• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Diseminasi Hasil Evaluasi

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

6.2. Evaluasi

6.2.5. Analisis dan Diseminasi Hasil Evaluasi

Evaluasi harus mencerminkan apa yang berjalan dengan baik maupun apa yang tidak, agar hasilnya dapat membawa pada peningkatan/perbaikan dalam perencanaan dan rancangan kegiatan. Umpan balik di awal harus diberikan kepada penanggungjawab/pengelola kegiatan dan para penyedia pelayanan untuk memastikan bahwa masalah-masalah yang teridentifi-kasi ditangani dengan segera sebelum menjadi persoalan atau risiko.

Lampiran 1

FORMULIR B-1 (DIGUNAKAN SATU HARI SETELAH BENCANA)*

A. NAMA DINKES/PPK SUB REGIONAL/ PPK REGIONAL B. JENIS BENCANA ………

C. WAKTU KEJADIAN BENCANA

Tanggal …….. Bulan …….. Tahun ……… Pukul ……..

D. DESKRIPSI BENCANA

………

E. LOKASI BENCANA Provinsi ………

No Kabupaten

/ Kota Kecamatan Desa / Dusun

Jumlah Penduduk

Terancam Topografi

(1) (2) (2) (3) (4) (5)

F. Jumlah Korban 1. Korban Meninggal

No. Nama Jenis

Kelamin Usia Kewarganegaraan (No. Passport)

Alamat korban

Tempat meninggal

Penyebab Kematian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

2. Korban Hilang

No Nama Jenis

Kelamin Usia Kewarganegaraan

(No. Passport) Alamat

korban Lokasi hilang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

3. Korban Luka Berat/Rawat Inap & Luka Ringan/Rawat Jalan

No

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Lokasinya

(Kab./Kota)

Rawat Inap Rawat Jalan

L P Jml L P Jml

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

JUMLAH

4. Pengungsi

No Lokasi KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

JUMLAH

G. FASILITAS UMUM

1. Akses ke lokasi kejadian bencana :

‰ Mudah dijangkau, menggunakan alat transportasi…………..

‰ Sukar, karena………

2. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan:….

3. Keadaan jaringan listrik :

‰ Baik

‰ Terputus

‰ Belum tersedia/belum ada

4. Sumber air bersih yang bisa digunakan:

‰ Tercemar

‰ Tidak Tercemar

H. Kondisi Fasilitas Kesehatan

No.

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, Gudang Farmasi, Polindes, Dinkes, Rumah Dinas, dsb)

Kondisi Fungsi Pelayanan

Tidak

Rusak Rusak Berfungsi Tidak Berfungsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. ...

b. ...

c. dst

I. UPAYA PENANGGULANGAN YANG TELAH DILAKUKAN

1. ………...……

2. ………...……

J. HAMBATAN PELAYANAN KESEHATAN 1. ………...……

2. ………...……

K. BANTUAN YANG DIPERLUKAN SEGERA 1. ………...……

2. ………...……

L. RENCANA TINDAK LANJUT

1. ………...……

2. ………...……

*Catatan:

Formulir B1 ini hanya merupakan referensi, data-data di form B1 ini akan dikumpulkan oleh tim Rapid Health Assessment (RHA) dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.

Lampiran 2

DATA DASAR KESEHATAN REPRODUKSI PRAKRISIS KESEHATAN Nama Kabupaten/Kota:

Nama Propinsi:

Periode data:

No Indikator Capaian Target Keterangan

1 K1

2 K4

3 Persalinan oleh tenaga kesehatan

4 Jumlah kasus kematian ibu

5 Angka penggunaan kontrasepsi (CPR)

6 Angka Kelahiran Kasar

DATA FASILITAS KESEHATAN PRAKRISIS KESEHATAN Nama

Fasyankes Tipe

Fasyankes Pemerintah

/ Swasta Tipe Pelayanan Kespro (dicentang) Keterangan

ANC Persalinan

Normal PONED PONEK KB

PEMBERI PELAYANAN PRAKRISIS KESEHATAN Nama

Fasyankes Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Keterangan dr.SpOG dr.SpA Dokter

