• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Willingness to Accept ( WTA) dengan metode Regresi Logit

BAB I. PENDAHULUAN A Latar Belakang

/PT tidak/belum

V. HASILDAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Usaha Tani Kentang

5.6. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Willingness to Accept ( WTA) dengan metode Regresi Logit

Untuk mengetahui peubah-peubah yang mempengaruhi terhadap kesediaan menerima (WTA) skenario konservasi yang ditawarkan serta apakah secara statistik nilai WTA tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak,

maka dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA responden dengan teknik Logistic Regression. Variabel dependen yang digunakan serta hipotesis hubungannya dengan WTA responden dijelaskan dalam Tabel 20 berikut:

Tabel 20. Tabel Dugaan Variabel yang mempengaruhi WTA Responden

No Variabel Penjelasan Dugaan Hubungan

1 Nilai WTA Besaran nilai WTA yang diajukan untuk melakukan konservasi

Semakin besar, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

2 Usia Usia responden pada saat diwawancara

Semakin tua, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

3 Pendidikan Jumlah tahun responden mengeyam pendidikan formal

Semakin tinggi, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

4 Jumlah Tanggungan Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan responden

Semakin besar, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

5 Luas area Luas areal lahan pertanian kentang yang dimiliki

Semakin luas lahan,

kecenderungan menerima WTA semakin besar

6 Lama Memiliki Lahan Jangka waktu memiliki lahan

Semakin lama, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

7 Pendapatan Rumah Tangga

Total pendapatan rumah tangga respoden selama satu tahun

Semakin besar, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

8 Jumlah Kepemilikan

Lahan Total jumlah petak lahan yang dimiliki

Semakin banyak, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

9 Kemiringan Lahan

Kondisi kemiringan lahan berdasarkan pengamatan responden;(1) datar,(2) miring, (3) curam

Semakin miring, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

10

Persepsi respoden mengenai pendapatan dari kentang

Persepsi bahwa usaha tani kentang menghasilkan (1) keuntungan, (2)kerugian atau (3)sama saja

Responden yang menjawab pendapatan kentang membuat rugi, kecenderungan menerima WTA akan semakin besar

11 Time Preferrence

Tingkat diskonto responden yang diukur dengan kritera: (1) rendah (2)sedang, (3)tinggi (4) sangat tinggi

Semakin tinggi, kecenderungan menerima WTA akan semakin kecil

Sedangkan hasil pengolahan data untuk model diatas disajikan pada Tabel 21 berikut:

Tabel 21. Hasil Nilai Koefisien pada Peubah Kesediaan Masyarakat untuk Menerima Pembayaran atas Jasa Lingkungan dengan Regresi Logit (Logistic Regression)

Peubah Koefisien Std Err t P>|t| [95% Conf. Interval] Pembayaran (Rp) .0002585 .0001126 2.30 0.022** .0000379 .0004791 Usia (USIA) -.0159152 .026321 -0.60 0.545 -.0675033 .035673 Pendidikan (PDDK) -.1302222 .1280966 -1.02 0.309 -.3812869 .1208425

Jumlah Tanggungan

(TANG) .0227114 .2203571 0.10 0.918 -.4091807 .4546034 Lama Memiliki

(LMLK) -.0094735 .0231384 -0.41 0.682 -.0548239 .0358769 Pendapatan (PDPT) -1.17e-08 1.49e-08 -0.78 0.433 -4.08e-08 1.75e-08 Luas Lahan (AREA) -.9634299 1.633429 -0.59 0.555 -4.164893 2.238033 Jumlah Plot (JMPL) -.3585383 .3239138 -1.11 0.268 -.9933977 .276321 Kemiringan Lahan (SLOP)_2 .5401554 .5061928 1.07 0.286 -.4519642 1.532275 Pendapatan Kentang (PKTG)_2 .449642 .5429313 0.83 0.408 -.6144838 1.513768 Pendapatan Kentang (PKTG)_3 1.652398 .8747175 1.89 0.059* -.0620171 3.366812 Time Preferrence (TIME)_2 -1.647929 1.096595 -1.50 0.133 -3.797215 .5013564 Time Preferrence (TIME)_3 -1.04055 .8875156 -1.17 0.241 -2.780048 .6989488 Time Preferrence (TIME)_4 -.9192055 .7985244 -1.15 0.250 -2.484285 .6458735 Konstanta 1.294394 1.705635 0.76 0.448 -2.04859 4.637378

