• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Analisis Data

Analisis kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya

menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Pada

pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks tentang sistem kekerabatan masyarakat di Desa Keffing dan Desa Kway yaitu; (1) sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan faam/marga; dan (2) sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan soa.

3.5.2 Analisis Kelembagaan

Analisis kelembagaan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis komparatif (comparative approach). Hal ini dilakukan untuk membandingkan aturan hukum suatu daerah dengan daerah lain mengenai hal yang sama. Dalam hal ini adalah perbandingan aturan hukum di desa Keffing dan Desa Kway. Perbandingan tersebut dimaksudkan untuk mengungkapkan dan membandingkan latar belakang terjadinya putusan atas perkara dalam bidang yang sama dari daerah tersebut, kemudian digunakan sebagai rekomendasi bagi

penyusunan atau perubahan aturan hukum yang berlaku di daerah tersebut. Aturan hukum kelembagaan yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu (a) sejarah sasi;(b) batas wilayah; (c) sistem aturan; (d) sistem sanksi; (e) legalitas; dan (f) otoritas

sasi.

3.5.3 Analisisis SWOT

Analisis SWOT (strengths weaknesses opportunities threat) merupakan alat untuk menyusun suatu strategi dalam mengembangkan suatu kegiatan. Analisis SWOT dilakukan berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Selain itu analisis SWOT juga digunakan untuk memperoleh hubungan antar faktor eksternal dan faktor internal. Penggunaan analisis SWOT dapat mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari faktor internal, bigitu pula peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dari faktor eksternal (Rangkuti 2001).

Gambar 4 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti 2001).

Kuadran 1) Bagian ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, dimana lembaga adat memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk pengambilan keputusan;

Peluang Kelemahan Kekuatan Ancaman Mendukung Strategi Turn Around Mendukung Strategi Agresif Mendukung Strategi Defensif Mendukung Strategi Diversifikasi Kuadran 2 Kuadaran 1 Kuadran 4 Kuadran 3

Kuadran 2) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, lembaga adat ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi;

Kuadran 3) Pada kuadran ini lembaga adat mendapat ancaman dalam melaksanakan kebijakan, sehingga dapat melemahkan posisi lembaga adat dalam pengambilan keputusan; dan

Kuadran 4) Lembaga adat membuat suatu kebijakan dengan mempertimbangkan seberapa besar peluang yang di peroleh untuk menutupi kelemahan yang terjadi dalam pengambilan keputusan mengenai suatu masalah. Penentuan kebijakan alternatif dianalisis menggunakan SWOT. Tahap pertama dalam analisis ini adalah pembuatan tabel internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (ancaman dan peluang) yang mempengaruhi pengembangan lembaga adat dalam pengelolaan perikanan.

1) Strategi SO: Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan untuk menghasilkan peluang sebesar-besarnya;

2) Strategi ST: Strategi ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk untuk mengatasi ancaman;

3) Strategi WO: Strategi ini bertujuan untuk memanfatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan yang ada; dan

4) Strategi WT: Strategi yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 1 Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal Faktor eksternal

Kekuatan ………. Ancaman ………….. Kelemahan ……….. Peluang ..…………. Sumber: Rangkuti (2005)

Tahap kedua yaitu pembuatan matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS). Pembuatan matriks dilakukan sebagai berikut (Rangkuti 2005):

1) Pada kolom satu diisi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan matriks (matriks internal) serta peluang dan ancaman (matriks eksternal); 2) Beri bobot pada masing-masing faktor pada kolom 2, dimulai dari 0,0 (tidak

penting) hingga 1,0 (sangat penting);

3) Pada kolom ketiga diisi rating dari masing-masing faktor, dimulai dari 4 (pengaruhnya sangat besar) sampai 1 (pengaruhnya sangat kecil). Untuk ancaman dan kelemahan adalah sebaliknya. Apabila ancaman dan kelemahan sangat besar, maka diberi nilai 1 sedangkan apabila ancaman dan kelemahannya sangat kecil nilainya 4;

4) Pada kolom 4 diisi perkalian antara bobot dengan ranting; dan 5) Jumlah total skor yang didapat dari kolom 4.

Nilai total akan menunjukkan bagaimana reaksi suatu organisasi terhadap faktor internal dan eksternal dengan perhitungan dimulai dari 1- 4.

Kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

1) Pengambilan kebijakan yang akan diambil sangat sulit dilakukan karena faktor internal dan eksternal yang sangat tidak mendukung;

2) Pengambilan kebijakan sulit dilakukan karena masih banyak faktor yang belum mendukung dalam penentuan kebijakan;

3) Pengambilan kebijakan lebih mudah dilakukan karena banyaknya faktor pendukung dalam pengambilan kebijakan meskipun masih ada faktor yang kurang mendukung;

4) Pengambilan kebijakan sangat baik untuk dilakukan karena faktor internal dan eksternal sangat mesndukung dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan yang diambil.

Tabel 2 Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

1. Kekuatan (hal .. point 2 IFAS) (hal... pint 3 IFAS) (perkalian antara bobot dengan rating) ………… …………

2. Kelemahan

………….. …………..

Sumber: Rangkuti (2005)

Tabel 3 Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating

1. Peluang (contoh ; 0,2) (contoh: 3) (contoh: 0,2 X 3 = 0,6) ………… ………… 2. Ancaman ………….. ………….. Sumber: Rangkuti (2005)

Faktor-faktor yang dimasukkan dalam matriks IFE dan EFE yaitu, faktor yang memiliki jumlah nilai berkisar antara 1,0 yang terendah hingga 4,0 yang tertinggi dan 2,5 sebagai rata-rata. Total nilai terbobot yang jauh di bawah 2,5 merupakan ciri organisasi yang lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh di atas 2,5 menunjukkan posisi organisasi kuat secara internal. Tahap ketiga adalah analisis data yang dilakukan dengan pembuatan tabel strategi SWOT. Tahap ketiga adalah analisis data yang dilakukan dengan pembuatan tabel strategi SWOT (strengths weaknesses opportunities threat). Kriteria analisis SWOT menurut David (2003) yaitu 1,0 - 1,99 berada pada kriteria lemah, 2,0 - 2,99 berada pada kriteria sedang dan 3,0 - 4,0 berada pada kriteria tinggi.

Tabel 4 Tabel SWOT IFAS EFAS Strenghs (S) ………….. ………….. Weaknesses (W) ………. ………. Oportunities (O) ……… Strategi SO (Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang) Strategi WO (Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) ……… Strategi ST (Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman) Strategi WT (Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman) Sumber: Rangkuti (2005)

Strategi-strategi yang dihasilkan merupakan suatu langkah yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan terbaik yang dapat dilaksanakan. Matriks internal-eksternal (IE) didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE dan EFE yang diberi bobot. Sumbu X adalah total nilai IFE yang diberi bobot dan sumbu Y adalah total nilai EFE yang diberi bobot.

3.5.4 Analisis Matriks Perencanaan Strategis Kualitatif (QSPM)

Matriks Quantitative Strategic Planning Management (QSPM) digunakan untuk membuat perangkat strategi dengan memperoleh daftar prioritas yang ada. QSPM merupakan suatu alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal yang telah diketahui terlebih dahulu. Matriks QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dipaparkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor

keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM dan setiap jumlah strategi dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu. Namun, hanya strategi dari suatu rangkaian 30 tertentu yang dapat dinilai relatif terhadap satu sama lain. Pengembangan QSPM membuat kemungkinan kecil faktor-faktor kunci terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Meskipun dalam mengembangkan QSPM membutuhkan sejumlah keputusan subjektif, hal ini dapat membuat beberapa keputusan kecil sepanjang proses akan meningkatkan kemungkinan keputusan strategis akhir yang baik untuk organisasi (David 2003).

Langkah-langkah dalam membuat matriks QSPM adalah sebagai berikut :

1) Buatlah daftar peluang/ancaman eksternal kunci dan kekuatan/kelemahan internal kunci di kolom kiri QSPM;

2) Berilah bobot pada setiap faktor internal dan eksternal kunci;

3) Periksalah matriks-matriks pencocokan dan kenalilah strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan;

4) Tentukan nilai daya tarik (AS). Cakupan daya tarik adalah : 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = wajar menarik; 4 = sangat menarik;

5) Hitunglah nilai total daya tarik (WS). Total nilai daya trik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot dengan daya tarik di masing-masing baris; dan

6) Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik di masing-masing kolom strategi QSPM, jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi yang paling menarik (David 2003).