• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Dalam dokumen HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI DAN LATAR BELAK (Halaman 138-147)

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data-data dari masing-masing variabel penelitian yaitu variabel bebas (X) dan varibel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pola komunikasi orangtua (X1) dan latar

belakang pendidikan orangtua (X2), sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil

belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil analisis deskriptif dari masing-masing variabel sebagai berikut. 4.1.2.1Analisis Deskriptif Pola Komunikasi Orangtua

Data penelitian tentang pola komunikasi orangtua berasal dari skor jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertuang dalam angket pola komunikasi orangtua. Variabel pola komunikasi orangtua ter- diri dari 5 indikator antara lain (1) keterbukaan berkomunikasi; (2) sikap empati; (3) perilaku suportif; (4) sikap postitif; dan (5) kesetaraan pengalaman.

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang memiliki kecenderungan kategori baik dengan persentase 66,7%, seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pola Komunikasi Orangtua Siswa Kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Sumber : Data penelitian yang diolah, 2018.

Interval Kriteria Frekuensi Persentase

261 – 320 Sangat baik 32 30,5%

201 – 260 Baik 70 66,7%

141 – 200 Cukup 3 2,8%

80 – 140 Kurang 0 0%

124

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pola komunikasi orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang me- miliki kecenderungan skor angket dalam kategori baik yaitu dengan persentase 66,7%, dapat diartikan bahwa pola komunikasi orangtua siswa baik, ada manfaat seiring baiknya komunikasi antara siswa dengan orangtua. Data hasil penelitian pola komunikasi orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang disajikan dalam bentuk diagram frekuensi pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Variabel Pola Komunikasi Siswa Kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Secara lebih rinci gambaran tentang pola komunikasi orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang hasil analisis deskriptif dari masing-masing indikator sebagai berikut.

1. Keterbukaan Berkomunikasi

Keterbukaan berkomunikasi merupakan bagian dari pola komunikasi orangtua, semakin banyak waktu yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi maka semakin baik pula pesan dapat tersampaikan dengan baik antara penyampai pesan dan penerima pesan. Agar memiliki pola komunikasi yang baik maka

0 20 40 60 80 Sangat Baik 261-320 Baik 201-260 Cukup 141-200 Kurang 81-140

Kategori Hasil Angket Pola Komunikasi

Orangtua dan Siswa Kelas V

Sangat Baik 261-320 Baik 201-260 Cukup 141-200 Kurang 81-140

125

orangtua perlu mengusahakan untuk berkomunikasi dengan anak setiap harinya secara efisien dan efektif, salah satunya memerlukan adanya keterbukaan atau ke- jujuran satu sama lain. Berikut merupakan interpretasi skor indikator pertama dari pola komunikasi.

Tabel 4.2 Interpretasi Skor Keterbukaan Berkomunikasi Interval Kriteria Frekuensi Persentase

X < 67 Kurang 23 21,9%

67 ≤ X < 83 Cukup 65 61,9%

83 ≤ X Baik 17 16,2%

Jumlah 105 100%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2018.

Tabel 4.2 terdapat 17 siswa (16,2%) berada pada kategori baik, 65 siswa (61,9%) berada pada kategori cukup, dan 23 siswa (21,9%) berada pada kategori kurang. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan data pada indikator keterbuka- an berkomunikasi berada pada kategori cukup.

2. Sikap Empati

Sikap empati dari pola komunikasi orangtua yang berfungsi untuk me- numbuhkan motivasi anak. Berikut merupakan interpretasi skor dari indikator kedua dari pola komunikasi orangtua.

Tabel 4.3 Interpretasi Skor Sikap Empati

Interval Kriteria Frekuensi Persentase

X < 46 Kurang 22 21%

46 ≤ X < 59 Cukup 72 68,6%

59 ≤ X Baik 11 10,4%

Jumlah 105 100%

126

Tabel 4.3 terdapat 11 siswa (10,4%) berada pada kategori baik, 72 siswa (68,6%) berada pada kategori cukup, dan 22 siswa (21%) berada pada kategori kurang. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan data indikator sikap empati berada pada kategori cukup, artinya kepedulian siswa terhadap orangtua begitu pula sebaliknya sudah cukup baik sehingga mampu meningkatkan pola komunikasi orangtua pada siswa.