Umum Bidan Perawat

Lain-lain

Lampiran 3

CARA MELAKUKAN ESTIMASI STATISTIK SASARAN KESEHATAN REPRODUKSI

Pada tahap tanggap darurat krisis kesehatan akan sulit untuk mendapatkan data riil sasaran kesehatan reproduksi. Oleh karena itu dapat dilakukan estimasi statistik dengan mengguna-kan data jumlah pengungsi dengan cara berikut:

a. Jumlah wanita usia subur : 25% dari jumlah pengungsi b. Jumlah ibu hamil:

1) Jika data angka kelahiran kasar (CBR = Crude Birth Rate) tersedia gunakan CBR untuk mengestimasikan jumlah ibu hamil.

Contoh:

Jumlah pengungsi : 10.000 jiwa CBR: 35/1.000 kelahiran hidup

Estimasi jumlah ibu hamil selama 1 tahun: 35/1.000 x 10.000 = 350 ibu hamil Estimasi jumlah ibu hamil per bulan: 350 : 12 bulan = 29 ibu hamil

2) Jika data CBR tidak tersedia, estimasi jumlah ibu hamil adalah 4% dari jumlah pengungsi

a. Estimasi jumlah ibu hamil selama 1 tahun: 4% x 10.000 = 400 ibu hamil b. Estimasi jumlah ibu hamil per bulan = 400 : 12 bulan = 33 ibu hamil

c. Ibu hamil yang akan mengalami komplikasi adalah 15-20% dari total jumlah ibu hamil saat ini, dan 5-7% dari ibu hamil akan membutuhkan operasi sesar d. Jumlah laki-laki yang aktif secara seksual: 20% dari pengungsi dll

Lampiran 4

PENILAIAN TENTANG KONDISI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN, KETERSEDIAAN TENAGA DAN ALAT DAN OBAT

FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DI WILAYAH TERDAMPAK

Nama

Fasyankes Tipe

Fasyankes Pemerintah

/ Swasta Tipe Pelayanan Kespro

(dicentang) Keterangan ANC Persalinan

Normal PONED PONEK KB

PEMBERI LAYANAN DI AREA TERDAMPAK Nama

Fasyankes Jumlah Pemberi Layanan Keterangan

dr.SpOG dr.SpA Dokter Umum Bidan Perawat Lain-lain

KETERSEDIAAN ALAT DAN BAHAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI

Nama

Fasyankes Tipe

Fasyankes Pemerintah

/ Swasta Ketersediaan alat dan bahan

Keterangan/

Kebutuhan khusus alat/bahan ANC Persalinan

Normal PONED PONEK KB

Transfusi Darah Ya Tidak

Laboratorium untuk pengecekan jenis darah tersedia Penapisan Hepatitis tersedia

Penapisan HIV tersedia Penapisan Sifilis tersedia

Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Tipe Pelayanan Tersedia di tempat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat

yang menyediakan pelayanan tersebut

Keterangan

Ya Tidak Nama

Fasilitas Jarak (km)

ANC

Persalinan Normal

PONED

PONEK

Kontrasepsi

Perawatan SGBV

PPP kit

Lampiran 5

DAFTAR LEMBAGA/ORGANISASI/LSM YANG BEKERJA DI BIDANG KESEHATAN REPRODUKSI Tempat dan Tanggal : ………

Nama

Organisasi Program Wilayah

Kerja Nama dan Alamat yang

Dapat Dihubungi Keterangan Nama Alamat/email/telp

Lampiran 6

FORMAT WAWANCARA IBU HAMIL DAN PASCA BERSALIN a. Format wawancara ibu hamil

No Deskripsi Keterangan

1 Nama

2 Umur

3 Usia kehamilan

4 Kehamilan anak ke berapa

5

Apakah pelayanan pemeriksaan kehamilan tersedia?

Dimana/jarak ke tempat pelayanan?

