• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pembayaran Jasa Multifungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) Nilai finansial jasa multifungsi DAS dapat dipahami dan dimanfaatkan

BAB I. PENDAHULUAN A Latar Belakang

E. Kerangka Pemikiran Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

2.5. Mekanisme Pembayaran Jasa Multifungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) Nilai finansial jasa multifungsi DAS dapat dipahami dan dimanfaatkan

untuk mendorong pengelolaan DAS yang lebih bijak dan menghambat praktek pengelolaan DAS yang merusak. Sistem pasar dan kebijakan pembangunan yang mengabaikan multifungsi DAS dan menganggap jasa yang dihasilkan sebagai eksternalitas telah menyebabkan semakin rendahnya insentif pengelolaan DAS. Nilai atau manfaat multifungsi DAS memiliki ciri seperti public goods, yakni dapat dinikmati oleh setiap orang tanpa harus membayar. Keadaan ini membuat pengambil manfaat dari multifungsi tersebut kurang menyadari dan tidak memberikan perhatian yang sepatutnya pada penjaga dan pengelola penyedia jasa multifungsi tersebut.

Tabel 2. Potensi Keuntungan dan Kerugian dalam Penerapan Mekanisme Pembayaran Jasa Multifungsi Daerah Aliran Sungai (Cahyono dan Purwanto, 2006)

Potensi Keuntungan Potensi Kerugian

- Meningkatkan dan menjaga kualitas air - Pengalokasian suplai air lebih efisien - Pengadaan kembali aliran air alami - Mengurangi biaya sekunder yang muncul

karena penyaringan endapan/sedimen

- Kompleksitas permasalahan manajemen DAS menyebabkan kesulitan (atau bahkan tidak mungkin) dalam memperoleh informasi lengkap mengenai sebab

- Mengurangi biaya kesehatan tambahan - Memberikan layanan yang diperlukan pengguna atau industri dengan lebih efisien dan murah dibandingkan dengan pendekatan kebijakan atau pengawasan

- Berpotensi sebagai sumber pendapatan dalam jangka waktu yang lama untuk melindungi kawasan termasuk ekosistem kritis.

- Mendorong makin diakuinya nilai ekonomis dan ekologis DAS

- Keuntungan sekaligus biaya jasa DAS dapat tersebar dengan lebih merata

- Mengurangi jurang perbedaan urban-rural dan meningkatkan pemerataan

- Memberikan kesempatan untuk pengembangan mekanisme pengaturan yang partisipatif dan kooperatif yang berdampak positif yang bersifat sosial lebih luas

- Memperbaiki regulasi atau struktur hukum perlindungan air dan DAS Komunikasi yang lebih baik di antara para pemangku kepentingan - Penyedia jasa lingkungan memperoleh

kompensasi. Ini berarti meningkatkan

pendapatan masyarakat miskin pedesaan – jika hak mereka diakui dan kepastian kepemilikan lahan meningkat

- Peningkatan kapasitas masyarakat pedesaan melalui pengembangan keterampilan dalam praktik pemanfaatan lahan, manajemen, dan kesempatan baru yang muncul

- Peningkatan representasi politik masyarakat miskin

- Peningkatan pemahaman secara ilmiah - Perlindungan warisan budaya/leluhur -

Peningkatan kesempatan rekreasi - Peningkatan penyediaan jasa DAS - Potensi pasar yang sangat besar untuk jasa

hidrologi

akibat dan pengukuran dampak

- Pengembangan pasar dan

kelembagaan merupakan proses yang lambat, berulang serta memerlukan waktu

- Tingginya biaya transaksi yang dikaitkan dengan pengembangan pasar yang mungkin berupa: (a) perencanaan dan negosiasi, (b) pemantauan dan penerapan

- Kesepakatan dan kerjasama diantara pemangku kepentingan multipihak (multiple stakeholder agreements and collaboration) untuk mengatasi masalah free-riding

- Pengumpulan informasi ilmiah dan informasi lainnya untuk mendukung pembuatan keputusan

- Penjelasan kepada para pemangku kepentingan dan membuat mereka mnyadari kemungkinan

ketidakpastian yang muncul sehingga harapan yang tidak realistik dapat dihindarkan