3. Perilaku Suportif

Perilaku suportif merupakan bagian dari pola komunikasi orangtua, dengan saling mendukung kegiatan positif, diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri dari semua yang terlibat dalam komunikasi dan timbul saling percaya. Berikut merupakan interpretasi skor dari indikator ketiga dari pola komunikasi orangtua.

Tabel 4.4 Interpretasi Skor Perilaku Suportif

Interval Kriteria Frekuensi Persentase

X < 37 Kurang 19 18,1%

37 ≤ X < 47 Cukup 76 72,4%

47 ≤ X Baik 10 9,5%

Jumlah 105 100%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2018.

Tabel 4.4 terdapat 10 siswa (9,5%) berada pada kategori baik, 76 siswa (72,4%) berada pada kategori cukup, dan 19 siswa (18,1%) berada pada kategori kurang. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan data indikator perilaku suportif berada pada kategori cukup artinya ada dukungan yang cukup baik yang didapat anak ketika berkomunikasi dengan orangtua begitu pula sebaliknya.

127

4. Sikap Positif

Sikap positif merupakan bagian dari pola komunikasi orangtua, pihak yang berkomunikasi harus memiliki perasaan dan pikiran positif agar terjalin suatu kerjasama maka seseorang yang berkomunikasi akan memahami pesan yang di- sampaikan dengan memberikan penjelasan secukupnya sesuai dengan karakter pihak yang berkomunikasi. Berikut merupakan interpretasi skor dari indikator ke- empat dari pola komunikasi orangtua.

Tabel 4.5 Interpretasi Skor Sikap Positif

Interval Kriteria Frekuensi Persentase

X < 37 Kurang 23 21,9%

37 ≤ X < 47 Cukup 71 67,6%

47 ≤ X Baik 11 10,5%

Jumlah 105 100%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2018.

Tabel 4.5 terdapat 11 siswa (10,5%) berada pada kategori baik, 71 siswa (67,6%) berada pada kategori cukup, dan 23 siswa (21,9%) berada pada kategori kurang. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan data indikator sikap positif berada pada kategori cukup artinya sikap positif siswa sudah cukup baik ketika berkomunikasi dengan orangtua, begitu juga sebaliknya.

5. Kesetaraan Pengalaman

Kesetaraan pengalaman merupakan bagian dari pola komunikasi orangtua, dengan kesetaraan pengalaman maka yang terlibat dalam komunikasi akan merasa saling memerlukan untuk menciptakan suasana komunikasi yang akrab dan nyaman. Berikut merupakan interpretasi skor dari indikator kelima dari pola komunikasi orangtua.

128

Tabel 4.6 Interpretasi Skor Kesetaraan Pengalaman Interval Kriteria Frekuensi Persentase

X < 37 Kurang 21 20%

37 ≤ X < 47 Cukup 74 70,5%

47 ≤ X Baik 10 9,5%

Jumlah 105 100%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2018.

Tabel 4.6 terdapat 10 siswa (9,5%) berada pada kategori baik, 74 siswa (70,5%) berada pada kategori cukup, dan 21 siswa (20%) berada pada kategori kurang. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan data indikator kesetaraan pengalaman berada pada kategori cukup artinya kesetaraan pengalaman siswa sudah cukup baik ketika berkomunikasi dengan orangtua, begitu juga sebaliknya. Jenis pola komunikasi yang banyak digunakan yaitu pola komunikasi model interaksional yang menganggap bahwa interaksi yang terjadi, berlangsung timbal balik secara aktif dan efektif melalui penyampaian pesan antar anggota komunikasi. Pola komunikasi yang berbeda berdampak pada kualitas hasil belajar yang berbeda. Pola komunikasi stimulus respon dan pola ABX berdampak pada komunikasi siswa yang pasif, sehingga komunikasi hanya berasal dari orangtua. 4.1.2.2Analisis Deskriptif Latar Belakang Pendidikan Orangtua

Latar belakang pendidikan orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang diperoleh dari hasil angket dan dokumentasi jenjang pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh orangtua dewasa yang mendampingi selama belajar yang berstatus sebagai wali siswa di kelas V SD Gugus Moh Syafei Kabupaten Semarang yang terdiri dari tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Dasar (SD)/sederajat, lulusan Sekolah Menengah

129

Pertama (SMP)/sederajat, lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat, dan lulusan Perguruan Tinggi (PT). Berikut merupakan data perolehan hasil dokumentasi latar belakang pendidikan orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dikategorikan menjadi 4 kategori, sebagai berikut.

Tabel 4.7 Interpretasi Skor Latar Belakang Pendidikan Orangtua Siswa Kelas V SD Gugus Moh Syafei Pringapus Kabupaten Semarang

Interval Kategori Frekuensi Prosentase

4 Sangat Baik 5 4,8%

3 Baik 42 40%

2 Cukup 35 33,3%

1 Rendah 23 21,9%

Jumlah 105 100%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2018.

Tabel 4.7 terdapat 4 kategori yang digunakan untuk menginterpretasikan hasil latar belakang pendidikan orangtua siswa kelas V, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan rendah, yang mana keempat kriteria tersebut memiliki kelas interval masing-masing. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dokumentasi latar belakang pendidikan orangtua siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yaitu, 5 orangtua siswa (4,8%) dengan kategori sangat baik, 42 orangtua siswa (40%) dengan kategori baik, 35 orangtua siswa (33,3%) dengan kategori cukup, dan 23 orangtua siswa (21,9%) dengan kategori rendah. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan rekapitulasi hasil latar belakang pendidikan orangtua siswa berada pada kategori baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut.

130

Gambar 4.2 Frekuensi Variabel Latar Belakang Pendidikan Orangtua Siswa Kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. 4.1.2.3Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar IPS

Data penelitian tes hasil belajar muatan IPS, KD 2.2 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dan KD 2.3 Menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan kognitif C1, C2, dan C3. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Kategori Hasil Tes Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

Interval Kategori Frekuensi Persentase

>89 Sangat Baik 11 10,5% 75-88 Baik 35 33,3% 65-76 Cukup 23 21,9% 53-64 Kurang 21 20% <52 Sangat Kurang 15 14,3% Jumlah 105 100%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2018.

0 10 20 30 40 50 Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Rendah 1

Kategori Hasil Dokumentasi Latar

Belakang Pendidikan Orangtua Siswa

Kelas V

Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Rendah 1

131

Tabel 4.8 menunjukkan tes hasil belajar IPS dalam kategori sangat baik terdapat 11 siswa (>89), kategori baik terdapat 35 siswa (75-88), kategori cukup terdapat 23 siswa (65-76), kategori kurang terdapat 21 siswa (53-64), dan kategori sangat kurang terdapat 15 siswa (<52). Kecenderungan data hasil belajar IPS berada pada kategori baik artinya hasil belajar IPS siswa sudah cukup baik pada KD 2.2 Menghargai jasa dan peran tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dan KD 2.3 Menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan, pada ranah kognitif C1, C2, dan C3. Data tes hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Moh Syafei dapat dilihat dalam bentuk diagram frekuensi pada gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Gambar 4.3 menunjukkan tes hasil belajar siswa pada muatan IPS kelas V SD Gugus Moh Syafei Kecamatan Pringapus yang tergolong variatif. Tes hasil belajar IPS yang termasuk kategori sangat baik terdapat 11 siswa dengan

0 5 10 15 20 25 30 35

Hasil Belajar IPS

Sangat Baik >89 Baik 75-88 Cukup 65-76 Kurang 53-64 Sangat Kurang <52

132

perolehan nilai antara >89, kategori baik terdapat 35 siswa dengan perolehan nilai 75-88, kategori cukup terdapat 23 siswa dengan perolehan nilai 65-76, kategori kurang terdapat 21 siswa dengan perolehan nilai 53-64, dan kategori sangat kurang terdapat 15 siswa dengan perolehan nilai <52.

4.1.3 Uji Prasyarat Analisis

Dalam dokumen HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI DAN LATAR BELAK (Halaman 138-147)