Oleh siapa?

6 Rencana melahirkan

(kemana dan ditolong oleh siapa?)

7 Rencana KB pasca salin

b. Format wawancara ibu pasca bersalin

No Deskripsi Keterangan

1 Nama

2 Umur

3 Anak yang ke berapa?

4 Usia bayi?

5 Berat badan bayi lahir

6

Proses kelahiran, normal atau caesar, siapa penolong persalinan, melahirkan dimana?

7

Apakah tersedia pelayanan

kesehatan untuk ibu pasca bersalin?

Dimana?

8 Diberikan ASI atau tidak? Apakah ada kesulitan dalam pemberian ASI?

9 KB pasca salin

Lampiran 7

PENILAIAN KONDISI KAMP PENGUNGSIAN DAN IDENTIFIKASI RISIKO TERJADINYA SGBV

7.1 PENILAIAN MANAJEMEN KAMP

Indikator Ya Tidak Keterangan

Kelompok rentan (ibu hamil, bayi, balita, lansia dan penyandang cacat) berada pada satu tempat dan keluarga berada dekat dengan tempat tersebut

Toilet dan air memenuhi kebutuhan pengungsi

Toilet perempuan dan laki-laki terpisah dan memiliki tanda yang jelas

Toilet dapat dikunci dari dalam

Penerangan mencukupi (di tempat pengungsian, MCK dan jalan)

Distribusi bantuan melibatkan perempuan

Staf perempuan hadir setiap hari di kantor manajemen kamp (registrasi, sekuriti, perlindungan)

Informasi berkaitan dengan ketersediaan dan lokasi layanan kespro tersedia bagi pengungsi

Indikator Ya Tidak Keterangan Informasi berkaitan dengan ketersediaan

dan lokasi pelayanan kekerasan seksual bagi penyintas tersedia bagi pengungsi

Tersedia ruang konseling dengan menggunakan posko kesehatan atau ruangan untuk perempuan (berganti pakaian, menyusui, dsb)

7.2 IDENTIFIKASI RISIKO POTENSIAL DARI SGBV

1. Jumlah perempuan yang menjadi kepala keluarga: ……….

2. Jumlah anak yang tidak ditemani orang dewasa:

Kelompok

Umur Perempuan Laki-laki Total

1 – 11 bulan

1 – 4 tahun

5 – 9 tahun

10 – 14 tahun

15 – 19 tahun

Total

Laporan kejadian SGBV: ………

………...………

Penjelasan singkat dari mekanisme dukungan bagi manajemen konsekuensi SGBV (perawat-an medis, dukung(perawat-an psikososial, rumah am(perawat-an, b(perawat-antu(perawat-an hukum): ………

………...

Upaya penanggulangan yang telah dilakukan

………...

Bantuan yang diperlukan

a. .……….

b. .……….

Rekomendasi

Lampiran 8

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN UNTUK KOORDINATOR KESEHATAN REPRODUKSI DI TINGKAT PUSAT/PROVINSI/KABUPATEN

Format dan Isi Laporan Penilaian

1. Judul

2. Latar Belakang

• Gambaran singkat tentang bencana; tipe bencana, besaran, lokasi.

• Tujuan dari penilaian 3. Metodologi

Secara ringkas mengetengahkan metodologi yang digunakan 4. Temuan: analisis pada hal berikut ini:

4.1 Masyarakat terdampak; data terpilah (umur, jenis kelamin, lokasi geografis/

pengungsian)

4.2 Kondisi pengungsian (kamp)

4.3 Pelayanan kesehatan reproduksi yang tersedia: perlengkapan dan staf 4.4 Risiko potensial kekerasan berbasis gender

4.5 Kebutuhan khusus masyarakat terdampak 4.6 Koordinasi

5. Rekomendasi

Laporan awal dibuat tidak lebih dari 5 halaman dengan menggambarkan kondisi di atas

Lampiran 9

LEMBAR MONITORING: INDIKATOR PPAM

Petunjuk pengisian:

1. Untuk Indikator Kualitatif, berikan tanda centang () di dalam kolom Ya atau Tidak 2. Untuk Indikator Kuantitatif, isi kolom capaian dengan menuliskan angka/jumlah

I. MENGIDENTIFIKASI KOORDINATOR KESEHATAN REPRODUKSI

No. Indikator Kualitatif Ya Tidak

1 Mengidentifikasi lembaga dan organisasi yang bergerak di bidang Kesehatan Reproduksi di wilayah bencana

2

Melakukan rapat koordinasi dengan lembaga dan organisasi yang bergerak di bidang Kesehatan Reproduksi untuk menentukan sub-koordinator sesuai dengan bidang kerjanya serta memperoleh data dari PPKK melalui form B-1

3 Melakukan pengenalan PPAM kesehatan reproduksi dan menyusun rencana kerja

4

Melakukan pertemuan rutin dengan lintas program/lintas sektor kesehatan reproduksi dan organisasi terkait untuk menyelenggarakan PPAM

kesehatan reproduksi sesegera mungkin

5 Melaporkan kegiatan rutin untuk disampaikan kepada anggota maupun lembaga atau sektor terkait lainnya

6 Memeriksa tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi pada tenda pengungsian

7 Memeriksa ketersediaan dan distribusi logistik kesehatan reproduksi terkoordinir

8 Melakukan pertemuan koordinasi yang dihadiri oleh PPKK dan BNPB

No Indikator Kuantitatif Capaian

1 Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan reproduksi yang dilakukan selama 3 bulan pertama

2

Jumlah pertemuan koordinasi kesehatan yang dihadiri oleh tim kesehatan reproduksi yang melaporkan perkembangan pelaksanaan PPAM dll

II. MENCEGAH DAN MENANGANI KEKERASAN SEKSUAL

No Indikator Kualitatif Ya Tidak

1

Melakukan koordinasi dengan BNPB/BPBD dan Dinas Sosial untuk menempatkan kelompok rentan di pengungsian dan memastikan satu keluarga berada dalam tenda yang sama.

Perempuan yang menjadi kepala keluarga dan anak yang terpisah dari keluarga dikumpulkan di dalam satu tenda

2 Memastikan tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi pada tenda pengungsian

3

Menempatkan MCK laki-laki dan perempuan secara terpisah di tempat yang aman dengan penerangan yang cukup. Pastikan bahwa pintu MCK dapat di kunci dari dalam

4 Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab keamanan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual

5

Melibatkan lembaga-lembaga/organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di pengungsian dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan di pengungsian

No Indikator Kualitatif Ya Tidak

6

Memberikan informasi tentang adanya pelayanan bagi penyintas perkosaan dengan informasi telepon yang bisa dihubungi 24 jam. Informasi lainnya dapat diberikan melalui leaflet, selebaran, radio, dll

7 Memastikan adanya petugas yang bertanggung jawab terhadap penanganan kasus kekerasan seksual

8

Memastikan tersedianya pelayanan medis dan psikososial di organisasi/lembaga yang berperan serta mekanisme rujukan perlindungan dan hukum terkoordinasi untuk penyintas

9

Tersedianya fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan suami istri yang sah, sesuai dengan budaya setempat atau kearifan lokal

No Indikator Kuantitatif Capaian 1 Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan

2

Jumlah kasus kekerasan seksual yang mendapat layanan medis dalam waktu 72 jam

a. Kontrasepsi darurat b. Antibiotik pencegahan IMS c. Pencegahan pasca pajanan (PPP)