Log likelihood: 60.483892 ** Nyata (p<0.05) * Nyata (p<0,1) LR chi2 (14): 17.62

Prob > chi2: 0.2246  P Value as a whole Pseudo R2: 0.1272

Berdasarkan hasil analisis dengan variable-variabel sosial ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi responden untuk menerima pembayaran sebagaimana yang disajikan pada Tabel 21 di atas, menunjukkan bahwa berdasarkan nilai multiple R (r) dapat dilihat bahwa hubungan antar variabel input-input yang digunakan tersebut dengan output yang dihasilkan memiliki hubungan yang kurang erat. Berdasarkan nilai R square (R2) dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan adalah sebesar 12.72 % yang mana berarti bahwa model regresi tersebut hanya bisa menjelaskan sebesar 12.72% dari nilai WTA konservasi yang ditawarkan, sedangkan sisanya sebesar 87,28 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Hasil uji t (t-test) terhadap peubah-peubah tersebut terdapat dua peubah yang berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden, yaitu besaran Nilai WTA (X1) yang berbeda pada taraf nyata 95%, dan Persepsi pendapatan dari kentang (X10) yang berbeda pada taraf nyata 90%. Variabel nilai WTA memiliki nilai Sig sebesar 0,022 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang

persen. Sedangkan nilai koefisien bertanda positif (+) pada variabel tersebut berarti bahwa semakin tinggi nilai tawaran yang diberikan maka semakin besar pula kecenderungan peluang responden untuk bersedia menerima pembayaran jasa lingkungan. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai imbal jasa lingkungan yang ditawarkan kepada petani, maka semakin besar pula peluang para petani tersebut untuk menerima nilai yang ditawarkan.

Variabel X10 merupakan variabel dummy yang menyatakan persepsi responden mengenai pendapatan dari pertanian kentang. Variabel X10 memiliki nilai Sig sebesar 0,059 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap peluang responden bersedia menerima pembayaran untuk melakukan teknik konservasi pada taraf (α) 10 persen. Sedangkan nilai koefisien bertanda positif (+) memiliki arti bahwa responden yang berpendapat bahwa pendapatan dari menanam kentang tidak memberikan keuntungan maupun kerugian secara ekonomi (sama saja) memiliki peluang bersedia membayar lebih besar 1.556224 kali dibandingkan dengan responden yang berpendapat bahwa menanam kentang malah memberikan kerugian secara ekonomi bagi mereka.

Variabel penjelas lainnya yang diduga memiliki pengaruh terhadap kesediaan melakukan konservasi pada pertanian kentang seperti variabel Usia, Pendidikan, Jumlah tanggungan, Pendapatan, Lama memiliki lahan, Luas Lahan, Jumlah Plot, Kemiringan dan Time Preferrence memiliki nilai Sig yang lebih besar dari taraf kepercayaan (α) 20 persen, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel respon tersebut tidak berpengaruh nyata.

Dari nilai koeefisien yang dihasilkan, terdapat beberapa variable lainnya yang sesuai dengan hipotesis yang dibuat, diantaranya adalah Jumlah Tanggungan, Kemiringan Lahan serta Time Preferrence. Semakin besar jumlah tanggungan, semakin miring lahan yang dimiliki dan semakin rendah tingkat diskonto maka kecenderungan petani untuk menerima WTA juga akan semakin besar. Hanya saja karena variable-variabel tersebut memiliki nilai signifikansi yang besar (> 10%), hubungan tersebut menjadi tidak nyata. Berdasarkan model di atas, dapat dihitung nilai rata-rata WTA responden untuk melakukan teknik konservasi di lahan pertanian kentang. Nilai tersebut didapat dengan membagi nilai alpha (α) dan beta (β) seperti perhitungan dibawah:

WTA = α/ β

= 1.294394/ 0.0002585

= 5.007.326,- Rp. 5.000.000

Berdasarkan hasil perhitungan nilai WTA dengan menggunakan model regresi logistik dapat dilihat bahwa rata-rata besaran nilai WTA responden adalah sebesar Rp. 5.000.000/ha/panen. Nilai ini mendekati nilai opportunity cost yaitu sebesar Rp. 5.905.021/ha/panen. Walaupun banyak kritik terhadap penggunaan metode CVM dalam menduga nilai WTA, akan tetapi hasil perhitungan WTA pada penelitian ini tidak terlalu jauh dari nilai opportunity cost yang diperoleh melalui analisis usaha tani. Kelemahan penggunaan CVM ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya.