakarta sehingga kebutuhan daging itik di Jakarta menjadi sangat tinggi.

Dari segi demografis, pasar dibedakan diantaranya menjadi pasar untuk restoran-restoran yang menyediakan menu bebek, pasar tradisional, warung tenda dan pinggir jalan, rumah makan kecil, dan pedangang pengepul atau peternak lain. Dari pasar tersebut, peternakan mentargetkan pasar retoran. Alasannya adalah permintaan per harinya yang sangat tinggi. Dari satu restoran saja permintaan mencapai 100 ekor itik per harinya. Sebenarnya permintaan dari pedagang pengepul juga sangat tinggi. Akan tetapi harga dari pedagang pengepul biasanya lebih rendah dibandingkan yang diterima apabila menjual langsung ke restoran-restoran.

6.1.4.2.  Target Pemasaran

Target pemasaran utama Peternakan Maju Bersama pada saat ini yaitu restoran-restoran di Jakarta. Target pasar di masa depan yaitu ingin menguasai pasar Jabodetabek, termasuk untuk menyuplai kebutuhan restoran dan pasar tradisional. Tentunya ekspansi pemasaran menjadi tujuan jangka panjang dari

Dalam dokumen KELAYAKAN SNIS BOGOR SKRIPSI SARWANTO (Halaman 76-80)