• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESIGN PRINCIPLES

5.2.2 Matriks IFES dan EFES

Berdasarkan faktor internal kita dapat mengetahui kondisi kelembagaan sasi

di Desa Keffing dan Desa Kway melalui internal factor evaluation (IFE). Matriks IFE menggambarkan secara kualitatif nilai dari kekutan dan kelemahan yang ada di kelembagaan sasi. Matriks IFE di Desa Keffing dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12 Matriks Internal Facktor Evaluation (IFE) di Desa Keffing Kode Faktor-faktor Internal Rating Bobot Nilai

(Rating x Bobot) Kekuatan (Strengh)

S1 Adanya kepala adat (Raja) 4 0,08 0,32 S2 Adanya kepala kewang

(kelembagaan sasi) 4 0,1 0,4

S3 Adanya peraturan dan sanksi 4 0,1 0,4 S4 Mempunyai batas wilayah 4 0,1 0,4 S5

Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat

3 0,07 0,21

S6 Struktur organisasi 3 0,07 0,21

S7 Adanya dukungan dari soa di

Desa Keffing 3 0,07 0,21

Kode Faktor-faktor Internal Rating Bobot Nilai (Rating x Bobot) Kelemahan (Weakness)

W1 Wilayah pengelolaan sasi

terbatas 2 0,08 0,16

W2 Aktifitas dalam kelembagaan

sasi tidak teratur 2 0,07 0,14

W3 Pengurus kelembagaan sasi

dipilih secara monoton 3 0,06 0,18 W4 Tidak mempunyai atribut

kelembagaan 3 0,06 0,18

W5

Waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan masyarakat/ pembeli

2 0,08 0,16

W6 Tidak mempunyai aturan

tertulis 3 0,06 0,18

Jumlah 1,00 1,00

Jumlah total 3,15

Menurut David (2003) kriteria analisis SWOT yaitu 1,0-1,99 berada pada kriteria lemah, 2,0-2,99 berada pada kriteria sedang dan 3,0-4,0 berada pada kriteria tinggi. Berdasarkan hasil analisis matriks faktor internal diperoleh nilai sebesar 3,15 nilai ini berada pada kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal kelembagaan sasi di Desa Keffing didominasi oleh kekuatan yang mendorong perkembangan kelembagaan sasi. Faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang telah diidentifikasi, ditabulasikan kedalam matriks eksternal factor evaluation (EFE). Matriks EFE menggambarakan secara kualitatif nilai dari peluang dan ancaman yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan sasi

dapat dilihat pada tabel 13 berikut:

Tabel 13 Matriks eksternal factor evaluation (EFE) kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Keffing

Kode Faktor-faktor Eksternal Rating Bobot Nilai (Rating x Bobot) Peluang (Opportunity)

O1 Mencegah konflik

dimasyarakat 4 0,1 0,4

O2 Mewujudakan keadilan dalam

pemanfaatan hasil laut 4 0,1 0,4 O3

Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di wilayah pesisir 3 0,1 0,3

Kode Faktor-faktor Eksternal Rating Bobot Nilai (Bobot x Rating) Ancaman (Threatment)

T1

Pengaruh budaya luar

terhadap masyarakat lokal 2 0,09 0,18 T2

Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi

2 0,09 0,18

T3

Adanya pelanggaran terhadap

aturan sasi 2 0,12 0,24

T4 Aktivitas penangkapan ikan yang tidak adil antara nelayan 3 0,12 0,36 T5

Demografi penduduk di wilayah pesisir akan mengancam eksistensi sasi

2 0,13 0,26

T6

Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir

2 0,15 0,3

Jumlah 1,00 1,52

Jumlah total 2,62

Analisis faktor eksternal kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Keffing menghasilkan nilai sebesar 2,62. Nilai ini berada pada kriteri sedang yang menunjukkan faktor peluang dan ancaman berada pada kondisi seimbang.

Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi alternatif kelembagaan

sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di DesaKeffing yaitu:

(1) Mengembangkan kelembagaan sasi dalam pengelolaan sumberdaya pesisir (2) Memberikan sanksi yang tegas kepada masyarakat yang melanggar aturan

kelembagaan sasi;

(3) Perlu dilakukan penguatan terhadap kelembagaan sasi

(4) Demografi penduduk di wilayah persisir diatur dengan Peraturan Daerah (PERDA);

(5) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia; dan

(6) Perlu adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang menguatkan (melegalkan) kearifan lokal.

Tabel 14 Matriks SWOT kelembagaan sasi di Desa Keffing Internal Ekstenal Kekuatan 1.Adanya kepala adat/raja (S1) 2.Adanya pemimpin kelembagaan sasi(S2) 3. Adanya peraturan dan

sanksi (S3) 4. Mempunyai batas

wilayah (S4)

5.Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat(S5) 6. Memiliki Struktur

organisasi (S6)

7. Adanya dukungan dari

Soa di Desa Keffing (S7) Kelemahan 1. Wilayah pengelolaan sasi terbatas (W1) 2. Aktivitas dalam kelembagaan sasi tidak teratur (W2) 3.Pengurus kelembagaan sasi dipilih secara monoton (W3) 4. Tidak mempunyai atribut kelembagaan (W4)

5. Waktu buka sasi

berdasarkan kebutuhan masyarakat /pembeli (W5) 6. Tidak mempunyai aturan tertulis (W6) Peluang 1. Mencegah konflik dimasyarakat (O1); 2. Mewujudkan keadilan dalam pemanfaatan hasil laut (O2); 3.Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir (O3). Strategi SO 1. Mengoptimalkan kekuatan (S1, S2) untuk menerapkan (S3) agar dapat mencapai (O1,O2, dan O3) 2. Menentukan (S4) agar

(O1) dan (O2) sehingga dapat (O3) 3. Diperlukan (S5) untuk

(O2) sehingga (O3) dan

4. Diperlukan (S7) untuk (O1) sehingga (O2,O3)

Strategi WO 1. Mengoptimalkan

(W2 dan W3) agar (O1) sehingga (O2) 2. Memperbaiki (W5) agar mencapai (O1, O2, dan O3 ) 3. Memperbaiki (W6)

agar (O1) sehingga (O2, dan O3)

Ancaman

1. Pengaruh budaya luar terhadap masyarakat lokal (T1) 2. Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi (T2) 3. Adanya Pelanggaran terhadap aturan sasi

(T3)

4. Aktivitas penangkapan ikan yang tidak adil antara nelayan (T4) 5. Demografi penduduk

di wilayah pesisir akan mengancam eksistensi sasi (T5) 6. Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir (T6) Strategi ST 1. Mengoptimalkan kekuatan (S1dan S2) untuk menerapkan (S3) agar mencegah (T3, T4 dan T6) 2. Menentukan (S4) untuk menghindari (T3, T4 dan T6) 3. Diperlukan (S5) untuk meningkatkan (T2) 4. Diperlukan (S7) untuk mencegah (T1, T4, T5 dan T6). Strategi WT 1. Mengoptimalkan (W1) untuk mencegah (T3, T4 dan T6); 2. Memperbaiki (W2, W3 dan W5) untuk mencegah ( T1, T3, T4, T5 dan T6) 3. Memperbaiki (W6) untuk mencegah (T3, T4 dan T6).

Matriks IFE (internal factor evaluation) menggambarkan secara kualitatif nilai dari kekutan dan kelemahan yang ada di kelembagaan sasi. Matriks EFE (eksternal factor evaluation) menggambarkan secara kualitatif nilai dari peluang dan ancaman yang ada di kelembagaan sasi. Matriks IFE di Desa Kway dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15 Matriks Internal Facktor Evaluation (IFE) di Desa Kway

Kode Faktor-faktor Internal Rating Bobot Nilai (Rating x Bobot) Kekuatan (Strengh)

S1 Adanya kapala kewang 4 0,1 0,4

S2 Adanya peraturan dan sanksi 4 0,1 0,36 S3 Mempunyai batas wilayah 4 0,1 0,36 S4 Adanya struktur organisasi 2 0,07 0,14 S5 Adanya dukungan dari

masyarakat 3 0,08 0,24

S6

Adanya pengakuan dari pemerintah pusat

danpemerintah daerah

2 0,07 0,14

Jumlah 1,72

Kode Faktor-faktor Internal Rating Bobot Nilai (Rating x Bobot) Kelemahan (Weakness)

W1 Wilayah sasi terbatas 2 0,09 0,18 W2

Aktifitas dalam kelembagaan

tidak teratur 2 0,08 0,16

W3

pengurus kelembagaan sasi

dipilih secara monoton 3 0,07 0,21 W4

Tidak mempunyai atribut

kelembagaan 2 0,08 0,16

W5

waktu buka sasi berdasarkan kebutuhan

masyarakat/pembeli

3 0,07 0,21

W6

Tidak mempunyai aturan

tertulis 2 0,09 0,18

Jumlah 1,00 1,1

Jumlah total 2,82

Berdasarkan hasil analisis matriks faktor internal diperoleh nilai sebesar 2,82 nilai ini berada pada kriteria sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor internal kekuatan dan kelemahan terhadap kelembagaan sasi di Desa Kway berada pada kondisi seimbang.