- Kejelasan hak atas lahan

- Memperkuat kerangka hukum dan perundangan

- Pengembangan lembaga perantara

- Pemecahan permasalahan akses pasar dapat berupa (a) rendahnya

pendidikan, (b) isolasi geografis, (c) kurangnya hak atas lahan, (d) kekuatan tawar yang tidak merata

- Biaya penerapan langkah perlindungan

- Ketidakadilan mungkin akan timbul – ketidakadilan yang ada semakin tajam jika tidak ditangani secara

intensif

- Hilangnya biaya peluang terhadap pemanfaatan lahan tertentu. Daya beli pemakai air mungkin rendah

- Potensi kehilangan hak guna informasi akibat meningkatnya kompetisi dan pemberlakuan berbagai pembatasan

- Peliknya prosedur valuasi ekonomi jasa lingkungan

Tidak seperti insentif finanisal yang tergantung pada subsidi pemerintah, imbal jasa ini mensyaratkan pemanfaat jasa multifungsi DAS membayar jasa yang diterimanya kepada penyedia jasa tersebut. Selain itu harus disepakati jasa apa saja yang akan dibayarkan oleh penerima jasa kepada penyedia jasa. Penyedia jasa pun harus dapat memastikan bahwa jasa multifungsi DAS tersebut merupakan hasil pengelolaannya dan ketersediaannya tergantung pada keputusan yang diambil oleh penyedia jasa. Namun, banyaknya stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan DAS dapat menyebabkan situasi yang kompleks, rumit dan membutuhkan biaya transaksi yang tinggi.

Menurut Cahyono dan Purwanto (2006), mekanisme imbal jasa multifungsi DAS dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk yaitu:

a. Kesepakatan yang diatur sendiri

Kesepakatan diatur sendiri antara penyedia jasa dengan penerima jasa, biasanya bersifat tertutup, cakupannya sempit, negosiasi terjadi secara tatap muka, perjanjian cenderung sederhana, dan campur tangan yang rendah dari pemerintah. Misalnya, skema ekolabel, sertifikasi, pembelian hak pengembangan lahan dimana jasa itu berada, pembayaran langsung antara pemanfaat jasa DAS yang berada di luar lokasi dengan pemilik lahan yang bertanggungjawab atas ketersediaan jasa multifungsi DAS.

b. Skema pembayaran publik

Pendekatan ini sering digunakan bila pemerintah bermaksud menyediakan landasan kelembagaan untuk suatu program dan sekaligus menanamkan investasinya. Pemerintah dapat memperoleh dana melalui beberapa jenis

iuran dan pajak. Contohnya, kebijakan penetapan harga air, persetujuan penggunaan pajak air untuk melindungi DAS, menciptakan mekanisme pengawasan, pemantauan dan pelaksanaan regulasi yang bersifat melindungi penyedia jasa dan menerapkan denda bagi pelanggarnya.

c. Skema pasar terbuka

Skema ini jarang diterapkan dan cenderung dapat diterapkan di negara yang sudah maju. Pemerintah dapat mendefinisikan barang atau jasa apa saja dari multifungi DAS yang dapat diperjual belikan. Selanjutnya dibuat regulasi yang dapat menimbulkan permintaan. Perlu sebuah kerangka regulasi yang kuat dan penegakan hukum, transparansi, penghitungan secara ilmiah yang akurat dan sistem verifikasi yang terjamin.

Selain mekanisme yang dipergunakan dalam imbal jasa multifungsi DAS, tipe imbalan berkaitan dengan jasa lingkungan akan menentukan implementasi lapangan. Gouyon (2004) membagi imbalan berkaitan dengan jasa lingkungan dalam 3 kategori yaitu:

1. Imbalan berupa pembiayaan langsung, seperti pemberian subsidi atas pertukaran suatu perubahan tata guna lahan.

2. Imbalan non finansial, misalnya penyediaan infrastruktur, pelatihan, manfaat atau jasa-jasa lainnya bagi pihak yang menyediakan jasa lingkungan.

3. Akses ke sumberdaya atau pasar, seperti pemilikan lahan, atau akses pasar yang lebih baik dengan sertifikasi jasa lingkungan atau dengan skema alokasi kontrak publik