3

Jumlah kasus kekerasan yang dirujuk ke fasilitas lain:

a. RS

b. LSM untuk bantuan hukum

4 Jumlah fasilitas yang dapat memberikan pelayanan untuk penyintas perkosaan selama 24 jam/7 hari

5 Jumlah pelayanan penyintas kekerasan berbasis gender yang tersedia

III. MENCEGAH PENULARAN HIV

No Indikator Kualitatif Ya Tidak

1

Transfusi darah aman dan rasional dilakukan oleh lembaga/

organisasi yang bergerak dibidangnya, misalnya: Palang Merah Indonesia

2 Fasilitas, perlengkapan dan petugas terlatih tersedia. Jika tidak tersedia, transfusi darah tidak boleh dilakukan

3 Penekanan kewaspadaan standar sejak awal dimulainya koordinasi dan memastikan penerapannya

4

Memastikan ketersediaan kondom dengan berkoordinasi dengan lembaga yang bekerja di bidang keluarga berencana, Kementerian Kesehatan, BKKBN, KPA, LSM lainnya

5

Memastikan tersedianya kelanjutan pengobatan bagi orang yang telah masuk program ARV, termasuk perempuan yang terdaftar dalam program PPIA (Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak)

6

Terdapat informasi nomor telepon 24 jam yang bisa dihubungi untuk kelanjutan ARV yang diketahui oleh masyarakat

No Indikator Kuantitatif Capaian

1 Jumlah transfusi darah yang dilakukan

2 Jumlah darah yang sudah diskrining sebelum transfusi

3 Jumlah ODHA yang melanjutkan pengobatan dengan ARV

No Indikator Kuantitatif Capaian 4 Jumlah laki-laki seksual aktif

5 Jumlah kondom yang didistribusikan

6 Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki alat dan bahan untuk penerapan kewaspadaan standar

IV. MEMASTIKAN TERSEDIANYA PELAYANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL (PONED DAN PONEK)

No Indikator Kualitatif Ya Tidak

1 Melakukan pemetaan data ibu hamil dan bayi di tempat-tempat pengungsian tersedia

2

Melakukan pemetaan puskemas PONED dan rumah sakit PONEK. Hal-hal yang harus diobservasi meliputi keadaan bangunan, kondisi geogafis, transportasi, peralatan, obat-obatan dan ketersediaan sumber daya manusia

3 Memastikan petugas dapat menjangkau ibu hamil dan ditempatkan di dalam satu tenda

4 Memastikan adanya konselor ASI

5 Mendistribusikan bidan kit, kit kesehatan reproduksi, individual kit serta buku KIA sesuai dengan kebutuhan

6 Memastikan ketersediaan pelayanan PONED dan PONEK

No Indikator Kualitatif Ya Tidak

7 Berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan BPBD untuk menyediakan tenda kesehatan reproduksi dan ruang ASI

8

Berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan adanya sistem rujukan dari masyarakat, puskesmas, rumah sakit

9

Memastikan terpasangnya informasi tentang prosedur pelayanan kesehatan, yang menyebutkan kapan, di mana dan bagaimana merujuk pasien dengan kondisi kegawatdaruratan maternal ke tingkat pelayanan kesehatan lebih lanjut

No Indikator Kuantitatif Capaian

1 Jumlah ibu hamil di pengungsian

2 Jumlah ibu hamil yang melakukan ANC

3 Jumlah ibu bersalin

4 Jumlah ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan

5 Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi

6 Jumlah ibu hamil yang mengalami komplikasi yang ditangani di Puskesmas PONED atau RS PONEK

7 Jumlah kasus kematian ibu dan bayi baru lahir

8 Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang bisa memberi layanan PONED dan PONEK di lokasi pengungsian

V. MERENCANAKAN INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPREHENSIF KE DALAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR

No Indikator Kualitatif Ya Tidak

1 Terdapat rencana pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif

2

Dapat menggunakan data sasaran dan cakupan yang dikumpulkan. Pada tanggap darurat krisis kesehatan digunakan data estimasi dan setelah situasi normal digunakan data riil

3

Mengidentifikasi tempat yang tepat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif

4 Memastikan ketersediaan peralatan untuk pelayanan PONED dan PONEK

5 Menilai kapasitas petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif

6 Merencanakan pelatihan bagi petugas kesehatan

7 Menyediakan peralatan dan bahan kesehatan reproduksi bagi puskesmas PONED dan RS PONEK

No Indikator Kuantitatif Capaian

1

Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan.