Tabel16 Matriks eksternal factor evaluation (EFE) kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Kway

Kode Faktor-faktor Eksternal Rating Bobot Nilai (Rating x Bobot) Peluang (Opportunity)

O1 Mencegah konflik di

masyarakat 4 0,1 0,4

O2 Mewujudkan keadilan dalam

pemanfaatan hasil laut 4 0,1 0,4 O3 Meningkat kesejahteraan

masyarakat 3 0,09 0,27

Jumlah 1,07

Kode Faktor-faktor Eksternal Rating Bobot Nilai (Rating x Bobot) Ancaman (Threatment)

T1

Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kearifan lokal

3 0,07 0,21

T2 Adanya pelanggaran terhadap

aturan kelembagaan sasi 1 0,14 0,14

T3

Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak

lingkungan pesisir

1 0,17 0,17

T4 Demografi penduduk akan

mengancam eksistensi sasi 1 0,18 0,18

T5 Aktifitas penangkapan ikan

yang tidak adil antara nelayan 1 0,15 0,15

Jumlah 1,00 0,85

Jumlah total 1,92

Analisis faktor eksternal kelembagaan sasi dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Kway menghasilkan nilai sebesar 1,92. Nilai ini berada pada kriteria lemah yang menunjukkan ancaman terhadap kelembagaan sasi di Desa Kway lebih besar dari pada peluang. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan kelembagaan sasi di Desa Kway sangat sulit untuk dilakukan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi alternatif kelembagaan sasi

dalam pengelolaan perikanan tangkap di Desa Kway yaitu: (1) Perlu dilakukan penguatan terhadap kelembagaan sasi;

(3) Perlu adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang menguatkan (melegalkan) kearifan lokal;

(4) Demografi penduduk di wilayah pesisir harus diatur dengan (PERDA); (5) Memperbaiki kualitas sumberdaya manusia di Desa Kway; dan

(6) Menerapkan aturan sanksi yang tegas kepada masyarakat yang melanggar. Tabel 17 Matriks SWOT kelembagaan sasidi Desa Kway

Internal

Ekstenal

Kekuatan

1.Adanya pemimpin kelembagaan sasi(S1) 2.Adanya peraturan dan

sanksi (S2) 3. Mempunyai batas

wilayah (S3)

4.Adanya pengakuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat(S4) 5. Memiliki Struktur

organisasi (S5)

6. Adanya dukungan dari masyarakat (S6)

Kelemahan

1. Wilayah pengelolaan

sasi terbatas (W1) 2.Aktivitas dalam

kelembagaan sasi tidak teratur (W2)

3.Pengurus kelembagaan

sasi dipilih secara monoton (W3) 4.Tidak mempunyai

atribut kelembagaan (W4)

5.Waktu buka sasi

berdasarkan kebutuhan masyarakat /pembeli (W5) 6.Tidak mempunyai aturan tertulis (W6) Peluang 1. Mencegah konflik dimasyarakat (O1); 2. Mewujudkan keadilan dalampemanfaatan hasil laut (O2); 3.Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir (O3). Strategi SO 1. Mengoptimalkan kekuatan (S1) untuk menerapkan (S2) agar dapat mencapai (O1,O2, dan O3) 2. Menentukan (S3) agar

(O1) dan (O2) sehingga dapat (O3) 3. Diperlukan (S4, S6)

untuk menerapkan (S2) sehingga (O1,O2 dan O3)

Strategi WO

1. Mengoptimalkan (W2 dan W3) agar (O1) sehingga (O2) 2. Memperbaiki (W5)

agar mencapai (O1, O2, dan O3 )

3. Memperbaiki (W6) agar (O1) sehingga (O2, dan O3)

Ancaman 1. Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan sasi (T1) 2. Adanya Pelanggaran terhadap aturan sasi (T2) 3. Aktivitas penangkapan ikan yang tidak adil antara nelayan (T3) 4. Demografi penduduk di wilayah pesisir akan mengancam eksistensi sasi (T4) 5. Adanya kegiatan penangkapan ikan yang merusak lingkungan pesisir (T5) Strategi ST 1. Mengoptimalkan kekuatan (S1) untuk menerapkan (S2) agar mencegah (T2, T3 dan T5) 2. Menentukan (S3) untuk menghindari (T2, T3 dan T5) 3. Diperlukan (S5) untuk meningkatkan (T2) 4. Diperlukan (S4, S6) untuk mencegah (T2, T3, T4 dan T5). Strategi WT 1. Mengoptimalkan (W1) untuk mencegah (T2, T3 dan T5); 2. Memperbaiki (W2, W3 dan W6) untuk mencegah ( T1, T2, T3, T4 dan T5) 3. Memperbaiki (W2,W6) untuk mencegah (T2, T3 dan T5).