(Isilah dengan jenis serta jumlah alat dan bahan yang dibutuhkan)

2

Data sasaran kesehatan reproduksi tersedia:

a. Data wanita usia subur b. Data ibu hamil

c. Data ibu melahirkan

3 Data akseptor KB

4

Daftar kebutuhan pelatihan.

(Isilah dengan jenis serta jumlah pelatihan yang dibutuhkan)

Lampiran 10

LEMBAR EVALUASI

No ASPEK YANG DIEVALUASI

1 Efektivitas kegiatan

a. Apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan?

b. Apakah tujuan dari masing-masing komponen PPAM tercapai?

c. Apakah indikator dan target dari masing-masing komponen PPAM yang sudah ditentukan tercapai?

d. Persentase target yang tercapai dari total target yang sudah ditentukan

e. Apakah pelaksanaan PPAM sudah tepat waktu dan sesuai dengan kerangka waktu yang ditentukan?

f. Bagaimana ketersediaan tenaga teknis maupun tenaga pendukung untuk implementasi PPAM

g. Bagaimana ketersediaan logistik dan supplies untuk mendukung pelaksanaan PPAM

2 Efisiensi program

a. Bagaimana pemanfaatan dana? Apakah sudah sesuai dengan peruntukannya?

b. Bagaimana penyerapan dana dibandingkan anggaran yang sudah dialokasikan?

c.  Apakah dana sudah dipergunakan secara efisien?

No ASPEK YANG DIEVALUASI 3 Relevansi kegiatan

a. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan kebutuhan penduduk yang terkena dampak?

b. Apakah kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil penilaian yang dilakukan pada saat bencana?

c. Bagaimana penilaian masyarakat (beneficiaries) mengenai kegiatan dan pelayanan yang mereka terima? Apakah puas dengan pelayanan/kegiatan yang mereka terima?

4 Dampak dan kesinambungan

a. Apakah kegiatan PPAM yang dilaksanakan memberi dampak yang baik bagi masyarakat?

b. Bagaimana kelanjutan kegiatan setelah implementasi PPAM selesai?

c. Apakah pelayanan kesehatan reproduksi tetap tersedia setelah memasuki fase stabil situasi bencana

5 Permasalahan yang dialami selama implementasi kegiatan dan solusi untuk mengatasi masalah tsb

6 Proses pembelajaran yang didapat selama pelaksanaan kegiatan

7 Rekomendasi

Lampiran 11 DAFTAR KONTAK

PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN REGIONAL DAN SUB REGIONAL

No Regional/

Sub Regional Alamat No Telepon

1 Sumatera Utara Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Selayang

Dinkesprov Sumut:

4524550; 061-4535320

2 Sumatera Barat Jl. Perintis Kemerdekaan

No. 65 A Padang 0751-28025

3 Sumatera Selatan

Jl. Akses Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II

Palembang

0711-385052

4 DKI Jakarta Jl. Percetakan Negara

Jakarta 021-34835118

5 Jawa Tengah

Jl. Tambak Aji 2 No. 1 Desa Tambak Aji Kecamatan Ngalian Kota Semarang

024-3580713

6 Jawa Timur Jl. A. Yani 118 Surabaya 031-8294840

7 Bali

Jl. Dewi Saraswati Kelurahan Seminyak, Kec.

Kuta Bali

Dinkesprov Bali: 0361-222412; 0361-234922;

036122412

No Regional/

Sub Regional Alamat No Telepon

8 Kalimantan Selatan

Komplek ASABRI Jl.

Kasturi I Gg. 10 No. 54 Kel. Syamsudin Noor,Kec.

Landasan Ulin. Banjar Baru

Dinkesprov Kalsel:

3364443; 0511-3364646

9 Sulawesi Utara Jl. Teterusan Minahasa Utara

Dinkesprov Sulut:

862992; 0431-860809

10 Sulawesi Selatan

Komp. Dinas Kesehatan Provinsi , Jl. Perintis Kemerdekaan km. 11 Tamalanrea Makassar

0411-585400

11 Papua

Kantor Dinas Kesehatan Prov. Papua Jl. Raya Abepura Kotaraja

Jayapura

0967-581240

DAFTAR INSTANSI

No Instansi Alamat No Telepon

1 Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Kementerian Kesehatan RI Gedung Adhyatma Blok B Lantai 7 Ruang 713 Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9

Jakarta Selatan 12950 Indonesia

Telp: (62-21) 5221227 Fax: (62-21) 5203884 E-mail: kesubur@yahoo.com

Kementerian Kesehatan RI Gedung Adhyatma Lantai 6 Ruang 601

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9 Jakarta Selatan 12950

Indonesia

E-mail: ppkdepkes@yahoo.com Telepon: (021) 526 5043, (021)

521 0420, (021)5210411 Faks: (021) 527 1111 Call Center: 0812 1212 3119

Website : http:/www.

penanggulangankrisis.depkes.go.id

Lampiran 12 DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, 2011

2. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Nasional Penanggulangan Infeksi Menular Seksual, 2011

3. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas, 2011

4. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Darurat, 2004

5. Inter Agency Working Group on Reproductive Health in Crises, Inter-Agency Field Manual on Reproductive Health in Humanitarian Settings, 2010

6. Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Krisis, Buku Pedoman Lapangan Antar-Lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana, Versi Bahasa Indonesia, 2010

7. Inter Agency Working Group on Reproductive Health in Crises, Inter-Agency Reproductive Health Kits for Crisis Situations, 2011

8. Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Krisis, RH Kit Antar Lembaga dalam Situasi Krisis, 2008

9. Inter Agency Working Group on Reproductive Health in Crises, Inter-Agency Reproductive Health Kits for Crisis Situations, 2011

10. Save the Children and UNFPA, Adolescent Sexual and Reproductive Health Toolkit for Humanitarian Settings, 2009

Lampiran 13 DAFTAR ISTILAH

Angka Kematian Ibu (AKI): kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO)

Bencana: suatu kejadian peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

Bencana Alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor

Bencana Non Alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit

Bencana Sosial: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror

Daerah rawan bencana: suatu daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap suatu bencana akibat kondisi geografis, geologis, dan demografis serta akibat ulah manusia

Fasilitas Pelayanan Kesehatan: suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat HIV: Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4, sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun

Infeksi Menular Seksual (IMS): penyakit yang menyerang manusia melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal

Informed Consent/persetujuan berdasarkan informasi: suatu kondisi legal saat seseorang dinyatakan telah memberikan izin berdasarkan apresiasi dan pemahaman yang jelas terhadap fakta-fakta, implikasi dan konsekuensi yang bakal terjadi pada suatu tindakan

Kekerasan berbasis gender: kekerasan berbasis gender merupakan istilah untuk suatu tindakan berbahaya yang dilakukan pada seseorang di luar keinginan orang tersebut dan dilandaskan pada perbedaan sosial yang berlaku (gender) antara laki-laki dan perempuan

Kesehatan reproduksi: suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

Kewaspadaan standar: pedoman yang ditetapkan untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah/cairan tubuh di lingkungan rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya. Konsep yang dianut adalah bahwa semua darah/cairan tubuh harus

dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan HIV, Hepatitis B dan berbagai penyakit lain yang ditularkan melalui darah/cairan tubuh1

Kit Kesehatan Reproduksi: alat dan obat yang dibutuhkan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi darurat sesuai dengan tujuan dari PPAM

Kelompok Rentan Kesehatan Reproduksi: adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan reproduksi. Biasanya kelompok rentan ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Kelompok rentan kesehatan reproduksi terdiri dari perempuan usia reproduksi, ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi

Kelompok Rentan Kesehatan Reproduksi: adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan reproduksi. Biasanya kelompok rentan ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Kelompok rentan kesehatan reproduksi terdiri dari perempuan usia reproduksi, ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi